Showing posts with label Heinz Doofenshmirtz. Show all posts
Showing posts with label Heinz Doofenshmirtz. Show all posts

Tuesday, October 31, 2023

Menggambar Karakter di dalam Roda Warna

Catatan 1 November 2023

Sejak tadi sebelum subuh kira-kira pukul tigaan, aku jatuh cinta pada gambar roda warna Doof! Walaupun aku suka menggambar, tapi aku gak FOMO ikutin tren karakter dalam roda delapan warna itu! Namun, kalau Dr. Heinz Doofenshmirtz sudah terlibat di dalam tren tersebut barulah aku ingin mengikutinya. Akan tetapi, mau bikin karakter apa nihhh yang akan dimasukkan dalam masing-masing warna? 


Pilihanku ada sekitar dua karakter : Hans Durchdenwald atau Frank Wynn (Mr. Wynn). Lebih mudah mentransliterasi Doof ke Hans karena hanya mengubah Doof menjadi lebih keren. Sedangkan untuk Mr. Wynn, aku benar-benar harus puter otak untuk mendesain pakaiannya! Tapi aku lebiiiiih suka sama Mr. Wynn daripada Hans walaupun the latter lebih gampang untuk digambarnya. 

Bagaimana kalau dua-duanya saja, menggambar Hans dan juga Mr. Wynn dalam roda yang berisi delapan warna itu? Satu pertanyaan baru muncul, siapa yang akan duluan digambar? Sepertinya aku menggambar Hans dulu baru Mr. Wynn karena lebih mudah. Ini kayak kalo ngerjain soal ulangan, dahulukan yang lebih mudah dikerjakan! 

Wednesday, October 18, 2023

Menyortir Pikiran yang Paling Sering Muncul

Catatan 18 Oktober 2023

Aku sepertinya harus memilah lagi pikiran atau memori mana yang penting dan yang tidak.

"Teteh mah yang penting bisa lupa, yang gak penting inget terus," kata Mamah tadi pagi. 

Kira-kira, apa aja ya hal gak penting yang aku inget terus? Bermula dari aku menemukan sebuah merek biskuit di katalog belanjaan. Merek biskuit itu adalah yang harus dikonsumsi oleh almarhum Papah kata seseorang yang mengobati beliau tapi bukan dokter. Sayangnya, aku baru inget lagi nasihat orang itu pas sebelas tahun setelah wafatnya Papah! 

Aku cukup yakin itu merek biskuit dulu sempat dibeli meskipun aku dulu tidak sempat untuk menyampaikan perkataan "tabib" itu kepada Mamah. Untung itu bukan lupa untuk hal yang krusial. Bukan lupa tentang obat yang wajib diminum oleh Papah dulu. Namun, lupa hal yang penting memang sudah lama jadi kelemahan aku karena saking banyaknya pikiran yang tidak diinginkan berseliweran dalam otakku. 

Apa saja sih memangnya hal-hal yang sering kupikirkan? Sebaiknya didata dulu deh sebelum disortir mana yang penting dan mana yang tidak. Kebanyakan hal yang tidak penting itu malah susah payah ingin kusingkirkan dari ingatanku! Entah mengapa ada saja pikiran atau memori tidak penting yang "membatu".

Membatu ya, bukan membantu. Alias itu memori saking sulitnya dibuang dari pikiran. 

Ini dari 5 (lima) hal yang paling sering mengisi alam pikiranku, diurutkan dari yang paling sering muncul di pikiranku dan ini sama sekali bukan disengaja untuk dipikirkan :

1. Insiden Kelinci, hal yang paling membekas dari insiden tersebut adalah ketika nyaris semua orang mengira aku tidak berempati atas adikku sendiri. Apa tepatnya kata-kata yang Papah katakan ketika marahin aku malahan lupa total, samsek gak bisa inget. 
2. Keinginan untuk tampil seksi sebagai aneka tokoh kartun sebagai usahaku untuk cari jodoh atau minimal pacar. Beneran, waktuku di hape itu pasti sebagian besarnya buat cari outfits di marketplace dan terus cari event cosplay atau studio foto.
3. Memori tarian konyol temen jaman kelas IV ala iklan Tory Cheese Crackers dan memori gambar samurai karya Diva jaman kelas VI.
4. Kekesalan jaman SMP dan SMA, terutama ketika dilarang nulis curhatan di buku dan dilarang punya foto cowok yang bukan pacar aku.
5. Segala hal tentang Heinz Doofenshmirtz dan Mr. Hyunh sebagai bahan inspirasi masing-masing untuk bikin karakter Hans Durchdenwald dan Mr. Wynn.

Oke, setelah merinci semua pikiran yang paling sering timbul, lalu dinilai seberapa pentingnya pikiran-pikiran yang tanpa henti muncul bagaikan video loop sepuluh jam di YouTube!

Pikiran #1 : sudah dibahas di catatanku yang lalu, apakah ini penting atau tidak, aku masih belum tahu pasti. Kejadiannya jelas udah lama pake bangettt karena udah lebih dari 15 tahun yang lalu. Memang ada sih beberapa pelajaran yang bisa kupetik dari insiden kelinci, tapi kayaknya cuma menuhin memori otak aja kalau sampai 24/7 kepikiran selama 15 x 365. Seriusan, ini memori yang paling "batu" dari semuanya! 😓😭😰😦 Catatan aku tentang apakah insiden kelinci ini penting buat aku

Pikiran #2 : ini jelas gak sepenting mikirin tugas akhir atau kelulusan, tapi cukup penting juga karena temen-temen udah pada nikah atau minimal punya doi. Masa mau jomblo terus! Soal penting atau tidaknya, tergantung sudut pandangnya siapa dulu. Bagi Mamah yang anti baju umbar badan ya jelas sampah pikiran ini, bukan lagi gak penting! Tapi bagi aku gimana? Sebagai orang yang udah kehabisan akal buat cari jodoh, ya pikiran ini terpenting nomor tiga setelah tugas akhir dan cari pekerjaan!

Pikiran #3 : oke, kegilaan macam begini udah jelas gak penting banget. Kalau memori karyanya Diva itu kayaknya masih lebih penting dikit karena aku jadi terinspirasi buat bikin "gambar yang gitu" juga biar karyaku nanti di luar zona nyaman. Tapi gak tiap lagi ngelakuin aktivitas kepikiran juga kali buat dua-duanya. Bisa jadi ini lebih gak penting daripada memori insiden kelinci.

Pikiran #4 : penting atau tidaknya itu tergantung cara aku menyikapi memori jaman sekolah dulu yang ngeselin. Kalau hanya ngabisin waktu buat dendam ya memorinya gak penting dan aku harus belajar melupakan. Sebaliknya, kalo termotivasi buat cari prestasi malah jadinya lumayan penting. Salah satu alasan aku terjun jadi cosplayer itu kan biar aku juga punya pacar kayak mereka. 👌👍💪👏

Pikiran #5 : ini juga tergantung sikon! Kalo aku hanya berakhir bersenang-senang gak puguh dengan memori adegan-adegan tertentu dari karakter Heinz Doofenshmirtz dan Mr. Hyunh, ya gak penting. Tapi kalo itu jadi karya, tetep penting. Terhadap hiburan juga jangan hanya bersikap konsumtif, tapi harus tergerak untuk memproduksi karya! 

Saturday, February 25, 2023

Sisi "Gelap" dari Penciptaan Hans Durchdenwald

Catatan 25 Februari 2023

Dalam salah satu catatanku yang terdahulu, diceritakan bahwa alasan di balik turn on-nya aku kepada setiap kali Doofenshmirtz shirtless adalah karena aku menciptakan tokoh Hand Durchdenwald. Setelah membaca kembali banyak buku-buku diary, sketchbook, dan binder edisi lama, ternyata ini belum mencapai akarnya! Surat imajiner saja belum cukup untuk membongkar alasan mengapa bisa timbul rasa yang aneh terhadap Heinz Doofenshmirtz itu. Bersiaplah, mungkin ini akan menjadi sisi "gelap" dari karakter tersebut diciptakan!

Tuesday, February 21, 2023

Bagaimana Jika Pikiranku Keliru?

Catatan 21 Februari 2023

Asli, dah, kalo ketemu quotes atau tweet macam begini itu bawaannya selalu ingin mengkaji ulang Insiden Kelinci. Terselip rasa khawatir orang lain akan bosan, tapinya selalu saja memilih kisah nyata tersebut. Padahal bicara soal perspektif alias "sudut pandang", dalam hidupku ini bukan hanya menyangkut insiden tersebut saja. Bahkan tweet di atas itu bisa juga diterapkan pada perasaanku yang aneh tentang Heinz Doofenshmirtz!

"Doof itu sering digambarkan tidak berpakaian lengkap itu buat nunjukin bahwa dia itu bego dan gila!" terang Mamah pada suatu hari.

Buat orang biasa, hal seperti itu sudah mereka langsung pahami tanpa penjelasan. Lain halnya denganku yang sejak kecil memegang prinsip bahwa aurat itu harus ditutupi, karena prinsip tersebut malah jadi muncul terangsang yang nggak semestinya. 


Wednesday, January 18, 2023

Menjalani Hidup Fangirling dalam Berbagai Tipe Fangirl

Catatan 19 Januari 2023


Aku emang seorang fangirl, tetapi aku pernah menjadi tipe fangirl yang berbeda-beda selama hidup aku. Sebenarnya tipe ini tergantung dengan tokoh siapa dulu yang aku fangirling.

❤️‍🔥 Denial Fangirl

Artinya, seorang fangirl yang terus mengingkari atau menyangkal (denial) bahwa dia nge-fan terhadap artis atau tokoh fiksi. Secara IRL kelihatannya aja kayak yang B aja atau bahkan pura-pura benci, padahal sih cinta mati! Dalam kasus aku, aku selalu jadi seorang fan untuk tokoh fiksi karena aku entah kenapa nggak pernah bisa demen banget sama artis. Apabila aku tertarik dengan seleb yang real, kemungkinannya 99,9% itu cuma ikut-ikutan seseorang yang nggak mesti dia itu my love interest tapi orangnya cukup signifikan dalam hidupku. 

Waktu jaman SMP, sebenarnya udah ada benih-benih asmara dengan Dr. Heinz Doofenshmirtz, tapi aku selalu mengatainya sebagai tokoh kartun yang jelek, gak good-looking. Padahal sejak 2011 aja udah nyimpen beberapa gambarnya di komputer LCD sebelum jamannya smartphone. Tadinya aku emang hampir jadikan dia penggantinya Danny Phantom, akan tetapi mendadak jadi hater buat Heinz sejak insiden celana boxer corak Perry The Platypus itu. Bertahun-tahun lamanya ngerasa KZL dan ZBL dengan profesor jahat dari Phineas and Ferb itu, hingga diriku sendiri resmi sebagai fan pada September 2019.

Adegan ini nih yang dulunya bikin aku benci sama Heinz Doofenshmirtz!

Lama-kelamaan aku capek nyembunyiin fakta bahwa sebenarnya rasa tertarik kepada Doofenshmirtz itu memang ada. Mukanya itu nggak jelek-jelek amat, malahan nggak kayak wajah tokoh penjahat, yang selama ini bikin kesal itu adalah karena dia sering buka aurat. Jadinya mending ngaku aja kalo aku emang suka sama Doof. Itu adalah ketika aku kuliah semester 7 (tujuh), setelah hampir sepuluh tahun lamanya membenci tokoh itu karena kelakuannya, bukan sebab bentuk rupanya. 

Walaupun aku udah anggap Heinz alias Doof ini sebagai idolaku (tidak mengurangi rasa hormatku kepada junjungan nabi terakhir ya), tapi aku masih meragukan diriku punya rasa kepada Doof. Pasalnya, aku jarang banget minat buat bikin gambar fan art atau nulis fan fiction tentang Heinz Doofenshmirtz. 

❤️‍🔥 Collector Fangirl

Buat aku di tahun 2019 ke bawah, lebih tepat jika aku disebut "Collector Fangirl Wannabe", yang artinya "ingin menjadi fangirl yang merupakan seorang collector". Collector di sini artinya lebih sebagai pengoleksi, bukan semacam kolektor barang langka, merchandise apapun ya akan tetap dikoleksi. Sebelum menjadi fangirl untuk Heinz Doofenshmirtz (yang dulunya aku benci banget2), aku belum pernah mengoleksi buku, merch, novel, dan sebagainya dari tokoh kartun yang aku sukai. Karena, kebanyakan tokoh kartun idolaku itu obscure, kurang populer sehingga jarang ada merchandise-nya.

Dulu, saat aku menyukai Danny Phantom pada periode 2008-2012, aku ingin beli bonekanya dan segala merch lainnya. Sayangnya, jarang yang suka tokoh itu, padahal di negara asalnya (USA) itu kartun cukup populer. Di Indonesia cuma pernah terbit beberapa judul majalah anak-anak yang mengulas tentang serial kartun itu. Makanya di sini hampir nggak ada yang jual merchandise yang official.

Pada Agustus 2019, dari T***pedia aku beli ganci Danny Phantom tapinya fanmade, bukan asli dari Nickelodeon. Baru punya merchandise dari tokoh kartun manusia setengah hantu itu pas udah kuliah, padahal nge-fan itu pas SD kelas IV semester genap (2008) hingga SMP kelas IX semester ganjil (2012). Itu gantungan kunci bikinan sesama fangirl Danny Phantom dari Indonesia. Sebenarnya banyak juga mungkin fans lokal kartun itu, sayangnya kurang populer. 

Setelah empat tahun lebih masa "kejayaan" Danny Phantom (di hatiku) berakhir, aku mulai tertarik dengan Mr. Hyunh dari Hey Arnold pada Agustus 2015. Saat itu aku masih kelas XII SMA semester ganjil. Tiga tahun setelah jadi fangirl Mr. Hyunh, ketika aku udah masuk semester lima kuliah pada tahun 2018, aku beli novel Hey Arnold The Movie dari toko daring yang sama dengan ganci tadi. Karena Mr. Hyunh ini bukan tokoh utama dan hanya tokoh yang sesekali muncul, wayahna (Bahasa Sunda, artinya kurleb "apa boleh buat") jika kepopulerannya bernasib sama seperti ketika Danny Phantom bertahta di hatiku. 

Tidak bisa berharap banyak untuk mengoleksi banyak barang yang berhubungan dengan sang imigran dari Vietnam itu! Kecuali, aku bikin sendiri merch dari Mr. Hyunh semisal mug, Tote bag, dan sebagainya. 

Ternyata aku memiliki tokoh kesukaan terpendam yang lebih populer lagi daripada Danny Phantom, yaitu Dr. Doofenshmirtz! Aku nggak bisa menutup mata bahwa Doofenshmirtz dari Phineas and Ferb ini emang acara kartunnya beken, meski nggak nyampe level SpongeBob SquarePants. Lupakan dulu bagaimana bentukan mukanya, barang-barang mengenai Doof ini banyak yang jual dan relatif mudah untuk didapat! Bahkan majalah Phineas and Ferb belinya bukan di toko online T***pedia, tapi di supermarket salah satu mall di Kota Bandung! 

Beli majalah itu tuh pas tahun 2015, nggak jauh dari waktu aku mulai suka Mr. Hyunh.

Satu tahun dari suka Doof, aku nambah lagi tokoh kesukaan dari anime jadul Yatterman. Bukannya jatuh cintrong sama Gan Takada alias Yatterman-1 si main character, tapi malah sama Boyacky dari Dorombo Gang! Kok kebanyakan tokoh kesukaan aku itu yang antagonisnya, ya? Aku suka Boyacky sejak September 2020 dan beli figurinnya pas kira-kira Maret 2021.

❤️‍🔥 Fangirl Musiman

Tipe fangirling seperti ini juga aku pernah. Kira-kira sekitar Juli-Agustus 2019, sebelum suka Dr. Doofenshmirtz, aku pernah nge-fan Tony The Talking Clock dari animasi web Don't Hug Me I'm Scared (DHMIS). Orang yang cari tau soal dia pastinya bakalan kaget, "Lah, kok cinta sama jam?" Sebenarnya ini berkat satu fan art di mana dia humanized, alias diubah jadi manusia yang good-looking!

Tony The Talking Clock ini cuma muncul secara proper di episode 2 animasi tersebut, kemunculan pada episode lainnya hanya cameo. Animasi yang konspnya nyerempet "versi dark dari Sesame Street" itu juga hanya sedikit episodenya, total enam! Pas September 2022 lalu, animasi itu udah dibikin serial tevenya tapi hanya tayang di Inggris. Kayaknya Tony ini nggak bakalan muncul lagi, deh, makanya cepet bosen aku sama si tokoh itu.

Sebenarnya ini adalah catatan yang ditulis pada tanggal 1 November 2019 di buku, akan tetapi baru diketik sekarang untuk jadi postingan di blog. Seiring berjalannya waktu, pengalaman aku banyak berubah dan versi di sini nggak persis sama dengan catatan aslinya di buku.




Monday, September 19, 2022

Asal Usul Hans Durchdenwald dari Heinz Doofenshmirtz

Catatan 20 September 2022

Pada awalnya, seperti yang telah kuceritakan di catatan tentang "menulis surat imajiner untuk Doof", tokoh Hans Durchdenwald (dulu Hans Mueller) berasal dari sketsa karakter random tanpa nama dengan bathrobe yang tidak diikat dan celana pendek boxer, persis seperti yang dikenakan Heinz/Doof  dalam episode "Monster from The Id". Selain belum bernama, juga belum ditentukan pewarnaannya, misalnya untuk warna rambutnya. Sketsa tersebut dibuat pada tahun 2016.

Tadinya akan menggunakan jerawat di pipi seperti Mr. Wynn karena konsep aslinya dia adalah kembaran jahatnya, tetapi dibatalkan. Karena sketsa tersebut digambar dengan menggunakan pensil, makanya masih bisa dihapus (mungkin masih terlihat sedikit sisa hapusannya).

Kurang lebih tiga tahun dari dibuatnya sketsa karakter random yang mengenakan bathrobe tadi, yaitu pada 2019, rupanya aku tertarik untuk mengembangkan karakter itu lebih lanjut. Aku pun terpikirkan untuk membuat karakter tadi mengenakan pakaian yang lainnya, yaitu apron atau celemek tanpa baju lagi di baliknya dan hanya dibarengi dengan sebuah celana pantai/berenang. Diinspirasi dari pakaian Heinz Doofenshmirtz ketika di pantai pada episode "What'd I Miss". Di sini dia mulai memiliki nama dan gambarnya sudah diwarnai. Gambar ini mengalami kesalahan dalam pewarnaan rambut, karena semestinya Hans berambut coklat bukannya hitam dan pipinya juga seharusnya tidak berjerawat, seperti pada sketsa sebelumnya.

Pada penampilan yang ini, rambut Hans sudah dikembalikan ke warna yang benar (coklat seperti rambutnya Doofenshmirtz) dan pipinya sudah bersih dari jerawat. Jika pakaian utamanya Doof adalah jas laboratorium putih, maka pakaian utamanya Hans menyertakan jaket hoodie putih. Gambar Hans ini dibuat pada tahun 2020. Penampilan Doof tanpa pakaian atasan di dalam jas laboratorium ini merupakan adegan dari episode "This is Your Backstory". Mulai dari sinilah penampilan Hans konsisten.




 

Thursday, September 8, 2022

Suka Sama Suka Tanpa Nguwel-nguwel? Kok Bisa Sih?

Catatan 8 September 2022

Perhatian : catatan ini sedikit berbau 18 + 🔞

Mereka-mereka yang pacaran sampai bertahun-tahun lamanya itu pernah gak sih, setidaknya satu kali, melakukan aktivitas tangannya "nguwel-nguwel" (jemari bergerak-gerak sambil memegang sesuatu)? Misalnya kalo lagi teleponan, terutama pihak cowoknya, gede deh kemungkinannya buat ngelakuin "nguwel-nguwel" itu sambil dengerin suara manis ayangnya. Kalo mereka jawab "nggak pernah", hmmm mencurigakan. Udah berapa taun saling jatuh cinta, masa sih nggak ada dorongan samsek buat aktivitas model kayak gitu?

Kurang tertarik apa coba, kalo udah lama jadi teman hidup? Eits, jangan dulu negathink ya soal nguwel-nguwel ini! Artiannya nggak senegatif itu! Meskipun sebenarnya artinya nggak terlalu positif juga, sih.

Padahal aku sendiri itu nggak pernah pacaran hingga detik ini, tapi suka gak sadar aja gitu lagi "nguwel-nguwel". Kek gitu tuh biasanya kalo lagi ngeliatin gambar tokoh kartun yang saat ini paling disuka, bahasa kerennya "cartoon crush". Kalo kayak gitu sambil liat foto crush yang bernyawa atau bahkan orang sungguhannya sekalian, ya nggak etis dong, kan baru suka sepihak doang belom jadi pasangan! Tau-tau tangan udah di bawah garis batas atasan baju, sampai-sampai sama Nenek (nenek pihak Papah) aja aku lagi gitu ditanyain (tapinya bukan nada marah ya)! 

"Itu Teteh kenapa tangannya nguwel-nguwel?" 

Karena aku cucu perempuan terbesar keduanya beliau, makanya dipanggil "Teteh".

Bener aja, aku liat satu tangan aku udah nempel di bawah karet celana panjangku dan segera berhenti! Asli nggak nyadar jari-jari aku udah di sana lagi sebelum ditanyain Nenek. Tangan aku yang sebelumnya nguwel-nguwel itu spontan aja bergerak pas aku ngeliat gambar Roger lagi ekspresi judes untuk saat itu, padahal biasanya juga hanya nguwel-nguwel untuk Heinz Doofenshmirtz yang lagi shirtless. Kayaknya sih malah orang lain yang heran ama gue, kok gegara cuman tokoh kartun yang fiktif doang sampe bikin aku jadi segitunya?

Inilah tepatnya gambar Roger (kanan) dengan muka judesnya ngeliat kakaknya, Heinz (kiri) yang lagi ngambek. Ekspresinya Roger yang meski judes tapi kalem itu bikin aku mleyot, deg-deg-serrrr. Sampai-sampai gegara gambar di atas ini terjadilah peristiwa Nenek mergokin aku tangannya "nguwel-nguwel" itu. Hal yang paling memicuku buat kayak gitu itu sebenarnya belahan kakinya di bawah jas hijau gelapnya, terus ditambah muka judes kalemnya tadi!

Begitu Mamah tau aku kepergok sama Nenek (berarti beliau ini mertuanya Mamah) lagi kayak gitu, sontak Mamah langsung berwajah jijik bilang gini :

"Ih Teteh, meni budak teh ..., ngerakeun! Tong ngerakeun atuh, Teh!" ("Ih kamu, ini anak ..., memalukan! Jangan memalukan, dong, Nak!")

Aku trus nyeritain itu semua ke seorang kerabat, lengkap dengan reaksi mamah barusan. 

"Ya nggak ngerakeun (memalukan) lah, da (artinya semacam 'kan') nguwel-nguwel itu kan hak pribadi!" ujar kerabat tersebut.

Buat kelean yang udah punya orang yang diperjuangkan, normalize untuk nguwel-nguwel jika kelean saking cintanya sama si doi. Nguwel-nguwel, kan, hak pribadi sebenarnya, kenapa juga dianggap seakan itu perbuatan "jahat" dan ngerakeun? Aktivitas seperti itu biasanya malah dilakukan tanpa disadari, jadi bukannya disengaja. Ketika orang lain heran jika aku melakukannya karena kepincut tokoh kartun, justru aku yang heran sama para couples di sini (yang aku ketemu langsung) dan di sana (yang aku jarang atau belum pernah temui). 

Kok bisa pacaran lama tapi kagak pernah terpikirkan untuk mendapatkan kesenangan dari aktivitas nguwel-nguwel tersebut?

Friday, September 2, 2022

Waktunya Menggambar di Saat Baper!

Catatan 3 September 2022

Masih ingat kan dengan caraku ketika mengatasi terbawa suasana? Ya menggambar saja! Namun, sudahkah aku rutin menerapkan cara tersebut? Baru-baru ini, aku memang baper akan sebuah gambar yang kulihat di internet.


Fakta kok, aku ini "lebay" gegara ke-baper-an aku ini! Cuma karena gambar Doofenshmirtz lagi pelukan sama Vanessa, aku spontan dengerin musik-musik kesukaan pengusir galau (seriusan, kejadian begini udah seberapa seringnya, sih?)! Banyak yang kasih komen di gambar itu "heartwarming", "very sweet", "cute", apalah, apalah, APALAAHHH, padahal kata aku itu hubungan ayah-anak yang paling mencurigakan! Malah keliatannya koq kayak couple?


Yodah daripada teterusan baper gak jelas, aku remake aja gambar itu jadi gambar couple beneran!


Gambar ini dapat juga dilihat di sini.


Friday, August 19, 2022

Kepribadianku yang Nyaris Tidak Berubah Selama 14 Tahun

Catatan 19 Agustus 2022

"Teh Hanna mah personality-nya kayak yang hampir nggak ada perubahan sejak tahun 2008 hingga 2012!" kata adik aku yang terbesar, kira-kira pada awal dekade 2020-an ini. 

Perkataannya itu kuat sekali buktinya. Jika sedang bernostalgia, peluangnya sekitar 90 persen aku "balik" ke tahun 2008. Insiden Kelinci,' kan terjadi pada tahun itu. Ketika sedang "berpetualang" ke masa-masa yang lainnya, dapat diperkirakan ingatanku masih seputar waktu yang tidak jauh dari tahun tersebut, jika bukan yang dipastikan. Hal-hal yang kusukai juga hampir semuanya berasal dari periode tersebut. Cuma Frank Wynn alias Mr. Wynn yang tidak berasal dari kurun waktu tersebut, yakni bermula dari Agustus 2015.

Karena pada tahun-tahun sebelumnya dari 2008, kemampuanku berpikir masih kurang, sehingga belum dapat banyak menyimpan memori. Barulah sejak tahun yang disebutkan itu, aku mulai lebih banyak mengingat, plus hadirnya satu kejadian dengan impact yang sangat besar untukku. Hingga kurang lebih empat tahun selanjutnya, banyak peristiwa yang menurutku memorable

Aneka karakter kesukaanku pada periode 2008-2012, sebenarnya masih ada banyak lagi tetapi kutampilkan yang paling memorable saja!

Banyak juga karakter kesukaanku yang berupa tokoh-tokoh obscure (kurang dikenal) seperti tokoh pada gambar dua merek sandal jepit, yaitu merek Konnichiwa dan satunya lagi merek yang nyaris jarang terdengar sehingga tidak masuk memoriku, jadinya baik karakter maupun mereknya sama-sama lesser known.


Inilah daftar karakter kesukaanku selama periode tahun 2008 hingga 2012!

1. Danny Phantom
Yup, dia ini tokoh kartun kesukaan aku yang paling menonjol, meski bukan tokoh kartun yang paling populer. Karena memang dia yang paling kusukai dari mungkin puluhan tokoh kartun yang pernah singgah di hatiku (eaaak). Sampai-sampai tokoh Danny ini kayak udah jadi ikon dari aku aja pada saat aku kelas IV semester genap (2008) hingga kelas VIII semester genap juga (2012). Juga, waktuku untuk menyukainya juga paling lama ketimbang tokoh-tokoh lainnya.

Banyak banget cerita seputar pengalamanku menjadi Fangirl berat dari tokoh yang satu ini, nggak akan muat kalo diceritakan semuanya di sini! 

2. Dr. Heinz Doofenshmirtz
Aku ragu buat masukin Dr. Doofenshmirtz ke daftar tokoh kesukaanku pada periode 2008-2012, karena tadinya kan aku benci bingits sama dia ini! Baru deh aku resmi jadi fan itu pas tahun 2019, kira-kira sembilan hingga sebelas tahun kemudian. Tapi aku juga nggak bisa memungkiri bahwa di saat aku benci sama Doof ini entah kenapa malah terus kebayang-bayang dan penasaran wae. Pertama kali banget "kenal" sama si profesor jahat dari Phineas and Ferb ini pas awal tahun 2009 kelas V semester genap, di Disney Channel.

Tadinya aku 100% nggak benci lho, perasaan aku itu netral-netral aja pas baru kenal Doof. Dua tahun kemudian, pas udah jadi anak esempeh kelas tujuh, lagi-lagi pas semester genap, tahun 2011, baru deh jadi benci pas ngeliat dia pake boxer gambar Perry The Platypus tanpa singlet atau kaus dalamnya! Anehnya, malah aku terus cariin tentang dia di internet, padahal lagi benci-bencinya. Malahan aku pernah request begonoh ke adik aku yang terbesar : gambarin Doofenshmirtz pake "mata anime" kayak tokoh-tokoh utama lainnya dari kartun itu waktu mereka lagi piknik ke Tokyo, karena saat itu Doof nggak ikutan piknik sama mereka. 

Pas 2012, aku masih aja benci sama itu tokoh profesor. Tapi aku nggak bisa mengelak bahwa saat-saat itu udah ada rasa tertarik sama kedua matanya yang plus size dan rambutnya yang coklat rancung-rancung. Tokoh ini lalu terlupakan begitu saja begitu aku naik ke kelas sembilan. Mungkin karena udah mulai suka cowok beneran kali, ya.

3. Cosmo Cosma
Meskipun pada beberapa Minggu awal sebagai siswi kelas V pernah membenci tokoh Cosmo, awalnya aku pernah mau suka dia lho! Berhubung penciptanya adalah orang yang sama dengan Danny Phantom, wajar saja wajahnya beda tipis. Malahan Cosmo ini kata aku sih udah kayak versi Chibi dari Danny aja, cuma rambutnya bukannya putih tapi hijau. Trus, kenapa bisa jadi berubah jadi benci?

Bukan karena sifat konyol dan bodohnya lho yang bikin benci dia sebenarnya! Itu gegara rasa bersalahku setelah gambar dia terlalu banyak ke-print. Waktu liburan kenaikan kelas 2008, pas aku mo naik ke kelas V, aku pernah nge-print gambarnya Cosmo dari laptop Papah ke printer di rumah. Gegara laptop itu yang lemot, jadinya malah aku teken tombol "print" lebih dari sekali, jadinya ke-print banyak yang tadinya mau bikin satu gambar aja. 

"Aduuh, jadinya boros tinta, Teh!" seru Papah.

Entah mengapa setelah timbul perasaan bersalah itu, aku malah jadi berbalik membenci Cosmo. Padahal tadinya sih mau jadi tokoh kesukaanku yang sekunder setelah Danny Phantom. Malah dia yang lebih populer daripada Danny si manusia setengah hantu.

4. Trix dan Flix
Mereka ini tokoh musiman, yaitu hanya nge-hits sekitar Piala Dunia 2008 aja. Wajar sih, mereka kan maskot Piala Dunia pada tahun itu. Aku tadinya nggak akan seneng sama mereka berdua yang kembar ini, karena hanya sebatas maskot jadi mereka tidak memerlukan karakterisasi yang mendalam. Bahasa gampangnya, mereka nggak punya sifat yang jelas karena emang nggak perlu karena bukan tokoh cerita.

Pas musim Piala Dunia tahun tersebut, otomatis gambar mereka bermunculan di koran. Tangan ini malah tergerak buat guntingin gambar mereka dan tempelkan pada tempat pensil aku saat itu. Oh, ya, waktu itu adalah bulan-bulan terakhirku sebagai murid kelas IV SD. Pas naik kelas V, beberapa bulan setelah Piala Dunia berakhir, masih dijual buku tulis dengan gambar mereka dan aku beli dech!

Trix and Flix in 3D render


5.  Spelvin

Buat yang akrab dengan game-game jadul dari GameHouse, kayaknya familiar dengan Spelvin, si huruf i yang hidup dan mengenakan kacamata hitam bingkai kuning besar. Dia emang nggak sesohor game-game lainnya seperti Feeding Frenzy atau Hamsterball. Begitu mulai main game Spelvin ini pada akhir 2010 menjelang pergantian semester ganjil ke genap ketika aku jadi anak kelas VII, aku langsung suka gayanya yang cute abis meski wajahnya tanpa mulut.Apalagi setiap akhir dari level, ditunjukin kita ini udah nyampe rank mana dari nilai yang kita capai, dengan sang tokoh utama game yang punya macem-macem outfit






Spelvin ini bisa punya "kloning" karena dia bisa punya lebih dari satu dirinya, masing-masing punya gaya rambut dan baju yang bervariasi (baju di sini memang maksudnya hanya baju keatasan, karena dia tidak punya kaki sehingga tidak memerlukan celana atau kebawahan). Kedua mata biru besarnya yang menjadi salah satu penyebab dia terlihat imut, kadang tidak ditutupi kacamatanya sehingga kita dapat melihat kedua matanya dengan lebih jelas.Warna rambutnya juga bisa ganti, nggak hanya hitam kayak penampilan default. Di beberapa rank, dia malah bisa juga berubah jadi cewek, lho!

Inget, deh, aku pernah ngegambar Danny Phantom "cosplay" jadi aneka macam rank Spelvin tadi itu pas kelas tujuh. Maksudnya, tokoh itu pake baju dan gaya serta warna rambut dari macam-macam rank yang muncul dalam game Spelvin. 





Tuesday, August 2, 2022

Happy Birthday Lieutenant Selnia

Catatan 31 Juli 2022

Hari ini ultahnya @lieutenant.selnia, sesama fan dari Heinz Doofenshmirtz! Tapi doi ini orangnya prefer 2nd Doofenshmirtz, atau Heinz/Doof dari Dimensi Kedua, beda dari kebanyakan orang yang jelas lebih suka Heinz versi asli/regular/normalnya karena jauh lebih dikenal orang. Aku ada sih keinginan buat bikin gambar selamat milad untuk dia, cuman aku gak yakin bisa gak ya gambar secara digital? Gambar manual alias gambaran tangan sih bisa aja bikin, tapinya aku sama sekali nggak bawa alat mewarnai ke kostan! 

Waaa, kalo aku jadi bikin gambar buat kawanku di Instagram ini sih bakalan jadi pertama kalinya aku gambar Doofenshmirtz dari Dimensi Kedua! Aslinya aku kurang pede buat gambar tokoh itu, jadinya cari amannya bikin versi perempuan dari tokoh itu. Harus deh belajar bikin gambar Heinz yang sesuai dengan kodratnya sebagai seorang lelaki, jgn di-genderbent mulu. Kalo masih belum pede aja buat gambarin versi aslinya, coba deh pake artstyle aku sendiri dulu aja (sebenernya artstyle aku itu lebih mirip blueprint atau cookie-cutter, karena satu orang dengan orang lainnya masih beda tipis bedanya)!

Gambar pertama : karya @leibi97
Dia ini temen sesama fan Doofenshmirtz, malah gegara artwork dia aku semakin mantap buat jadi seorang fan dari tokoh yang dulunya kubenci itu! Berhubung dia udah hijrah (move on) dari Doofenshmirtz ke Moe dari The Simpsons, aku lumayan kangen, justru kangen banget malahan, sama gambar-gambar Doof karyanya. 

Gambar kedua : karya @selenestrickler (Twitter) 
Yap, follower pertama aku di Twitter! Kayaknya dia nggak punya Ig deh. Masih sesama fan Doofenshmirtz, tapi tokoh kesukaannya lebih banyak. Dari ketiga gambar untuk ucapan ultah itu, aku paling tersentuh sama hasil karyanya dia.

Gambar ketiga : karya @iedasb
Ini sih kebalikannya dari kawan aku yang tadi kedua disebut, dia punya Ig tapinya udah nggak aktif lagi Twitter dia. Gambar karya dia yang paling baru di Twitter itu untuk menyambut Hari Paskah, pas Spongebob pake kostum kelinci di episode di rumahnya ada pesta malem-malem. Jadi, gambar ucapan ultah untuk si pecinta Doof-2 itu Mao gamao di-download cuma dari Instagram aja bisanya. Untuk karya dia ini, aku paling terinspirasi karena dia gak cuma gambar Doofenshmirtz-2 yang jadi husbu si birthday girl aja, tapi juga Doof versi reguler dan Darthenshmirtz. Ditambah semuanya digambar pake style chibi dari Disney Chibi Tales!

Semoga aku bisa menjadi orang keempat yang menggambar untuknya!


Saturday, July 30, 2022

Tahun Baru Islami yang Tidak Kentara

Catatan 30 Juli 2022

Biasanya ada pawai obor pada Tahun Baru Islami, sayangnya di sekitar rumahku tidak ada acara seperti itu. Suasana di sana nggak ada bedanya dengan malam-malam biasa. Cuma suara aktivitas kayak gitu aja bahkan gak kedengeran samsek. Aku baru ngeh hari ini taun baru Islam pas kemarin nggak sengaja denger percakapan kasir di salon tempat aku kemarin potong rambut.

Malam Sabtu kemarin, aku potram ala Charlene (mantan istrinya Heinz Doofenshmirtz) lagi biar kepala ini bebas dari gangguan kutu kepala. Pas mo bayar potram, ada satu dari dua kasir yang bilang blio mo ikutan pawai obor. 

Spontan aku nanya, "Pawai obor untuk rangka apa itu?"

"Besok (hari ini) kan Tahun Baru Islam," jawab kasir tersebut. 

Aku kudet banget sampai nggak tau bahwa besoknya yang jatuh pada hari ini adalah hari libur nasional! Soale saking nggak ada geliatnya, sih, dari orang-orang di sekitar rumahku untuk menyambut hari itu. Beda banget dengan Tahun Baru Masehi, rame tuh suara-suara petasan dan mercon. Inget deh sampai kucing oyen aku yang ilang, Kenéng-kenéng itu dulu ketakutan denger suara ledakannya pas Tahun Baru 2022 lalu.

Memang di my neighborhood ini nggak pernah ada antusiasme masyarakat buat nyambut hari libur kayak gitu, jadi tadi malam sebelum tahun baru ini sepi aja. Makanya beruntung pernah masuk pondok, jadinya pernah merasakan ikutan pawai obor. Coba kalo selalu sekolah pulang pergi, pulang sekolah balik ke rumah, bakalan kayak gini terus nggak akan ikutan pawai obor. Hanya bisa kumenyambut hari itu dengan menampilkan poster dari satu organisasi kampus yang kuikuti dan juga dari perusahaan pemilik menara kubus di Bandung (SST, menara kubus ini ikut jadi setting di cerita novel yang aku garap sebagai gedung apartemen milik Hans Durchdenwald*).

Selamat Tahun Baru Islami 1444 H!


*Hans Durchdenwald adalah tokoh yang diinspirasi dari Heinz Doofenshmirtz. Karena tokoh kartun yang menginspirasiku ini tinggal di sebuah gedung berbentuk unik, makanya apartemen tempat Hans tinggal juga harus unik bentuknya, seperti menara kubus milik tekMIRA di Bandung.




Thursday, July 28, 2022

Outfit dan Ekspresi yang Lebih Bikin Mleyot Daripada Tampilan Regulernya

Catatan 29 Juli 2022

Ketika baru awal-awal resmi menjadi fan dari Heinz Doofenshmirtz pada awal tahun 2020, sebenarnya sudah ada "bibit" suka dengan Roger, adiknya. Akan tetapi, karena karakter yang terakhir disebutkan tadi itu bukan karakter utama, jadi kemunculannya juga langka meskipun kentara sekali doi ini jauh lebih good looking ketimbang si kakak. Alhasil perasaan suka itu terkubur dengan sendirinya. Untuk menyukai seseorang atau sebuah tokoh fiksi, liatnya harus sering-sering buat aku sih.

Meski jarang muncul di serialnya karena dia tokoh pendukung, Roger ini tetap punya OOTD yang bikin mleyot abis! Pernyataan "tokoh yang jarang tampil = jarang punya variasi pakaian" itu nggak selalu benar ternyata! Pada awalnya, aku cuma nyimpen gambar Heinz, kakaknya yang lagi pake baju main golf. Di gambar itu ternyata ada juga Roger yang lagi main golf bareng, dari situlah perasaan suka sama dia yang tadinya cuma samar-samar, jadi mleyot maksimal minta ampun.

Secara warna, aku emang jauh lebih suka sama outfit-nya Heinz (warna pink dan ungu) daripada punyanya Roger (warna coklat dan kuning kehijauan). Namun, ekspresinya Roger, didukung hairstyle yang lebih gaya daripada tampilan regulernya dalam screenshot itu, benar-benar priceless! Saking priceless-nya, itu ngalahin warna outfit dia yang warnanya kurang aku suka dan bikin aku jadi speechless. Sementara itu, rambutnya Heinz sendiri malah ketutupan topi golfnya yang kebesaran, makanya jadi kurang menarik penampilannya meskipun warna pakaiannya jauh lebih aku sukai.

Biasanya dia bermata setengah terpejam + senyuman kalem, ekspresi wajah seperti itu memang cool nggak ada matinya. Tapi kalo sesekali dia ditampilkan lagi kaget atau sedih, itu bikin dia more human dan jadi meningkatkan kualitas rasa suka jadi mleyot. Faktor lainnya yang menjadikan aku fix menambahkan Roger ke daftar tokoh kesukaanku, adalah karena dia hampir tidak ada momen fanservice alias umbar aurat kayak kakaknya. Fanservice memang ditujukan untuk membuat penonton senang, tetapi untuk kasusku yang kesulitan menahan hawa nafsu, kurang-kurangin lah menikmati hal yang begituan! 






Tuesday, July 26, 2022

Mlyt yang Menghasilkan Sebuah Karya

Catatan 27 Juli 2022

Tadi malem, pas lagi gabut udah bosen internetan (mana cuma tethering ke kuota temen lagi, aku lagi nginep di kostan temen jadinya nggak pakai WiFi kayak biasanya), pikiranku ini terus mleyot. Sebenarnya setiap hari juga mleyot, tapi tadi malem itu tetiba intens rasanya. Mungkin karena saking gabutnya kali ya. Siapakah yang menjadi target mleyot ku ini?

Sejak Hari Ibu tahun lalu, yaitu tanggal 22 Desember, akhirnya aku meresmikan diriku sebagai fan dari Roger Doofenshmirtz. Aslinya sih sudah sejak lama aku ada rasa berdesir kalo liat adik dari Heinz Doofenshmirtz, tapi waktu itu aku ragu buat suka Roger padahal jelas banget jauh lebih good-looking. Bukan hanya dari wajahnya yang terpampang jelas dia itu lebih baik daripada kakaknya, Roger juga nggak ada momen umbar aurat macam Heinz! Karena satu outfit di luar pakaiannya yang biasa dipakainya, jadilah fix aku suka dengan Roger sang walikota setempat! 

Lalu, apa yang bikin aku ragu untuk suka dengan Roger? Berhubung dia ini masih adik kandungnya Heinz (padahal cuma mirip hidungnya aja, sisanya nggak ada yang mirip-miripnya sama sekali!), rasanya kayak maruk aja gitu. Masa kakak-adik aku ambil sekaligus? Dengan mempertimbangkan efeknya yang tidak seburuk selama menyukai kakaknya, kuresmikan saja diriku sebagai fangirl untuk Roger. 

Pakaian golf + hairstyle baru + ekspresi senyum kalem = meleleh tidak tertahankan!

Paling mlyt aku tuh kalo ngeliat Roger pake OOTD untuk main golf di episode "She's The Mayor". Jadi fan resmi juga gegara kepincut dengan outfit dia itu! Wardrobe dia yang biasa (setelan jas ditambah dasi) aja udah bikin heboh jantungku berdebar, berdegup, dan berdetak secara tidak karuan, kalo secara normal artinya masih hidup! Di episode tersebut dia punya hairstyle baru, topi visor, rompi, dan sebagainya, dan sebagainya, bikin aku meleleh gak karuan! 💕💓💞

Inilah tampilan outfit yang full body-nya dia! Ekspresi wajah kalem begitu bikin aku nonstop menghela napas panjang dan dalam.


Roger lagi bicara ama Heinz, kakaknya yang pake outfit ungu, pink, dan putih. Aku sebenarnya lebih suka warna outfits-nya kakaknya, tapi setiap ekspresi wajahnya Roger itu nggak ada obat! Apalagi ekspresi gambar yang teratas dari tiga gambar di atas, pas matanya separoh merem! Gak kuat, mleyot!


Di sini mukanya di-zoom! Sumpah, semua ekspresi dia di sini bikin hatiku terus meleleh macam es krim ketemu matahari terik! Mau senyum, mau nggak, bahkan nggak lagi pake 'mata separoh merem', semuanya aku gak tahaaaan!

Mungkinkah episode ini khusus untuk memperjelas kegantengannya Roger? Karena di sini faktor pembuat MLYT digas pol! Selama dalam fase mleyot ini, aku terus mengucapkan kalimat istighfar, kalimat solawat, serta salam (eh yang terakhir sih nggak ya)! Harus kuambil tindakan untuk menjadi rem dari segala kegilaan ini agar tidak semakin mencair aku!

Daripada teterusan mleyot "gak puguh" kalo kata orang Sundanese, atau bahasa anak Twitter 'mlyt', mending aku menggambar aja deh tadi malam! Bodo amatlah hasilnya mau bagus mau ancur, pokoknya gambar! Udah keseringan aku kasih kendor buat menggambar, hasilnya ya nyaris nggak ada kemajuan dalam karya aku. Bagaimanakah hasilnya akan gambarku itu?

Mr. Wynn pake visor cap, akhirnya rambutnya lebih banyak nongol!

Yah, tidak mengecewakan sih meskipun belum terlalu memuaskan. Wajar jika hasilnya kurang, karena bikinnya juga spontan aja nggak ada persiapan matang. Gambar itu kasarnya sih plagiat dari Roger yang pake outfit keren tadi itu buat main golf. Tapi baju kayak gitu kan umum, jadi gosah khawatir kena copyright!


Ubahlah Persepsi Atas Diri Sendiri!

Catatan 12 Januari 2024 Setelah aku konsultasi dengan psikiater pada akhir Desember tahun kemarin, hari ini aku akan lanjut ke sesi ketiga t...