Showing posts with label resensi buku. Show all posts
Showing posts with label resensi buku. Show all posts

Thursday, June 30, 2022

Majalah Lama Penuh Insight

Catatan 30 Juni 2022

"Kita itu harus adil dalam menilai kejadian tersebut!" seru Mama ketika aku menanyakan kepada beliau bagaimana caranya menghilangkan traumaku atas Insiden Kelinci itu.

Dari kalimat dialog di atas, sebenarnya memang tidak ada hal yang salah. Namun, beliau mengucapkan kalimat tadi itu karena dianggapnya aku tidak terima atas kemarahan Papa atau menyalahkan beliau. Padahal, seperti yang biasa kubilang, justru diriku sendirilah yang selalu kusalahkan selama lebih dari sepuluh tahun lamanya. Akan tetapi, kurasa tidak pernah ada orang yang memintaku agar adil dalam menilai diri sendiri, oleh karena itu aku harus memintanya kepada diri sendiri. 


Aku membeli lagi sebuah majalah populer berjudul "Girls" edisi 15 tahun III bulan Maret 2008, karena majalah edisi tersebut pernah kumiliki sebagai kenang-kenangan ketika sekolahku waktu SD mengadakan field trip ke sebuah toko buku sohor pada tahun yang sama dengan terbitnya majalah tersebut. Toko buku itu menghadiahkan majalah itu kepada semua pengunjung dari angkatan kami, seingatku malah anak-anak cowok juga diberikan! Padahal kan jelas majalah itu konsumsi untuk anak-anak perempuan, judulnya saja "Girls"! Untungnya edisi tersebut tertolong oleh fotonya Kak Bobby Joseph di sampulnya, sehingga teman-teman cowok di kelasku tidak akan begitu risih memegang majalah itu.

Majalah tadi itu membahas topik "mencintai diri sendiri". Berhubung majalah tersebut sudah lama sekali, tentu saja sudah hilang. Faktor utama yang membuatku membeli ulang majalah edisi tersebut dari sebuah toko online adalah sebuah rubrik kuis "Kamu Termasuk Cewek Narsis?", adalah tentang seberapa narsisnya kita sebagai pembaca. Terdapat tiga kategori untuk hasil dari kuis tersebut : "narsis", "mencintai diri sendiri", dan "sebal dengan diri sendiri".


Seumur hidupku, jelas aku tidak pernah menjadi cewek narsis. Ketika baru pertama kalinya membaca rubrik kuis tersebut, kukira hasilnya adalah kategori yang terakhir, yaitu "sebal dengan diri sendiri". Ternyata, setelah kujawab semua pertanyaannya, hasil yang keluar adalah kategori yang pertengahan, yaitu "mencintai diri sendiri", itu artinya aku (dulunya) mencintai diri tetapi tidak berlebihan hingga mencapai kategori yang pertama, "narsis". Kuis itu kujawab beberapa bulan sebelum Insiden Kelinci terjadi dan rupanya hasilnya malah berubah setelah insiden itu!

Ya, aku jadi "sebal dengan diri sendiri" sejak keceplosan melontarkan pertanyaan teraneh dan juga kurang sopan untuk ditanyakan itu. Teman-teman di sekolahku saat itu yang sering mengejekku "bodoh", kuanggap mereka itu benar selama belasan tahun lamanya. Pada tahun ketigabelas dari kejadian itu, syukur Alhamdulillah aku mendapat rejeki untuk berkonsultasi dengan psikolog yang hasilnya adalah anggapan rendah untuk diri sendiri itu adalah tidak tepat atau irasional. Di tahun 2022 ini, kucoba untuk menjawab lagi kuis yang sama dari majalah dengan foto Kak Bobby Joseph ketika remaja yang kubeli ulang itu.

Memang tidak seperti cewek pada umumnya yang membeli majalah karena foto artis pujaannya di cover majalah itu, melainkan aku membelinya karena kuis tersebut. Kak Bobby Joseph pada covernya yang dulu adalah pemain sinetron "Candy" sebagai Terry dan sinetron "Mentari" sebagai "Bara", entah mengapa tidak begitu membuatku antusias atau terpesona. Sempat kukira hasil jawabanku dari kuis "uji narsis" itu adalah "sebal dengan diri sendiri", seperti keadaanku selama ini. Namun, ternyata hasilnya masih tepat sama seperti jawaban dari empat belas tahun lebih yang lalu!

Aku belum sepenuhnya kehilangan cintaku kepada diri sendiri! Pertanyaan pertama kuis tersebut adalah "Jika kamu menilai dirimu sendiri, kamu adalah cewek dengan nilai ..." Hampir saja kujawab "2-4" yang merupakan jawaban yang akan dipilih oleh cewek yang tidak ada rasa cinta kepada dirinya. Tiba-tiba saja terbersit pikiran bahwa aku ini harus adil dalam menilai diri sendiri, masa hanya gara-gara satu kesalahanku saja penilaian diri malah jadi hancur lebur?

Kemudian, jawabannya adalah "5-7", angka yang termasuk dalam jumlah nilai di batas rata-rata. Masih tepat sama seperti dahulu, sebelum insiden yang terjadi pada hari pertama bulan puasa tahun 2008 itu. Angka segitu cukup untuk menilai diri ini. Kita menyadari tidak mencapai nilai "8-10" karena kita tahu betul diri kita ini tidaklah sempurna, sedangkan kita juga tidak boleh kufur nikmat dengan melabeli diri menggunakan nilai angka yang teramat rendah. 

Rasanya terharu ketika masih menemukan rasa cinta akan diri sendiri dalam hati ini dalam kadar yang aman, tidak terlalu sedikit dan tidak juga berlebihan. Majalah itu ternyata sangat bermanfaat untuk mengurangi, kalau belum bisa sepenuhnya mengusir, penilaian buruk terhadap diriku ini. Kata psikolog aku waktu itu, wajib hukumnya untuk berfokus pada minat untuk mengembangkan kelebihanku, bukan lagi berfokus pada perasaan yang negatif. Diulas juga dalam majalah itu film Spiderwick Chronicles, di film tersebut terdapat sebuah buku legendaris yang membuatku selalu ingin memilikinya!

Jika menemukan buku yang menjadi poin penting dalam film atau serial, selalu saja timbul rasa ingin memiliki benda serupa! Jelas saja pada kenyataannya tidak akan menyamai persis buku tersebut. Kalau sudah begitu, aku selalu ingin membuat buku seperti itu dalam versiku sendiri. Biasanya buku jenis begitu mirip-mirip buku katalog, dalam versiku adalah buku katalog pengenalan tokoh ceritaku.

Last but not least, bagian kesukaanku yang lain dari rubrik kuis "Kamu Termasuk Cewek Narsis?" tadi itu adalah gambar gadis kartun berambut hijau kebiruan berombak. Sebenarnya total ada tiga gambar gadis kartun yang nongol dalam rubrik kuis-tidak-berhadiah tersebut, akan tetapi menurutku si rambut hijau itu outfit-nya paling ikonik. Gadis-gadis itu bukanlah karakter dari acara animasi yang sudah ada semisal Vanessa Doofenshmirtz, melainkan hanya rekaan sang illustrator majalah dan mereka tampil hanya satu kali saja. Bahkan, mereka tidak perlu memiliki nama! 


Gambar si gadis rambut hijau teal itu juga memantik ideku menggambar! Sudah lama sekali aku ingin menggambar Michiru Kaio alias Sailor Neptune dengan pakaian yang dikenakan gadis pada rubrik itu. Model dan warna rambutnya memang hampir sama seperti Michiru itu tadi. Ah, sepertinya hanya kebetulan saja.

Ilustrasi dari rubrik kuis tersebut adalah karyanya Kak Iwan Nazif.

Penerbit : PT. Kompas Gramedia/Gramedia Majalah
Jenis terbitan : majalah gadis pra-remaja
Penulis : tim redaksi majalah
Tahun Terbit : 2008
Negara Asal : Indonesia 
Bahasa Asli/Terjemahan : bahasa asli
Bahasa : Indonesia 

Ubahlah Persepsi Atas Diri Sendiri!

Catatan 12 Januari 2024 Setelah aku konsultasi dengan psikiater pada akhir Desember tahun kemarin, hari ini aku akan lanjut ke sesi ketiga t...