Monday, September 19, 2022

Karakter Topi Komando

Asal Usul Hans Durchdenwald dari Heinz Doofenshmirtz

Catatan 20 September 2022

Pada awalnya, seperti yang telah kuceritakan di catatan tentang "menulis surat imajiner untuk Doof", tokoh Hans Durchdenwald (dulu Hans Mueller) berasal dari sketsa karakter random tanpa nama dengan bathrobe yang tidak diikat dan celana pendek boxer, persis seperti yang dikenakan Heinz/Doof  dalam episode "Monster from The Id". Selain belum bernama, juga belum ditentukan pewarnaannya, misalnya untuk warna rambutnya. Sketsa tersebut dibuat pada tahun 2016.

Tadinya akan menggunakan jerawat di pipi seperti Mr. Wynn karena konsep aslinya dia adalah kembaran jahatnya, tetapi dibatalkan. Karena sketsa tersebut digambar dengan menggunakan pensil, makanya masih bisa dihapus (mungkin masih terlihat sedikit sisa hapusannya).

Kurang lebih tiga tahun dari dibuatnya sketsa karakter random yang mengenakan bathrobe tadi, yaitu pada 2019, rupanya aku tertarik untuk mengembangkan karakter itu lebih lanjut. Aku pun terpikirkan untuk membuat karakter tadi mengenakan pakaian yang lainnya, yaitu apron atau celemek tanpa baju lagi di baliknya dan hanya dibarengi dengan sebuah celana pantai/berenang. Diinspirasi dari pakaian Heinz Doofenshmirtz ketika di pantai pada episode "What'd I Miss". Di sini dia mulai memiliki nama dan gambarnya sudah diwarnai. Gambar ini mengalami kesalahan dalam pewarnaan rambut, karena semestinya Hans berambut coklat bukannya hitam dan pipinya juga seharusnya tidak berjerawat, seperti pada sketsa sebelumnya.

Pada penampilan yang ini, rambut Hans sudah dikembalikan ke warna yang benar (coklat seperti rambutnya Doofenshmirtz) dan pipinya sudah bersih dari jerawat. Jika pakaian utamanya Doof adalah jas laboratorium putih, maka pakaian utamanya Hans menyertakan jaket hoodie putih. Gambar Hans ini dibuat pada tahun 2020. Penampilan Doof tanpa pakaian atasan di dalam jas laboratorium ini merupakan adegan dari episode "This is Your Backstory". Mulai dari sinilah penampilan Hans konsisten.




 

Sunday, September 18, 2022

Paragon of Humanoids

Udah lama banget nggak ngegambar di luar karakter bikinan sendiri atau bahasa kerennya "original character". Kalopun sekalinya ngegambar tokoh kartun yang udah ada, palingan nggak akan jauh-jauh dari Vanessa anaknya Heinz Doofenshmirtz. Sekarang juga masih sama aja kayak gitu, masih bikin gambar yang berhubungan dengan Vanessa meskipun di sini dia jadi Twi'lek (makhluk dari Star Wars). 

Sketsa yang aku bikin empat hari yang lalu, sebelum postingan ini dibuat.


Thursday, September 15, 2022

Dua Fan Art Heather yang Pertama

Catatan 15 September 2022

Tepat hari kemarin, akhirnya aku dapat menyelesaikan sketsa karakter Heather yang kugambar kemarin lusanya! Udah dari lama banget, kayaknya ada tiga tahun atau lebih aku pengen ngegambar tokoh antagonis dari serial animasi Total Drama itu (seriusan, kayaknya jarang banget ada orang Indonesia yang tau acara itu, secara aku nggak pernah liat itu kartun di televisi nasional)! Rasanya plong banget akhirnya berhasil kelar gambar Heather. Trus, apa sih yang bikin aku baru berani bikin gambarnya sekarang?

Alasan yang paling utamanya sih yaitu karena main outfit-nya doi yang kelewat terbuka (kalo nggak mau dibilang 'seksi' atau yang lebih parahnya, 'seksoy'). Anehnya, sejak kelas I SD, kalo ngeliat gambar atau pas nonton kartun nemu tokoh yang terbuka aurora-nya itu malah kepengen ngegambar YBS, alias 'yang bersangkutan'. Makin dilarang sama ortu koq malah makin pingin ngegambarnya!? Buat aku, larangan adalah perintah, ya? 

"Nggak apa-apa kalo kamu gambar yang nggak nutup aurat banget, itu kan kreativitas!" kata psikolog aku pada suatu sesi.

"Dulu kamu kan masih kecil, masih di bawah umur makanya nggak boleh gambar yang seksi begitu. Kalo sekarang kan buat kamu jadinya belajar gambar anatomi," kata salah seorang temen kampusku yang cewek di tahun pertamaku sebagai mahasiswi DKV.

Pas aku pertama ngegambar tokoh Heather itu, bikin dulu deh yang lagi pake baju disco. Soalnya, kalo langsung ke baju utamanya, aku belum berani. Baju disco ini bajunya Heather yang paling ketutupan dan satu-satunya yang panjang. Sisanya, terbuka semuanya, bahkan baju renangnya ini hampir sama pendeknya kayak baju utamanya!

Eh, begitu selesai bikin sketsa Heather pake baju disco, ternyata tanganku ini gak tahan buat bikin gambar dia yang lagi pake baju utamanya! Gak lengkap, dong, kalo kita cuma bikin gambar tokoh kartun yang lagi pake baju lainnya tanpa bikin yang lagi pake baju utama. Begitu gambar dia pake bajunya yang utama, yang super terbuka itu, rasa ganjel di kepala selama ini kayak terurai gitu aja. Entah mengapa, padahal gambar kayak gini tuh aktivitas yang sedari kecil aku udah tau dilarang banget.

Pakaiannya yang belum aku gambar : pakaian ballet, pakaian tidur, gaun pengantin, dan pakaian renang.





 

Zoey 10 (Features Dawn)

Wednesday, September 14, 2022

Asal Mula Como Girls (Lalu Jadi Karakter Topi Produksi Perusahaan)

Catatan 14 September 2022

Meskipun aslinya tokoh Como Girls itu cuma cocoretan aja, nggak ada niatan buat dijadiin tokoh komik, cerita di balik cocoretan ini lumayan penting. Kira-kira beberapa tahun atau bulan sebelum menggambar geng enam cewek itu, aku pernah dikasih satu set alat tulis sekolah merek Pen Power. Di sebuah iklan departement store terkenal di majalah jadul juga tertera foto-foto produk dari merek tersebut, ada tas sekolah, tempat pensil, penggaris, dan lainnya. Jadi, judul komik itu diambil dari merek alat tulis itu tadi. 

Ciri khas dari merek Pen Power ini adalah melibatkan karakter rip-off dari Winnie The Pooh! Nggak percaya, kan? Aku nggak inget semua karakternya, cuma tokoh utama dari casts itu yang aslinya beruang kuning, digantikan panda raksasa dan tiruan dari tokoh Tigger jadi ditambahin pusar serta perutnya lebih buncit daripada yang aslinya. Makanya ada satu member Como Girls yang pake baju bare your midriff itu karena niruin si tokoh Tigger imitasi itu, namanya Fena. 

Fena ini banyak pake warna kuning di bajunya, rambutnya juga pirang. Semestinya rambutnya juga oranye seperti badannya Tigger. Oh, ya warna oranye si imitasi ini nggak sepekat Tigger yang aslinya, malah cenderung ke kuning. Mungkin makanya Fena ini rambutnya pirang dan bukannya oranye, ya. 

Lalu, Ega, karakter lainnya yang memakai banyak motif stroberi di pakaiannya, dia ini berdasarkan tokoh panda raksasa gantinya Winnie The Pooh itu tadi. Warna putih dress-nya dan rambutnya yang hitam, diambil dari warna putih dan hitamnya hewan varian beruang tersebut. Bagian merah di pakaiannya, selain karena bajunya tema buah stroberi yang waktu itu emang lagi in, diambil dari bajunya Winnie The Pooh. Jika tokoh beruang kuning itu pake warna merah buat bajunya, sebaliknya tokoh ini pake warna itu di celana panjangnya, yang outfit ini diilhami dari pakaiannya sepupu.

Trus, ada satu member Como Girls yang mungil, pake baju banyak warna pink. Namanya agak-agak kurang umum, yaitu Winalda. Inspirasinya dari tokoh Piglet yang emang badannya paling kecil kedua setelah tokoh Roo, anak kanguru dari kartun yang sama. Aku lupa dalam versi Pen Power, Piglet ini diubah jadi kayak gimana, yang pastinya nggak akan plek ketiplek sama dengan versi Disney. 

Mayana, satu dari dua member Como Girls yang pake celana panjang dan juga yang nggak pake rok, kayaknya diinspirasi Eeyore si keledai. Lengannya diikat menjadi pita, mirip ekornya Eeyore yang diikat pita dan ditancapkan ke badannya. Baju atasannya Mayana biru muda, mirip dengan warna tubuhnya Eeyore yang keabuan. Rambutnya Mayana juga hitam seperti Eeyore. 

Member pirang lainnya, yaitu Sherly, kayaknya inspirasinya tokoh Rabbit. Bajunya berupa dress banyak warna kuning kayak badannya Rabbit. Ironisnya, motif pakaiannya Sherly ini pake motif babi, bukannya kelinci. Motif babi itu menirukan motif karakter babi Monokuro Boo yang pada tahun itu lagi happening, juga masih mengambil ide dari pakaiannya sepupuku. 





Monday, September 12, 2022

Pengembangan dari Como Girls!

Catatan 13 September 2022

"Berusaha melupakanmu, sama sulitnya dengan mengingat seseorang yang tak pernah kukenal."


Setelah empatbelas tahun lamanya dirundung penyesalan karena pernah membuat geng atau clique anak perempuan bernama Como Girls, akhirnya tahun ini penderitaanku berakhir. Ya, penyesalanku ini sudah pernah kuceritakan di catatan-catatanku yang lebih lama. Seperti yang kutulis di catatan tersebut, penyebab utamaku merasa menyesal karena telah menciptakan mereka, adalah karena outfit yang terlalu terbuka dari satu member geng anak perempuan tersebut. Dalam konsep aslinya, semua anggota geng Como Girls itu berumur antara 6-8 tahunan, hanya kurleb empat hingga dua tahunan di bawah umurku saat baru membuat konsep para tokoh tersebut, baru deh ngeh bahwa kurang pantas apabila ada satu saja member yang pakaiannya "bare your midriff"!

Tadinya aku bermaksud untuk melupakan karyaku itu, malahan udah jadi "old shame"! Rasanya sulit sekali buat ngelupainnya, entah kenapa. Ternyata cuma ngelupain aja itu nggak solve the problem. Problem aku soal geng original character itu ya, masalah baju yang nggak pantas buat umurnya si karakter aja.

Kita sering banget sulit buat melupakan seseorang, karena kita pernah mengenal dia. Bagaimana dengan karakter ciptaanku? Oho, jelas pembuatnya lebih dari kenal untuk si karakter, makanya nyaris sulit buat dilupakan. Makanya, aku harus cari pemecahan dari problem yang menyertai karakter Como Girls itu tadi!

Ada orang yang bilang, kalo kita menciptakan original character itu seakan kayak kita punya anak sendiri. Makanya, susah buat lupain geng Como Girls itu, karena jelas nanti pas kita punya anak nggak akan mungkin bisa buat dilupain. Pemecahannya, aku bikin remake, rombak total konsep karakternya! Tadinya mereka ini masih anak-anak seumuran SD awal, di sini mereka jadi belasan tahun dan pakaiannya dibikin lebih tertutup.

Kebetulan banget, perusahaan tempat aku magang minta aku bikinin karakter-karakter asli buat promosikan aneka macam topi produksi mereka. Perusahaan aku, kan, bidangnya konveksi atau clothing. Otak ini sempet buntu, mentok, nggak ada ide buat desain karakternya. Setelah inget lagi sama Como Girls, akhirnya secercah harapan dan ide cemerlang menghampiri otakku yang semula macet bekerja! 

Karakter Topi Baseball, aslinya tokoh Winalda dari Como Girls. Di konsep karakter yang udah terbarukan ini, ditambahin outer lengan pendek (aslinya lekbong a.k.a. "kelek katembong" atau tanpa lengan ) dan juga stocking olahraga, jadinya pakaiannya lebih sopan.

Karakter Topi Bucket, dia ini berawal dari tokoh Fena dari Como Girls, tokoh yang selama ini jadi alasan utama hadirnya rasa menyesal yang kuat karena membuat geng tersebut. Aslinya, ketika masih jadi member Como Girls, dia ini nggak pake jaket, bajunya lekbong sama kayak karakter Winalda tadi dan juga kakinya nggak dibungkus legging hitam kayak di gambar ini.


Versi lebih tertutup, biar nggak nyesel-nyesel banget pernah bikin tokoh Fena! Satu hal lagi, tokoh ini tadinya mau pake topi rimba, tapi diganti bucket karena lebih cocok untuk dia yang sukanya datang ke konser.


Aslinya, Karakter Topi Rimba ini mau dipakein bucket hat, kebalikannya karakter Bucket Hat. Berasal dari tokoh Ega sebagai anggota Como Girls. Dulu pada saat geng itu baru digambar di buku catatan Funzela (awal 2008), lagi musim atau ngetren pakaian putih dengan motif stroberi, bahkan sampai empat tahun setelahnya, yaitu tahun 2012 itu motif masih banyak anak perempuan yang demen!

Buat anak-anak yang besar di era akhir 2000-an, pastinya udah nggak sulit lagi buat nebak darimana inspirasi motif babi lucu ini. 




Kepergok (Lagi) Cosplay Abal-abal

Catatan 12 September 2022

"Jangan jadikan sebuah kesalahan membuat Kita jadi terpuruk."

sumber quote

Aku pun pernah mengalami "busted", alias "ketangkap basah" sama ortu! Jadi keingetan lagunya Candace dan Vanessa dari Phineas and Ferb. Kalo aku sih ketangkap basahnya bukan karena ada yang ngaduin! Itu karena aku lupa ngunci kamar!

Duh, pernah deh pas kelas 5 kepergok sama almarhum Papah lagi cosplay KW jadi tokoh blacksmith di game Ragnarok Online di kamar tidur, mana itu lagi jamnya terawehan, lagi! Rasanya nggak karuan, antara nyesel karena berbuat di jam-jam yang paling nggak pantes buat berkostum kayak gitu dan juga malu karena diliat sama Papah aku! Untungnya aja beliau saat itu nggak marah hebat ngeliat aku lagi pake baju terbuka banget kayak gitu, tapinya kan tetep aja malunya nggak ada obat! Damage-nya nggak ada matinya, kalo soal lawan sih pastinya ada pengalaman lainnya yang lebih berdampak!

Gambar couple di atas adalah tokoh Blacksmith untuk masing-masing gender dari game Ragnarok Online. Tentu saja dalam cerita ini aku cosplaying jadi yang perempuannya, masih cosplay jenis abal-abal atau KW, atau bahkan tepatnya ngaco, karena dari pakaian seadanya di rumah!

Berhubung nggak ada celana pendek jeans (jelas ortuku nggak akan mungkin beliin atau biarin ada di rumah pakaian model gitu), aku pakenya celana pendek boxer buat tidur. Buat atasannya, pakenya miniset aja. Untuk scarf atau syalnya, jenis pakaian macam ini jelas nggak susah buat dicarinya. Terus sarung tangan, umm, ini agak tricky (artinya : nggak terlalu gampang ketemunya) tapi untungnya Eyang Putri (ibunya Mamah) pernah ikutan semacam teater gitu jadinya ketemu deh sarung tangan buat melengkapi penampilan!


Apapun yang Terbersit di Pikiranku, Gambarlah!

Catatan 11 September 2022

Sering aku kepikiran ide gambar kalo lagi ngeliat gambar-gambar kartun tertentu, terutama kalo gambar Heinz atau Roger Doofenshmirtz. Akan tetapi, sering juga aku mengurungkan niatku untuk menggambar itu, padahal ide yang muncul itu biasanya nggak muncul hanya sekali doang. Kenapa coba bisa sampai diurungkan? Soalnya tokoh yang mo digambar biasanya itu-itu aja, paling banter ya Frank Wynn alias Mr. Wynn lagi.

Di hari libur ini, ketika pikiran aku nggak benar-benar tenang tapi lagi bebas dari pekerjaan di kantor tempat magang, aku kepikiran sesuatu : kalo cuman dipelong terus aneka gambar Heinz/Doof dan Roger, itu nggak akan berguna dan cuma bakalan ngabis-ngabisin waktu aja. Biasanya kalo hari Minggu begini aku pulang ke rumah, di sana susah mau cari waktu yang bagus buat gambar karena sering ke-distract sama banyak kucing piaraan atau nonton TV. Hari Minggu pekan ini coba aku gak pulang, biar bisa puas-puasin gambar! Pastinya udah banyak ide gambar yang menanti di kepala ini!

Soalnya sayang banget, kalo cuma hambur waktu (duit sih nggak terlalu, ya, cuma pas nge-print kartunya aja) buat liatin gambar kartun-kartun itu. Nggak jadi apa-apa dan nggak produktif. Meskipun tokoh yang akan digambarkan itu terus-menerus tokoh yang sama, setidaknya menghasilkan karya. Makanya suka kangen sama jaman dulu pas masih suka Danny Phantom, meskipun dia terus yang digambar setidaknya masih produktif aku tuh dengan banyak latihan menggambar!

Karena jarang latihan menggambar, makanya skill aku nggak banyak berubah dari tahun ke tahun.


Cosplay Abal-abal Tokoh Anime Jadul Jaman TK

Catatan 10 September 2022

Aku udah janji kan mau cerita tentang pengalaman cosplay abal-abal jaman TK? Waktu itu lagi kelas 0 besar, di teve sekitaran tahun 2002-2003, lagi tayang anime lawas Time Bokan (saking lawasnya, anime ini nyaris seumuran Mamahku). Episode yang paling memorable itu pas lagi ke jaman Mesir Kuno, ketika Marjo, tokoh antagonisnya yang cewek cuma pake hiasan kepala khas Mesir, bra tanpa tali, dan rok panjang. Dari sekian banyak kostum yang dipake Marjo, kostum episode Mesir ini adalah yang paling gampang buat di-cosplay-kan.





Padahal anime tersebut ada juga tokoh Heroine alias tokoh protagonis perempuan, namanya Junko. Sayangnya bukan dia yang waktu itu diidolakan aku. Bukan dia juga yang paling masuk memori. Aneh, ya, tokoh utama bukannya yang paling kuingat.

Kebetulan banget, Eyang Kakung, Eyang Putri, dan Tante yang waktu itu belum nikah, pulang dari Bali sekitar tahun 2003 bawa banyak oleh-oleh kerang dan batu karang. Nah, di antaranya ada satu jenis kerang yang warnanya ungu dan bentuknya emang kayak mangkuk. Cocok banget buat tiruan dari bra yang dipake sama Marjo di episode Mesir Kuno tadi! Trus aku ambil itu kerang dua biji dan sisanya cukup gampang buat dicari di rumah karena cuma butuh kain panjang sebagai rok aja.



Habis pulang dari TK, aku lakuin deh cosplay abal-abal itu. Berhubung itu kerang nggak dipakein double tape, jadinya harus aku pegangin terus. Sumpah, itu nggak enak banget dan pegel abis! Dalam pikiranku yang saat itu masih bocah, timbul kalimat kayak gini : mungkin aja karena dadaku belum tumbuh, makanya harus dipegangin terus kerangnya, kalo Marjo kan udah dewasa bukan anak kecil lagi jadinya itu kerang nggak akan jatuh.








Bak trik yang dipake sama Shinchan, aku gambar aja belahan dada bohongan pake pulpen pas lagi cosplay abal-abal itu. Jadi pengen cepet-cepet dewasa, nggak mau rata terus rasanya waktu itu. Taunya nggak kerasa, sekarang aja umur udah mau seperempat abad! Pas udah tercapai, nggak sebegitu menyenangkan kayak yang dibayangkan pas TK itu.

Kenyataannya, pas aku udah masuk umur dewasa beneran, pikiranku itu nggak terbukti. Tetep mustahil ada bra bisa nempel tanpa double tape

Eits, jangan harap ada fotonya ya aku yang lagi peragaan busana ngaco itu! Karena kan jangan sampai ketahuan oleh Mamah-Papah, makanya nggak boleh ada buktinya! Walaupun pernah juga sih ketauan sama Papah lagi cosplay abal-abal untuk yang kesekian kalinya di usia yang lebih besar dan untuk karakter yang berbeda. Pas ketauan lagi pake baju "teu puguh" itu sama salah sartu orang tua, nggak dimarahin sih tapinya kan malu abis ...




Nggak Terlalu Tertutup, Jangan Terlalu Terbuka

Catatan 10 September 2022

Trigger warning : catatan ini mengandung persoalan agama!

"Hidup adalah pilihan. keputusan untuk menjadi apa kamu dimasa depan, kamu sendiri yang tentukan bukan orang lain."


Sebenarnya sejak aku kecil, aku udah nggak nyaman pake jilbab. Katanya, banyak wanita yang bangga dengan pakaian hijrah mereka karena nggak semua wanita muslimah bersedia berjilbab. Seriously? Aku aja yang udah terbiasa pake dari usia TK, di saat mayoritas wanita dewasa masih membuka rambutnya (meskipun belum konsisten saat itu), tetep aja nggak ada bangga-bangganya samsek sebagai yang udah mulai pake dari awal hidup. 

Rasanya susah banget buat bayangin orang yang hepi dalam hidup dengan pakaian seperti itu! Justru aku ini bagaikan kerbau yang dicucuk hidungnya selama bertahun-tahun, asem deh! Bukannya awesome, ya. Inginnya sih pake baju yang keren-keren kayak tokoh-tokoh anime dan juga saat itu, anak-anak perempuan yang lain, hanya saja kehidupanku memaksakan pakaian apa yang harus kukenakan.

Makanya, biar hidup ini nggak stagnan, harus memulai perubahan. Menilai kondisiku yang dengan hijab malah nggak bikin lelaki bangga gaet, berarti harus ada yang diubah dari cara berpakaiannya. Whoaaa, apalagi perempuan yang bajunya seksi di medsos itu peluangnya gede buat dikontak sama cowok, kan kayak cari jodoh lagi tuh! Tapi, kalo mau ikutin jejak mereka, baju gimana dulu nih yang mau aku pakai?

Dulu sih alasannya Papah aku ketat soal aturan pakaian itu karena khawatir dengan paedofil. Buat sekarang, justru waktunya untuk cari jodoh! Walaupun lagi berusaha pake baju yang bikin bangga gaet, tetep aku masih punya batasan buat diri sendiri. Nggak boleh sampai contek outfits yang terlalu minim pakaiannya atau bahkan hanya underwear kayak kebanyakan cosplayer, apalagi badan aku gendats.

Ini bukan hanya demi cinta aja, tapi emang akunya aja yang dari kecil udah kepengen banget sama kerennya kayak banyak anak perempuan lainnya. Jauh sebelum aku mengenal rasa suka ke cowok, udah ada bibit tertarik sama pakaian gitu. Anak-anak cewek Laen pake lekbong, aku gigit jari. Meski udah ditakut-takuti dengan perkataan "mereka masuk neraka, apa kita mau ikut?", tetep aja nggak pernah merasa tenang dan nyaman sebagai wanita yang taat dalam berpakaian.

Selama ini aku tetap berusaha untuk taat aturan berpakaian, meskipun aku dalam hati meronta-ronta. Namun, nyaris tidak ada dampak positif atau profitnya bagi aku, buat orang lain mungkin kerasa. 

Pengennya sih sekarang cosplay tokoh-tokoh kartun yang obscure (jarang sekali orang yang tahu) aja, karena kalo milih yang terkenal pastinya bakalan kalah jauh sama cosplayers yang udah tenar. Mana biasanya tokoh anime yang terkenal itu outfits-nya nggak realistis, terlalu berlebihan seksinya, jelas sama sekali nggak akan cocok sama tipe badan aku yang gemuk begindang!

Pernah denger istilah "Big Beautiful Woman"? Nah, mungkin aku bisa jadi yang begini!

Sejak empatbelas tahun yang lalu, aku udah kepengen cosplay jadi karakter cewek "mencintai diri sendiri" dari majalah Girls Edisi 15 tahun III bulan Maret 2008 lalu. Karakter yang satu ini nggak terlalu frontal seksinya, juga emang modis dan masih mundane, namanya juga karakter buat ilustrasi majalah anak-anak populer. Kandidat karakter kartun lainnya untuk dicosplayin dengan outfit yang masih normal di kehidupan sehari-hari adalah ibu dan anak perempuannya, Crystal dan Serenity Zilla (makanya di beberapa medsos, kayak Wattpad dan YouTube, aku sering pake nama yang terakhir ini). Dari kartun Braceface juga banyak banget kandidatnya, tapi aku ambil dua yang paling aku pengen tiru outfit-nya yaitu Maria Wong dan tokoh yang termasuk sekunder, Petra.

Karakter untuk kategori "mencintai diri sendiri" dari kuis tentang narsis dari Majalah Girls Edisi 15 Tahun III Maret 2008, majalah yang pernah kuulas




Friday, September 9, 2022

Sejarah Karya Gila (2)

Catatan 10 September 2022

Wow, baru kali ini aku bikin postingan yang bersambung! Padahal tadinya nggak niat bikin lanjutannya. Di bagian pertama, aku baru beberkan "Top 3" dari karya gila yang pernah aku buat. Ternyata setelah kemarin diingat-ingat lagi, kayaknya perlu juga diperhatikan karya-karya lainnya.


Meskipun nggak segila karya-karya di bagian yang pertama, tapinya karya yang di bagian kedua ini cukup menarik untuk disimak, karena saking anehnya.

Danny Phantom cosplay seksi jadi Minmie, merek tas jadul

Di catatan tentang iklan es krim Spongebob, aku udah pernah cerita bahwa aku pernah bikin gambar Danny Phantom pake kostum baju renang pink kayak yang dipake sama satu anak di iklan terkait, not to mention lengkap dengan rok. It's worth to mention it. Namun, itu bukan satu-satunya contoh "cosplay seksi" yang "dilakukan" oleh Danny si manusia setengah hantu itu. Waktu aku kelas IV (awal 2008), temen cewek dari kelas sebelah pake tas selempang Minmie yang agak lebih "dewasa" ketimbang tas lainnya, bahkan dari brand yang sama!

Di situ, sang tokoh Minmie mengenakan pakaian yang lebih terbuka dibandingkan dengan varian-varian Minmie di tas yang lainnya. Jarang-jarang doi nampilin belahan dada dan perutnya. Sampai-sampai ada anak cowok yang komen, "Tasnya (nama si empunya) geuleuh (Bahasa Sunda, artinya kurleb 'nggak pantes')!" Bagi aku, gambar di tas itu malah jadi sumber inspirasi menggambar Danny yang lagi cosplay

Kalau dihitung-hitung, nggak ada habisnya deh memaparkan seluruh momen penistaan Danny Phantom sebagai cosplayer edan! Terlalu absurd untuk dibilang crossdressing. Pas kelas V (akhir 2008) akhirnya digambar aja di buku khusus corat-coret Danny lagi cosplay jadi Minmie karena seringnya ngeliat itu tas temen yang pastinya akan menarik perhatian untuk ukuran anak SD. Empat tahun kemudian, pas aku baru gabung di DeviantArt waktu kelas IX, aku redraw secara digital gambar Danny jadi Minmie itu, tapinya aku bikin lebih ketutupan aurora-nya (aurat) daripada yang aslinya.

fan art Danny Phantom "cosplay" jadi Minmie karya aku jaman kelas IX, lengkap dengan mata meremnya dan lidah yang melet dikit.

Mungkin Regian Rinaldhi Mutaqien, temen cowok jaman SD yang paling julid, kalo ngeliat semua gambar Danny karyaku itu ngerasa kayak ada "distorsi" aja dengan yang asli vs fan art absurd karya aku. Imej Danny yang gagah di canon, di fan art malah jadi konyol and kocak abiez. Walaupun jelas aku sakit hati sama perkataannya yang ngejek aku gila, aku admit omongannya dia itu ada benernya juga, alias valid, karena sekarang kebayang distorsi yang dirasakannya tiap kali dia liat corat-coret aku. Yeah, jerkass has a point.

Info tambahan, sohib aku Diva yang udah temenan dari SD juga sering kena ejek sama Regian ini! Di sini kisahnya 👇


• Rambut Aneh Danny Phantom

Nah, yang satu ini terinspirasi dari gaya rambutnya Mimi Hitam (ini nama versi Indonesianya, nama aslinya Magica De Spell) dari kartun DuckTales 1987 episode "Send in The Clones". Dalam episode tersebut, dua kali si tokoh antagonis tadi itu rambutnya jadi "kribo". Itu karena yang pertama, kena ledakan dari bubuk ajaib, bahkan warna rambutnya yang tadinya item jadi ijo, dan yang kedua, kena ledakan di dalem gunung berapi tempat dia bermarkas, nah yang ini nggak ngubah warna rambutnya. Rambutnya Danny yang aslinya emang udah rancung-rancung, di karya yang ini malah jadi makin berantakan kayak Mimi Hitam yang habis kena ledakan di episode tadi.

Danny juga ada dua versi warna rambut pas udah dibikin jadi kribo gitu : ijo kayak Mimi Hitam kena ledakan dari bubuk sihir, dan putih kayak warna rambut aslinya pas lagi berubah jadi hantu. Baru ngeh, mestinya aku bikin tiga versi warna rambut ya untuk Danny, karena doi ini sebelum berubah jadi hantu itu warna rambutnya item aja kayak orang kita, orang Asia walaupun dia Kaukasia. Gambar Danny yang kribo ini aku bikin pas kelas IV semester genap, yaitu pada awal 2008. Ini mungkin yang paling normal jika dibandingkan dengan semua karyanya aku yang gila.

Bersambung ke sini.

Thursday, September 8, 2022

Suka Sama Suka Tanpa Nguwel-nguwel? Kok Bisa Sih?

Catatan 8 September 2022

Perhatian : catatan ini sedikit berbau 18 + 🔞

Mereka-mereka yang pacaran sampai bertahun-tahun lamanya itu pernah gak sih, setidaknya satu kali, melakukan aktivitas tangannya "nguwel-nguwel" (jemari bergerak-gerak sambil memegang sesuatu)? Misalnya kalo lagi teleponan, terutama pihak cowoknya, gede deh kemungkinannya buat ngelakuin "nguwel-nguwel" itu sambil dengerin suara manis ayangnya. Kalo mereka jawab "nggak pernah", hmmm mencurigakan. Udah berapa taun saling jatuh cinta, masa sih nggak ada dorongan samsek buat aktivitas model kayak gitu?

Kurang tertarik apa coba, kalo udah lama jadi teman hidup? Eits, jangan dulu negathink ya soal nguwel-nguwel ini! Artiannya nggak senegatif itu! Meskipun sebenarnya artinya nggak terlalu positif juga, sih.

Padahal aku sendiri itu nggak pernah pacaran hingga detik ini, tapi suka gak sadar aja gitu lagi "nguwel-nguwel". Kek gitu tuh biasanya kalo lagi ngeliatin gambar tokoh kartun yang saat ini paling disuka, bahasa kerennya "cartoon crush". Kalo kayak gitu sambil liat foto crush yang bernyawa atau bahkan orang sungguhannya sekalian, ya nggak etis dong, kan baru suka sepihak doang belom jadi pasangan! Tau-tau tangan udah di bawah garis batas atasan baju, sampai-sampai sama Nenek (nenek pihak Papah) aja aku lagi gitu ditanyain (tapinya bukan nada marah ya)! 

"Itu Teteh kenapa tangannya nguwel-nguwel?" 

Karena aku cucu perempuan terbesar keduanya beliau, makanya dipanggil "Teteh".

Bener aja, aku liat satu tangan aku udah nempel di bawah karet celana panjangku dan segera berhenti! Asli nggak nyadar jari-jari aku udah di sana lagi sebelum ditanyain Nenek. Tangan aku yang sebelumnya nguwel-nguwel itu spontan aja bergerak pas aku ngeliat gambar Roger lagi ekspresi judes untuk saat itu, padahal biasanya juga hanya nguwel-nguwel untuk Heinz Doofenshmirtz yang lagi shirtless. Kayaknya sih malah orang lain yang heran ama gue, kok gegara cuman tokoh kartun yang fiktif doang sampe bikin aku jadi segitunya?

Inilah tepatnya gambar Roger (kanan) dengan muka judesnya ngeliat kakaknya, Heinz (kiri) yang lagi ngambek. Ekspresinya Roger yang meski judes tapi kalem itu bikin aku mleyot, deg-deg-serrrr. Sampai-sampai gegara gambar di atas ini terjadilah peristiwa Nenek mergokin aku tangannya "nguwel-nguwel" itu. Hal yang paling memicuku buat kayak gitu itu sebenarnya belahan kakinya di bawah jas hijau gelapnya, terus ditambah muka judes kalemnya tadi!

Begitu Mamah tau aku kepergok sama Nenek (berarti beliau ini mertuanya Mamah) lagi kayak gitu, sontak Mamah langsung berwajah jijik bilang gini :

"Ih Teteh, meni budak teh ..., ngerakeun! Tong ngerakeun atuh, Teh!" ("Ih kamu, ini anak ..., memalukan! Jangan memalukan, dong, Nak!")

Aku trus nyeritain itu semua ke seorang kerabat, lengkap dengan reaksi mamah barusan. 

"Ya nggak ngerakeun (memalukan) lah, da (artinya semacam 'kan') nguwel-nguwel itu kan hak pribadi!" ujar kerabat tersebut.

Buat kelean yang udah punya orang yang diperjuangkan, normalize untuk nguwel-nguwel jika kelean saking cintanya sama si doi. Nguwel-nguwel, kan, hak pribadi sebenarnya, kenapa juga dianggap seakan itu perbuatan "jahat" dan ngerakeun? Aktivitas seperti itu biasanya malah dilakukan tanpa disadari, jadi bukannya disengaja. Ketika orang lain heran jika aku melakukannya karena kepincut tokoh kartun, justru aku yang heran sama para couples di sini (yang aku ketemu langsung) dan di sana (yang aku jarang atau belum pernah temui). 

Kok bisa pacaran lama tapi kagak pernah terpikirkan untuk mendapatkan kesenangan dari aktivitas nguwel-nguwel tersebut?

The Few The Chairman Fanarts

Sumber Gambar :
https://www.deviantart.com/fanartist2020/art/The-Chairman-915290694

https://www.deviantart.com/swasfews/art/An-Assortment-of-Ghosts-917646274

https://www.deviantart.com/arceestar2022/art/League-of-Evil-Crossover-927336817






 

Heather's Outfits







https://totaldrama.fandom.com/wiki/Heather
 

Wednesday, September 7, 2022

Sejarah Karya Gila

Catatan 8 September 2022

Oke, catatan hari ini lagi-lagi masih seputar flashback. Kali ini aku bakalan bahas tentang "sejarah dunia gambar karyaku yang paling gokil"! Orang yang sering punya pikiran nyeleneh macam aku, gosah kaget kalo gambar buatannya juga GJ! Walaupun begitu, gambaran aku yang "gila" jumlahnya cuma satu banding berapa dari karya aku yang normal.

"Membuat karya gila!" kata penggalan dari opening song Phineas and Ferb pas si tokoh utama yang pertama disebut, nyorat-nyoret wajah Candace, kakaknya yang cewek.

"Kalakah Gambar-gambar Kieu!"

Itu adalah kutipan kalimatnya Mamahku saat beliau melihat hasil ulanganku yang jeblok di kelas IV (lupa lagi nilainya berapa). Artinya, "malah bikin gambar-gambar begini!". Di saat otakku nge-blank di satu soal, bukannya berusaha mikirin jawabannya, malah ter-distract sama ingatan gambar ekspresi keledai yang lucu di buku cerita fabel dari koleksi perpustakaan sekolah! Karena gambarnya lumayan susah kalo nggak nyontoh, jadi aku gambarnya seadanya aja, dari memori. 

Hasilnya malah jauh banget dari gambar aslinya dan malah jadi keliatan kayak kelinci kakek-kakek gundul! Secara kuping keledai dan kelinci itu kan dari bentukan sama-sama panjang ya. Alhasil itu kertas ulangan malah banyak gambar wajah si kakek kelinci yang ekspresinya lagi bengong, padahal maksudnya mau bikin lagi teriak, sambil soal di kertas tetep kosong melompong nggak kejawab. Papah aku pas ngeliat gambar kakek kelinci gundul itu ngasih voiceover "Hooo" sambil nunjuk ke gambar aneh itu karena ngeliat mulutnya yang melongo. 

Lalu, kalimat dialog Mamah dalam bahasa Sunda tadi yang menjadi judul sub-cerita ini, keluar pas blio liat beberapa gambar kelinci tuwir di kertas ulanganku itu. Blio nambahin, "Kalo essay itu jangan sampai kosong, isi aja sebisanya karena masih dapat nilai."

"Gambar Gila!"

Gambar aneh yang satu ini bukan pure semuanya karya aku, karena aku di sini cuma "melengkapi" gambar bagian-bagian tubuh dari berbagai binatang! Pas pelajaran Bahasa Inggris kelas III dan V, belajar nama-nama bagian tubuh hewan dan dikasih satu kertas gambarnya. Buat aku sih cuma dibaca bentar gambar bagian tubuh dan namanya dalam Bahasa Inggris trus ditulis artinya, udah cukup. Jadinya nggak perlu lama-lama ngedengerin penjelasan lagi mengenai materi itu. 

Pas aku kelas III lagi ngeliatin gambar-gambar bagian tubuh hewan itu, tetiba aja keingetan bentuk irisan melintang akar teratai yang aku liat fotonya beberapa hari ke belakang di majalah wanita populer. Tanpa sadar, gambar gajah yang aslinya itu belalainya cuma digambar sepotong buat nge-highlight gadingnya, sama aku malah dijadiin akar teratai, ujungnya banyak bolong! Jadinya itu gajah malah jadi "pesek" dan lobang idungnya lebih banyak daripada spesies normalnya. Malah jadi ketagihan corat-coret gambar gajah itu, karena gambar aslinya cuma sampai mukanya doangan, aku jadiin juga badannya gurita karena sering liat di buku-buku hewan laut.

Akar teratai beserta irisan melintangnya. Sumber gambar : https://i0.wp.com/gitacinta.com/wp-content/uploads/2021/07/akar-teratai-1.jpg?

Efek gila ini menular ke gambar-gambar bagian tubuh hewan yang lainnya di satu kertas itu! Gambar kantung kangguru yang lengkap sama anaknya, aku jadiin burung yang ada tanduk setannya plus komuk yang marah. Kaki burung unta (aslinya kakinya doangan) malah berubah jadi manusia setengah burung. Ada pula profil samping macan tutul yang lagi mengaum, cuma ada hidung sama mulutnya yang menganga, eh jadinya kodok yang lagi jongkok sambil penuh taring. 

Waktu itu, masih jarang temen yang liat dan tau gambaran aku itu. Eh dua tahun kemudian, pas aku kelas V, dapet lagi materi dan gambar yang persis sama! Aku remake aja hasil karya yang dulu, gambarnya hampir sama tapi efeknya yang beda banget! Satu temen cowok namanya Regian Rinaldhi Mutaqien yang dulunya nggak sekelas pas pertama bikin gambar itu di kelas III, liat gambar itu pas lewat meja gue, dia sontak berseru, "Hanna, gila ih kamu!" dalam konotasi ngejek, nggak mungkin maksudnya muji karena kualitas gambarnya mediocre alias B aja. 

Kalopun iya bagus, kualitasnya kalah jauh sama gambar aslinya sebelum aku "retouch". Berkat 'The Power of Heboh' yang dia keluarkan, jadi aja semua temen cowok di kelas ane bikin kerumunan di meja aku buat ngeliat gambar hewan yang udah diubah jadi mutan itu. 

"Eh liat itu, Hanna bikin gambar gila!" seru Regian ke semua temen di kelas V.

Akhirnya itu kertas gambar bagian tubuh hewan dalam Bahasa Inggris dapet nickname 'gambar gila'. Sayangnya itu gambar tetiba ilang pas mau pulang sekolah, padahal aku taruh di atas meja. Kelas aku waktu itu lagi diberesin buat acara apa gitu. Curiganya, ada temen yang sengaja buang itu gambar, soalnya udah dicari di tas dan kolong bahkan tempat sampah kelas, nggak ada.

"Poisoned"

Judul sub-cerita yang satu ini bukanlah komentar dari anak cowok atau ortu pas ngeliat karya aku yang aneh bin ajaib, melainkan nickname dari bestie-ku untuk sebuah gambar Danny Phantom dalam pose, yang istilahnya bukan lagi 'nggak banget'. Bahkan ini jauh lebih buruk daripada kata 'nggak banget'. Saking buruknya, sampai-sampai gambarnya itu nggak boleh diliat pas lagi makan. Padahal cuma dapet referensi dari ilustrasi di buku paket Bahasa Inggris kelas 5, terbitan Sarana Panca Karya Nusa.

Satu lagi bab yang memorable dari pelajaran Bahasa Inggris kelas lima selain tentang bagian-bagian tubuh hewan, juga yang bahas penyakit-penyakit. Pas baru beli buku paket, aku kan kepo isinya dan coba baca-baca tuh buku. Tetiba kebuka aja halaman dari bab tentang penyakit dalam Bahasa Inggris, salah satu penyakitnya adalah "poisoned" artinya "keracunan". Si penderita keracunan adalah anak cewek yang digambarkan lagi muntah di atas kloset duduk, buat aku yang emetophobia sih gambar itu ngagetin!

Untuk mengatasi gemetaran akibat gambar 'cursed' itu, lagi-lagi kepikiran ide yang geje abis! Kubuka buku corat-coretku, tentu saja untuk menggambar.  Temen aku yang cowok Regian Rinaldhi M tadi yang sialnya lagi kebagian duduk di sebelahnya aku, langsung aja ngomel, "Huuu, menggambar!" Meski dapet react begitu, tetep aja niatanku nggak ilang untuk menggoreskan pensil ke atas halaman buku barusan itu.

"Yeah, I can do that!" Itulah yang akan kukatakan seandainya aku adalah Butch Hartman, penciptanya Danny Phantom.

Gambar anak cewek 'cursed' tadi yang udah bikin aku jantungan nggak ketulungan, segera aku redraw! Eh, ketulungan deng, kan ditulungan ku gambar yang aku bikin ini. Di sini aku menerapkan jurus ATM : Amati, Tiru, dan Modifikasi, jadinya nggak plek ketiplek sama gambarnya dengan yang ada di buku. Hasilnya, Danny Phantom lagi muntah di atas kloset duduk, sama kayak yang dilakukan cewek penderita keracunan tadi itu. 

Anak cowok yang namanya Regian itu lantas kepo sama karya aku (tadi kan julid), dia ambil paksa bukunya. Begitu dia beres baca, kayaknya dia kena semacam trauma sama isinya, jadinya ngatain "Gila!" sambil ngebanting buku itu di atas meja aku. Tros aku tunjukin aja gambar Danny Phantom yang juga keracunan itu ke Diva, bestie aku yang cewek. Sambil diperlihatkan juga gambar referensinya dari buku paket Bahasa Inggris!

"Jangan pamer-pamer!" ujar Diva.

Ya, sekian saja kisah gambar-gambar paling absurd yang pernah aku buat selama hidupku. Apakah terlalu panjang? Wajar saja, namanya juga 'sejarah'! Mana ada buku sejarah yang tipis?

Tiga Lawan Terberat Diri Dihadapi Dulu dengan Blogging

Catatan 7 September 2022

Ingin deh rasanya menulis di luar tentang flashback. Tapinya kalo nggak bahas-bahas aneka kisah masa lalu, malah buntu idenya. Nggak tau mau nulis tentang apa selain banyak hal dari masa lampau. Kalo udah mandeg mo nulis apa kayak gini, ya udah seterusnya males aja.

Emang sih ya nulis di blog gini bukan bagian dari tugas kuliah atau pekerjaan selama aku magang. Buat aku yang keseringan overthinking, harus diusahakan selalu nulis di blog, sekalipun itu cuma curcol isinya. Berhubung situasinya aku ini lagi nggak bisa nulis surat imajiner, aku harus ke kantor setiap Senin hingga Sabtu, harus ada alternatif lain untuk urusan tulis-menulis pembunuh ovt ini. Ya jatuhnya ngeblog.

Kalo dibilang ada ide buat ngisi blog sih ya banyak. Cuman, lagi-lagi topiknya masih seputar flashback! Lha, emangnya nggak ada topik cerita masa kini? Yaaaa, semakin tambah umur justru semakin sedikit keseruan pengalamannya, karena keseharian aku ini semakin monoton, ditambah makin jarang pergi-pergi akibat pernah ada pandemi. 

Dengan rutin ngisi blog, jadi berlatih untuk melawan tiga hal berikut : mood sendiri, ego sendiri, dan rasa malas. Walaupun mood lagi ancur-ancuran, nggak kepikiran ide, tetep harus "dipaksakan" bikin postingan baru biar nggak overthinking, yang malah mendorong mood jadi semakin down. Egonya aku sih pengennya scrolling gak jelas tentang tokoh-tokoh kartun yang lagi dikecengin, tapi aku harus sadar bahwa aktivitas kayak gitu tanpa output yang jelas bakalan bikin makin nggak produktif dan kreatif. Sebenarnya aku ini pemalas parah, bahkan ngeblog aja bisa males, cuman kalo dibiarin kebawa males ya bakalan bisanya gigit jari doang liat blog punya orang-orang yang rajin update.

Sumber gambar : Twitter

Ubahlah Persepsi Atas Diri Sendiri!

Catatan 12 Januari 2024 Setelah aku konsultasi dengan psikiater pada akhir Desember tahun kemarin, hari ini aku akan lanjut ke sesi ketiga t...