(Aku menunda untuk mengirimkan catatan ini hingga tiga hari sejak ini ditulis, supaya perasaanku sudah lebih lega ketika mem-post ini)
Molly, seekor kucing betina dewasa tiba-tiba aja Dateng ke rumahku. Rumah itu emang sering kedatangan kucing baru. Saat dia baru pertama datang pada bulan Maret lalu, Kenéng-kenéng masih sempat berjumpa dengannya. Kira-kira sebulan kemudian, pas bulan puasa, dia hamil.
Mendekati lebaran idul Fitri, Molly melahirkan empat ekor anak kucing : dua oren dan dua item. Masing-masing warna ada satu jantan dan satu betinanya. Mereka tidak langsung dinamai. Barulah mereka bernama sekitar satu bulan ke belakang.
Pada awalnya, Mischa, bersama ketiga anak kucing lainnya dari kucing kami yang bernama Molly, adalah anak-anak kucing yang aktif. Mereka banyak berlari ke sana kemari. Mischa dan Milo adalah kucing berbulu abu-abu kehitaman, yang pertama adalah betina dan yang terakhir adalah jantan. Dua anak kucing lainnya berbulu oyen, yang jantan diberi nama Lio sedangkan yang betina telah lama hilang sebelum kami beri nama.
Untuk membedakan Mischa dengan Milo, versi jantannya, adalah warna oranye gelap samar pada bagian tengkuk dan punggungnya mendekati pangkal ekornya. Ekor Mischa lebih panjang lurus, sedangkan Milo memiliki semacam "kait" di ujung ekornya. Dari keempat anaknya Molly, Mischa yang memiliki warna bulu paling mirip dengan ibunya. Sayangnya, sang ibu pergi meninggalkan ketiga anaknya yang tersisa di rumahku.
Hingga pada suatu hari di akhir bulan Juli lalu, Mischa mendadak banyak tertidur. Bahkan, ketika dipegang oleh adikku yang terbesar Irsyad, sikapnya Mischa mendadak galak. Rupanya terdapat benjolan aneh pada lehernya. Keesokan harinya, benjolan itu pecah dan mengeluarkan nanah.
Kami (aku dan adik-adikku) baru memberi nama untuk tiga anaknya Molly ketika Mischa akan dibawa ke dokter hewan. Untuk pemeriksaan, hewan yang akan dibawa harus diberi nama. Terpilihlah nama Mischa untuk si betina hitam yang sakit. Setelah kucing hitam betina itu dinamai, dua saudaranya yang jantan juga harus bernama.
Abses Mischa setelah pecah
Bagian yang dilingkari adalah abses di leher Mischa, menurut dokter hewan yang memeriksanya, benjolan berisi nanah itu terbentuk akibat infeksi dari garukan. |
Ya, seperti yang kuceritakan sebelum-sebelumnya, perilaku Mischa berubah total setelah hadirnya abses itu. Setelah pecah, dia masih sering berjalan bersama kedua saudaranya, tetapi jelas dia paling pasif di antara ketiga anaknya Molly yang tersisa. Badannya semakin kurus, nafsu makannya semakin menghilang. Dengan luka yang berpindah ke tengkuk, warna oranye kecoklatan yang menjadi ciri khasnya yang membedakannya dengan Milo itu, tidak terlihat lagi karena bulu di kulit sekitar bagian itu merontok.
Mischa di minggu terakhir hidupnya bersama dengan Lio (oranye), Milo (hitam di depannya Lio), dan Joe (abu-abu, paling depan, cuma dia yang ibunya beda sendiri) |
Lio bersama Mischa yang semakin kurus, tampak jelas bahwa kucing yang kedua disebutkan ini tidak dalam keadaan sehat 😿😭 |
No comments:
Post a Comment