Showing posts with label nostalgia. Show all posts
Showing posts with label nostalgia. Show all posts

Thursday, October 26, 2023

Happy Late 4th Anniversary of My Blog!

Catatan 27 Oktober 2023

Kayaknya lagi-lagi telat mau rayain milad empat tahunnya blog pribadi aku! Soalnya blog aku terbentuk itu kan tanggal 26 kemarin. Karena kemarin ada bimbingan skripsi sama dosen, jadi blank mau nulis apa di blog. Tidak apalah, yang penting nggak blank mau nulis apa buat abstrak di skripsinya aku!

Bersyukur banget deh bisa konsisten ngetik di blog pribadi sampai empat tahun sejak 2019! Sebelumnya udah berkali-kali bikin blog pribadi, tapi gak ada yang konsisten aku isi. Entah itu lupa password-nya, dulu masih mondok di asrama jadi jarang ada waktu dan device buat ngetiknya, atau sekadar nggak tau mau diisi apa blog yang dulu. Untung sekarang udah punya hape sendiri di saat udah kuliah dan tahun ini mau lulus. 

Aku juga tiap-tiap kali udah mulai kendor semangatnya ngisi blog, selalu balik lagi itu spirit kalo keingetan blog miliknya Diva atau Kak Mezty Mez. Sekarang ini udah mulai males nulis diary di buku-buku karena punya aplikasi blog di hape. Jadi, tiap kali keingetan segala hal yang berkaitan dengan misalnya Insiden Kelinci bisa jadi bahan update di blog. Meskipun topiknya cenderung itu-itu melulu, setidaknya blog aku bisa jalan terus hingga empat tahun! 

Wednesday, October 18, 2023

Menyortir Pikiran yang Paling Sering Muncul

Catatan 18 Oktober 2023

Aku sepertinya harus memilah lagi pikiran atau memori mana yang penting dan yang tidak.

"Teteh mah yang penting bisa lupa, yang gak penting inget terus," kata Mamah tadi pagi. 

Kira-kira, apa aja ya hal gak penting yang aku inget terus? Bermula dari aku menemukan sebuah merek biskuit di katalog belanjaan. Merek biskuit itu adalah yang harus dikonsumsi oleh almarhum Papah kata seseorang yang mengobati beliau tapi bukan dokter. Sayangnya, aku baru inget lagi nasihat orang itu pas sebelas tahun setelah wafatnya Papah! 

Aku cukup yakin itu merek biskuit dulu sempat dibeli meskipun aku dulu tidak sempat untuk menyampaikan perkataan "tabib" itu kepada Mamah. Untung itu bukan lupa untuk hal yang krusial. Bukan lupa tentang obat yang wajib diminum oleh Papah dulu. Namun, lupa hal yang penting memang sudah lama jadi kelemahan aku karena saking banyaknya pikiran yang tidak diinginkan berseliweran dalam otakku. 

Apa saja sih memangnya hal-hal yang sering kupikirkan? Sebaiknya didata dulu deh sebelum disortir mana yang penting dan mana yang tidak. Kebanyakan hal yang tidak penting itu malah susah payah ingin kusingkirkan dari ingatanku! Entah mengapa ada saja pikiran atau memori tidak penting yang "membatu".

Membatu ya, bukan membantu. Alias itu memori saking sulitnya dibuang dari pikiran. 

Ini dari 5 (lima) hal yang paling sering mengisi alam pikiranku, diurutkan dari yang paling sering muncul di pikiranku dan ini sama sekali bukan disengaja untuk dipikirkan :

1. Insiden Kelinci, hal yang paling membekas dari insiden tersebut adalah ketika nyaris semua orang mengira aku tidak berempati atas adikku sendiri. Apa tepatnya kata-kata yang Papah katakan ketika marahin aku malahan lupa total, samsek gak bisa inget. 
2. Keinginan untuk tampil seksi sebagai aneka tokoh kartun sebagai usahaku untuk cari jodoh atau minimal pacar. Beneran, waktuku di hape itu pasti sebagian besarnya buat cari outfits di marketplace dan terus cari event cosplay atau studio foto.
3. Memori tarian konyol temen jaman kelas IV ala iklan Tory Cheese Crackers dan memori gambar samurai karya Diva jaman kelas VI.
4. Kekesalan jaman SMP dan SMA, terutama ketika dilarang nulis curhatan di buku dan dilarang punya foto cowok yang bukan pacar aku.
5. Segala hal tentang Heinz Doofenshmirtz dan Mr. Hyunh sebagai bahan inspirasi masing-masing untuk bikin karakter Hans Durchdenwald dan Mr. Wynn.

Oke, setelah merinci semua pikiran yang paling sering timbul, lalu dinilai seberapa pentingnya pikiran-pikiran yang tanpa henti muncul bagaikan video loop sepuluh jam di YouTube!

Pikiran #1 : sudah dibahas di catatanku yang lalu, apakah ini penting atau tidak, aku masih belum tahu pasti. Kejadiannya jelas udah lama pake bangettt karena udah lebih dari 15 tahun yang lalu. Memang ada sih beberapa pelajaran yang bisa kupetik dari insiden kelinci, tapi kayaknya cuma menuhin memori otak aja kalau sampai 24/7 kepikiran selama 15 x 365. Seriusan, ini memori yang paling "batu" dari semuanya! 😓😭😰😦 Catatan aku tentang apakah insiden kelinci ini penting buat aku

Pikiran #2 : ini jelas gak sepenting mikirin tugas akhir atau kelulusan, tapi cukup penting juga karena temen-temen udah pada nikah atau minimal punya doi. Masa mau jomblo terus! Soal penting atau tidaknya, tergantung sudut pandangnya siapa dulu. Bagi Mamah yang anti baju umbar badan ya jelas sampah pikiran ini, bukan lagi gak penting! Tapi bagi aku gimana? Sebagai orang yang udah kehabisan akal buat cari jodoh, ya pikiran ini terpenting nomor tiga setelah tugas akhir dan cari pekerjaan!

Pikiran #3 : oke, kegilaan macam begini udah jelas gak penting banget. Kalau memori karyanya Diva itu kayaknya masih lebih penting dikit karena aku jadi terinspirasi buat bikin "gambar yang gitu" juga biar karyaku nanti di luar zona nyaman. Tapi gak tiap lagi ngelakuin aktivitas kepikiran juga kali buat dua-duanya. Bisa jadi ini lebih gak penting daripada memori insiden kelinci.

Pikiran #4 : penting atau tidaknya itu tergantung cara aku menyikapi memori jaman sekolah dulu yang ngeselin. Kalau hanya ngabisin waktu buat dendam ya memorinya gak penting dan aku harus belajar melupakan. Sebaliknya, kalo termotivasi buat cari prestasi malah jadinya lumayan penting. Salah satu alasan aku terjun jadi cosplayer itu kan biar aku juga punya pacar kayak mereka. 👌👍💪👏

Pikiran #5 : ini juga tergantung sikon! Kalo aku hanya berakhir bersenang-senang gak puguh dengan memori adegan-adegan tertentu dari karakter Heinz Doofenshmirtz dan Mr. Hyunh, ya gak penting. Tapi kalo itu jadi karya, tetep penting. Terhadap hiburan juga jangan hanya bersikap konsumtif, tapi harus tergerak untuk memproduksi karya! 

Sunday, October 15, 2023

Boros, Penyakit Aku Sejak Kecil

Catatan 16 Oktober 2023

Sekarang makin mudah buat beli pakaian atau aksesoris untuk cosplay yang bisa sekaligus untuk jalan-jalan! 😎😬 Harganya juga makin banyak yang murah! Tapi meskipun murah-murah, aku harus hati-hati dengan penyakit yang telah menghinggapi diriku sejak lama : pemborosan! Aku pribadi sih gak terlalu percaya dengan ramalan garis tangan, tapi ketika garis tanganku dikatakan sebagai "sifat boros", ini cocok untukku. 

Sejak kelas satu SD bahkan sudah mulai kelihatan sifat yang satu ini! Walaupun berbeda-beda dari waktu ke waktu jenis barang yang biasa kubeli, tetap saja ini menjadi problem aku. Kelas satu SD itu lebih ke boros soal beli buku komik, setidaknya sampai kelas enam. Begitu masuk SMA, ganti deh jadi boros beli jajanan. 

"Teh, jangan beli-beli komik terus, itu pemborosan!" seru Papah almarhum waktu aku kelas satu SD. 

Ketika tadi akan checkout lagi baju-baju di keranjang toko online, aku segera teringat quote dari almarhum Papah tadi. Namun, aku segera inget lagi tiap mo pergi-pergi yang bikin susah itu biasanya karena bingung mo pake baju apa. Kalo udah punya banyak baju kan jadi ada banyak pilihan. Trus, nggak mager lagi deh mau bepergian.

Thursday, October 12, 2023

Satu Lagi Kartun yang Paling Relatable : Lilo and Stitch!

Catatan 13 Oktober 2023

Salah satu kartun yang mewarnai masa kecilku adalah "Lilo and Stitch"! Bahkan saat kartun itu tayang di bioskop, aku nonton lho barengan Mamah dan dua orang kerabat. Dulu nontonnya waktu umur lima tahun, saat itu belum ngerti bener sama jalan ceritanya tapi udah ngeh bahwa memang ada beberapa momen yang menyedihkan dalam film itu. Adegan Lilo (salah satu tokoh utama) dan Nani (kakaknya Lilo) lagi naik ranjang gantung barengan malem-malem, waktu pertama nonton udah kerasa itu adegan yang ada feel sedih walaupun dulu belum ngerti apa konfliknya mereka di adegan tersebut. 😭😢😵😷

Sampai-sampai adegan dua bunga kemboja putih terbang melayang di udara habis mereka berdua berkumpul itu aja rasanya mau nangis liatnya dulu, walaupun waktu kecil dulu belum paham konteksnya adegan itu. 

Dua minggu yang lalu, aku coba-coba baca ulang tentang film Lilo and Stitch itu di internet. Ternyata adegan di ranjang gantung itu emang konteksnya mengharukan, karena Lilo akan dipisahkan dari kakaknya Nani. Setelah ortu mereka meninggal dunia belum terlalu lama, kini kedua kakak-beradik itu harus berpisah. Meninggalnya ortu mereka juga menjadi alasan mengapa Stitch menjadi peliharaan Lilo walaupun spesies dia itu alien dan Stitch ikut mendapatkan peran utama dalam filmnya. 

Sepertinya sebelum bertemu dengan Stitch, Lilo pernah memiliki hewan peliharaan yang normal kemudian hewan tersebut mati dengan spesies yang tidak diketahui (kemungkinan besar itu adalah anjing). Berhubung kematian kedua orang tuanya Lilo dan Nani ini diceritakan masih agak baru, Lilo teringat kembali akan meninggalnya ortunya ketika piaraannya mati. Jadi, saat Nani ajak adiknya itu ke toko anjing peliharaan, sang kakak mencari hewan yang tidak mudah mati. Di situlah mereka berjumpa dengan Stitch untuk yang pertama kalinya dan Lilo mengira dia juga adalah anjing, padahal dia itu alien. 

Ini pertama kalinya aku nonton kartun yang ortu main chara-nya udah meninggal. Ya, sebelum aku nonton Upin dan Ipin. Lilo and Stitch ini semakin relatable buatku. Pada saat aku baru-baru nonton, aku relate dengan Lilo karena dia tidak punya teman akibat dari sifatnya yang agak aneh, mirip sekali dengan kisah hidupku saat TK.

Ternyata, bagian yang paling relatable buat aku adalah Lilo teringat kembali peristiwa kematian kedua ortunya saat hewan peliharaan dia mati sebelum kenal dengan Stitch. Sama seperti ketika Insiden Kelinci dalam hidupku itu, karena jarak waktu kejadiannya gak terlalu jauh dari meninggalnya adikku. Seperti yang sudah seringkali kuceritakan, hanya mendapatkan kabarnya bahwa kelinci itu mati saja bikin memori adikku yang wafat itu terputar lagi dalam pikiranku seperti sebuah video. Karena orang di sekitar Lilo hanya ada kakaknya saja, dia tidak akan menyadari bahwa dia hanya sendirian menangisi kematian hewan peliharaannya.

Wednesday, October 11, 2023

Membedah Diary Jaman Lulus SMA

Catatan 12 Oktober 2023

(Sebenarnya ditulis pada tanggal 17) 

Salah satu manfaat menulis diary adalah "memperjelas kenangan yang samar-samar". Kuakui, ada perasaan cringe kepada diriku sendiri ketika membaca diary aku yang ditulis lebih dari lima tahun yang lalu. Satu-satunya alasanku untuk menengok kembali isi diary "jaman lulus SMA tapi belum jadi mahasiswa" itu adalah ingin membaca tulisanku pada saat itu tentang Insiden Kelinci. Meskipun selama bertahun-tahun lamanya aku terus menuliskan memori akan insiden tersebut, pastinya tulisanku dari masa ke masa telah mengalami perubahan karena pemahamanku juga semakin berkembang.

Entri dari diary yang aku tunjukkan fotonya di sini adalah catatan pada tanggal 19 Juli 2016. Pas banget itu adalah beberapa lembar terakhir dari buku agenda yang kujadikan diary, jadi nyari catatan tentang insiden kelinci itu gak susah. Dulu, hanya kutuliskan bahwa aku membuat pertanyaan di dalam kepalaku ketika kelinciku mati, lalu pertanyaan itu kutanyakan langsung kepada almarhum Papah. Saat menulis itu, belum tahu apa yang sebenarnya mendorongku untuk bertanya seperti itu. 

Ketika membaca kembali buku harianku yang lawas itu, aku memosisikan diriku sebagai orang lain, bukan diriku sendiri. Ibaratkan aku ini sebagai orang lain yang tidak mengalami peristiwanya atau bukan sebagai saksi matanya. Sambil membaca kalimat per kalimat yang tertulis di dalamnya, aku berpura-pura sebagai orang lain yang hanya mengetahui kisah itu lewat tulisan curhat tersebut. Mulai deh paham, kenapa kebanyakan orang menyalahkanku ketika bertanya seperti itu dan menganggap diriku tidak berempati dengan adikku sendiri. 

Seandainya aku membaca curhatan orang lain yang bertanya hal yang sama, aku juga akan heran. Aku pastinya akan berujar, "Ya iyalah orang akan lebih sedih dengan meninggalnya adik orang itu ketimbang kelinci peliharaannya!" Jika ada orang yang bertanya demikian kepadaku, reaksinya mungkin akan seperti itu juga tetapi aku tidak akan tersinggung seperti Papah almarhum karenaku. Walaupun aku mengeluarkan kalimat "Ya iyalah" itu, tetap saja diriku tidak akan langsung mengira sang penanya tidak menggunakan akal sehatnya, tetapi justru malah membuahkan rasa penasaran. 

Ada apa dengan hidup si penanya hingga terpikir untuk bertanya seperti itu? 

Padahal pertanyaan itu timbul karena bagiku hewan peliharaan yang mati juga memberikan kesedihan yang cukup dalam, seperti kepada anggota keluarga sendiri. Aku belum menjelaskan di catatanku itu dan kepada beliau bahwa ketika kelinciku mati itu membuatku teringat kembali akan sebuah memori sedih yang sebelumnya menimpa keluargaku. Tidak dijelaskan juga pada catatanku yang dulu apa yang sebenarnya memicuku untuk bertanya seperti itu, padahal ini adalah salah satu detail yang penting tapi hilang. Lewat sekian banyak pengalamanku curhat kepada orang-orang, jadi semakin paham bahwa segala hal yang terjadi sebelum insiden itu adalah penting untuk diceritakan.

Pada catatan yang jadul ini, sayangnya tidak ada penjelasan seperti itu, karena dulunya kukira orang-orang akan otomatis merasakan kesedihan yang sama dalamnya denganku untuk hewan. Dulu kusangka semua orang yang menyayangi hewan akan menganggap mereka seperti sesama dari kita. Makanya aku kaget ketika orang-orang di rumah tidak bersedih sepertiku untuk kelinci itu. Saat kelinci terakhir yang dibeliin abangnya Papah itu mati, aku merasakan duka cita dan ternyata ini perasaan yang tepat sama dalamnya ketika adikku wafat.

Karena cara berpikirku yang berbeda dengan orang kebanyakan, jadinya terkadang bingung ketika orang lain merasa tersinggung atau janggal dengan perkataanku. Pada umumnya, orang memisahkan antara manusia dengan hewan, hewan yang dianggap seperti manusia itu kata mereka tidak sesuai dengan akal sehat. Salah satu sebabnya adalah karena hewan itu dianggap makhluk yang rendah, sehingga jangan disikapi dengan perasaan yang sama dengan kepada sesama manusia, itu kata orang kebanyakan. Pernah seorang netizen di Twitter cerita ke aku bahwa dia bikin bokapnya bingung karena kehilangan kucing bisa bikin dia dan nyokapnya berduka kayak kalo wafatnya orang aja.

Oh ya, setengah dari halaman buku pada foto yang kedua di atas sudah pernah ku elaborasi (kuceritakan secara rinci) di catatanku yang lainnya kurang lebih pada dua tahun yang lalu (2021). Catatanku tentang foto yang kedua 

Pada foto diary di atas, kutulis "tidak mungkin aku menceritakan yang sebenarnya" kepada temanku yang memergoki aku menangis teringat insiden itu saat jam keputrian di kelasku. Itu karena dulu aku biasa di-bully, salah satunya akibat pemikiranku yang sering aneh kata orang. Apalagi dulu kami masih sama-sama bocah! Udah aku dewasa aja masih ada temen yang nyalahin dan ngetawain insiden itu, apalagi kalo kami masih bocil!

Tanggal 12 Oktober 2008 ini tepat lima belas tahun yang lalu adalah hari Hal-Bil keluarga besarku ke Lembah Bougenville Resort, Lembang. Pada acara itu, aku dan salah satu ART keluarga melakukan sebuah percakapan yang meaningful ketika duduk di tepi kolam koi untuk melakukan fish dip

Kata beliau, "Kita jangan merasa sebagai yang paling bodoh, karena banyak orang yang lebih bodoh daripada kita." Bahasanya mungkin bisa diperhalus menjadi "Kita jangan merasa sebagai yang paling bodoh, karena banyak yang kagum dengan kita yang dianggap lebih cerdas daripada mereka."

Kalimat yang meaningful dari ART tersebut sayangnya bukan dalam konteks secara khusus mengomentari insiden kelinci, karena aku dulu tidak pernah berani membagikan kisah itu kepada siapapun. Bahkan kisah insiden kelinci ini tadinya kusembunyikan dari Mamah yang bukan saksi mata juga. Ini karena dulu aku saking inginnya melupakan kejadiannya, tapi tidak kunjung lupa. Kejadian itu selalu teringat dalam benakku, tapi dulu gak mau bahas itu sama siapapun kecuali dengan adikku yang besar karena dia satu-satunya saksi mata. Catatanku tentang foto yang ketiga (pengalaman di Lembah Bougenville)
Ini mungkin jadi kali pertama aku berani nulis kalimat pertanyaan yang bikin Papah marah ketika insiden itu. Isi diary yang lebih dulu-dulu kayak jaman SMP sih gak dirinci kayak gimana bunyi kalimat pertanyaannya. Cuma dituliskan kurleb "Papah marah karena aku bertanya tentang kelinci yang mati". Bahkan di catatan diary jaman kelas tujuh ke bawah, nggak disebut dengan tepat alasannya beliau marah karena dulunya beliau dikirain aku karena benci sama kelinci.

Dalam keempat foto catatanku di atas,  dari satu kejadian ke kejadian lainnya yang diceritakan itu, seakan terjadi dalam jarak waktu yang singkat. Padahal dari Insiden Kelinci ke momen ngobrol sama ART di saat halal bihalal 2008 aja ada waktu sebulan lebih! Insiden Kelinci 'kan kejadiannya pada hari pertama bulan puasa di tahun yang sama (1 September), jadi pasti ada jarak sebulan lebih ke acara halal bihalal yang udah lewat semingguan lebih dari lebarannya. Lalu, dari hal-bil itu ke ketika aku diancam Papah bakalan "disatuin sama kelinci" itu ada jarak waktu hampir sebulan, jadi ada jarak dua bulan dari peristiwanya untuk deep talk dengan Papah itu!

Ternyata Insiden Kelinci ini memang berbuntut sangat panjangnya, tidak seperti buntut kelinci yang hanya bulat kecil simpel. Selama bertahun-tahun, orang terus mengiraku menyalahkan Papah dan mengasihani diri dengan menulis diary akan hal itu. Hanya sedikit orang yang paham apa yang kumaksud sebenarnya, yaitu sahabatku Diva sejak kelas V dan dua temanku dari terapi crafting, yaitu mas Daniel dan Mbak Icha. Dengan pemahamanku yang sekarang, kalau jadi orang lain sih pastinya akan heran mengapa aku yang dulu itu lama ngertinya di mana letak kesalahannya.

Karena gak semua orang menghayati hewan sepertiku, jadi aku heran sama orang lain dan juga sebaliknya. Penting buat diingat, jangan dikira dengan menghayati hewan itu jadi tidak ada rasa kehilangan dan sedih untuk adikku sendiri, ya?

Tuesday, October 10, 2023

Rencana Galeri Foto Cosplay di Blog

Catatan 10 September 2023

Inget deh sepuluh tahun yang lalu bahkan udah lebih, sohib aku nunjukin foto momen milad salah satu idolanya. Idola yang lagi milad itu adalah Mezty, salah satu member 7ICONS (sang sohib ini ngidolain semua membernya, dia bukan akgae jadi semua member itu girlband dia demen). Waktu kami berdua masih kelas IX SMP semester kedua yaitu pada tahun 2013 lalu, Mezty membagikan foto-foto momen tersebut di blog pribadinya, meskipun pada tahun itu sudah lahir Instagram. Keingetan itu karena aku tepat seminggu yang lalu juga lagi ultah. 🎂🎉🎁

Karena tepat sehari setelah miladnya aku, ketauan deh sama Mamah aku pernah cosplay jadi Crystal Zilla! Itu adalah pertama kalinya pake banget aku ikutan event cosplay, jadi harap maklum kalo perutnya belum rata. Asli dah malu berat pas tampil di panggung, apalagiiii waktu video waktu tampil itu tercyduk oleh Mamah! Namun, ada ketakutan yang jauh lebih besar daripada itu, yaitu orang-orang edan yang bermedsos. 👻😱

Aku pernah bikin instastory tentang tanaman batu aja pernah di-DM cowok yang pengen VC an dengan tujuan ekshibisi dia mainkan "senjatanya"! Mengerikan, bukan? 😱💀❄

Jadi timbul ide, aku pengennya posting foto-foto aku lagi cosplay itu sebaiknya di blog pribadi aku aja. Isi blog aku selama ini boleh dibilang melulu tentang Insiden Kelinci. Boleh jadi insiden itu traumatis buat aku, tapi aku gak boleh terlalu lama larut di dalamnya sampai lupa ngetik hal-hal yang happy. Lagipula rasanya kagok kalo curhat tentang "behind the scene" dari foto-foto cosplay tersebut dalam caption, jadi alasan lainnya mengikuti jejak Mezty pajang foto-foto di blog pribadiku adalahhh biar bebas nulis cerita kenangan di balik fotonya. 👣👣

Oh hampir aja lupa untuk nambahin, apakah aku bakalan berhenti untuk update di Instagram dan Facebook? Jangan sampai berhenti dong untuk nge-post di kedua media sosial itu! Namun, yang mau dipajang di IG dan FB itu kayaknya cuma foto pas lagi jahit outfit items atau foto yang dicrop. Di blog baru deh berani posting fotonya secara full body. 

Sunday, September 24, 2023

Mau Bilang Apa ya Kepada Papah dalam Surat Imajiner Selanjutnya?

Catatan 25 September 2023

Setidaknya aku kini sudah tahu apa yang harus kulakukan ketika memori sedih itu memenuhi benakku. Sayangnya, walaupun sudah tahu harus menulis surat imajiner untuk Papah tetap saja hal itu kadang-kadang lupa untuk dilakukan atau kepalaku blank ketika akan menulis. Apalagi pekan-pekan di bulan September ini lagi sibuk menyiapkan sidang, mana sempat menulis surat yang seakan ditujukan untuk almarhum Papah itu. Apa lagi nih yang mau "disampaikan" kepada beliau karena semuanya sudah dikatakan dalam surat-surat imajiner sebelumnya.

Oh ya, aku ingin menyampaikan tentang teman akhwat SMA aku yang akhirnya memahami maksudku di balik pertanyaan itu! Pada saat kami masuk SMA pada sepuluh tahun yang lalu yaitu 2013, itu adalah satu tahunnya Papah meninggal dunia. Temanku itu tidak sempat untuk kuperkenalkan kepada beliau. Padahal andai saja beliau masih hidup saat ini, sang kawan bisa saja membantuku menjelaskan pertanyaan aneh itu ketika bertemu dengan beliau. 

Papah di sana pastinya akan senang dan bahagia karena ada seseorang di luar keluarga yang lebih mengerti sifat aneh aku. Dengan sepupu-sepupu perempuan saja kurang akrab aku ini karena sudah jarang sekali bertemu. Kecuali dengan Teh Alma, kami terkadang chat di DM Instagram. Semoga saja dengan menyapa kembali saudara-saudara dari Papah terutama sepupu dapat menjadi teman yang sama akrabnya dengan teman di sekolah dulu. 

Membukukan Semua Catatan Sejarah Insiden Kelinci

Catatan 25 September 2023

Sekian buanyakk catatan blog aku seputar Insiden Kelinci yang diakibatkan oleh miskomunikasi! 📓 Makin mantep nih buat semuanya dikumpulkan lalu dijadikan satu buku! Kayaknya buku tentang itu bakalan tebel pake bingits, soalnya itu catatan udah dari tahun 2021 lalu. Udah dua tahunan cuy aku ngetik di blog pribadi tentang insiden yang ikonik dari jaman aku kelas lima itu. 

Rencana buat bikin buku tentang itu bukan pikiran yang baru, lho. Dua tahun yang lalu udah ada ide buat terbitkan buku yang menceritakan kisah insiden itu, malahan sampai jadi konten challenge kepenulisan di Facebook! Sayangnya, pada saat itu ideku mandeg di tengah-tengah seperti biasanya jika aku lagi nulis buku. Khusus buku tentang insiden tersebut, penyebab mandegnya ideku itu karena belum ada penyelesaian dari memori yang masih terus menghantui diriku itu. 

Sepertinya proyek challenge kepenulisan itulah yang memperkuat keinginanku untuk terapi ke psikolog pada akhir 2021 lalu. Proyek challenge itu kuikuti pada awalnya tahun tersebut. Jika sedang menulis buku, harus ada penyelesaiannya seperti halnya ketika kita menulis alur cerita sebuah novel. Tidak hanya terdapat pengenalan, konflik, dan klimaksnya saja. 

Memori yang terus berputar-putar dalam benakku itu harus segera kuselesaikan! Harus, tidak boleh ditunda-tunda lagi karena sudah terlalu lama belum terselesaikan! Karena psikolog aku itu keburu melahirkan tahun kemarin, makanya terpaksa terapi ini terjeda. Walaupun belum sepenuhnya hilang rasa bersalahku akibat insiden itu, setidaknya gejalanya sudah tidak terlalu parah seperti sebelum terapi. 

Dulu, setiap kali aku teringat insiden itu aku menangis sesenggukan (tetapi masih bisa tanpa suara). Sehabis terapi itu, sudah tidak ada lagi refleks nangis jika sedang teringat tentang insiden itu. 

Tidak akan mungkin salah lagi, buku tentang kejadian yang melibatkan kesalahpahaman tentang pertanyaanku yang mencari perbedaan antara manusia dan hewan itu akan mencapai ketebalan yang sangat! 👉👉👍 Mungkin saja tebalnya halaman buku itu akan sama seperti buku "Queer Menafsir" yang sempat viral pada bulan puasa yang jatuh pada bulan April 2023 lalu! Kalau udah bongkar-bongkar banyak buku jaman bocah SD dulu, bisa jadi catatan tentang insiden itu bakalan makin banyak. Pastinya akan mengasyikkan untuk mengetahui perkembangan mental aku mulai dari usia praremaja hingga kini diriku lebih dari seperempat abad. 

Friday, June 2, 2023

Nugas di Tempat Reunian SMP 2021 (Cuman Aku Dulu Gak Ikutan Acaranya)

Alhamdulillah, akhirnya aku ada pengalaman juga ke Sans Co, lokasi reunian SMP 2021 yang aku batal ikutan. Batal ikutnya itu, karena aku ketinggalan info huhuhu! Sekarang udah lumayan lega deh akhirnya kesampaian juga ke tempat itu meskipun nggak sama temen-temen SMP. Semoga di sini lagi ya nanti kalo reunian.

Pas di perjalanan pergi, ternyata Deket sama pondok aku jaman SMA dulu! Pantesan vibes nya kayak dulu pas lagi perjalanan balik lagi ke pondok! Lokasinya itu ternyata sebelahan banget sama Thai Palace, tepatnya di sebelah kanannya. Kalo Thai Palace sih, udah sering liat dari dulu aku mulai mondok tahun 2013 dulu, wah udah mau satu dekade aja nih.

Meja yang aku taruh tas ransel itu adalah titik aku duduk (aku nggak ada di situ karena aku sendiri yang motoinnya). Kelihatan juga dong itu tempat yang aku pilih buat duduk, dari buku-buku yang aku taruh di atas mejanya. Kenapa aku milih duduk di situ? Alasannya, ada DECH! 

Sebelum milih tempat duduk, aku ditanya dulu sama resepsionisnya mau pilih kafe atau working space. Aku pilih kafe, karena diliat dari fotonya reunian itu, tempatnya luas. Aku ngintip dikit dari pintunya, ternyata working space ini nggak terlalu luas tempatnya. Kafe yang di-"cup" (di-booking), aku cocokin tempatnya sama di foto reuni SMP, ternyata beneran aja mereka yang terdiri dari tujuh orang itu pilih kafe dan aku berhasil nemuin meja yang mereka pilih buat acara itu!

Nanti kalo aku mau ke sini lagi, aku cobain aja working space buat nugas. Ternyata tempatnya emang asik banget buat aku, mana ada tempat duduk sekaligus ayunan dan juga ada yang pake bantal-bantal! Kalo gini sih bikin aku mo ke sini lagi buat yang kedua kalinya! Sekarang sih nikmatin dulu me time sambil membayangkan aku ikutan reunian sama temen-temen SMP.

Rencananya aku mau agak lamaan di sini, karena aku mau bikin sketsa tiga alternatif maskot buat tugas akhir aku. Kayaknya sih sore atau malem pulangnya, biar nggak serasa diburu-buru. Untung aku pilih cafe, soalnya kalo working space itu kan bayar perjamnya. Lagian gak mungkin juga sekelompok anak muda reunian milih working space!

Duuuh, jadinya nggak sabar nih pengen reunian lagi biar aku bisa ikutan! Kalo buat reunian ntar, mending aku tampil dengan outfit yang biasa atau kerdus (kerudung dusta, dipake cuma mau pergi dan deket rumah aja) ya? Ah, banyak juga kali temen cewek SMP yang nggak teterusan berhijab, sejak dulu juga. Jadi kayaknya gapapa kerdus tapi outfit-nya jangan terlalu terbuka kayak buat cosplaying di studio foto nanti.

Ah, itu pikirin aja nanti kalo udah jadi maskotnya. Lebih bagus lagi kalo udah di-ACC satu dari tiga alternatif maskot yang aku bikin. Lagian belum ada wacana reunian lagi juga. Sekarang fokus aja dulu ke sidang alternatif karya nanti tanggal 27 Juni, ternyata maskotnya harus aku bikin lagi dari nol dan harus benar-benar beda dari maskot yang aslinya (ini aku ceritakan di catatan yang lain aja ya).

Di situ aku pesen smoothie Oreo dan kwetiau goreng. Seperti biasa, minuman datang duluan, jadi aku abisin dulu smoothie sambil nungguin kwetiau mendingin. Aku datengnya pas banget jumatan, udah jamnya makan siang nih. Mana konsen kalo nugas tapi belum makan siang.

Aku habiskan dulu pesenan aku sebelum mulai ngerjain. Taunya udah abis semuanya, eh kepala aku masih aja nge-blank, otomatis sketchbook juga blank, kosong melompong! Itu sketchbook sejak beli bulan lalu emang belum pernah diisi apa-apa saking udah malesnya aku gambar, gak kayak waktu sekolah dulu. Cobain pindah ke kursi model sofa, siapa tau kalo lebih nyaman idenya keluar.

Thursday, June 1, 2023

Nonton The Little Mermaid di Bioskop PVJ Setelah 15 Tahun Sejak Pertama Kalinya ke Sana

Catatan 1 Juni 2023

Udah bulan baru lagi nih! Untungnya perasaanku juga terbarukan! Kemarin-kemarin, puncaknya itu pas aku mulai sakit Rabu lalu, aku gelisah karena suka kelewat film-film yang viral di bioskop. Paling gelisah itu kalo nonton The Little Mermaid nggak kesampaian, untungnya hari ini bisa nonton juga tuh.

Rencananya sih aku mau nonton The Little Mermaid itu Rabu lalu, tapi akunya keburu sakit demam dan sakit perut. Bahkan sampai Senin pagi masih juga sakit perut meskipun udah gak demam lagi. Seminggu ini gelisahnya bukan main, bakalan nyesek banget kalo sampai nggak nonton di bioskop. Alhamdulillah, akhirnya hari ini aku udah sehat betul dan nontonnya juga di tempat yang hampir gak pernah aku kunjungi sebelumnya, Paris Van Java suasana baru!

Pertama dan terakhir kalinya aku ke PVJ itu waktu field trip kelas 4 tahun 2008 tepatnya sih ke Gramedia, wah udah lamaaaaa banget itu tuh! Udah 15 tahun yang lalu baru ke sana lagi, jadinya suasana baru nich! Suasana baru, otomatis isi pikiran juga terbarukan. Bahkan, mungkin ada aku ada cartoon crush yang baru, Prince Eric.

Sambil aku jalan menyusuri tempat-tempat di dalam gedung mall PVJ, aku inget bahwa waktu dulu pertama kalinya ke sana itu belum terjadi Insiden Kelinci. Saat itu, aku masih kelas 4 sedangkan Insiden Kelinci itu terjadi beberapa bulan setelahnya ketika udah kenaikan kelas ke kelas 5. Ini entah udah yang keberapa kalinya aku bilangin, ini bukannya nyalahin Papah meskipun impact-nya kuat banget buat aku. Waktu belum kejadian, biasanya aku banyak hepi (meskipun aku sifatnya cepet marah juga ya dulu), nggak ada kesedihan yang terus-terusan kepikiran. 

Pada saat-saat sebelum Insiden Kelinci itu terjadi, pikiran aku banyak senengnya sambil fangirling Danny Phantom. Lagi seneng-senengnya beli komik Rainbow Miracle volume 1 (belum pernah ngumpulin sampai tamat tuh) di Gramedia PVJ, setelah sebelumnya dari perkebunan wortel untuk dipetik sendiri. Pengen deh kayak dulunya, pikiran aku itu nggak ada kesedihan dan rasa bersalah yang terus keingetan. 

Tadinya aku anggap Prince Eric itu cuma cowok ganteng kartun biasa. Setelah liat live actionnya, ada sedikit getaran aneh nich. Dia dan Princess Ariel itu kalo dipikir-pikir jalan hidupnya kayak aku lho, sama-sama pengen hidup berkebalikan dari yang disuruh sama ortunya masing-masing. Namun, bukan itu lho yang bikin jatuh cinta sama Eric, baru kerasa itu pas (spoiler) dia habis battle dari laut terus ngeliat gaunnya Ariel yang nyangkut di atas batu karang.

Setelah kemarin aku tulis tentang mimpi sedih pada Jumat dini hari lalu, perasaan sedih keinget suara aku yang nangis nyariin bantal kesayangan aku Puspa itu udah terkikis. Nah, hari ini habis pulang dari PVJ, perasaan sedih itu beneran udah habis. Bener kata AA Irsyad, cat dinding kamar aku itu warnanya bikin depresot karena semakin lama aku jauh-jauh dari kamar, makin nggak sedih. Kira-kira, rencana pergi aku buat besok apa, nih?

Monday, April 17, 2023

Kartun Masa Kecil yang Jarang Ditonton Tapi Berkesan

Catatan 17 April 2023

Inget deh jaman umur empat tahunan pernah punya VCD kartun Joseph The King of Dreams, kisah tentang Nabi Yusuf. Nggak tau kenapa hampir nggak pernah muter VCD itu, kalo gak salah karena cepet rusak. Maklum, bukan yang asli tapi bajakan, soalnya gambar di atasnya itu nggak full color tapi monokrom. Terkait gambar yang jadi kelihatan kurang jelas di atas VCD ini, ada sedikit cerita nih.

Aku udah ngeh bajunya tokoh Joseph ini rada aneh meskipun gambarnya di atas kepingan VCD itu nggak berwarna. Itu kayaknya kebantu sama gambar versi aslinya di cover VCD nya deh yang full color, meskipun memorinya samar-samar. Soalnya cepet ilang sih covernya, kayaknya ada yang buang, hiks. Jadi, aku liat gambar ini lagi udah dua dekade lebih dari saat pertama kali liat, ternyata feeling aneh sama bajunya Joseph ini terbukti!

"Mah, ini tuh pake baju gak, sih?" tanya aku pas umur empat sambil nunjuk gambar Joseph (yang di tengah) di atas kepingan VCD, yang tadi kata aku gambarnya nggak berwarna itu.

"Pake, ah. Masa gak pake?" jawab Mamah.

Di situ aku udah sangsi, karena ada vague memory waktu liat covernya. Emang sih masih ada bajunya, tapi sejak saat itu udah ada perasaan "itu baju kayaknya nggak terlalu nutup, deh". Sampe beberapa kali nanya ke Mamah karena masih ragu-ragu. Jawabannya tetep sama aja dan aku masih mikirnya dia gak pake baju lengkap.

Ternyata eh ternyata, bener aja dugaanku jaman umur empat itu!

Soal cewek yang di sebelah kiri Joseph, yang bawa kucing kurus, juga ada ceritanya sendiri dari masa kecilku. Padahal aku nggak demen sama ceweknya (biasa aja), tapi entah kenapa pengen terus niruin ikat kepalanya. Waktu itu di rumah nggak ada lagi ikat kepala dari karet selain bekas aku bayi dulu, adanya bando dari plastik keras mungkin ya. Dulu aku mikir gini, "Apa ya yang ada karetnya tapi bukan celana?", soalnya aku bukan Shinchan!

Entah kenapa refleksnya itu malah ambil kebawahan mukena buat ditaruh di kepalaku! Lupa lagi mukena punya siapa, punya aku atau Mamah ya. Sering banget aku gagayaan begini sampai Papah aku motoin momen itu! Hihihi kayaknya nggak ada yang tau itu inspired dari cover art film kartun Joseph itu.

Padahal si cewek Mesir itu, seperti yang bisa dilihat dari gambar, nggak pake kain di kepalanya, lho. Itu kepaksa karena nggak ada lagi yang fungsinya kayak ikat kepala gitu. Eh, jatuhnya malah jadi mirip dengan karakter pria tua di sebelah kanannya Joseph. Ini kasus yang mungkin memorable, aku ngerasa agak aneh sama gambar itu karena ini yang dulu muncul di pikiran aku waktu umur empat :

"Ini laki-laki atau perempuan sih yang di tengah? Diliat dari pakaiannya sih laki-laki tapi mukanya kayak perempuan cuman rambutnya pendek. Eh, bajunya juga aneh, itu pasti bukan jaket! Dia juga kayak pake rok, bukan celana!" 

Karena terus kepikiran sama tokoh Joseph itu, aku anehnya malah jadi tertarik untuk cosplaying jadi cewek Mesir yang bawa kucing itu.

Thursday, March 30, 2023

Danny Phantom vs Ace Bunny? Apakah Ini Sebuah "Premonition"?

Catatan 30 Maret 2023


Ace Bunny dari Loonatic Unleashed. Sumber gambar: https://lul.fandom.com/wiki/Ace_Bunny?file=Ace_standing.jpg


Danny Phantom pakai jubah putih. Sumber gambar: https://www.fanpop.com/clubs/danny-phantom/images/18237378/title/over-heroic-danny-photo

Hanya melihat dua tokoh kartun yang sama aku dianggap satu "vibes", bagi aku udah kek sebuah "premonition". Premonition ini artinya bisa "firasat", "pertanda", atau "prekognisi = dugaan peristiwa yang akan terjadi di masa mendatang". Kenapa harus ditulis dalam Bahasa Inggris jika ada padanannya dalam Bahasa Indonesia, bahasa persatuan kita? Kata "premonition" ini maknanya bisa lebih luas daripada "firasat", atau "pertanda", untuk dua padanannya dalam Bahasa Indonesia tadi, lebih cocok buat kejadian yang besar-besar kayak bencana alam atau musibah kehilangan, baik itu nyawa (manusia) atau benda yang berharga.

Arti dari "premonition" ini bisa juga untuk tanda-tanda dari kejadian yang sepele, makanya aku lebih sreg pake kata ini daripada artinya dalam Bahasa Indonesia. Terus, apa nih yang aku anggap sebagai "premonition"? Pada akhir bulan Juni 2008, pas adik aku Irsyad dan dua kakak sepupuku (anak-anak lelakinya Wa Aden, abangnya Papah) khitanan di Cirebon, di sinilah aku melihat yang aku sebut "premonition" tadi. Hanya menemukan sebuah acara kartun aja, yang bagiku boleh dibilang prediksi dari suatu kejadian yang dampaknya dalam sekali hanya bagiku seorang meskipun itu bukan kejadian yang besar untuk orang-orang.

Di bank kantornya Wa Rini, istrinya Wa Aden, kami yang terdiri dari aku, Irsyad, dan ketiga anaknya mereka, kami nonton sebuah kartun yang judulnya "Loonatic Unleashed" di teve kantor tersebut. Inilah yang kucurigai sebagai "premonition"!

Kartun Loonatic Unleashed ini buat yang belum tau (kayaknya emang jarang deh orang Indo yang tau acara kartun ini), sebenarnya versi "badass" dan superhero dari main casts kartun Looney Tunes. Tokoh utamanya, Ace Bunny, itu versi lainnya Bugs Bunny sebagai pahlawan super. Entah kenapa, aku sejak pandangan pertama udah ngerasa Ace ini ada seiris kemiripan dengan Danny Phantom. Mungkin karena pakaiannya hitam-hitam, pake sepatu bot serta sabuk berwarna sama, dan rambutnya berantakan?

Beberapa hari sebelumnya, Teh Alma (anak sulungnya Wa Aden) pernah nyebutin kartun Loonatic ini pas aku ngayal AC nyampe angka minus, terus bisa bikin beku ruangan jadi es. 

"Kalo ruangan beku jadi es karena AC, jadi kayak Loonatic, dong!" seru Teh Alma, "Kamu tau kartun Loonatic nggak?"

"Nggak tuh," jawabku saat itu. Malahan baru denger judulnya.

Waktu itu aku belum liat sama sekali kartunnya. Untung akhirnya nonton juga itu kartun walaupun cuma satu kali. Langsung deh aku jatuh cinta sama Ace Bunny pada pandangan yang pertama, padahal udah duluan suka sama Danny Phantom! Menurut adikku Irsyad, Ace itu gak mirip sama sekali dengan Danny Phantom tapi bagiku ada satu vibe untuk desain karakternya.

Namun, kisah cintaku sama Ace Bunny ini malah kerasanya kayak premonition itu tadi untuk kejadian tiga bulan ke depannya. Premonition akan sebuah insiden yang bagi orang lain itu sepele, tetapi bagiku sebaliknya, malah memberikan dampak yang sangat serius. Danny Phantom yang tokoh bentuk orang (tepatnya dia setengah hantu) diasosiasikan dengan Ace Bunny yang merupakan tokoh kelinci yang dipersonifikasikan, ini jadinya malah kayak ada benang merahnya dengan Insiden Kelinci! Aku sebenarnya udah kepikiran hal ini sejak kelas lima dulu, tapinya tahunan terlupakan dan baru keingetan lagi waktu kepikiran pengen ngobrol sama si sulung dari abangnya Papah itu waktu bulan puasa tahun ini.

Simpelnya begini: aku ngerasa pas aku ngemiripin Ace Bunny sama Danny Phantom, itu kayak semacam "ramalan" buat terjadinya Insiden Kelinci, yang nggak nyampe tiga bulan dari sejak mulai suka sama tokoh dari Loonatic itu! Aku terus cari-cari persamaan dan perbedaan antara Danny dan Ace itu. Danny yang tokoh manusia dan Ace yang tokoh kelinci dipersonifikasikan. Ya, kayak Insiden Kelinci yang sejatinya adalah untuk mencari tahu lebih banyak tentang persamaan dan perbedaan antara manusia dengan hewan!

Pada sekitar tanggal 21-27 Juni 2008 itu, saat aku liburan kenaikan kelas ke kelas lima, aku mengasosiasikan antara Danny Phantom yang tokoh manusia dengan Ace Bunny yang tokoh kelinci. Walaupun Ace Bunny ini bukan karakter manusia tulen, tapi perasaan kagumku sama dengan kepada karakter yang memang manusia. Lalu, kurang dari tiga bulan kemudian yaitu tanggal 1 September 2008, Insiden Kelinci itu terjadi. Insiden itu terjadi ketika aku memberikan perasaan sayang, kehilangan, dan sedih yang sama dalamnya antara kelinci peliharaan dengan anggota keluarga sendiri.

Ingin Berbagi Kisah Insiden Kelinci dengan Orang-orang yang Terlibat Peristiwanya Secara Tidak Langsung

Catatan 30 Maret 2023


Sumber gambar: https://www.pngwing.com/id/free-png-pnlbn/download

Selama ini, aku membagikan kisah nyata Insiden Kelinci kepada orang-orang yang tidak berkaitan sama sekali dengan peristiwanya, meskipun itu masih ada hubungan kekeluargaan. Bahkan, Mamah aja kayaknya lumayan telat buat tahu kisah tersebut dan beliau bukan saksi mata. Satu-satunya saksi mata yang valid dari kisah ini cuma adik aku Irsyad, karena waktu itu Fariz masih umurnya satu tahun lebih (hari ini Fariz ultah yang ke-16!). Namun, hari ini aku ada ide: gimana kalo aku spill kisah ini buat orang-orang yang masih signifikan terhadap peristiwa itu, tetapi bukan yang terlibat langsung atau saksinya?

Orang-orang yang aku maksud "signifikan" di sini adalah yang "sepengalaman" tetapi nggak terlibat sama insidennya. Duh, agak ribet ya? Jadi gini, kelinci yang mati itu, kayak yang udah aku sering tulis, pemberian dari Wa Aden, abangnya Papah almarhum. Uwa ini waktu seminggu sebelum bulan puasa 2008 dateng ke Bandung dari rumahnya beliau di Cirebon bareng sekeluarganya.

Jelas dong, sang Abang juga beliin kelinci buat masing-masing dari ketiga anaknya! Udah bisa ditebak, kelinci peliharaan mereka juga nggak berumur panjang. Apalagi dibawa dari Bandung ke Cirebon yang ngabisin berjam-jam di perjalanan, kelinci aku aja nggak lama hidupnya. Pas Tahun Baru 2009, keluarga aku 'kan gantian ke rumahnya mereka dan beneran aja kelinci milik tiga sepupu kami itu udah pada mati, itu hewan yang rapuh sih!

Sayangnya, tiap kali aku ke Cirebon buat ketemu mereka, nggak pernah sempet buat ngobrol mendalam tentang pengalaman piara kelinci ini. Terutamanya sih aku pengen ngobrolin ini sama Teh Alma, si sulung yang sama kayak aku, satu-satunya cewek di keluarga inti! Ide ini baru kepikiran pas bulan puasa di tahun 2023 ini, sekitar 14 tahun lebih dari terjadinya Insiden Kelinci itu! Aku dengan si Teteh ini kayak Miiko ketemu Kiyomi untuk relasi kekeluargaannya, yaitu sepupu dari pihak Papah. 

Emangnya apa sih yang pengen dibahas sama Teh Alma soal kelinci itu? Aku penasaran, gimana perasaannya waktu kelinci yang dia kasih nama "Upik" itu mati. Pastinya sih ada aja rasa sedih ketika piaraan mati, tapi seberapa dalamnya? Aku tahu dia masih waras dalam menyikapi kematian kelinci itu (pastinya nggak kayak aku yang malah ngehalu lebay dan sampai bikin pertanyaan absurd), tapi boleh dicoba untuk diminta kisah pengalamannya terkait Upik yang bulunya abu-abu itu.

Kayaknya menarik juga untuk ditanyakan seberapa lama kelinci milik ketiga sepupuku itu hidup. Jika bisa dan akunya nggak canggung sih pengennya ngobrolin ini bukan sama Teh Alma aja, tapi juga sama dua adik cowoknya. Sebagai cowok, gimana sih mereka berdua yang dirasakan waktu kelinci mereka mati? Ini biar nggak kaku kalo nanti suatu saat ketemu mereka, mungkin bakalan ketemu pas lebaran tahun ini nanti di rumah Nenek.

Soalnya udah lama banget nggak ketemu keluarga Uwa Aden itu setelah Papah wafat. Biasanya sih kalo ada reuni, yang dibahas itu nostalgia masa-masa pas masih sering barengan. Habisnya, nggak banyak sih cerita yang kami habiskan bareng-bareng selain pergi ke BSM (sekarang udah jadi TSM) bareng-bareng dulu. Aku juga penasaran dengan apa tanggapan Teh Alma dan dua adiknya tentang Insiden Kelinci ini, setelah mereka sharing kisah pengalaman mereka dengan kelinci-kelincinya.

Kenapa ketiga sepupuku dari Wa Aden ini aku sebut "orang-orang yang signifikan"? Karena mereka juga terlibat dengan serentetan hal yang mengawali Insiden Kelinci, meskipun hanya di awalnya banget. Mereka juga jelas nggak mungkin jadi saksi, karena mereka lagi di Cirebon, kami di Bandung. Nenekku dari pihak Papah pun hampir sama, beliau datang ke rumah tempat keluargaku tinggal (rumahnya Eyang Putri, nenek dari Mamah) saat satu dari dua kelinci pemberian Wa Aden itu mati.

Insiden Kelinci terjadi ketika kelinci yang kedua dan terakhir itu juga akhirnya mati, hanya tiga hari setelah matinya kelinci yang pertama tadi...

Diharapkan setelah aku sharing kisah ini kepada tiga sepupu dan Nenek kami, rasa bersalah akibat Insiden Kelinci itu dapat terobati...

Wednesday, March 22, 2023

Munculnya Berbagai Halu Ambigu

Catatan 23 Maret 2023

Beberapa bulan setelah Insiden Kelinci itu, yaitu mulai dari akhir 2008 hingga awal 2009 entah kenapa jadi banyak halu akan adegan-adegan yang entah apa maksudnya. Ini bukan flashback momen-momen yang pernah kulewati, hanya adegan-adegan random yang sering berkelebat di kepalaku di saat lagi terdiam sendirian. Biasanya berisi orang-orang yang aku nggak pernah kenal dan tempat yang aku nggak pernah kunjungi. Namun, ada pula yang "tokoh utamanya" adalah versi lain dari diriku sendiri.

Kisah Halu yang Pertama

Contoh yang paling aku inget (karena ini contoh halu yang paling sering muncul di kepala) adalah adegan banyak anak-anak berlarian di sekitar air mancur di taman sambil tertawa-tawa riang dan lari-larian lincah. Gak ada info yang jelas banget tentang adegan itu, siapa aja mereka aku nggak tau samsek. Pastinya mereka bukan aku, sodara, dan teman-teman, intinya dari sekumpulan anak-anak itu nggak ada yang aku kenal satupun dan entah apa maknanya. Waktu itu aku usianya sebelas tahun, kira-kira anak-anak itu usianya banyak yang seumuran denganku saat itu, tapi banyak pula yang beberapa tahun di bawahku, bahkan ada pula yang anak TK.


Adegan anak-anak yang main di sekitar air mancur itu selalu dari sudut pandang orang ketiga. Simpelnya, aku nggak pernah terlibat dalam permainan mereka dan hanya sebagai pengamat. Ibaratnya, aku cuma orang yang duduk di kursi taman ngeliat mereka dari jauh. Jadi, itu jelas bukan flashback momen-momen aku lagi main, bukan potongan adegan film, dan bukan juga memori ngeliat anak-anak di suatu tempat, karena taman yang ada dalam halu tersebut nggak pernah liat secara IRL.

Keceriaan anak-anak tadi itu entah kenapa selalu bikin aku mewek. Nggak pernah sampai sesenggukan sih, cuma ngalir dikit air matanya aja. Entahlah ini perasaan terharu, sedih, rindu, atau apa. Penting untuk diingat, perasaan melankolis kayak gini nggak ada kalo ngeliat adegan yang serupa di dunyat.

Kisah Halu yang Kedua

Selain halu tentang banyak anak-anak main sambil lari-lari di sekitar air mancur taman tadi, ada pula halu lainnya yang agak aneh. Ini seinget aku muncul pas lagi di perjalanan family gathering ke Dufan pada tahun 2008, tapi mungkin pernah muncul juga pada waktu-waktu lainnya. Buat orang yang baru denger atau baca mungkin banget bakalan ketawa ngakak : yang ini halu jadi nenek-nenek pengemis! Jika pada halu yang pertama tadi aku nggak terlibat dan hanya jadi orang yang mengamati dari jauh, sebaliknya buat halu yang ini, di sini aku berubah jadi nenek-nenek pengemis itu alias pake POV "orang pertama", aku sendirilah pelaku dari cerita halu ini.

Aku yang pada saat itu masih berumur sebelas tahun, langsung berubah jadi orang yang usianya bahkan jauh lebih tua daripada ortuku saat itu. Kayaknya udah ngalahin dua nenek aku juga! Sebuah rumah besar aku datangi, ingetnya itu rumah catnya putih jadi sama sekali bukan rumahku. Pintu rumah itu terbuka, berdiri seorang bapak yang usianya sepantaran dengan Papah (akhir 30 tahunan), dia sama sekali tidak kukenal, nggak pernah ketemu orangnya di dunia nyata. 

Bapak itu bentak dan ngusir aku, karena aku mengemis kepadanya. Tapi apa tepatnya kata-kata yang dia katakan, sama sekali nggak ada yang inget. Halu ini bikin aku sedih, meskipun kalo ngeliat pengemis beneran malah curiga mereka nggak semiskin kelihatannya. Malahan agak takut uang yang mereka terima itu sebenarnya buat keperluan yang haram.

Setelah si bapak itu membentakku dalam wujud wanita pengemis tua, nggak pernah ada kelanjutannya dari adegan tersebut.

Di jalan tol menuju Dufan itu, aku menangis tanpa suara. Tiada seorangpun yang tau aku mewek, termasuk adik aku Irsyad yang sering berdua sama aku. Kalo gak salah waktu itu aku duduk sendirian di bus. Mungkinkah ini efek dari gabut di perjalanan, karena jalan tol itu jujur aja ngebosenin, pemandangannya monoton walaupun mulus tanpa lampu merah dan indah pepohonannya.

Yap, masih sama dengan skenario "anak-anak air mancur" tadi, makna dari skenario "nenek pengemis" juga beneran nggak jelas. Semuanya terasa ambigu. Bukan bunga tidur juga, karena itu semua terjadi di saat aku bangun, bukan tidur. Ternyata eh ternyata, kisah random yang singkat-singkat begini itu nggak hanya dua, tapi masih ada lagi.

Kisah Halu yang Ketiga

Buset, nggak nyangka ternyata masih ada satu lagi contoh kisah halu yang lainnya! Mulai dari kisah yang ketiga ini, munculnya nggak sesering kisah "anak-anak air mancur" dan "nenek pengemis". Ini adalah saat di mana aku mendadak punya clone, alias "kembaran yang bukan biologis". Saat aku duduk di ruang tengah rumah, clone dari aku ini lagi dimarahin Papah sambil terduduk dan menangis di ruang tamu, yang terletak di sebelah ruang tengah tempat aku yang "asli" berada dalam kisah halusinasi ini.

Aku yang "asli" dan clone ini pake baju yang berbeda. Kalo gak salah, aku yang asli dalam halu pake blus batik gambar wayang warna magenta (baju ini beneran aku punya dan suka dipake sekitar aku kelas IV hingga V), sedangkan clone tadi mengenakan t-shirt kuning pucat (ini nggak tahu aku pernah punya baju ini atau nggak). Entah apa kesalahan yang diperbuatnya sampai tiruan dari diriku itu dimarahin sama Papah, aku nggak ngikutin dari awal dan tahu-tahu udah gitu kejadiannya. Sampai-sampai, sang tiruan itu sebelum terduduk sambil menangis itu sempat dihempaskan ke lantai sambil Papah memarahinya, lengannya sang clone aku dilepaskannya dengan kuat hingga dia terduduk di atas ubin!

Pada kenyataannya, aku nggak pernah dibanting kuat-kuat ke lantai gitu lho sama ortu sendiri, suwer! Di sana, aku yang asli nggak bisa ngapa-ngapain selain nangis sedih ngeliat "kembaran" sendiri lagi berada dalam situasi begitu. Anehnya, aku kayak nggak bisa bergabung sama mereka, kayak ada semacam sekat tidak kasat mata gitu yang menghalangi ruang tamu dan ruang tengah. Bukan hanya aku aja, semua orang di rumah nggak ada yang bisa intervensi sama adegan tadi itu.

Walaupun kisah yang ini berisi orang-orang dalam kehidupanku sendiri, yaitu aku (meskipun ada tiruannya) dan almarhum Papah, tetep masih ambigu "apa sih pesan yang disampaikannya?" Dari mana tiruan aku itu juga nggak jelas. Apakah seorang ilmuwan diam-diam menggandakan aku dan untuk apa pula kegunaannya aku dikloning? Ini bukan mimpi, melainkan adegan yang dulu sering muncul sendiri di kepala, terutama di saat lagi rebahan atau jalan-jalan, paling banyak muncul kalo perginya pakai bus.

Pada saat halu itu sering muncul, aku belum tahu istilah clone. Namun, aku mendadak ada dua di sini, yang satunya entah siapa dan asalnya entah dari mana.

Kisah Halu yang Keempat

Ini udah separuh termasuk mimpi, karena beneran pernah jadi bunga tidur. Habis pernah jadi mimpi, udahnya terus recalled di dunia nyata meskipun nggak terlalu sering. Kayaknya ini halu kebagusan dech buat aku : di sini aku ketemu diriku versi putri duyung di sebuah pulau! Waktu itu aku udah jadi anak kelas lima, masih aja mimpi begini padahal aslinya sih putri duyung itu nggak pernah jadi top of the mind, alias bukan sesuatu yang bikin aku terobsesi dengannya.

Aku juga nggak pernah ada fase kepengen jadi putri duyung tiap kali ngeliat makhluk itu, bahkan sejak balita juga. Kalo ngehalu pengen jadi apa, kayaknya di umur sebelas jauh lebih pengen jadi cosplayer atau model praremaja. Oh, ya, aku kan dulu suka nyobain pake kostum Danny Phantom ala rumahan dari kaos dan celana panjang hitam! Mungkin ada sih sedikit keinginan jadi putri duyung, buktinya aku hampir kabita waktu ngeliat foto anak perempuan lagi cosplay jadi Ariel di Majalah Disney Princess

Lagi-lagi, ya itu tadi, keinginan itu nggak pernah jadi top of my mind. Hanya terbersit kalo lagi baca itu majalah aja, udah gitu ya banyak lupanya sama keinginan itu tadi.

Walaupun keinginan jadi duyung itu pernah sedikit terbersit dalam benak ini, keinginan itu nggak pernah sampai menguasai kepalaku. Beda banget itu sama keinginan yang kuat buat pake kostum Danny Phantom jaman itu. Oke, balik ke apa saja yang terjadi dalam mimpi tadi itu! Secara ini udah lama banget-banget, yang bisa kuingat cuma sedikit banget juga : aku lagi salam perpisahan sama diriku yang versi putri duyung, sambil ada backsong dari OST adegan (spoiler) para roh yang naik ke langit dari kapal pesiar di film Ghost Ship.

Inilah video yang mengandung bawang karena soundtrack tersebut (tapi harus banyak skip, karena mulainya musik itu agak lama) https://youtube.com/watch?v=cMmi5sRe8wc&si=EnSIkaIECMiOmarE

Meski itu film horor, tapi soundtrack dari adegan itu justru malah mengharukan. Begitu juga dengan perpisahan diriku dengan "aku" si putri duyung, entah kenapa rasanya sedih banget, padahal kalo pisah sama orang real life sih nggak pernah sampai segitunya. Dalam mimpi yang sering keingetan lagi ini, aku pergi dan pulang pake perahu raft, sendirian nggak sama Papah, Mamah, dan dua adik-adikku nggak tau kenapa. Putri duyung ini juga anehnya bukan tinggal di laut atau pantai, tapi di atas lapisan es kutub barengan sama banyak beruang kutub dan penguin (padahal sih kedua hewan itu tinggal di kutub yang berbeda, lho).

Kayaknya ini detail yang perlu deh buat dicatat : langitnya tidak cerah, nggak kayak langit di daerah pantai biasanya. Mungkin karena lokasinya juga memang bukan di pantai atau karena udah masuk waktu sore dalam mimpinya. Entahlah, pokoknya itu langit kayak yang mendung. Jadi kalopun udah sore, nggak ada cahaya matahari terbenam.

Langit dalam mimpi aku emang sering mendung, jarang banget yang cerah.

Kisah Halu yang Kelima

Ah, lagi-lagi Halu begini itu munculnya sehabis insiden itu! Sebenarnya, sebelum mengalami insiden itu pun udah langganan ngehalu, tapi jadi makin intens ketika setelahnya. Kisah halu dengan makna ambigu yang kelima ini adalah kabur dari rumah dengan bawa banyak merchandise Danny Phantom! Aslinya, hampir nggak ada yang jual merch Danny di dalam negeri, bahkan bonekanya juga nggak ada yang jual nggak kayak Heinz Doofenshmirtz!

Sejak kelas satu SD, aku udah suka ngehalu "gimana ya kalo aku punya kampung halaman yang asli, yang aku nggak tau karena aku dulu masih bayi dibawa ke rumah aku yang sekarang?" Aku pikir, itu cuma kebawa-bawa cerita sinetron doang. Ternyata eh ternyata, empat tahun kemudian, pas udah duduk di kelas lima juga malah muncul lagi keinginan untuk keluar rumah. Tapi kali ini bukan lagi didasari oleh pikiran kayak tadi, melainkan karena udah gak tau lagi cara apa buat mengatasi guilt dan insecure akibat insiden di hari pertama bulan Ramadhan 2008 itu.

Oleh sebab itu, sering kepikiran kalo lagi sendirian di kamar, aku pengen punya kehidupan sendiri yang baru. Karena nggak pernah liat ada merchandise Danny Phantom di Indo, alhasil seringnya aku ngehalu pergi sambil bawa bantal kesayangan dan boneka Buttercup dari Powerpuff Girls aja. Tentunya bawa baju ganti juga dong! Sayangnya, ada problem lainnya: mau kabur ke mana nih?

Inilah yang terjadi di kepalaku untuk kisah halu yang kelima ini: aku ambil dua barang kesayanganku (bantal kecil dan boneka Buttercup), terus semua merchandise Danny Phantom mulai dari boneka, figurin, komik, novel pendek, majalah (nah, yang ini di Indonesia beneran banyak majalah yang mengulas tentang Danny Phantom) aku masukin ke dalam tas Minmie hadiah ultah aku yang ke-11! Untuk khayalanku yang ini, bagian yang tersulit untuk diwujudkan itu "ngumpulin merch DP". Sebenarnya ngehayal keluar dari rumah sih banyak dialami oleh anak-anak, makanya banyak episode Nobita packing untuk kabur supaya kita saat kecil dulu bahkan sampai sekarang pada relate. Namun, kalo sebab kaburnya gegara sebuah peristiwa yang bikin selalu dihantui guilt dan insecurity, kayaknya nggak banyak karakter yang kisahnya begitu.

Dulu aku pikir, mungkin dengan keluar dari rumah yang selama ini aku tinggali, aku bisa ngelupain Insiden Kelinci itu. Pas aku masuk SMA, kan masuk ponpes dan mau gak mau pastinya masuk asrama tentu pisah dari keluarga juga dong! Anehnya, peristiwa penuh kontroversi dan ber-damage besar dalam masa pra-remaja aku itu masih aja nempel di ingatan, padahal udah suasana baru dengan tinggal di asrama. Dari sinilah aku makin ngeh bahwa memori itu perlu perlakuan khusus, nggak kayak pengalaman yang biasa yang terlupakan begitu saja.

Monday, March 6, 2023

Meluruskan Kesalahpahamanku yang Berlangsung Selama Dua Bulan

Catatan 6 Maret 2023

Hampir 13 tahun yang lalu, aku masuk SMP, tepatnya Juli 2010. Pelajaran Bahasa Indonesia kelas tujuh yang paling menarik adalah menulis diary, sekaligus menjadi yang paling signifikan dampaknya. Dampak dari tugas tersebut bukan hanya berefek pada kebiasaan aku sekarang ngetik blog pribadi doang. Sebenarnya bukan dari tugasnya itu yang ngaruhnya paling gede, melainkan apa yang waktu itu ditulis di buku itu. 

Pada tahun kedua setelah Insiden Kelinci, yaitu tanggal 1 September 2010, di skul lagi ada Ramadhan Fair. Walaupun bukan kegiatan belajar biasa, tapi lomba-lomba, tetep aja ingatanku pada hari itu masih sering melayang ke masa-masa jaman SD. Padahal saat itu aku udah naik jenjang pendidikan! Kata pikiranku waktu itu : tepat pada hari ini adalah peringatan dua tahunnya Insiden Kelinci!

Waktu itu belum kunamai demikian sih untuk insiden tersebut. Dulu aku nyebutnya "sahur hari pertama puasa yang menyedihkan". Hari itu di koridor sekolah lagi lomba bikin parcel per kelompok karena acara Ramadhan Fair ini diadakan ketika udah deket hari-hari lebaran, untungnya aku bisa menyelesaikan lomba ini bareng temen-temen baru di SMP. Begitu kelar itu lomba, di ruangan kelas buru-buru nulis entri buku diary untuk hari itu, karena bagiku sih maaf kata, tidak ada hal yang luar biasa dari lomba parcel lebaran itu. 

Telah berlalu dua tahun dari Insiden Kelinci, tetep aja aku belum paham apanya sih yang bikin Papah tersinggung akibat pertanyaan pada insiden itu. Walaupun adik aku Irsyad udah beberapa kali ngejelasin bahwa itu nyamain manusia dengan binatang, bagi pertanyaan aku itu kerasanya nggak gitu, nggak kayak bikin manusia sama dengan binatang. Sebelum aku paham bener alasan di balik tersinggungnya Papah, pada saat itu sempet muncul dugaan aneh bahwa beliau benci banget sama kelinci, makanya nggak mau ada manusia yang dibandingkan dengan hewan itu. Untuk situasi dan kondisi lainnya, membandingkan manusia dengan hewan itu tidak dianggap merendahkan atau menyamakan, ini dulu bikin makin bingung di mana letak kesalahannya!

Ini akibat dari aku dulu nggak buruan curhat sama orang yang tepat, makanya problem ini malah jadinya makin runyam!

Versi bahasa sopan : Ketika pemahamanku terlambat dan aku mencoba untuk menebak-nebak sendiri, biasanya malah hasilnya jauh beda.

Versi bahasa kasar : Ketika aku lagi berada dalam "kebodohan", dengan berusaha mikir sendiri malah ujung-ujungnya makin ngaco pemahamannya.

Buku harian itu masih inget pake binder "Harvest" gambar Capricorn, padahal aku Libra tapi zodiak itu lagi nggak ada di tokonya. Atau mungkin aja ada alasan lainnya kah, kenapa nggak pilih gambarnya sesuai dengan zodiak aku? 


Ayo, kembali ke topik awal! Nanti bakalan ada sendiri catatan yang khusus membahas tentang binder tersebut!

Inilah entri buku harian aku untuk peringatan dua tahun Insiden Kelinci : (aku tulis seingetnya aja karena udah banyak lupanya, udah lama sih!) 

"Hari ini, tepat pada tanggal 1 September 2010 sudah dua tahun dari 'sahur hari pertama bulan puasa yang menyedihkan'. Ketika aku sedang sahur, Eyang Putri memberitahu bahwa kelinciku mati. Di saat aku bersedih karena kelinci itu mati, Papah memarahiku. Apakah beliau benci dengan kelinci peliharaanku? Jika iya Papah benci sama kelinci, kenapa nggak pernah bilang itu sebelumnya, sehingga Uwa ngasih kami dua kelinci waktu itu?" 

Entah gimana ceritanya, pada suatu malam setelah bulan puasa usai, adikku Irsyad nggak sengaja baca buku harian tersebut. Dulu aku belum ngerti kenapa diary itu harus pribadi dan rahasia, karena biasanya aku nggak nulis hal-hal yang memalukan kalo orang baca. Isinya palingan cuma kegiatan sehari-hari dan gambar-gambar karya sendiri. Kayaknya waktu itu tujuan awalnya buat ngeliatin ke Irsyad satu gambaran karya aku yang letaknya beberapa halaman sebelum entri tentang mengenang kembali dua tahunan Insiden Kelinci itu.

"Teh, ini sih jadinya kayak ngefitnah Papah! Di situ Teteh nggak nulis bahwa Teteh nanyain 'itu'. Padahal yang bikin Papah marah itu kan karena ditanyain soal 'itu'. Artinya seakan kayak Papah yang benci banget sama kelinci!" ujar Irsyad ketika nggak sengaja buka lembar-lembar selanjutnya dan baca tulisan itu. 

Langsung jantungan aku, takutnya Papah denger! Bisa bahaya tuh kalo sampai beliau denger terus baca catatan itu, malahan makin buruk! 

"Jadi, Papah itu marah ke Teteh hari itu bukan karena beliau benci kelinci?" tanyaku kaget, ternyata dugaanku selama dua tahun ini salah, tidak benar!

"Papah itu bukan benci sama kelinci, tapi karena Teteh waktu itu nanya yang menyamakan manusia dengan binatang!" jelas Irsyad. 

"HAAAH!?" Aku tersentak, menyadari kekeliruanku memahami insiden itu yang malah menjadi jauh berbeda daripada kejadian yang sebenarnya! Saat dia ngomong itu masih nggak ngerti juga kenapa pertanyaan pada insiden itu dianggap menyamakan manusia dan hewan, tapi setidaknya udah terbuka pemahamanku yang baru.

Tadinya kami berdua lagi di ruang belajar di bawah tangga untuk ke lantai dua, aku buru-buru ambil binder itu buat buang lembaran entri tanggal 1 September 2010 itu! Aku lari ke dapur buat buang lembar itu ke tempat sampah. Apa boleh buat, catatan tanggal 2-nya ikut ilang, deh, karena ditulis di halaman belakangnya. Guru Bahasa Indonesia juga nggak akan ngerasa aneh jika di buku itu dari tanggal 31 Agustus langsung lompat ke tanggal 3 September, karena aku emang sering lupa nulis entri diary sampai beberapa hari.

Ngeliat aku lari ke dapur, Eyang Putri yang lagi di kamarnya yang terletak di lorong menuju dapur belakang, nanya, "Ada apa Teh Hanna?"

"Nggak ada apa-apa! Mau buang sampah, Yang Ti!" sahutku sambil melanjutkan langkahku ke dapur belakang yang gelap.

Di situ aku nggak sepenuhnya bohong, karena arti dari sampah itu 'kan bisa juga "sesuatu yang udah nggak diperlukan atau nggak berguna lagi". Aku emang udah nggak perlu lagi catatan untuk tanggal 1 September itu, karena udah diberi paraf sama gurunya juga. Buku harian kami semua dikumpulkan untuk diberi paraf dan sesekali ditambahkan komentar oleh guru bahasa Indonesia kami. Ketentuannya, hanya beliau yang boleh baca buku harian kami semuanya dan jangan sampai dibaca sama temen!

Ternyata malah lebih bahaya kalo dibaca sama ortu sendiri! Udah kayak Nobita yang nyumputin kertas ulangan yang nilai nol dari emaknya! Guru Bahasa Indonesia itu untungnya nggak ngasih komentar yang macam-macam. Kalau tidak salah begini komennya beliau : "waduh, kenapa Papah Hanna bisa benci sama kelinci, tuh?"

Papah udah mencium gelagat bahwa aku sedang menyembunyikan sesuatu dari beliau. Biasanya, aku menyembunyikan karya gambarku yang berupa karakter kartun yang pakaiannya terbuka auratnya. Beliau nggak suka aku bikin gambar yang kayak gitu. Namun untuk kali ini, catatan topik sensitif kayak gitu malah jauh lebih buruk akibatnya kalo ketauan sama Papah ketimbang bikin gambar macam begitu! 

"Teteh bikin gambar yang 'malu' lagi, ya?" tanya Papah menyelidik dari ruang tamu. Beliau nggak suka kalo gambar baju terbuka itu dibilang "seksi", jadinya aku sebut itu "malu".

"Bukan, Pah!"

(Walaupun emang iya sih gambarnya cover dari binder Capricorn itu lumayan seksoy!)


Akhirnya aku berhasil menyobek lembar tersebut dari binder dan karena lagi buru-buru, aku nggak sempet buang ke tempat sampah. Lembar tersebut aku taruh asal aja di lantai dapur yang gelap. Padahal dalam kondisi normal, aku takut gelap apalagi di dapur belakang. Untuk kasus ini, sikonnya beda lagi dan jauh lebih serem kalo Papah sampai baca tulisan itu dan keingetan lagi kisah itu!

Padahal kenangan menyedihkan itu udah aku kubur dari keluarga walaupun masih aja suka kebaca sama Irsyad. (Sekarang malah sering aku sharing kisah ini ke banyak orang, termasuk strangers di Twitter karena aku tahu, orang yang beneran paham perasaanku nggak akan ngejek dan biasanya justru ketemunya yang emang relate dengan kisah ini).

Habis aku buang selembar kertas halaman binder Capricorn itu, rasanya lega banget. Aku segera nyamperin Papah ke ruang tamu dan aku ngejelasin bahwa itu bukan seperti dugaannya beliau. Isi buku yang aku umpetin dari beliau itu bukan gambar, tapi tulisan!

"Teh, Papah mah menghargai privasinya Teteh. Kalo kata Teteh bahwa Papah nggak boleh lihat itu, Papah juga nggak akan baca," tutur beliau kalem.

"Bukan yang 'malu-malu', kok, Pah," kataku mempertegas. 

"Papah tahu, kok."

Di situ aku tenang banget, ternyata seruan Irsyad pas baru baca tulisan aku itu nggak kedengeran sampai ruang tamu tempat Papah berada. Aku menghela napas lega sekaligus sedih, karena beliau menghargai isi buku yang kurahasiakan padahal kontennya menyinggung beliau. Jarang juga lho ada ortu yang menghargai privasi anaknya kayak gitu. Inget aja kalo Nobita pulang ke rumah, ibunya suka nemuin kertas-kertas bekas ulangannya di lacinya.

Hingga beliau wafat, Papah nggak pernah tahu isi dari catatan aku di binder diary itu. Maafin Teteh ya, Pah. Padahal gambar sampulnya juga udah nggak aman binder Capricorn itu, tapi catatanku itu bikin gambar itu nggak ada apa-apanya! Sebutannya jaman sekarang itu "menggiring opini" untuk catatan tadi, padahal akunya aja waktu nulis itu udah lagi "tersesat" sama pemikiran sendiri!


Catatan : lembar zodiaknya aku itu yang sudut kanan bawah, Libra.











Friday, February 24, 2023

Karena Hidup Sebagai Anak Kelas 8 Banyak Rasa

Catatan 24 Februari 2023

Hwaaaaw, kalo buka Twitter pastinya banyak trigger buat flashback ke jaman-jaman sekolah dulu. Udah akunya emang hobi banget flashback sama nostalgia (eh, apa bedanya sih? Ada deh bedanya!), ketemu terus sama kiriman-kiriman yang begini. Ditanya "Ada cerita apa di kelas 8 SMP?", bingung deh mau jawab apa soalnya banyak banget! Nah, kayaknya sih dari masing-masing cerita bisa diurai satu-satu jadi postingan terpisah.

Di sini aku cuma bisa tulis garis besarnya aja dari masing-masing cerita, karena bakalan terlalu panjang. Nanti diceritakan lebih detailnya di postingan selanjutnya atau tertunda beberapa postingan lagi (kayak kisahnya anak pesulap di Bogor aja yang lupa aja mau diketik)!

8️⃣ Bella Sang Belieber 🎱 
Kawan yang satu ini nich yang bikin aku mulai tertarik nonton acara-acaranya Selena Gomez! Sebenarnya dia itu justru KZL, tepatnya jealous sama Selena waktu masih pacaran sama Justin Bieber. Bella ini kalo ditanya pas pelajaran IPA, "Sebutkan contoh unsur biotik dan abiotik!", dia jawabnya "Justin Bieber and water". Karena Justin ini hampir nggak pernah main film atau acara serial (kecuali sebagai dirinya sendiri), makanya aku malah jadi kepo sama Selena. 

Waktu pelajaran Bahasa Indonesia di jam terakhir sekolah, kami dikasih tugas sama Bu Hilmi buat masing-masing bikin kalimat. Murid yang udah bikin kalimat boleh pulang.

Temen kami, Zharfan yang duduk tepat di belakangnya Bella malah nyengaja bilang begini, "Oh tidak, aku membunuh Justin Bieber!" 

Kontan aja Bella nepok mejanya Zharfan sambil ngeliatin pake mata marah ke si empunya nama. Yang diliat malah senyam-senyum aja. 

Sebenarnya masih ada banyak banget sih bukti kecintaannya Bella buat Justin. Bukan hanya kisah fangirling dia doang yang jadi sorotanku, lho. Ssstt, dia juga punya sisi aegyo alias "manja-manja" gitu. Pas nilai ulangan dia turun dikit aja dari biasanya dapet 95-an jadi 85, dia malah request gambar yang bikin mengernyitkan kening ke aku. 

"Hanna, tolong gambarin orang gila dong!" pinta Bella. 

"Kenapa minta yang gitu?" tanyaku.

"Nilai ulangan aku jeleeeek ..., aku serasa jadi orang gila," keluhnya pake gaya aegyo yang alamiah.

Apapun alasannya dari request gambar itu, aku terima. Hasilnya? Malah jadi kayak gambar orang bodoh yang pakaiannya compang-camping! Segitu aja dia udah seneng banget lho!

8️⃣ Julukan "Teh Botol" Buat Satu Temen Cewek yang Ngeselin Parah 🎱

Ada satu orang temen cewek yang kompak dimusuhi sama anak cewek satu kelas! Gara-garanya, dia suka tetiba marah nggak jelas, terus tiap kali mau ngomong itu mulutnya udah kayak teko mendidih, "Ssshhhhh". Aku nyebut "aljabar" jadi "Alijabar" aja dia udah akting jadi teko mendidih, langsung kebakaran! Kata satu temen aku, Anggun namanya, dia itu suka tiba-tiba marah.

Aku juga yakin banyak momen bikin kesel orang lain karena sifat aku yang kadang temperamental, tapi jelas nggak separah dia. Ini bukannya udah kepedean, karena Anggun nggak mau duduk deketan sama dia kecuali aku duduk ngehalangin antara itu anak sama Anggun.

Diva pas field trip muter lagunya Harry Roesli "Cio ... cio ... cio ... cio wer-wer-kewer", terus di liriknya ada bagian yang pantes banget buat itu orang! 

"Teh Botol, makin goblok dan tolol!" 

Ini bukannya karena dia bersikap dumb atau bloon, ya. Sama sekali bukan. Nah, udah panjang kan, ya? Ini baru secuil dari kelakuannya dia yang udah kayak bom waktu aja!

8️⃣ Bikin Buku Kumpulan Puisi Karya Sendiri 🎱 

Dari banyaknya tugas sekolah, ini yang kata aku paling menarik! Walaupun aku kurang bisa bikin puisi dan lebih bisa bikin cerpen, tapi enjoy aja rasanya. Pas aku udah kuliah, malah rasanya pengen nengok lagi semua buku kumpulan puisi karya semua orang di angkatan kami. Apalagi Bella Bieber, eh Bella Salsabila emang jago bikin puisi!

Cara bikin bukunya nggak mesti buku cetak kayak yang biasa kita baca. Cukup lembaran-lembaran kertas buku tulis distaples dan diberi sampul. Terus di halaman terakhirnya dikasih bionarasi, dech! Wah, hasilnya sekarang jadi unyu kalo nanti diliat lagi!

8️⃣ Pantatnya Ketombean! 🎱

Temen cowok yang duduknya sebaris sama aku dan Anggun, namanya Zaky P. K. (di kelas aku ada dua yang namanya Zaky), pernah diduga mengalami fenomena yang aneh! Zaky P. K. berdiri dari kursinya, terus nggak tau kenapa di tempat dia tadinya duduk itu banyak butiran putih-putih gitu. Mana dudukan kursinya warna item lagi, jadi makin jelas itu butiran putih-putihnya. Lalu, Anggun ngeluarin perkataan yang menggelitik abis, "Pantatnya ketombean, ya?"

"Omes! Omes!" sergah Zaky P. K. Tau kan ya omes itu singkatan dari "otak mesum". Padahal Anggun ini samsek nggak pernah mesum, lho.

Di situ aku ketawa kecil dengernya. Pas Zaky udah pergi, aku bilang gini ke Anggun, "Bukannya yang suka ketombean itu rambut ya? Harusnya yang ketombean itu bagian yang ditumbuhi rambut!" 

Anggun kaget dnegernya, ternyata ada orang selain dia yang lebih berhak mendapatkan gelar "omes" itu tadi. Hihihi untungnya yang ini Zaky P. K. nggak denger!

Udah cukup segini aja dulu, ya! Soalnya ada segudang sih!



Sunday, February 5, 2023

Sejarah Karya Gila (3)

Catatan 5 Februari 2023

Nggak nyangka nih daftar karya aku yang absurd parah ini ternyata masih lanjut! Semakin banyak buka-buka info tentang kartun atau game, semakin banyak juga memori yang unlocked alias "terbuka kembali setelah lama terlupakan". 

• Danny Phantom Cosplay Jadi Linda dari Game Samba de Amigo

Buat yang suka main games keluaran SEGA kayaknya ada yang tau game "Samba de Amigo". Baru tau judul game nya tahun 2023 ini, berarti aku pertama tau itu game nyaris dua dekade lalu pas masih TK. Yakin deh nggak semua gamers tau game itu, oke aku spoiler : itu game di arcade (pake koin) yang goyangin marakas, tokoh utamanya monyet kecil pake topi Sombrero (itu tuh, topi lebar yang dipake sama Squidward pas lagi kemping), ternyata nama dia Amigo, sama kayak judul game itu. Ternyata eh ternyata, daku di masa bocil umur lima ini malah salfok sama Linda, tokoh cewek kupu-kupu dari game yang sama daripada si titular monkey character.

Linda ini entah karena fesyennya ikonik atau akunya aja yang rebel karena dulu gak boleh liat tokoh anime yang seksoy, dia jadi karakter yang memorable buat aku. Sampai kelas V juga masih keingetan dalam keadaan belum tau namanya. Trus tergerak tangan ini buat menggambar Danny Phantom (ya, yang dalam wujud hantu) lagi cosplay jadi Linda si kupu-kupu itu. Biar lebih mirip sama sayap dalam art style ala Butch Hartman, sayap untuk Danny ini "pinjem" dari sayapnya Cosmo si peri ijo cowok dari Fairly Oddparents, kartun yang penciptanya sama dengan Danny Phantom tadi. 

Dari usia lima tahun ke tahun kelima di SD ternyata Linda ini nggak ilang dalam ingatanku meski dulu cuma liat beberapa kali di mesin arcade di supermarket. Kayaknya gambar Danny Phantom pake kostum Linda ini yang jadi salah satu alasan Regian suka bitter ke gambaran aku dan ngejek "Gila!". Setelah banyak bikin review gambar GATOT (gagal total) jaman jebot, rasa-rasanya karya aneh paling banyak itu Danny Phantom yang dipakein outfit seksi, kepunyaan karakter cewek lagian! Pas udah jadi anak esempe kelas sembilan, buka-buka lagi buku corat-coret di masa puncaknya nge-fan D. P. itu, eh lupa motoin atau redraw gambarnya.


Sekarang itu buku tulis yang kosong lalu disulap jadi buku gambar udah nggak tau ke mana dah! Aku gambar ulang deh, ngikutin gaya gambar jaman SD dulu.

• Wanita Ayam

Akhirnya, ada juga kisah gambar aneh yang bukan Danny Phantom-related. Sempet sama temen SD dulu banyak dibilangin, "Jangan gambar Danny Phantom terus, bosen!" Habisnya jarang sih ada ide di luar menggambar tokoh manusia setengah hantu itu. Walaupun keadaannya begitu, syukurlah masih ada ide yang lebih fresh.

Wanita Ayam ini mungkin di era sekarang bikin keingetan sama Momo Challenge, karena mukanya humanoid tapi badannya unggas. Eits, tapi makhluk jadi-jadian ini penampakannya nggak horor ya! Tapi ada aja temen jaman SD, Fildzah, yang jijay sama bentukan mukanya si wanita berbadan ayam ini. Dia jijik sama bibir jeding yang mirip paruh + idung gede yang lobangnya segede lobang jalanan, trus dia maksa mukanya diredesain.

Ini gambaran jaman kelas 6, kebanyakan gambar itu di tahun sebelumnya. 

"Aaaah ... Hahahaha, apaaa ini?" tawa Adit sambil ngeliat gambar itu pas dia jalan ngelewatin meja aku. Karena udah nggak sekelas lagi sama Regian, jadinya komennya cukup gitu aja. Adit ini kalo gak barengan sama Regian sih nggak terlalu jail lho. Walaupun mereka masih temenan.

Sebenarnya wanita ayam ini bukan karya asli aku sih, cuma gambar ulang dari coretan di sampul dalam cover belakangnya buku paket IPA aku. Nggak tau siapa yang gambarin, tau-tau udah ada aja gambarnya. Pastinya sih orang di rumah yang nyorat-nyoret, karena digambar pake spidol warna besar hadiah ultah aku yang ke-11 pas kelas lima (spidol khusus menggambar di kertas, bukan spidol papan tulis). Masa sih aku bisa lupa sama gambaran sendiri? 

Karena udah gak ketauan lagi siapa penggambar aslinya, yodah diubah sedikit mukanya si monster perempuan yang punya sayap dan cakar itu. Akhirnya idungnya yang punya lobang idung gede itu aku ganti deh jadi belalai gajah. Jadinya bukan lagi makhluk "wanita ayam", tapi berubah jadi "wanita-ayam-gajah"! Untung deh Fildzah puas sama hasilnya dan nggak jijik lagi.

Gambar aslinya berikut buku paket IPA itu juga udah belasan taun ilang, akhirnya aku gambar ulang aja. Untung masih inget karena desain karakternya yang simpel.

• Wajah Lain Buat Jadi Mata 

Akhirnya, karya aneh yang bukan Danny Phantom-related lagi! Dulu waktu SD sampai kelas tujuh SMP, art style aku itu orang kepalanya bulet kayak Powerpuff Girls. Jelas sebabnya karena aku pernah demen sama trio pahlawan super gadis cilik itu. Karena kepalanya yang bulat itu, jadinya bentuk mata sama bentuk wajah itu nggak jauh beda.

Pas suatu hari di UKK kelas V mau naik ke kelas VI, udah semua soal kejawab tapinya masih banyak waktu kosong sebelum ujian berakhir. Udah diperiksa semua jawaban, nggak ada yang belum kejawab. Gabut banget deh, akhirnya malah iseng nyorat-nyoret belakangnya kertas ujiannya. Awalnya pengen ngegambar kepala anak perempuan biasa, lalu sekilas ide yang sureal tapi kurang cukup gila daripada sekian banyak karyaku, melintas di kepala yang tengah dilanda kegabutan akut ini.

Sebelah mata anak cewek itu aku hapus, untung ngegambarnya pake pensil. Aku ganti jadi apa coba matanya? Eh di tempat matanya ilang, malah aku gambar kepala anak perempuan lainnya yang lebih kecilan. Si kepala yang kecilan itu juga sebelah matanya pake kepala anak perempuan lainnya! Gitu aja terus sampai matanya nggak kelihatan lagi karena makin kecil.

Kalo lagi ngelamun, ide yang paling peculiar itu peluangnya 95% datang. Ide yang aneh itu bisa merupakan karya yang unik, bisa juga malah mendatangkan pemikiran yang terlalu nyeleneh kayak pas Insiden Kelinci. 

"Ih, digambar-gambar!" Regian yang duduk tepat di depan nyeletuk sinis pas nggak sengaja liat ke belakang. Untuk kali ini, dia yang benar karena kesalahan aku ngegambarin kertas ujian, meskipun itu bagian belakangnya. Karena nama kami berdekatan di daftar presensi, ketika ujian juga kami seruangan! Mukanya begini nih kalo ngeliat karya aku: 😠, seperti biasa.

• Fan Art/Fart Art dari Buku Seri "Aku Ingin Tahu Mengapa Perutku Keroncongan"

Buat para penggemar media hiburan, udah gak asing lagi nih sama istilah "fan art", walaupun aku nggak bisa memastikan semuanya udah kenal sama istilah yang satu ini. Danny Phantom banyak fan art-nya sih wajar banget, gak aneh secara dia emang bagian dari acara kartun yang lumayan terkenal. Namun, siapa yang bisa bayangin ada yang bikin gambar dari ilustrasi buku ensiklopedia? Mana ilustrasi itu cuma berupa anak laki-laki random yang hanya muncul sekali doangan dan satu pose aja lagian.

Posenya juga samsek bukan yang istimewa gimana. Ini adalah bagian dari ilustrasi buku seri ensiklopedia anak "Aku Ingin Tahu Mengapa" yang judulnya "Perutku Keroncongan". Dari judulnya, gampang khan nebaknya bahwa topiknya adalah tentang tubuh manusia. Nah, gambar anak cowok random di buku itu yang aku bikinin fan art itu bagian "Apakah Pusar Itu?"

Pose anak itu lagi nunjuk pusarnya, nggak ada istimewanya kan? Tapi pas aku kelas V (seriusan, satu tahun sebelum masa SD aku usai ini entah kenapa banyak banget pengalaman yang unforgettable! 😓) pernah  bikin fan art yang cukup aneh dari gambar anak cowok yang cuma pake boxer merah itu. Si anak itu digambar sama aku dari belakang terus celananya ngebuka dikit, terus kentut lagi! Kayaknya lebih tepat buat disebut "fart art" (gambar kentut) daripada "fan art" (gambar karya fan/penggemar)!

Untunglah Regian nggak ngeliat gambar karya aku yang ini, jadinya dia nggak nyinyir. Namun, lagi-lagi ada revisi dari Fildzah! Celana si anak yang aku gambar itu jangan keliatan pantatnya, walaupun cuma sedikit. Jadinya aku bikin dia pake celdam lagi di dalam boxer-nya.

Ideku yang super duper aneh itu nggak asli-asli banget sih. Sebenarnya ilham bikin fart art itu datang dari karya temen sekelas jaman itu, Rizky Winardi pas kami masih kelas IV. Bedanya, Rizky ini bikin gambarnya itu kayak hewan rakun gitu pake celananya Patrick Star yang corak bunga-bunga yang kebuka dikit juga sampai keliatan dikit pantatnya, nengok ke belakang gitu dan kentut. Dia ngasih judul gambarnya itu "Sato Keur Hitut (Binatang Lagi Kentut)", anak-anak cowok jaman bocah emang punya banyak ide fantastis dan seru!

Buku seri ensiklopedia itu sayangnya aku nggak punya, jadinya cuma baca di perpustakaan sekolah aja. Padahal aku cek di T***pedia, bisa dibeli satuan dan harganya nggak terlalu mahal! Soalnya aku cuma pengen beli buku judul itu, nggak akan seluruh seri. Buat jadi perbandingan antara gambar fan/fart art dengan gambar yang aslinya!

• Danny Phantom Dimakan Buaya!

Buat yang apal banget sama kekuatannya Danny Phantom, pasti bakalan anggap itu mustahil! Namanya aja manusia setengah hantu, pastinya bakalan bisa ngilang badannya kalo lagi ada bahaya. Seperti kebanyakan ide aku yang unlogical, malah kepikiran bikin gambar Danny yang lagi dalam wujud hantu lagi dicaplok tangannya sama buaya besar! Dengan kekuatannya, mestinya dia bisa dong menghindari buaya itu kalo mau caplok tangannya, karena tangannya seakan jadi ilang.

Walaupun aku dulu nge-fan berat sama dia, entah kenapa aku memilih pura-pura nggak tau atau pura-pura lupa sama kekuatannya itu. Lagian kok bisa-bisanya timbul ide yang sadis begitu! Ah, diriku waktu pra-remaja emang suka aneh-aneh. Katanya suka, tapinya kok disiksa?

"Dia mah jagoan, Teh. Pastinya bakalan selamat!" kata Papah. 

Well, ide itu muncul seketika saat aku dan adikku Irsyad baca buku seri "100 Pengetahuan Tentang Reptilia dan Amfibi" di perpus sekolah nunggu dijemput. Di buku itu ada gambar hewan mirip rusa gitu (tapi tanduknya gak bercabang) lagi dimakan sama buaya besar. Dheg, tetiba aja rusa itu malah berubah jadi Danny Phantom di pikiranku! Apalagi seperti yang udah dibilang, dia lagi berubah jadi wujud hantu, di sini kekuatannya malah gak keluar.
 merah itu. Si anak itu digambar sama aku dari belakang terus celananya ngebuka dikit, terus kentut lagi! Kayaknya lebih tepat buat disebut "fart art" (gambar kentut) daripada "fan art" (gambar karya fan/penggemar)!

Untunglah Regian nggak ngeliat gambar karya aku yang ini, jadinya dia nggak nyinyir. Namun, lagi-lagi ada revisi dari Fildzah! Celana si anak yang aku gambar itu jangan keliatan pantatnya, walaupun cuma sedikit. Jadinya aku bikin dia pake celdam lagi di dalam boxer-nya.

Ideku yang super duper aneh itu nggak asli-asli banget sih. Sebenarnya ilham bikin fart art itu datang dari karya temen sekelas jaman itu, Rizky Winardi pas kami masih kelas IV. Bedanya, Rizky ini bikin gambarnya itu kayak hewan rakun gitu pake celananya Patrick Star yang corak bunga-bunga yang kebuka dikit juga sampai keliatan dikit pantatnya, nengok ke belakang gitu dan kentut. Dia ngasih judul gambarnya itu "Sato Keur Hitut (Binatang Lagi Kentut)", anak-anak cowok jaman bocah emang punya banyak ide fantastis dan seru!

Buku seri ensiklopedia itu sayangnya aku nggak punya, jadinya cuma baca di perpustakaan sekolah aja. Padahal aku cek di T***pedia, bisa dibeli satuan dan harganya nggak terlalu mahal! Soalnya aku cuma pengen beli buku judul itu, nggak akan seluruh seri. Buat jadi perbandingan antara gambar fan/fart art dengan gambar yang aslinya!

• Danny Phantom Dimakan Buaya!

Buat yang apal banget sama kekuatannya Danny Phantom, pasti bakalan anggap itu mustahil! Namanya aja manusia setengah hantu, pastinya bakalan bisa ngilang badannya kalo lagi ada bahaya. Seperti kebanyakan ide aku yang unlogical, malah kepikiran bikin gambar Danny yang lagi dalam wujud hantu lagi dicaplok tangannya sama buaya besar! Dengan kekuatannya, mestinya dia bisa dong menghindari buaya itu kalo mau caplok tangannya, karena tangannya seakan jadi ilang.

Walaupun aku dulu nge-fan berat sama dia, entah kenapa aku memilih pura-pura nggak tau atau pura-pura lupa sama kekuatannya itu. Lagian kok bisa-bisanya timbul ide yang sadis begitu! Ah, diriku waktu pra-remaja emang suka aneh-aneh. Katanya suka, tapinya kok disiksa?

"Dia mah jagoan, Teh. Pastinya bakalan selamat!" kata Papah. 

Well, ide itu muncul seketika saat aku dan adikku Irsyad baca buku seri "100 Pengetahuan Tentang Reptilia dan Amfibi" di perpus sekolah nunggu dijemput. Di buku itu ada gambar hewan mirip rusa gitu (tapi tanduknya gak bercabang) lagi dimakan sama buaya besar. Dheg, tetiba aja rusa itu malah berubah jadi Danny Phantom di pikiranku! Apalagi seperti yang udah dibilang, dia lagi berubah jadi wujud hantu, di sini kekuatannya malah gak keluar.


Ubahlah Persepsi Atas Diri Sendiri!

Catatan 12 Januari 2024 Setelah aku konsultasi dengan psikiater pada akhir Desember tahun kemarin, hari ini aku akan lanjut ke sesi ketiga t...