Wednesday, September 30, 2020

Spelvin, Game dengan Rank yang Bikin Penasaran!

Pasti orang sudah tidak asing lagi dengan kumpulan game untuk Personal Computer atau disingkat PC yang disebut dengan Game House. Dari sekitar 100 lebih game di dalamnya, aku paling demen sama Spelvin. Cara bermainnya padahal biasa saja, yaitu memasukkan kata apa saja (dalam Bahasa Inggris tapi, ya) dari tujuh huruf yang disediakan. Banyak game yang cara bermainnya sebelas duabelas, bahkan dalam daftar game yang ada di Game House saja ada lebih dari satu game kata. Lantas, apa yang membuat Spelvin ini terasa ciamik bagi aku?

Tiap kelar main satu level, bakal ada rank buat skor tertentu. Konsep rank ini buat para gamer pastinya udah biasa, dong. Tapi bukan sekadar rank untuk leaderboard seperti game biasanya. Oh, ya, aku belum bilang kalo untuk game ini punya maskot sendiri yang namanya sama dengan game ini, yaitu Spelvin!

Jadi, setiap akhir level, si maskot ini bakalan punya outfit yang unik-unik buat setiap rank. Jika biasanya Spelvin pake kacamata kuning, buat dia tampil di rank biasanya dilepas. Spelvin ini walaupun dia "manusia" tanpa tangan dan kaki, tapi dia punya bejibun variasi baju, lho! Bahkan waktu aku kelas IX aku pernah bikin kompilasi banyak outfit dari semua rank yang udah aku dapat.

Banyak kan OOTD-nya Spelvin? Ini baru tip of the iceberg (artinya secara harfiah, "ujung gunung es") saja, artinya baru sebagian kecil dari seluruh penampilan dia! Supaya tahu lebih banyak pakaian dia, berarti harus mencapai skor yang lebih tinggi lagi. Artinya harus main lebih banyak lagi. Semakin bikin penasaran, semakin seru game-nya! 

Sunday, August 9, 2020

Dulu Dia Adalah Musuhku

Buat guys yang baca blog ini (kayak ada yang baca aja), pernah gak sih ngalamin awalnya benci sama satu tokoh kartun tapi sekarang-sekarang ini malah jadi suka bahkan nge-fan? Ya, aku juga ngalamin itu dan di sini aku bakal menceritakan pengalaman absurdku ini. Eh, tepatnya menceritakan salah satu pengalaman absurd aku. Dulu aku rasanya sebeeel kalo liat satu tokoh di serial kartun favoritku, sekarang malah...jadi nge-fan! Bahkan sekarang pas udah nge-fan pun masih terus ngejekin bahwa dia berwajah jelek!

Aku coba bongkar-bongkar buku pelajaran jaman SMP dan SMA. Tada! Ditemukan banyak tulisan aku yang mengatakan bahwa Heinz Doofenshmirtz itu jelek! Siapakah dia? Dia adalah seorang profesor jahat dari serial kartun Phineas and Ferb, menurut aku wajahnya sangat jelek! Untuk yang kepo siapa dia, bisa dilihat profilnya di:











































Buat dua gambar pertama, itu isi buku catatan aku pas kelas 8, sedangkan dua gambar terakhir itu buku catatan aku pas kelas 10. Ini baru sebagian kecil dari buku tulis lama aku yang menjadi korban "kebencian" aku sama si profesor jelek dan jahat!

Sunday, February 16, 2020

Cara Berpikirku yang Berbeda dari Orang Lain

Sudah lama juga nih aku tidak menulis di blog ini!

Almarhum Papa pernah bilang bahwa aku ini punya cara berpikir yang berbeda dengan orang lain. Hal ini berlaku juga ketika aku sedang menonton kartun, salah satu hobiku. Karena cara berpikirku itu, aku sering salah fokus terhadap adegan di kartun. Salah fokus ini paling sering terjadi ketika aku menonton kartun berjudul "Phineas and Ferb", tokoh dari kartun itu yang sering membuatku seperti itu adalah Profesor Heinz Doofenshmirtz.
Seperti yang sudah aku ceritakan di catatan aku sebelumnya, waktu SMP kelas 7 aku pernah hilang mood setelah melihat Profesor Doofenshmirtz hanya memakai celana kolor saja. Jika orang lain menganggap adegan tersebut adalah untuk mengundang gelak tawa, aku malah tidak mengerti mengapa mereka menganggap demikian. Orang lain fokus ke corak wajah Perry The Platypus di celananya, aku malah fokus ke rasa geuleuh (Bahasa Sunda: jijik atau sebal) melihatnya telanjang dada. Rasa kagum melihat pemandangan selama perjalanan pulang sekolah sebelum menonton kartun itu jadi hilang!

Mengapa aku menulis tentang ini? Karena aku sekarang menyadari hal ini adalah anomali yang terjadi di dalam diriku sendiri. Mamaku bilang, keanehan itu aman jika menjadi karya. Setiap orang pasti memiliki keunikan, jadi pasti memiliki cerita yang menarik tentang diri mereka masing-masing.

Waktu aku baru masuk kuliah, aku masih sering salfok dan galfok dengan tokoh tersebut, tetapi perasaan yang menyertainya berbeda dengan yang tadi. Salah satu episode bertema psikologi, karena menceritakan tentang id, hawa nafsu manusia, yang diibaratkan sebagai monster. Bukannya fokus ke ceritanya, aku lagi-lagi malah ter-distract oleh profesor itu. Di saat episode ini membahas hawa nafsu, anehnya profesor itu membangkitkan hawa nafsuku dengan pakaian seperti ini! 😋😋😋


Anehnya lagi, aku malah merasa "tidak tahan" 🤤 terutama saat melihat ekspresinya begini:

Dalam episode yang sama, pakaiannya malah jadi lebih terbuka lagi dan itu malah membuat nafsu aku jadi gas pol! 😈🔱🔥

Mamaku bilang, adegan-adegan tadi itu boro-boro membuat perempuan nafsu, justru malah geuleuh! Biasanya perempuan itu hanya sebatas kagum saja melihat laki-laki sixpack di majalah, tidak sampai nafsu! Papa pernah curiga, jangan-jangan secara psikologis aku ini laki-laki? Ini malah membuatku semakin terasa aneh karena aku adalah perempuan yang hawa nafsunya seperti laki-laki!

Ubahlah Persepsi Atas Diri Sendiri!

Catatan 12 Januari 2024 Setelah aku konsultasi dengan psikiater pada akhir Desember tahun kemarin, hari ini aku akan lanjut ke sesi ketiga t...