Thursday, September 1, 2022

Mengatasi Trauma Akibat Peliharaan

Catatan 1 September 2022

Pada tanggal bulan baru ini, sangat besar peluangku untuk menulis banyak topik. Terutama hari ini adalah peringatan 14 tahun dari hari insiden kelinci. 

Tiga hari sebelum hari ini, terjadi kabar duka cita untuk anabul. Setelah keluargaku memelihara kucing sejak 2020 lalu, perasaan bersalah karena insiden kelinci itu terasa kembali intens. Dengan kami lebih memerhatikan dunia perkucingan, tentu saja jika mereka mati, rasanya akan berkali-kali lebih menyedihkan ketimbang saat aku belum terlalu mempedulikan kucing. Aku harus selalu mencegah agar rasa sedihku akibat kematian mereka itu tidak sampai malah membuatnya terasa sama besarnya seperti kematian manusia. 

Kucing-kucing lucu yang tersisa di rumah kami sudah menghibur kami lebih dari cukup

Kiri ke kanan : Lio, Joe, dan Meylin

Akan tetapi, jika saja aku tidak memberanikan diriku untuk kembali memelihara hewan darat setelah lebih dari sepuluh tahun lamanya, traumaku akibat kesalahanku pada insiden kelinci tidak akan pernah membaik. Lagipula aku tidak tahan dengan kelucuannya Kenéng-kenéng si kucing kuning yang lahir pada awal 2020 lalu. Adikku Fariz yang pertama menjinakkan kucing itu. Dengan aktivitas kami memelihara kucing, selama pandemi kami tidak terlalu bosan.

Mamahku menyebut kucing hitam bernama Spicy di atas ini "old soldier" atau "veteran", karena selain umurnya yang tertua di antara kucing-kucing yang biasa berkeliaran di rumahku, dia sudah lama juga mengenal rumahku, bahkan jauh sebelum Keneng-keneng lahir pada awal 2020 lalu

No comments:

Post a Comment

Mengenang Kembali Karakter Anime Berambut Hijau Mint: Martina Zoana Mel Navratilova

Catatan Rabu, 20 November 2024 Ada kalanya, sebuah kenangan masa kecil kembali muncul begitu saja, membawa kita ke waktu yang lebih sederhan...