Sunday, January 22, 2023

Jangan Kasih Kendor Nulis (Biar Segera Punya Buku Sampul Custom)!

Catatan 11 Januari 2023

Kemarin sehari aja gak nulis, hari ini udah nge-blank lagi ini kepala! Walaupun udah hampir gak ada lagi kegelisahan di hati, kebiasaan nulis ini jangan dikasih kendor. Sepupu aku Mayang udah pernah ke psikolog sebelum aku, katanya dia pernah dikasih tugas nulis catatan harian selama tiga tahun jangan putus. Itu aku dengernya waktu tahun 2018, jika sejak tahun tersebut aku konsisten nulis tanpa putus, mungkin di tahun 2021 udah punya banyak diary!

Makanya, buku catatan hadiah dari buku antologi ini harus cepat habis! Hari ini kepikiran, gimana kalo buku catatan custom dengan sampul pake foto aku itu bikinnya nggak cuma sekali? Alias, ada beberapa buku dengan sampul yang di mana foto aku itu terpampang! Biar cepet ganti buku, berarti buku catatan yang masih dipake buat nulis itu harus habis, dong!

Makanya, jangan bosen-bosen nulis di sini! Semakin sering buka blog ini, semakin banyak yang pengen ditulis di sini. Jika sudah banyak ide, niscaya akan tiada hentinya keinginan untuk mengisi buku catatan yang ada! Tapiii, foto yang mau dipake untuk sampulnya juga belum ada, karena aku belum sempet aja mau ke studio foto untuk photoshoot.






Kalau mau pesan buku custom sampul custom, bisa ke link ini.























Kesenangan Tersendiri dengan Foto Sendiri yang Terpampang di Sampul Buku

Catatan 14 Januari 2023

Nggak kerasa, buku catatan hadiah dari salah satu buku antologi quotes yang biasa aku pake buat nyatet curhat, udah mau habis lagi aja. Wajar sih, mengingat bukunya itu tipis. Sok-sokan pengen beli buku baru, padahal banyak buku catatan yang masih kosong! Hehehe, kan udah dari lama pengen buku catatan custom pake foto sendiri pas lagi cosplay, tapi fotonya belum ada.

Sebenarnya sifat kabitaan nggak begitu bagus, ya. To be honest, aku emang kabita atau tergiur dengan temen SMA aku yang punya buku catatan pake sampul custom foto dia. Tapi kalo barangnya aku gak suka ya gak akan kepengen aku juga, aku juga kan emang seneng nulis meski itu cuma “ngacapruk” atau nulis gak jelas. Selain karena hobi aku nulis, aku pengen foto aku pas cosplay nanti nggak hanya berakhir di TL media sosial.

Kalau dipikir-pikir, ini adalah salah satu dari few times (kira-kira apa ya Indonesianya? Ini lebih jarang dari “beberapa kali”) aku bersikap narsis, bahkan selfie aja jarang banget. Padahal menurut kuis “Girl’s Test” dari Majalah Girls edisi 15, aku ini masuknya “mencintai diri sendiri tetapi tidak berlebihan”. Bahkan, kayaknya sich udah nyerempet ke arah sebal kepada diri sendiri. Pengen deh setidaknya satu barang dipakein foto sendiri (dulu pas kecil pernah sih punya kaos yang pake foto sendiri pas ke Dufan, tapinya kan feel-nya udah beda antara pas kecil dan jaman sekarang).

Makanya, biar nggak sebal kepada diri sendiri terus, harus membiarkan sekali-kali sifat narsis aku keluar.

Iblis Menurut Kacamata Agama vs Kacamata Budaya Populer

Catatan 14 Januari 2023

Meskipun catatan ini baru diposkan pada tanggal 22 Januari 2023, ini adalah salinan dari catatan di buku pada tanggal 14 Januari 2023.

Selain Insiden Kelinci, dalam hidupku pernah juga mengalami “Insiden Iblis”. Hanya saja, insiden yang kedua disebut ini (walaupun secara timeline kejadiannya lebih duluan daripada Insiden Kelinci) memang kalah impactful (pengaruhnya kurang) daripada yang pertama disebut. Namun, bukan berarti insiden itu kurang memorable, karena aku selalu kepikiran lagi Insiden Iblis ini setiap kali ada niat pengen ulas manga “Crimson Prince” karya Souta Kuwahara, terbitan Elex Media Komputindo. Pasalnya, ini adalah salah satu dari sekurang-kurangnya dua manga yang aku tahu tentang iblis yang digambarkan sebagai makhluk gagah dan tampan, juga mereka ini tidak selalu jahat dalam cerita mereka.

Tenang saja, Insiden Iblis ini bukan melibatkan iblis yang sungguhan, sama sekali tidak, lho, ya! Insiden ini kejadiannya pas kelas 5, kurang dari sehari sebelum Insiden Kelinci. Pantas saja Insiden Kelinci ini terasa begitu membekas, karena didahului oleh banyak peristiwa yang damage-nya lumayan gede, salah satunya Insiden Iblis ini. Sejak usia belum baligh, ternyata aku ini banyak melontarkan kalimat yang kontroversial, ya?

Insiden Iblis ini terjadi tepat satu hari sebelum Insiden Kelinci (walaupun kurang dari 24 jam). Kejadiannya pada hari terakhir bulan Sya’ban 1429 yang jatuh pada tanggal 31 Agustus 2008 (sejujurnya aku malas ngapalin kalender Hijriyah, tapi otomatis aku apal karena hari itu tepat sebelum hari pertama bulan puasa pada tahun tersebut). Pada tahun 2008 memang sangat mudah untuk ngapalin kalender Hijriyah, karena nyaris bertepatan dengan kalender Masehi. Insiden Iblis ini kira-kira terjadi pada siang atau sore hari, sedangkan Insiden Kelinci terjadi pada saat keluargaku makan sahur hari pertama Ramadhan.

Oke, langsung saja ke inti cerita dari Insiden Iblis ini! Berawal dari suatu judul manga dalam Majalah Manga Cherry edisi 01 tahun 2005, terbitan M&C! Comics, yang mengisahkan tentang seorang gadis dengan pacar atau crush yang merupakan seorang iblis. Sayangnya aku lupa judul manganya, tapi masih ingat betul plotnya. Mereka ini udah sahabatan sejak kecil, si cowoknya itu bilang dia nanti bakalan kelak jadi kuma yang dalam bahasa Jepang artinya “beruang”, si ceweknya ini padalah salah denger, padahal cowok itu bilangnya akuma, yang artinya itu “iblis”.

Dalam kisah tersebut, cowok tadi itu bukanlah makhluk yang jahat apalagi menakutkan, ganteng en gagah banget malahan. Oleh karena itu, pada hari Insiden Iblis itu terjadi, aku menyebut tokoh favoritku Danny Phantom itu adalah sebagai iblis. Berhubung Danny Phantom ini spesiesnya manusia yang bisa bol-bal berubah jadi hantu, teman-teman jaman SD nyebut karakter itu adalah “setan”. Makanya aku sebut dia iblis, karena iblis ini lebih kuat daripada sekedar setan.

Aku lebih merujuk kepada toko iblis yang ganteng dan gagah tapi belum tentu jahat di manga tadi, ketimbang iblis yang digambarkan secara tradisional yang jahat dan menakutkan. Sayangnya, ketika almarhum Papah mendengarnya, bagi beliau tidak ada penggambaran iblis selain yang secara konvensional. Hanya ada iblis yang membangkang, tidak mau bersujud kepada Nabi Adam as. Tidak ada yang lainnya!

“Istighfar sebelas kali, iblis itu musuh manusia nomor satu!” seru Papah.

Kalau iblis yang itu sih aku juga setuju jika dia harus dimusuhi. Akan tetapi, iblis yang satu ini beda. Meski telah kujelaskan bahwa iblis yang kumaksud adalah Danny Phantom, bukan makhluk yang aslinya, beliau memang tidak oke dengan pernyataan tersebut. Wajar saja jika mahkluk gaib tersebut dipandang buruk, karena yang digunakan adalah kacamata agama.

Akan lain ceritanya jika iblis dipandang menggunakan kacamata pop culture. Seperti dalam anime atau kartun, iblis ini boleh jadi personality-nya malah bertolak belakang dengan penggambaran pada umumnya, dalam kisah tertentu malah sifatnya itu lebih baik daripada malaikat! Oh ya, dua manga yang menceritakan iblis sebagai makhluk yang belum tentu jahat adalah Crimson Prince dan yang kuma/akuma tadi. Lalu ada tokoh King yang merupakan iblis nan imut dan gemoy dari serial animasi Disney kekinian, The Owl House.

King, makhluk yang aslinya raja iblis tapi sudah dilemahkan/dijinakkan karena dia kehilangan mahkotanya, dari serial animasi "The Owl House". Malah lebih mirip anjing atau anak serigala, kan?
Sumber gambar : https://theowlhouse.fandom.com/id/wiki/King


Maou Sadao, mantan raja iblis dari anime "Hataraku Maou-sama". Sama sekali nggak kayak iblis biasa, kan? Sumber gambar : https://cdn.idntimes.com/content-images/duniaku/post/20191030/maou-sadao-ebf6484e55e63431f1869d5006f01491.png


Ya, lagi-lagi soal perbedaan sudut pandang yang menjadi akar dari masalah dalam Insiden Iblis ini. Hampir sama kayak Insiden Kelinci. Apalagi timeline terjadinya kedua insiden itu juga mepet, terlalu berdekatan karena nggak nyampe sehari. Hanya dipisahkan dengan hitungan jam. Apabila periodenya hampir bersamaan, bisa jadi faktor penyebabnya juga tidak jauh berbeda karena otakku ini masih menggunakan mindset atau pola pikir yang sama.

Ada satu pertanyaan dalam membandingkan dua insiden yang menuai kontroversi dalam masa pra-remajaku ini: mengapa Papah tidak menyuruhku istighfar pada Insiden Kelinci, tidak seperti pada Insiden Iblis?

Pada Insiden Iblis ini wajar, sangat wajar apabila beliau menyuruh istighfar sebelas kali, karena aku memang sering berkata hal-hal yang (kata banyak orang) kurang masuk akal sehat. Tetapi, yang aneh itu kenapa pada insiden yang terjadi selanjutnya itu tidak ada perintah seperti itu dari beliau?

Insiden Iblis –> suruh istighfar 11x

Insiden Kelinci –> tidak disuruh istighfar sama sekali?

“You have a hard childhood,” kata Fariz, adikku yang bungsu, ketika aku menceritakan Insiden Kelinci.

Buat yang belum tau, quote dari adik bungsuku di atas itu artinya adalah, "Kamu (di sini konteksnya itu tentang aku) punya sebuah masa kecil yang sulit".

Friday, January 20, 2023

Fashion Blog yang Baru

Catatan 20 Januari 2023

Mulai tahun 2023 ini, aku udah bikin fashion blog punya diriku sendiri. Supaya nggak saingan dengan banyaknya fashion blog yang udah ada, topiknya harus lebih mengerucut lagi alias punya pembahasan tentang hal yang lebih khusus.

Jika kebanyakan blog semacam itu adalah untuk outfits sehari-hari, blog aku ini khusus untuk tentang cosplaying. Kontennya adalah rekomendasi pakaian untuk cosplay, cerita latarbelakang dari tokoh yang dipilih untuk cosplay, foto-foto aku nanti ketika sedang cosplay, dan banyak lagi! Tokoh yang aku pilih untuk di-cosplay-kan juga bukan tokoh anime yang seksi lebay bar-bar. Rencananya, semua cosplay yang aku lakukan harus low budget (pakaian yang diperlukan dapat dibeli dengan harga yang murah), kostumnya masih realistis jadinya masih bisa nyamar jadi pakaian kasual (biasanya tokoh anime kan kostum yang dipakainya itu terlalu nyentrik), dan item pakaian yang diperlukan mudah didapat di pasaran (karena tokoh anime itu ya tadi, kostumnya biasanya suka nyentrik jadinya cuma bisa didapat dari toko khusus kostum untuk cosplaying), karena tokoh-tokoh yang bakalan aku pilih ini pakaiannya masih mirip pakaian biasa.

Argh, gara-gara Eyang Putri nyuruh ngambil kecap asin di atas meja, jadi aja nge-blank pas nulis kalimat-kalimat terakhir paragraf yang di atas! Akhirnya aja aku tulis sekenanya! Maaf ya kalo agak-agak ngaco kalimatnya. Masih untung bisa lanjut nulis, jadinya nggak gantung.

Aaah, asiiiiiin!


Catatan ini juga lanjutan dari artikel/catatan ini, karena artikel tersebut masih bersambung.

6. "Cewek Mencintai Diri Sendiri" - Majalah Girls Edisi 15 Tahun 2008
Dia ini sebenarnya cewek "tanpa nama" kayak si ubur-ubur biru. Bahkan dia sama sekali bukan pelaku cerita dari media manapun! Si tanpa nama ini cuma gambar pemanis dari rubrik "Girl's Test" pada Majalah Girls terbitan Kompas Gramedia edisi 15 tahun 2008, bersama dua karakter cewek lainnya yang juga tidak diberi nama. Rubrik "Girl's Test" edisi kali ini tentang "Apakah Kamu Cewek Narsis?", jadi ada tiga karakter cewek sebagai ilustrasi dari rubrik ini :

Satu, karakter cewek narsis. Dua, karakter cewek yang mencintai diri sendiri tetapi masih batas wajar. Tiga dan terakhir, karakter cewek yang sebal dengan dirinya sendiri. Menurutku, karakter cewek yang mencintai diri sendiri ini punya outfit yang paling unik dan juga paling simpel.

Mereka bertiga nggak akan pernah tampil lagi di media manapun, kecuali aku gambar ulang mereka.

7. "Cewek Keren" - Majalah Girls Edisi 20 Tahun 2008
Ya, dia ini sama kasusnya kayak "cewek mencintai diri sendiri" tadi, nggak punya nama! Ilustratornya juga masih sama dengan karakter yang tadi. Karakter yang ini juga merupakan bagian dari ilustrasi untuk rubrik "Girl's Test" dari Majalah Girls edisi 20 tahun 2008, nggak jauh dari terbitnya edisi 15 tadi. Rubrik untuk edisi yang kali ini adalah "Seberapa Kerennya Kamu?".

Di sini tiga karakter cewek masing-masing mewakili cewek cupu, cewek keren, dan cewek biasa-biasa saja. Aku ingin cosplaying si cewek keren ini. Bukan karena predikatnya, tetapi masih soal outfit-nya yang dipakai. Dia ini nggak banyak warna yang dipakai, jadi tidak terlalu sulit untuk mencari warna item pakaian yang dibutuhkan.

Wednesday, January 18, 2023

Menjalani Hidup Fangirling dalam Berbagai Tipe Fangirl

Catatan 19 Januari 2023


Aku emang seorang fangirl, tetapi aku pernah menjadi tipe fangirl yang berbeda-beda selama hidup aku. Sebenarnya tipe ini tergantung dengan tokoh siapa dulu yang aku fangirling.

❤️‍🔥 Denial Fangirl

Artinya, seorang fangirl yang terus mengingkari atau menyangkal (denial) bahwa dia nge-fan terhadap artis atau tokoh fiksi. Secara IRL kelihatannya aja kayak yang B aja atau bahkan pura-pura benci, padahal sih cinta mati! Dalam kasus aku, aku selalu jadi seorang fan untuk tokoh fiksi karena aku entah kenapa nggak pernah bisa demen banget sama artis. Apabila aku tertarik dengan seleb yang real, kemungkinannya 99,9% itu cuma ikut-ikutan seseorang yang nggak mesti dia itu my love interest tapi orangnya cukup signifikan dalam hidupku. 

Waktu jaman SMP, sebenarnya udah ada benih-benih asmara dengan Dr. Heinz Doofenshmirtz, tapi aku selalu mengatainya sebagai tokoh kartun yang jelek, gak good-looking. Padahal sejak 2011 aja udah nyimpen beberapa gambarnya di komputer LCD sebelum jamannya smartphone. Tadinya aku emang hampir jadikan dia penggantinya Danny Phantom, akan tetapi mendadak jadi hater buat Heinz sejak insiden celana boxer corak Perry The Platypus itu. Bertahun-tahun lamanya ngerasa KZL dan ZBL dengan profesor jahat dari Phineas and Ferb itu, hingga diriku sendiri resmi sebagai fan pada September 2019.

Adegan ini nih yang dulunya bikin aku benci sama Heinz Doofenshmirtz!

Lama-kelamaan aku capek nyembunyiin fakta bahwa sebenarnya rasa tertarik kepada Doofenshmirtz itu memang ada. Mukanya itu nggak jelek-jelek amat, malahan nggak kayak wajah tokoh penjahat, yang selama ini bikin kesal itu adalah karena dia sering buka aurat. Jadinya mending ngaku aja kalo aku emang suka sama Doof. Itu adalah ketika aku kuliah semester 7 (tujuh), setelah hampir sepuluh tahun lamanya membenci tokoh itu karena kelakuannya, bukan sebab bentuk rupanya. 

Walaupun aku udah anggap Heinz alias Doof ini sebagai idolaku (tidak mengurangi rasa hormatku kepada junjungan nabi terakhir ya), tapi aku masih meragukan diriku punya rasa kepada Doof. Pasalnya, aku jarang banget minat buat bikin gambar fan art atau nulis fan fiction tentang Heinz Doofenshmirtz. 

❤️‍🔥 Collector Fangirl

Buat aku di tahun 2019 ke bawah, lebih tepat jika aku disebut "Collector Fangirl Wannabe", yang artinya "ingin menjadi fangirl yang merupakan seorang collector". Collector di sini artinya lebih sebagai pengoleksi, bukan semacam kolektor barang langka, merchandise apapun ya akan tetap dikoleksi. Sebelum menjadi fangirl untuk Heinz Doofenshmirtz (yang dulunya aku benci banget2), aku belum pernah mengoleksi buku, merch, novel, dan sebagainya dari tokoh kartun yang aku sukai. Karena, kebanyakan tokoh kartun idolaku itu obscure, kurang populer sehingga jarang ada merchandise-nya.

Dulu, saat aku menyukai Danny Phantom pada periode 2008-2012, aku ingin beli bonekanya dan segala merch lainnya. Sayangnya, jarang yang suka tokoh itu, padahal di negara asalnya (USA) itu kartun cukup populer. Di Indonesia cuma pernah terbit beberapa judul majalah anak-anak yang mengulas tentang serial kartun itu. Makanya di sini hampir nggak ada yang jual merchandise yang official.

Pada Agustus 2019, dari T***pedia aku beli ganci Danny Phantom tapinya fanmade, bukan asli dari Nickelodeon. Baru punya merchandise dari tokoh kartun manusia setengah hantu itu pas udah kuliah, padahal nge-fan itu pas SD kelas IV semester genap (2008) hingga SMP kelas IX semester ganjil (2012). Itu gantungan kunci bikinan sesama fangirl Danny Phantom dari Indonesia. Sebenarnya banyak juga mungkin fans lokal kartun itu, sayangnya kurang populer. 

Setelah empat tahun lebih masa "kejayaan" Danny Phantom (di hatiku) berakhir, aku mulai tertarik dengan Mr. Hyunh dari Hey Arnold pada Agustus 2015. Saat itu aku masih kelas XII SMA semester ganjil. Tiga tahun setelah jadi fangirl Mr. Hyunh, ketika aku udah masuk semester lima kuliah pada tahun 2018, aku beli novel Hey Arnold The Movie dari toko daring yang sama dengan ganci tadi. Karena Mr. Hyunh ini bukan tokoh utama dan hanya tokoh yang sesekali muncul, wayahna (Bahasa Sunda, artinya kurleb "apa boleh buat") jika kepopulerannya bernasib sama seperti ketika Danny Phantom bertahta di hatiku. 

Tidak bisa berharap banyak untuk mengoleksi banyak barang yang berhubungan dengan sang imigran dari Vietnam itu! Kecuali, aku bikin sendiri merch dari Mr. Hyunh semisal mug, Tote bag, dan sebagainya. 

Ternyata aku memiliki tokoh kesukaan terpendam yang lebih populer lagi daripada Danny Phantom, yaitu Dr. Doofenshmirtz! Aku nggak bisa menutup mata bahwa Doofenshmirtz dari Phineas and Ferb ini emang acara kartunnya beken, meski nggak nyampe level SpongeBob SquarePants. Lupakan dulu bagaimana bentukan mukanya, barang-barang mengenai Doof ini banyak yang jual dan relatif mudah untuk didapat! Bahkan majalah Phineas and Ferb belinya bukan di toko online T***pedia, tapi di supermarket salah satu mall di Kota Bandung! 

Beli majalah itu tuh pas tahun 2015, nggak jauh dari waktu aku mulai suka Mr. Hyunh.

Satu tahun dari suka Doof, aku nambah lagi tokoh kesukaan dari anime jadul Yatterman. Bukannya jatuh cintrong sama Gan Takada alias Yatterman-1 si main character, tapi malah sama Boyacky dari Dorombo Gang! Kok kebanyakan tokoh kesukaan aku itu yang antagonisnya, ya? Aku suka Boyacky sejak September 2020 dan beli figurinnya pas kira-kira Maret 2021.

❤️‍🔥 Fangirl Musiman

Tipe fangirling seperti ini juga aku pernah. Kira-kira sekitar Juli-Agustus 2019, sebelum suka Dr. Doofenshmirtz, aku pernah nge-fan Tony The Talking Clock dari animasi web Don't Hug Me I'm Scared (DHMIS). Orang yang cari tau soal dia pastinya bakalan kaget, "Lah, kok cinta sama jam?" Sebenarnya ini berkat satu fan art di mana dia humanized, alias diubah jadi manusia yang good-looking!

Tony The Talking Clock ini cuma muncul secara proper di episode 2 animasi tersebut, kemunculan pada episode lainnya hanya cameo. Animasi yang konspnya nyerempet "versi dark dari Sesame Street" itu juga hanya sedikit episodenya, total enam! Pas September 2022 lalu, animasi itu udah dibikin serial tevenya tapi hanya tayang di Inggris. Kayaknya Tony ini nggak bakalan muncul lagi, deh, makanya cepet bosen aku sama si tokoh itu.

Sebenarnya ini adalah catatan yang ditulis pada tanggal 1 November 2019 di buku, akan tetapi baru diketik sekarang untuk jadi postingan di blog. Seiring berjalannya waktu, pengalaman aku banyak berubah dan versi di sini nggak persis sama dengan catatan aslinya di buku.




Thursday, January 5, 2023

Aku Mengalami Mental Stunting Akibat Trauma di Kelas 5(?)

Catatan 6 Januari 2023

Happy Late New Year!

Nggak kerasa ya, udah hampir seminggu kita di tahun baru 2023 ini. Karena sekarang udah mulai skripsian, jadinya aku udah nggak terlalu aktif lagi di sini. Buntu ide aku tuh karena mikirin tugas kuliah! Namun, menjelang tidur atau ketika lagi rebahan, banyak pikiran yang muncul.

Rasanya sayang jika pikiranku itu hanya melayang tidak karuan. Akan jauh lebih baik jika jadi konten blog. Anehnya, pas begitu aku buka blog ini, eh malah menguap idenya. Tapi kalo pas gabut lagi, pasti penuh lagi kepalaku!

Belakangan kan lagi rame tuh istilah "stunting". Istilah tersebut ternyata ada saatnya bikin aku overthinking! 

Ini nih yang bikin aku terus overthinking: mental stunting! Yang bisa stunting bukan cuma tinggi badan aja, tapi juga mental. Jadi, mentalnya tidak ikut mendewasa bersama dengan tubuhnya. Ternyata aku ini penderita jenis yang kedua ini. 

Pas akhir Desember 2022 lalu, Mamah pernah bilang, "Kayaknya kamu itu mentally stunted di usia kelas V!"

Omongan ortuku itu ternyata matched dengan omongan adik aku yang besar!

Kalo versi dia, kayak gini :
"Teteh itu mentally stunted di sekitar periode 2008-2012!"

Perkataan adik terbesarku ini pernah aku ceritain di postingan aku yang ini.

Pada tahun 2008 itu, aku naik ke kelas lima. Jadi omongan mereka berdua itu cocok. Kira-kira beberapa hari setelah Mamah ngomong itu, aku cari tau apa sih penyebabnya mental stunting itu? Baru searching sebentar, udah ketemu sekitar tiga artikel tentang kelainan psikologis itu.

Hampir semua artikel yang ditemukan itu, mengaitkannya dengan trauma yang dialami oleh penderita.

Menurut beberapa artikel yang ketemu itu tadi, kelainan psikologis ini menahan mental penderitanya di masa ketika dia mengalami sebuah trauma. Jika mental aku ini seperti anak kelas V, padahal aku ketika menulis ini sudah berumur duapuluh lima, berarti ada kemungkinan mengalami sebuah trauma ketika aku duduk di kelas tersebut. Pada saat-saat itu, memang banyak terjadi hal yang luar biasa, tetapi masih tidak yakin apa yang membuatku trauma. Curiganya sih, soal Insiden Kelinci yang memang terjadi pada tahun kelimaku di SD, tapi nggak berani deh cerita soal kecurigaan ini ke Mamah karena belum pasti kebenarannya.

Juga, aku takut malah jadi seperti yang menyalahkan almarhum Papah, padahal emang akunya yang salah. Terlepas dari siapapun yang berbuat kesalahan pada insiden tersebut, waktu terjadinya memang di saat aku hampir dua bulan menjadi siswi kelas lima. Supaya lebih yakin apa kejadian yang bikin aku mengalami stunting secara mental, sebaiknya langsung ke psikiater saja. Karena, pengalamanku ke psikolog belum terlalu kelihatan hasilnya.

Menurut Mamah, bisa juga bukan karena peristiwa traumatis, tapi peristiwa luar biasa lainnya. Misalnya, pengalamanku merasakan first crush. Memang, tahun itu aku baru pertama kalinya merhatiin cowok, yang sayangnya doi ini tukang bully. Namun, perasaan itu nggak langsung ada saat itu juga, karena baru muncul pas kami udah pisah kelas di tahun berikutnya di Sekolah Dasar.

Setahun sebelum aku jadi murid kelas lima, aku ini di-bully intens sama classmate Nadia Regyna Nusivera! Valid no debat bahwa pengalaman menjadi korban bullying ini pastinya termasuk dalam kategori peristiwa traumatis! Nadia ini emang jahatnya nggak ada lawan, baik dari sekolah jaman SD maupun tingkat-tingkat selanjutnya. Namun, masih belum dapat dipastikan pula bahwa memang dia the true culprit dari soal mental stunting aku ini.

Lantas, bagaimana cara mengatasinya? Kuharap sebelum berobat ke tenaga ahli, aku sudah bisa mengobati diriku sendiri. Nanti aku baca-baca lagi deh artikel yang muncul di Mbah Google. Waktu itu bacanya belum tuntas karena lagi nungguin hasil ngeprint tugas poster di percetakan. 

Semoga di tahun baru ini lebih glowing up, terutama secara mental.


Ubahlah Persepsi Atas Diri Sendiri!

Catatan 12 Januari 2024 Setelah aku konsultasi dengan psikiater pada akhir Desember tahun kemarin, hari ini aku akan lanjut ke sesi ketiga t...