Showing posts with label all about friends. Show all posts
Showing posts with label all about friends. Show all posts

Sunday, December 24, 2023

Ketika Aku yang Kritis Bertemu dengan Pengalaman Traumatis

Catatan 25 Desember 2023

Pada 26 Desember 2004, Tsunami Aceh menjadi salah satu bencana alam terbesar di dunia. Besok adalah tepat satu tahun sebelum dua dekade peristiwa itu. Sejak kira-kira dua minggu yang lalu, aku teringat pengalaman seorang sepupu jauhku yang mengalami sendiri bencana alam tersebut (dia adalah anak dari kakaknya istri Paman, adiknya Papah). Dia adalah orang berdarah Aceh dan sedang berada di kampung halamannya ketika bencana itu sedang terjadi. Alhamdulillah, dia selamat dari bencana alam yang menenggelamkan Banda Aceh dan beberapa negara lain di sekitarnya, tetapi ada sebuah kisah "watir" lainnya selepas itu. 
Menurut dari gambar di atas yang diambil dari tweetnya Wikipedia Bahasa Indonesia, Banda Aceh merupakan wilayah yang paling terdampak dari bencana alam tsunami ini dibandingkan dengan negara-negara lain di sekitar Samudera Hindia yang juga terdampak. Jelas saja jika bencana besar ini memengaruhi kehidupan saudaraku yang sudah agak jauh itu. 

Trauma setelah Tsunami Aceh 2004 merupakan pengalaman yang dialami oleh banyak korban dan penyintas, termasuk saudaraku yang masih berusia delapan tahun saat itu.

Pengalaman Saudaraku Sebagai Penyintas Tsunami Aceh 2004

Trauma adalah sebuah pengalaman yang biasa menimpa korban musibah apapun, apalagi saudaraku masih berumur delapan tahun ketika ia sedang bersama keluarganya di dalam mobil menghindari gelombang air laut yang membanjiri daerah asalnya! Saudaraku itu sempat ketakutan tidak lama dari terjadinya tsunami itu, setiap kali melihat air mengalir kencang dari keran di rumah neneknya yang berada di Kota Bandung karena teringat akan cepatnya air laut menghancurkan apapun yang dilewatinya. Untungnya trauma ini tidak sampai membahayakan dirinya atau menimbulkan tingkah laku yang tidak wajar. Namun, aku terpikir satu hal : bagaimana jika aku yang berada di posisinya sebagai penyintas trauma akan tsunami?

Mengingat sifatku yang kritis, sering bertanya, kemungkinan aku akan keheranan melihat orang-orang bersikap biasa saja ketika air keran itu mengalir deras. Padahal momen seperti itu, jika aku juga mengalami hal yang sama dengan sepupuku yang tadi diceritakan, bisa membuatku merasakan panik dan takut luar biasa yang sama besarnya seperti ketika terjadinya musibah itu. Bisa jadi aku akan bertanya, "Mengapa ketika air keran itu mengalir, orang-orang tidak terpengaruh tetapi ketika sedang tsunami semua orang panik?" Bagi nyaris semua orang tentu saja pertanyaan itu akan terdengar konyol, tetapi lain cerita untuk penderita trauma itu. 

Pertanyaan seperti itu menyiratkan bahwa seorang penderita trauma menyadari sedang terjadi sesuatu pada dirinya, hingga hal kecil yang hanya memiliki sedikit sekali keterkaitan dengan sebuah musibah yang dialami sebelumnya, bisa saja hal yang tampak kecil itu terasa sama besarnya dengan musibah itu sendiri. Saudaraku ini kebetulan bukan orang yang punya rasa ingin tahu terlalu tinggi (rasa ingin tahu jika kadarnya berlebihan juga ujungnya tidak baik), jadi dia terhindar dari mengalami momen bertanya yang aneh seperti itu. Sebaliknya untuk kasus diriku, aku merasa heran ketika keluarga besarku di rumah tidak seperti diriku yang sangat hati akan matinya seekor kelinci. Saat kelinci itu dikabarkan mati, otakku otomatis memutar kembali memori musibah ketika adikku wafat, kemungkinan aku juga saat itu mengalami trauma! 

Mengatasi Trauma Setelah Bencana Besar

Bukan hanya sepupu jauhku tadi saja yang merasakan sakitnya trauma akibat sebuah bencana besar dalam hidupnya, aku sendiri juga mengalami trauma itu, meski musibahnya yang kami alami berbeda. 

Menurut teman-temanku di pelatihan crafting (membuat buket bunga) tiga tahun yang lalu pada 2020, mereka juga mengalami peristiwa yang traumatis seperti insiden kelinci itu hanya saja berbeda pertanyaannya yang mereka ajukan denganku. Awalnya aku ragu-ragu, apakah iya ada orang di luar diriku yang melontarkan pertanyaan seabsurd itu meskipun tidak sama persis? Mbak Icha, salah satu dari temanku adalah seorang penyintas PTSD, dia tidak heran dengan kisah masa laluku dan malah memaklumi pertanyaan yang kuajukan pada insiden kelinci tersebut. Bisa jadi dia pun pernah mempertanyakan ketika hanya dirinya yang menyikapi suatu kejadian kecil secara jauh lebih dalam daripada bagi orang-orang di sekitarnya. 

Pelajaran dari Insiden Kelinci dan PTSD

PTSD sering kali muncul setelah peristiwa traumatis seperti tsunami atau kehilangan orang tersayang, seperti yang kualami ketika meninggalnya adikku. Akan tetapi, karena belum ada diagnosis dari psikolog, aku tidak berani untuk menyebut diri sendiri sebagai penderita PTSD.

Jika aku seandainya mempertanyakan antara tsunami dengan air keran, apakah itu sebuah penghinaan terhadap para korban jiwa musibah itu? Apakah ketika bertanya seperti itu artinya aku tidak berempati pada musibah yang kualami? Tentunya tidak seperti itu maknanya, kan? Begitu pula dengan insiden kelinci, bukan artinya tiada rasa kehilangan atas adikku sendiri atau menyamakannya dengan hewan piaraan karena kulontarkan pertanyaan itu. 

Saturday, October 28, 2023

Kabar Buruk di Acara Halloween Hari Ini

Catatan 28 Oktober 2023

Hari ini ada berita baik 👍dan juga berita buruk! 😖 Berita baiknya adalah orderan wig dan hair extension aku udah datang juga ada uangnya buat bayar COD dia orderan aku itu! Berita buruknya adalah aku gak ada ongkos mau datang ke event cosplay spesial Halloween di BEC hari ini, berita lebih buruknya adalah ada temen aku yang kehilangan dompet di acara itu! Event bulan lalu sih aku kehilangan cuma sarung tangan doang, apalagi itu sarung tangan harganya gak mahal-mahal beut (tadinya mau nulis "amir", tapi ada temen sesama cosplayer di komunitas aku yang pake nama itu). 

Beneran deh, aku gak boleh terlalu menyesali kehilangan sebuah perintilan kostum yang gak seberapa itu. Pas baca IG Story-nya temen aku yang kehilangan dompet itu, aku yang awalnya nyesel gak bisa datang ke event hari ini jadi agak takut 😓😭😰😦. Soalnya ada banyak orang yang kehilangan barang di event, tapi temen aku ini yang paling penting barangnya! Sampai ada uang, kartu Identitas, dan sebagainya. 

Padahal aku udah siapin kostumnya, gapapa kalo belum kumplit dengan wig juga! Yang terpenting adalah menyesuaikan dengan tema Halloween! 🎃👻🍬 Aku ini orangnya gampang salfok, kira-kira si temen yang kehilangan dompet itu jadi karakter apa ya di acara tadi? Tapikan aku jadi gak enak mau nanyain perihal kostum itu sebelum dia tenang soal dompetnya.

Friday, February 24, 2023

Karena Hidup Sebagai Anak Kelas 8 Banyak Rasa

Catatan 24 Februari 2023

Hwaaaaw, kalo buka Twitter pastinya banyak trigger buat flashback ke jaman-jaman sekolah dulu. Udah akunya emang hobi banget flashback sama nostalgia (eh, apa bedanya sih? Ada deh bedanya!), ketemu terus sama kiriman-kiriman yang begini. Ditanya "Ada cerita apa di kelas 8 SMP?", bingung deh mau jawab apa soalnya banyak banget! Nah, kayaknya sih dari masing-masing cerita bisa diurai satu-satu jadi postingan terpisah.

Di sini aku cuma bisa tulis garis besarnya aja dari masing-masing cerita, karena bakalan terlalu panjang. Nanti diceritakan lebih detailnya di postingan selanjutnya atau tertunda beberapa postingan lagi (kayak kisahnya anak pesulap di Bogor aja yang lupa aja mau diketik)!

8️⃣ Bella Sang Belieber 🎱 
Kawan yang satu ini nich yang bikin aku mulai tertarik nonton acara-acaranya Selena Gomez! Sebenarnya dia itu justru KZL, tepatnya jealous sama Selena waktu masih pacaran sama Justin Bieber. Bella ini kalo ditanya pas pelajaran IPA, "Sebutkan contoh unsur biotik dan abiotik!", dia jawabnya "Justin Bieber and water". Karena Justin ini hampir nggak pernah main film atau acara serial (kecuali sebagai dirinya sendiri), makanya aku malah jadi kepo sama Selena. 

Waktu pelajaran Bahasa Indonesia di jam terakhir sekolah, kami dikasih tugas sama Bu Hilmi buat masing-masing bikin kalimat. Murid yang udah bikin kalimat boleh pulang.

Temen kami, Zharfan yang duduk tepat di belakangnya Bella malah nyengaja bilang begini, "Oh tidak, aku membunuh Justin Bieber!" 

Kontan aja Bella nepok mejanya Zharfan sambil ngeliatin pake mata marah ke si empunya nama. Yang diliat malah senyam-senyum aja. 

Sebenarnya masih ada banyak banget sih bukti kecintaannya Bella buat Justin. Bukan hanya kisah fangirling dia doang yang jadi sorotanku, lho. Ssstt, dia juga punya sisi aegyo alias "manja-manja" gitu. Pas nilai ulangan dia turun dikit aja dari biasanya dapet 95-an jadi 85, dia malah request gambar yang bikin mengernyitkan kening ke aku. 

"Hanna, tolong gambarin orang gila dong!" pinta Bella. 

"Kenapa minta yang gitu?" tanyaku.

"Nilai ulangan aku jeleeeek ..., aku serasa jadi orang gila," keluhnya pake gaya aegyo yang alamiah.

Apapun alasannya dari request gambar itu, aku terima. Hasilnya? Malah jadi kayak gambar orang bodoh yang pakaiannya compang-camping! Segitu aja dia udah seneng banget lho!

8️⃣ Julukan "Teh Botol" Buat Satu Temen Cewek yang Ngeselin Parah 🎱

Ada satu orang temen cewek yang kompak dimusuhi sama anak cewek satu kelas! Gara-garanya, dia suka tetiba marah nggak jelas, terus tiap kali mau ngomong itu mulutnya udah kayak teko mendidih, "Ssshhhhh". Aku nyebut "aljabar" jadi "Alijabar" aja dia udah akting jadi teko mendidih, langsung kebakaran! Kata satu temen aku, Anggun namanya, dia itu suka tiba-tiba marah.

Aku juga yakin banyak momen bikin kesel orang lain karena sifat aku yang kadang temperamental, tapi jelas nggak separah dia. Ini bukannya udah kepedean, karena Anggun nggak mau duduk deketan sama dia kecuali aku duduk ngehalangin antara itu anak sama Anggun.

Diva pas field trip muter lagunya Harry Roesli "Cio ... cio ... cio ... cio wer-wer-kewer", terus di liriknya ada bagian yang pantes banget buat itu orang! 

"Teh Botol, makin goblok dan tolol!" 

Ini bukannya karena dia bersikap dumb atau bloon, ya. Sama sekali bukan. Nah, udah panjang kan, ya? Ini baru secuil dari kelakuannya dia yang udah kayak bom waktu aja!

8️⃣ Bikin Buku Kumpulan Puisi Karya Sendiri 🎱 

Dari banyaknya tugas sekolah, ini yang kata aku paling menarik! Walaupun aku kurang bisa bikin puisi dan lebih bisa bikin cerpen, tapi enjoy aja rasanya. Pas aku udah kuliah, malah rasanya pengen nengok lagi semua buku kumpulan puisi karya semua orang di angkatan kami. Apalagi Bella Bieber, eh Bella Salsabila emang jago bikin puisi!

Cara bikin bukunya nggak mesti buku cetak kayak yang biasa kita baca. Cukup lembaran-lembaran kertas buku tulis distaples dan diberi sampul. Terus di halaman terakhirnya dikasih bionarasi, dech! Wah, hasilnya sekarang jadi unyu kalo nanti diliat lagi!

8️⃣ Pantatnya Ketombean! 🎱

Temen cowok yang duduknya sebaris sama aku dan Anggun, namanya Zaky P. K. (di kelas aku ada dua yang namanya Zaky), pernah diduga mengalami fenomena yang aneh! Zaky P. K. berdiri dari kursinya, terus nggak tau kenapa di tempat dia tadinya duduk itu banyak butiran putih-putih gitu. Mana dudukan kursinya warna item lagi, jadi makin jelas itu butiran putih-putihnya. Lalu, Anggun ngeluarin perkataan yang menggelitik abis, "Pantatnya ketombean, ya?"

"Omes! Omes!" sergah Zaky P. K. Tau kan ya omes itu singkatan dari "otak mesum". Padahal Anggun ini samsek nggak pernah mesum, lho.

Di situ aku ketawa kecil dengernya. Pas Zaky udah pergi, aku bilang gini ke Anggun, "Bukannya yang suka ketombean itu rambut ya? Harusnya yang ketombean itu bagian yang ditumbuhi rambut!" 

Anggun kaget dnegernya, ternyata ada orang selain dia yang lebih berhak mendapatkan gelar "omes" itu tadi. Hihihi untungnya yang ini Zaky P. K. nggak denger!

Udah cukup segini aja dulu, ya! Soalnya ada segudang sih!



Thursday, February 23, 2023

Hukuman Teraneh dan Yang Paling Efektif

Catatan 24 Februari 2023
Selama sekolah dulu, aku nggak pernah jadi murid yang populer karena akademik aku biasa-biasa aja bahkan sering remedial dan nggak mudah untuk bergaul kecuali duluan diajak bicara sama orang lain. Tapinya adaaa aja hal yang bikin aku jadi pembicaraan sekelas. Guru dan wali kelas bahkan nggak mau ketinggalan, lho! Lalu, gara-gara apa sih aku mendadak terkenal di sekolah walaupun bukan murid yang populer?

Ini pengalaman paling memorable jaman kelas VI SD : dikatain "Danny Phantom" kalo terlambat masuk kelas! Sebenarnya aku udah jadi fangirl Danny Phantom itu sejak kelas IV, tapi guru aku Pak Encang baru ngeh aku suka tokoh itu pas udah nyampe tahun terakhir SD. Sejak kelas satu udah suka telat dan nggak tau obatnya. Di tahun keenam dan terakhir masa di SD ini, entah apa yang memicunya dan siapa yang duluan punya ide, kalo masuk kelas telat disorakin "Danny Phantom!" sama sekelas. 

Di sini aku udah nggak sekelas lagi sama Regian, eh malah ketemu hal yang lebih bikin gelisah! Parahnya, bukan aku aja yang disorakin kayak gitu, padahal cuma aku yang nge-fan Danny Phantom. Ini malah merembet ke temen-temen lainnya yang telat, jadi mereka juga disorakin sama satu kelas. Inget deh satu kawan namanya Fildzah terlambat masuk kelas, udah disorakin gitu, terus sama wali kelas kami Pak Encang dijuluki "Fil-phan", singkatan dari "Fildzah Phantom!"

Ini bikin aku penasaran kalo Regian terlambat masuk kelas! Tapi dia kan nggak sekelas lagi sama aku, dia 6A aku 6B. Jadinya ya nggak ngaruh seandainya dia terlambat juga. Beneran ini bikin aku kepo sama reaksinya YBS kalo dia yang katempuhan (kena akibat dari perbuatannya aku) disorakin Danny Phantom, secara dia kan benci banget sama tokohnya itu. 

Akhirnya aku bisa berhenti terlambat ke kelas! "Hukuman" kayak gini itu jauh lebih efektif buat aku ketimbang hukuman klasik kayak berdiri di luar kelas atau lari keliling lapangan. 

"Akhirnya Hanna tobat juga ya nggak telat lagi," ujar Farah.

Sayangnya, ini nggak bertahan sampai aku SMP!

Wednesday, February 22, 2023

Budaya Latah Menghujat Sudah Lahir Sejak Lama Sebelum Kelahirannya Medsos!

Catatan 23 Februari 2023

Yach, ternyata topik Jerome Polin soal ngerasa cute sama hewan capybara itu masih aja rame cuy. Jauh sebelum sang burung biru bertumbuh dewasa (mungkin aja di masa ini burung biru itu udah menetas tapi masih pitik), aku udah ngalamin dijulidin sama temen SD gegara suka sama tokoh kartun Danny Phantom. Ini udah aku ceritakan ya di catatanku yang kemarin : http://hannaswackyworld.blogspot.com/2023/02/menggiring-opini-buat-bully-kegemaran.html, ya! Seperti yang aku ceritakan pada catatan kemarin itu, orang yang julid itu nggak Lone wolf (melakukan aksinya sendirian), tapi rame-rame bawa temen satu circle buat ikutan benci aku dan Danny Phantom! 

Waktu aku kelas V, pernah guru IPS ku Bu Dewi berkunjung ke rumah aku dan aku curhat ke beliau soal temen-temen yang sukanya ngerujak soal rasa suka aku ke Danny Phantom. Beliau berkunjung ke rumah itu cuma buat bincang-bincang sama Mamah (tahun 2009 dulu kan belum ada WhatsApp dan ngetik pake SMS atau nelpon itu pulsanya mihil), jadinya hati ini tenang-tenang aja beliau datang. Malahan seneng banget karena bisa ngobrol banyak, nggak kayak di kelas yang cuma bisa bahas pelajaran aja. Jangan bayangin kayak gurunya Nobita yang datang ke rumah murid karena hal buruk, ya!

Aku : "Bu Dewi, kenapa sih mereka (temen-temen cowok) suka kayak yang benci sama Danny Phantom?"

Bu Dewi : "Sebenarnya mereka itu suka juga, tapinya takut kesaingan sama kamu, Han. Jadinya mereka pura-pura benci."

Aku : "Oh gitu ya, Bu. Baru tau mereka takut kesaingan. Terima kasih ya Bu."

Bu Dewi : "Iya, mereka itu nggak mau samaan sama kamu kesukaannya."

Dari percakapan kami berdua di atas, aku mendapatkan sebuah hal yang mengejutkan. Kayaknya Bu Dewi ini nggak hanya menyelamatkan suasana doang deh, tapi emang ada benarnya juga. Contoh buktinya yaitu Adit kawannya Regian yang udah diceritakan di catatan sebelumnya pas dia request bikinin gambar Danny Phantom lagi ngejitak Cosmo yang dapet nilai nol (udah kayak mamahnya Nobita aja tuh). Kalo Adit juga aslinya benci sama Danny Phantom, kenapa dia pengen digambarin itu?

Budaya latah menghujat ini nggak usah nunggu adanya medsos buat menyebar! Setelah aku gede, aku perhatiin bedanya kelakuan Regian sama anak-anak laki yang lain, jadi ngeh bahwa yang memulai untuk nggak suka itu ya R itu. Sisanya cuma latah. Ini satu lagi bukti bahwa anak-anak Ikhwan yang lain itu cuma kebawa-bawa benci : Rifky yang biasa kami panggil "Akang Kiky" ini suka ngatain Danny Phantom tapi dia malah apal banyak cast-nya lho!

Akang Kiky itu kalo ngeliat aku lagi menggambar Danny Phantom suka bilang, "Danny Phantom tai!" Pernah juga dia ngomong yang agak kasaran, "Hanna itu suka sama Danny Phantom. Danny Phantom-nya aku bunuh!" Waktu aku gambar Danny lagi kentut, malahan terjadi plot twist dari dia. Ini yang jadi bukti bahwa dia emang diam-diam ngikutin juga kartun itu, meskipun udah nggak hit atau dalam bahasa Regian, "Udah basi" : 

Akang Kiky : "Jangan Danny Phantom terus dong yang suruh kentut! Vlad juga suruh kentut!" 

Vlad itu musuh besarnya Danny, dia juga manusia setengah hantu tapi versi jahatnya. Kalo beneran benci sih kok bisa tau nama musuhnya? Berarti emang ngikutin juga dong kartun itu! Soalnya Danny Phantom ini bukan kartun yang legendaris macam SpongeBob, yang nggak harus ngikutin juga bisa apal nama tokoh-tokohnya di luar protagonis. 

Ada lagi bukti Akang Kiky ini bukan hater Danny Phantom sejati, pas kelas IV sebelum Regian terlalu ngomporin. Aku bilang mau nikah sama Danny Phantom, kalo Akang Kiky maunya pilih Ember McLain (itu emang pake "E" ya, bukan "Amber"). Ini juga tokoh antagonis, tapi perempuan. Semakin mencurigakan bahwa Akang ini aslinya nggak benci sama Danny Phantom.

Malahan aku yang justru nggak boleh terlalu nonton Danny Phantom sama Papah karena "banyak yang malu-malu bajunya". Lihat saja gambar Ember McLain di atas! 

Menggiring Opini Buat Bully Kegemaran Seseorang

Catatan 22 Februari 2023
Padahal aku nggak ngikutin apa yang lagi jadi trending topic dalam negeri, tapinya nggak sengaja nemu tweet di atas pas lagi buka profil salah satu dari followers aku. Iya sih, platform yang paling gede peluangnya untuk hujat-menghujat itu ya Twitter. Di sisi lainnya, aku banyak dapet dukungan untuk mental health dari Twitter, terutama kisah Insiden Kelinci. Nah, tangkapan layar tweet di atas itu ternyata balesin tweet-nya orang yang julid sama Jerome Polin karena dia nge-post foto hewan capybara, seketika memoriku menerawang jauh ke masa SD, sebelum media sosial dan ponsel pintar Android menjadi hal yang umum.

Ini nih tweet yang memulai kejulidan dan menularkannya kepada warganet soal kesukaan Jerome Polin pada hewan capybara. Itu hewan lagi happening, jadi wajar aja dong kalo banyak yang gumush sama hewan yang satu itu. Untungnya aku udah tau hewan ini dari film animasi 3D "Rio 2", jadinya tetep mikir hewan ini imut dan nggak kepengaruh sama siapapun yang suka sama hewan ini. Lagian juga apanya sih yang salah kalo ada pihak tertentu yang suka binatang mungil ini

Kalo sesuatu yang lagi nge-trend aja orang yang minat ke sana bisa jadi korban bully, apalagi kalo yang diminati itu anti-mainstream? Nah, aku bisa relate dengan kasusnya Jerome ini, walaupun justru minat aku itu bukan hal yang lagi beken. Suka sama Danny Phantom di jaman kelas IV sampai VI SD aja aku di-bully sama banyak anak cowok! Hanya karena pada saat itu, acara kartun TSB udah nggak nge-hits lagi (jaman kejayaannya itu pas kami kelas II SD pada tahun ajaran 2005-2006).

Mereka pada memaki si karakter dengan sebutan "Butut! Basi!" dan aku tau banget siapa yang memotori aksi bullying terhadap aku dan Danny ini : Regian Rinaldi Mutaqien! Sebenarnya banyak sih anak cowok lainnya yang suka bully aku sejak kelas satu, tapi cuma Regian ini yang paling ganas menyuarakan kebenciannya terhadap si cowok berambut putih itu. Kayak ada dendam kesumat gitu. Padahal sih nggak pernah ditabok juga sama Danny Phantom, kebagusan kalo dia sampai dimasukin ke scenes trus berantem face-to-face sama D. P.!

Eh, nabok itu anak mah di luar jobdesk-nya Danny Phantom! Dia kan bukan hantu, tapi manusia 100 persen, fortunately atau unfortunately, depending of how you see him. Bukan juga manusia setengah hantu, apalagi itu tuh, amit-amit! Tapi tetep aja tabok-able apapun makhluknya dia itu (kalo kata Diva sih dia itu dedemit).

Dari percakapannya dengan sohibnya inilah yang bikin attitude dia serasa punya same energy dengan kicauan atau cuitannya @Abet_424 di atas :

Regian : "Eh, si Hanna (namaku) mah sukanya ngegambar Danny Phantom, ya. Mana suka nulis bahasa kasar lagi (dia di sini masih dendam sama aku yang pernah benci sama Cosmo dari The Fairly Oddparents)!" (Pake nada sinis) 👿

Nah, itu artinya udah dia julid sama kegemarannya aku, ditambah pula kekurangan aku masih aja dikupas. Persis kayak netizen jaman kekinian, udah hujat seleb + bahas kurangnya juga. Yok, kita simak kelanjutan dari dialognya mereka!

Rizky Winardi : "Iya tuh!" (Menyetujui dengan nada sinis juga) 😠

Regian : "Kalo kata kamu, mendingan Hanna atau Diva?" 👿

Rizky Winardi : "Diva." 😠

Regian : "Bagus!" (Nggak tau kenapa ini anak prefer sama Diva, apakah dengan jadi Danny Phantom fan nilaiku lebih jatoh daripada kawanku sendiri?) 😈

Iya sih aku nyadar kalo obsesi aku sama Danny Phantom itu udah nggak wajar (itu adalah upayaku yang malah gagal untuk mengobati suatu peristiwa yang jadi core memory). Tapi kenapa juga gitu dia punya kebencian yang mendalam kalo aku suka tokoh tadi itu. Mana sampai menggiring temen-temennya lagi biar ikutan benci Danny Phantom. Padahal sih kalo rekan-rekan sejawatnya itu nggak lagi bareng sama dia, mereka rupanya nggak sebenci itu lho ke Danny. 

Ini dibuktikan dengan pas aku sekelompok dengan Adit, salah satu bestie-nya Regian di pelajaran IPS, tapi dia sendiri beda kelompok. Tugas kami adalah bikin kayak makalah gitulah, Adit request aku untuk bikin gambar Danny Phantom yang lagi ngejitak kepala Cosmo. Di situ Danny Phantom bilang, "Ingin pintar, makanya belajar!" Sementara itu, Cosmo pegang kertas ulangan kusut bertuliskan angka 0 yang besar dengan ekspresi begini : 😵‍💫

OMG, pada saat itu kebencian aku sama Cosmo bahkan dijadikan joke

Ya begitulah, kegemaran dari orang lain yang punya sedikit aja kekurangan itu pasti ada aja yang kepanasan! Padahal nggak merugikan siapapun kegemarannya itu sendiri. Parahnya, pihak yang panas itu ngegiring banyak orang buat bully seseorang yang punya kekurangan itu. Pelakunya nggak mandang cewek atau cowok lho, ya.



Monday, February 20, 2023

Saat Insiden Kelinci Terjadi

Ini adalah waktunya menceritakan seterbuka mungkin dengan kejadian ini. Kelinciku yang mati adalah pemberian dari Uwa Aden, kakak lelakinya Papah yang tinggal di luar kota, tepatnya Kota Cirebon. Setahun sebelumnya tepatnya pada tahun 2007, Eyang Kakung (ayahnya Mamah) sudah pernah membelikan aku dan adikku yang terbesar Irsyad masing-masing satu ekor kelinci, akan tetapi saat itu kami belum begitu tertarik memelihara hewan kecil tersebut.

Saat Uwa Aden dan keluarganya mengunjungi kami di Bandung seminggu sebelum puasa, mereka baru saja membeli dua ekor kelinci. Ketiga anaknya Uwa Aden, yang merupakan sepupu kami, juga masing-masing memelihara hewan kecil bertelinga panjang dan berekor bulat itu. Jadi baru di sinilah aku bersemangat mengurus hewan itu. Hewan jinak itu diberikan kepada kami seminggu sebelum bulan Ramadhan yang jatuh pada 1 September 2008, tetapi satu dari dua ekor kelinci itu mati pada beberapa hari sebelum bulan suci itu dimulai, menjadikan beberapa hari sebelum puasa juga udah kerasa sedih.

September
- Awal Bulan Ramadan 1429 H: 1 Ramadan 1429 H, 01 September 2008, hari Senin
- Hari Pertama Puasa Ramadan 1429 H: 1 Ramadan 1429, 01 September 2008 hari Senin.
- Nuzulul Qur’an 1429 H: 17 Ramadan 1429, 17 September 2008 hari Rabu.
- 10 Hari Terakhir Ramadan 1429 H: 21 – 30 Ramadan 1429 H, 21 – 30 September 2008, hari Ahad – Selasa


Insiden kelinci itu terjadi pada hari pertama bulan puasa 2008, ketika kelinci yang satunya lagi mati. Saat baru saja aku hendak makan sahur bersama keluargaku, Eyang Putri mengabarkan bahwa kelinci pemberian kakaknya Papah yang tersisa itu, juga telah mati. Di pagi-pagi buta, sebelum subuh, sudah kudengar kabar yang menurutku cukup mengejutkan, padahal tadinya aku masih semi mengantuk. Lantaran ini adalah pertama kalinya aku serius memelihara hewan, walau bukan pertama kalinya memiliki kelinci, aku merasa terpukul layaknya mendengar kabar duka seseorang. 

"Mengapa orang tidak sedih ketika kelinciku mati, tetapi orang semuanya sedih saat adikku Hanif meninggal?" Itulah pertanyaan yang muncul di benakku saat sahur hari pertama Ramadhan 2008 lalu. Tidak langsung aku menanyakannya hal yang terasa konyol bagi orang pada umumnya itu kepada Papah yang duduk di depanku ketika makan sahur. Sebelum kutanyakan, sudah kusiapkan mentalku jika beliau hanya menjawab sekedarnya seperti, "Kelinci kan hewan, adiknya Teteh itu manusia." Kenyataannya, tanggapan beliau atas pertanyaanku itu sama sekali di luar dugaanku sehingga benar-benar mengagetkanku, mentalku yang tadinya siap malah sama sekali tidak siap, dan tidak langsung kumengerti alasan beliau marah, hingga tiga tahun ke depannya.

Ini adalah pindahan sebagian dari postingan ini supaya tidak terlalu panjang : https://hannaswackyworld.blogspot.com/2021/06/apa-itu-eksistensial.html

Dari postingan ini, mau ditambahin :

Reaksinya Papah yang ngebentak aku setelah sekian menit terus menunggu jawaban, rasanya bagaikan tersambar petir di waktu dini hari, saking terkejutnya. Ini bahkan jauh lebih ngagetin daripada petir di siang bolong! Apalagi waktu kejadiannya juga lagi makan sahur, matahari jelas belum terbit. Kita berhubung masuk puasa mulai hari itu sampai sebulan 'kan nggak boleh makan keduluan matahari, kecuali kuat nggak makan samsek sampai maghrib.

Cuma inget Papah itu ngebentak aku, tapi beliau ngomong apa persisnya waktu itu justru lupa total. Bahkan satu katapun yang diucapkannya ketika lagi bentak juga nggak ada yang inget. Kesedihanku susah ilang, tapinya apa kata-kata persisnya yang beliau keluarkan malah sama sekali nggak bisa dimunculkan. Nggak mukul atau menyentil sih, tapi ini jauh lebih powerful daripada kasus lainnya yang melibatkan hukuman fisik.

Di situ aku udah dapet dikit konsep bahwa manusia dan hewan itu beda, tetep aja waktu itu aku pengen tahu lebih lanjut "apanya sih yang bikin beda". Kayaknya soal "manusia adalah makhluk berakal, derajatnya di atas hewan" aja nggak cukup untuk menjelaskan perbedaannya. Makanya nggak puas sama pemikiran sendiri dan akhirnya nanyain itu ke Papah, didorong rasa kepo yang kuat banget. 

Dalam Bahasa Inggris, sebuah peribahasa untuk orang yang dapet hal buruk akibat terlalu kepo itu "curiosity killed the cat". Artinya secara harfiah adalah "rasa ingin tahu telah membunuh kucing itu". Kucing bisa mati gegara penasaran sama rasa suatu makanan, padahal makanan itu udah diracun buat dimakan tikus. Apakah peribahasa ini dapat diterapkan buat aku?

Setelah makan sahur usai, aku dan adikku yang terbesar Irsyad nonton TV. Lupa lagi acara apa yang kami tonton, pokoknya acara buatan dalam negeri yang aneh banget aja, formatnya live action! Adegannya aku inget banget : ada sekumpulan bapak-bapak kopiahan di rumah orang lagi ngobrol sama ketawa-ketiwi, terus ada suara bayi nangis kebangun sama suara mereka. Denger suara bayi nangis itu, mereka seketika hening dan main ayam-ayaman tanpa mengeluarkan sepatah katapun!

Jelas itu acara komedi! Namun, entah kenapa belum bisa menghiburku. Acara teve yang absurd parah itu udah habis, aku nggak mau nonton kartun kayak biasanya (ini lagi liburan sekolah karena hari pertamanya bulan puasa). Pengennya langsung tidur aja (harusnya sih sholat shubuh). Datang ke kamar, aku dengerin musik dari ponselnya Mamah lalu ketiduran sampai agak siangan.

Bangun tidur, kok masih sedih aja ya? Liat di atas lemari kamar ada satu bungkus kue Marie susu, yang bungkusannya putih dan sedikit biru. Aku santuy aja tuh makan satu keping kue. Baru juga ditelan satu keping, kok rasanya ada yang salah ya? 

Oh iya, baru inget lagi hari itu udah masuk bulan puasa! Untung aku nggak panik, karena udah tau bahwa makan karena lupa itu nggak bikin batal puasa. Apalagi itu kan baru hari pertama! Baru ngeh sekarang bahwa aku makan biskuit Marie itu sebenarnya comfort food, untuk meredakan emosi akibat Insiden Kelinci tadi sahur, tapi kan baru aja mulai puasa. 

Harus cari suasana baru nich untuk mencairkan kegalauan, keluar kamar deh aku. Soalnya kalo di situ terus bisa-bisa ngiler liat itu bungkusan biskuit Marie, mana kemasannya lebih distinctive dan tekstur bungkusnya lebih halus daripada varian regular lagian! Masa nanti kelepasan makan lagi kayak tadi! Di lantai atas itu beneran cuma sendirian, karena semua keluargaku lagi di bawah.


Nemu majalah Islami di depan pintu kamar, lupa lagi judulnya apa. Aku baca sampai habis, sampai inget di majalah itu ada cerpen tentang dua burung merpati yang melapisi kubah masjid pake lembaran emas. Baca majalah belum juga reda sedihnya, aku turun ke lantai satu. Kamarku di lantai dua rumah. 

Di ruang makan, Papah lagi minum jus jeruk. Aku kira beliau juga kelupaan bahwa hari itu udah masuk bulan puasa kayak aku makan kue Marie tadi di kamar atas! Ternyata beliau memang lagi ada penyakit, makanya nggak bisa ikutan shaum. Cerita aja aku bahwa tadi sempet kelepasan makan itu biskuit, kami tertawa bersama.

Sampai sini kayak nothing wrong, sampai  kemudian nyadar bahwa aku masih sedih sama kejadian tadi sahur. Aku bilang kepada beliau, bahwa aku nggak tau beliau bakalan marah sama pertanyaan kayak gitu. Emosi beliau udah turun bahkan bisa nanggepin itu dengan bercanda, "Ya kenapa dong Teteh nanya yang aneh gitu sih? Kira-kira dong!" Di situ aku speechless dibuatnya dan hanya bisa bilang, "Kenapa ya Pah ...?"

Papah bilang kata "kira-kira" tadi bikin aku keingetan proyek kelompok pelajaran IPS waktu beberapa hari ke belakang. Tugas kami bikin peta. Waktu Adit nulis kata "legenda" buat peta kami, dia nulisnya huruf L gede banget dan huruf-huruf sisanya terlalu kecil (kayak tulisan "The" yang dibuat sama Spongebob, tapi perbandingan ukurannya lebih jauh lagi antara huruf pertama dengan selanjutnya). Tau kan legenda di peta, bukan Legenda Nyi Roro Kidul lho! 


Fildzah, temen sekelompok aku yang lainnya, ngeliat tulisan "Legenda" itu bilang, "L-nya segede gaban, tapi 'egenda'-nya kecil banget, ya kira-kira dong!" Aku ceritakan ini juga ke Papah dan beliau ketawa lagi. Cerita lucu ini terjadi di hari yang sama ketika Adit request aku bikin gambar Danny Phantom lagi jitak Cosmo yang dapet nilai ulangan nol.

"Jika Allah menghendaki, pasti nanti Teteh ketemu lagi dengan kelinci-kelinci itu di mimpi," hibur Papah sambil tersenyum. 

Senyuman beliau kubalas. Seketika senyumanku hilang lagi, karena aku udah nggak pengen lagi bareng kelinci-kelinci pemberian abangnya Papah itu. Udah kehilangan niat buat pelihara kelinci lagi nanti, jadi udah bukan lagi sedih karena matinya mereka lagi. Makanya mereka nggak pernah datang dalam mimpiku hingga kini catatan ini diketik. 

Kukira percakapan kami berdua bisa menghiburku, karena tone-nya udah berubah jadi bercanda. Sayangnya, kesedihanku karena kaget dimarahin itu berlanjut hingga keesokan harinya, minggu depannya, bulan selanjutnya ketika sudah menemui Hari Kemenangan yaitu Idul Fitri. Padahal biasanya dengan ngeliatin gambar Danny Phantom dan melakukan hobi (liatin si DP itu bukan hobi sih), itu cespleng buat ilangin sedih misalnya kalo di-bully terutama oleh Nadia atau Regian di sekolah. Karena kesedihan ini belum kunjung ilang, aku semakin terkunci dalam dunia Danny Phantom yang semu, fiktif, dan tidak nyata. 

Belum hilang kesedihanku, semakin intens aku menatap wajah Danny Phantom. Itulah sebabnya aku lebih terpaku pada si cowok kartun itu ketimbang sebelum Insiden Kelinci. Dua bulan berlalu dari insiden ini, yaitu November 2008, aku mencoba curhat sama Papah, ternyata ending-nya kurang bagus. Serasa kesambar petir untuk yang kedua kalinya setelah insiden itu, beliau bilang, "Teteh nanti disatuin dengan kelinci di akhirat nanti, mau!?"

Rasanya curhat itu langkah yang percuma, makanya terus menutupi kesedihannya aku dengan ngehalu tentang Danny Phantom. Walaupun itu tidak terlalu membuahkan hasil, tetap saja kukerahkan pikiran ini untuk membuat diri ini keliatannya ketawa nonstop. Padahal yang diketawain juga bukan komuk Danny itu sendiri, karena ekspresi mukanya seratus persen terkondisikan nggak banyak gaya. Melainkan, lebih ngetawain imajinasinya aku yang di luar nalar seperti Danny pake jengger ayam bohongan di kepala, terus sang manusia setengah hantu itu menggeleng-gelengkan kepalanya sambil bersuara kayak ayam kalkun!

Kan gokil abiez, ye? Makanya aku dulu suka ketawa ngakak sendiri kalo liatin Danny Phantom. Orang jelas pada bingung liat aku ketawa gitu. Dicari ke mana, diliatin gambarnya Danny Phantom sampe melotot 5 jam juga mereka nggak akan nemu letak lucunya. 

Hal yang bikin kesedihan dari insiden itu kayak yang permanen, karena aku kaget kenapa pertanyaan itu dianggap menyamakan manusia dan hewan. Buat kasus lainnya, kayak semisal aku bolos sekolah atau berantem sama adik terutama Irsyad sich udah jelas sebabnya kalo dimarahin Papah, beda banget dengan kejadian ini. Makanya sedih akibat Insiden Kelinci ini nggak ada lawannya dari kehidupan aku sendiri. Bagi aku yang neurodivergent, yang bikin sepintas kayak yang bodoh, pemahamanku akan hewan itu beda makanya susah connect dengan pemikiran ortu dan juga orang-orang di sekitarku.

Pemahamanku tentang insiden ini juga berubah-ubah setiap waktunya. Kadang pikiran aku bilang, anak itu segalanya bagi orang tuanya, makanya jangan ada yang membandingkan antara peristiwa kehilangan anak dengan matinya binatang yang nggak punya akal kayak manusia. Namun, di lain waktu, pikiran aku juga bilang begini, lho, kok Papah tersinggung sih? Aku kan cuma ingin tahu apa sih yang bikin meninggalnya manusia itu berbeda dengan matinya hewan? 

Jadinya pikiran aku itu hilang-timbul, kadang udah paham kadang juga pahamnya ilang lagi.

Nggak Bisa Diajak Deep Talk, Artinya Nggak Bisa Jadi BFF!

Catatan 20 Februari 2023

Untuk menguji apakah seseorang layak menjadi teman dekat kita atau tidak, bagiku sih nggak usah susah-susah mencari tahu apakah dia menusuk dari belakangku atau tidak. Rule ini hanya buat aku : kasih dia kisah hidupku yang paling kontroversial, contoh paling gampangnya itu Insiden Kelinci (duh, nggak ada habisnya ini insiden diulik karena saking impactful kisah ini). Aku sharing kisah pengalaman kek gitu terus dia ngetawain, artinya dia nggak cocok jadi temen deket. Nggak perlu musuhan, tapi tetep nggak bisa jadi BFF.

Itu kan salah satu pengalaman aku yang paling-paling traumatis, kok dia malah ngetawain? Artinya dia nggak ngerti perasaan aku di sini. Makanya kejadian itu bikin terus keingetan karena dulu nggak berani buat cerita ke orang lain mengenai kisah ini, bahkan ke Mamah aja tadinya nggak berani spill sebelum satu tahun dari kronologi kejadiannya. 

Seharusnya sih aku segera mencari bantuan profesional di saat tindak-tanduk aku semakin nggak wajar pasca Insiden Kelinci itu (misalnya, jadi makin lengket dengan Danny Phantom sampai ke taraf obsesi yang nggak sehat). Karena khawatir malah semakin dimarahi (kayak waktu curhat sama Papah habis 2 bulan dari kejadiannya) atau diketawain (sebelum ada temen yang beneran ngetawain udah duluan takut), terus aja aku pura-pura hepi. Pura-pura lupa sama kejadiannya itu dengan cara apa? Dengan semakin fokus dengan Danny Phantom yang dulu menjadi tokoh kartun kesayanganku, karena biasanya sehabis dimarahin ortu suka gampang balik lagi ke mood yang bagus kalo udah ngeliat cukup gambarnya doang.

Inilah kisah lengkapnya tentang alasan mengapa aku memiliki obsesi yang nggak sehat untuk Danny Phantom:

Masuk pondok ketika SMA, aku udah nggak ngandelin Danny Phantom lagi karena udah terbukti nggak berhasil mengatasi rasa sedih akibat Insiden Kelinci itu. Saat itu aku udah mulai ngerti letak kesalahannya di mana, tapi begitu ngerti kesalahanku malah bikin makin syedih. Kesibukan di pondok yang padat bikin lumayan nggak kepikiran lagi, tapi belum bener-bener ilang sedihnya. Selama sekian tahun aku menutup rapat-rapat kesedihan ini, nggak berani cerita ke siapapun selain keluarga inti (dalam keluarga inti cuma Mamah yang bukan saksi mata kejadian, serius!) karena takut dihina atau ditertawakan.

Lulus SMA, aku mulai banyak baca buku dan jadi mempertanyakan apakah kesalahanku pada Insiden Kelinci itu memang hal yang salah? Karena dalam banyak literatur, hewan peliharaan memang banyak diperlakukan layaknya sesama manusia. Akan tetapi, kadang hewan itu dianggap sangat rendah, sedangkan manusia itu sangat berharga. Karena old self aku di kelas 5 itu begitu naif, akhirnya selalu mempertanyakan kesehatan mental diriku.

Tahun 2018, tepat sepuluh tahun dari waktu insiden itu terjadi, aku menjalani sesi terapi dengan seorang psikolog. Psikolog ini masih memiliki hubungan saudara, tetapi sudah agak jauh denganku, sehingga diharapkan cukup objektif dalam memberikan tanggapan. Sebagai orang yang berwenang untuk memberikan diagnosa atas keadaan mentalku, tentu kuserahkan kepada beliau. Nyatanya, sama sekali tidak ada titik terang mengenai hal itu.

"Hanna jangan menyalahkan Papah ya," kata beliau. Sama sekali tidak diberi kejelasan mengenai apakah aku menderita penyakit mental. Jika iya, penyakit mental apakah yang kuderita itu? Bahkan tidak ada treatment apapun untuk kesedihan akan Insiden Kelinci!

Pernah aku dekat dengan teman di pondok, awalnya hubungan kami baik-baik saja. Namun, semuanya berubah ketika aku curhat sama dia lewat chat WA tentang Insiden Kelinci, responnya predictable (mudah ditebak banget)! Ini adalah ketika kami sudah sama-sama menjadi mahasiswi.

"Ya iyalah dimarahin Papah, yang gitu kok ditanyain!" balasnya lewat ketikan.

Sejak sepuluh tahun ke belakang sebelum percakapan kami tadi, aku memang sudah menduga orang akan merespon begini. Makanya nggak terlalu kaget lagi. Akan tetapi, jika yang melontarkan respon seperti itu adalah sahabatku sendiri itu sudah red flag. Oleh karena itulah pertemanan kami merenggang.

Aku nggak patah arang untuk mencari jawaban atas pertanyaan "Penyakit mental apakah yang kuderita sehingga bisa menjadi sangat naif dan bertanya hal absurd dalam Insiden Kelinci itu?" Kak Zeta Fatim, salah satu kawannya Regita Anggia mengadakan pelatihan crafting sebagai terapi untuk komunitas bipolar disorder pada Desember 2020 lalu, event ini kuanggap sebagai kesempatan untuk berbagi pengalaman dengan sesama penderita problem emosional. Aku memang masih belum yakin bahwa diriku menderita bipolar itu, bahkan belum jelas apa yang kuderita. Daripada terus berada dalam kebingungan tanpa ujung, acara ini layak untuk kucoba.

Kutantang diriku sendiri untuk bercerita tentang kisah insiden tersebut kepada orang-orang yang benar-benar asing. Bahkan sebelum event ini aku belum pernah mengenal Kak Zeta dan juga Regita Anggia (the latter sih emang belum pernah ketemu hingga post ini ditulis)! Respon mereka ternyata sungguh di luar dugaanku! Padahal udah yakin duluan bahwa I am really alone, bukannya I am not alone yang mengalami hal seperti Insiden Kelinci itu.

"Kamu itu bertanya begitu karena kamu menganggap semua nyawa itu berharga," tanggap Mbak Icha, salah satu dari peserta crafting ini yang sudah beberapa kali aku kutip. 

"Kalian nggak ngerasa aneh gitu sama aku yang nanya kayak gitu? Kayaknya orang lain nggak ada deh yang nanya hal aneh begitu!" tanyaku heran.

"Sebenarnya kami juga pernah nanyain hal yang seaneh itu, cuman konteksnya aja yang beda," jawab Kak Daniel, peserta crafting lainnya.

Orang-orang yang totally strangers, bahkan jauh lebih terasa asing daripada teman sekolah, malah menjadi sekumpulan orang pertama yang mengerti maksud dari perkataanku pada Insiden Kelinci itu. Pada tahun event tersebut diadakan yaitu tahun 2020, Insiden Kelinci sudah berusia 12 tahun (2020-2008=12). Perlahan tapi pasti, kesedihan, rasa malu, insecure, dan guilt mulai meluntur. Karena, penyebab dari kenaifan aku pada insiden itu nggak seburuk yang selama ini dikira.

Pada tahun yang sama dengan acara pelatihan untuk bipolar tadi, aku memberanikan diriku untuk menceritakan kisah Insiden Kelinci ini kepada seorang kerabat yang masih memiliki hubungan kekeluargaan yang dekat dengan Mamah. Di sini perasaanku setengah berani dan setengah takut, karena beliau ini termasuk orang yang paling terpukul dengan wafatnya Hanif, salah satu adikku. Juga terselip kekhawatiran akan ditertawakan karena kisah ini terlalu gejlig. Walaupun begitu, tetap saja aku terdorong untuk segera menceritakannya karena kami sudah terbiasa jujur-jujuran.

Untuk detailnya mengenai respon yang kerabat tersebut berikan, dapat dibaca di postingan aku yang ini : https://hannaswackyworld.blogspot.com/2021/06/apa-itu-eksistensial.html

Intinya, alih-alih menganggap konyol dan aneh pertanyaanku itu, beliau malah memberikan respon yang teramat positif dan mencengangkan bagiku. Kata beliau, itu adalah pertanyaan lintas disiplin ilmu, mengandung filsafat eksistensialisme, dan memperlakukan seluruh makhluk hidup secara egaliter tanpa ada pihak yang dibuat less worthy. 

Tahun 2021, aku bercerita tentang Insiden Kelinci ini lewat chat di WhatsApp kepada Diva, sahabatku sejak SD. Asli dah, aku sampai nggak berani cerita ini ke dia padahal dia kan temen terdekat aku. Kami bahkan memiliki trauma yang hampir sama dan menjadi korban bullying dari orang-orang yang sama ketika kami masih satu sekolah dulu! Makanya aku yakin banget Diva nggak akan mungkin ngasih tanggapan yang nyelekit. 

"Oh, itu wajar nanya gitu karena kamunya kan sedih sama kelinci itu kayak kamu sedih ke adik kamu. Jadi kamu itu bingung ngeliat orang-orang pada beda perilakunya sama kamu," ketik Diva. 

Dia juga bilang bahwa aku itu punya kreativitas karena kepikiran asosiasi aneh antara susu bubuk sama kecengan aku jaman SMP (ini aku ceritain di postingan-postingan berikutnya ya)! Beruntung banget deh punya kawan kayak dia, berarti dia ini barulah BFF yang sebenarnya, karena nggak ngolok-olok peristiwa traumatis dalam hidupku selama ini. Pada tahun yang sama, aku juga menceritakan perkataannya Diva ini ke psikolog aku yang kedua. Walaupun kedengarannya sulit dipercaya karena aku nggak punya karya yang hebat bagaimana, ternyata psikolog tersebut membenarkan pernyataannya sahabatku ini!

"Kreativitas adalah mampu memandang sesuatu dari sisi dan sudut pandangnyang tidak biasa, juga menciptakan sesuatu yang tidak pernah orang pikirkan sebelumnya," terang beliau. 

Makanya aku relate banget dengan cuitan pada screenshot di atas!







Monday, February 6, 2023

Asosiasi yang Tidak Diinginkan

Catatan 7 Februari 2023


Kadang aku nulis hal yang berat kayak mental stunting atau cognitive dissonance, kadang pula aku nulis hal-hal receh yang kalo orang baca bakalan sambil bilang "Stres"! Orang yang bilang "Gila!" sih cuma Regian ya kalo baca hasil goresan pena atau pensil, bahkan mungkin nanti ketikan aku juga. Saat menulis atau mengetik crazy stuffs, kebanyakan adalah ketika perasaan lagi senang. Sebaliknya, jika topik-topik berat dan ilmiah yang diketik, berarti perasaan aku lagi down atau sedih.

Perasaan aku saat ini nggak sedih, nggak seneng juga. Jadinya mungkin topiknya yang setengah receh setengah berat. 

Biar gak bingung lagi mau nulis apa karena buat bunuh overthinking itu kudu nulis tiap hari, mulai hari ini aku bikin tantangan buat diri sendiri!

Tantangan untuk topik catatan/blog hari ini : tulis hampir semua, kalo gak bisa semuanya dari asosiasi di kepalaku yang nyeleneh alias absurd, mulai dari yang cenderung B aja atau yang parah abis! 

Sejak kecil, aku punya unwanted (tidak diinginkan) dan intrusive (berulang kali mengganggu) berupa asosiasi yang nggak rasional atau masuk akal. Walaupun tau itu semua nggak ada kaitannya atau punya kaitan tapi minim banget, tingkat cocoklogi, pikiran itu gak mau ilang. Udah dimarahin juga t3tep nggak bisa ilang, padahal udah sadar banget asosiasi itu nggak nyambung pol. Bukannya aku mau keras kepala ya (walaupun aku bisa bersikap demikian), karena kepala aku kayak dibagi dua bagian : satu bagian yang terus punya pikiran unwanted, irrational, dan intrusive, serta satu bagian lagi yang sadar pikiran di bagian lain itu nggak wajar dan ngawur tapi nggak bisa berbuat apa-apa untuk menghentikan berjalannya pikiranku itu.

Bisa dibilang "Aku benci pikiranku" meskipun masih dalam konteks bersih, nggak yang kotor.

• Mengkelirukan dua temen sekelas sebagai orang yang sama 

Ini kisahnya Haf dan Fad, dua temen jaman SD yang pernah aku kira orang yang sama pas kelas satu. Udah pernah aku ceritakan asosiasi yang ini di catatan tahun 2021. Segi penampilan, kelakuan, semuanya beda total bahkan bertolak belakang! Cuma dari pakaiannya doang karena di sekolah tentu pake seragam, sama kayak ratusan siswa lainnya, tapi masih terselip perbedaan yaitu Haf lebih suka pakai kopiah putih, Fad lebih suka pakai topi kelepak hitam.

Kenapa bisa sampai kepikiran untuk mengasosiasikan keduanya, sampai hampir 20 tahun belum ketemu juga jawabannya. Aku masih terus ngebandingin mereka, padahal udah jelas banget bedanya. Mereka juga bukan duo sobat karib yang ke manapun berdua. Malahan masing-masing punya rekan setimnya sendiri (buat lelaki, cocok gak sih istilah circle?), meskipun keduanya cowok. 

Dalam pikiran, aku tau banget itu nggak logis tanpa ada yang bilangin juga. Yah, hanya saja nggak tau cara ilanginnya.

Ini masih asosiasi yang lite, mild alias paling ringan derajat irasionalitasnya.

• Menangkap Doofenshmirtz itu kayak ada mirip tipis-tipis sama Shaggy

Sama Shaggy dari Scooby-Doo siapa sih yang gak tau? Kartun ini nggak semasyhur SpongeBob, tapi yakin deh jauh lebih banyakan populasi yang tau daripada yang nggaknya. Nah, sejak meresmikan diri sebagai fan dari Doofenshmirtz, aku ngerasa ada dikit kegelisahan. Ada rasa ganjil yang bikin nggak nyaman kalo ngeliat keduanya, padahal muka keduanya jomplang total!

Di sini aku nggak berani bandingin kedua tokoh itu side by side, atau bahasa lokalnya "direndengin". Terlalu nggak nyaman buat dilihat cuy! Rasanya Doofenshmirtz ini ada vibe yang irisannya tipis-tipis sama Shaggy ini. Tapi itu terlalu samar, bahkan nyaris nggak keliatan apa miripnya, buedaaaa buanget lho. 

Hanya mata yang super jeli yang mampu menemukan irisan setipis kulit bawang di antara keduanya! Kedua pasang mata tersebut adalah milik Mamah dan Tante, adiknya Mamah. 

"Sama-sama bongsor dan kurang tegapnya,” tanggap Tante.

"Kurus, bungkuk, dagunya ke depan, banyaknya interaksi sama hewan," kata Mamah di kesempatan yang lain.

Thank God, mereka nggak mikir aku aneh. Derajat keanehan asosiasi udah naik dikit dari contoh sebelumnya.

• Frasa "susu bubuk" yang bikin kepikiran mukanya satu crush jaman SMP

Ini mungkin jadi salah satu asosiasi gak masup akal yang udah revealed ke ortu. Sejak kelas VIII, ada gejala aneh kalo denger atau baca frasa "susu bubuk". Asli dah ngetikinnya malu karena saking cringe nya sama pemikiran aneh sendiri. Tiap kali ketemu frasa "susu bubuk" itu, koq muncul mukanya Zhar, salah satu crush aku jaman itu, di kepalaku ini sih?

Nggak ada yang ngerti dah napa bisa tercipta asosiasi ajegile itu, untung nggak ngomong ini ke siapapun di sekolah, kecuali ke sohib aku Diva. Itu juga baru berani ngomong ke dia pas kami udah sama-sama jadi mahasiswi. Kami masuk SMP, untung deh udah beda sekolah sama Regian, bisa-bisa kalo dia tau asosiasi absurd kayak gitu makin intensif nyebut aku "Gila!" Masalah yang sebenarnya sih kalo di-spill di sekolah, takut nyampe ke Zhar dan dia makin ngambek ke aku secara diri ini sulit bersikap wajar kalo dia hadir.

Ini adalah asosiasi paling banyak rasa, udah kayak kopi GoldDay aja. Ada rasa malu, cringe, sedih, dan mungkin kesal karena ortu sendiri pun nggak ngerti bahwa pikiranku ini datang tak diundang. Asosiasi absurd ini mau diantar juga tetep belum ketemu akan jalan pulangnya. Tapi ada juga rasa lega karena Diva ternyata malah memakluminya dan sedikit harapan karena udah ketemu awal dari kemunculannya pas aku cerita ini ke psikolog.

Oke, di sini aku cerita sekilas doangan, biar nggak terlalu panjang artikelnya. Mungkin akan aku ceritakan lebih lanjut di catatan yang terpisah di postingan selanjutnya. Di sini kalo dirinci gimana aja reaksi dari ortu soal asosiasi itu, bakalan terlalu panjang dan mata kita akan cepet capek (mataku juga dong yang ngetiknya)!

Derajat keanehan asosiasi yang ini naik agak banyak dari dua asosiasi sebelumnya, meskipun kenaikannya nggak tajam amat.

• Crush jaman SMA bikin keingetan Squidward!?

Nah, ini yang paling gila-gilaan! Sumpah, gegara asosiasi aneh yang muncul tiba-tiba dan nggak diinginkan ini, sampai ada periode gak berani nonton SpongeBob karena timbul perasaan campur aduk yang nggak enak banget kalo si tokoh gurita biru telur asin itu nongol. Lamanya juga gak main-main, sampai kurleb tiga tahun nggak berani nonton serial kartun yang paling sukses dari Nickelodeon itu. Padahal manusia nyata ya mana ada sih yang mukanya mirip tokoh yang biasa disapa "Witwot" itu oleh warlok. 

Junk Food yang Kocak

Catatan 6 Februari 2023

Menurut banyak tweet bijak, menangkal overthinking adalah dengan menulis. Ya, kemanjurannya sudah mulai terasakan. Selama ini banyak memori yang udah lawas, lawas sekali masih suka recalled tanpa sengaja. Dengan dituliskan pada catatan tempo hari, perlahan tapi pasti memori yang dapat dibilang sampah itu udah nggak terlalu kepikiran lagi.

Ini bukannya mau mencela memori itu ya, secara semuanya itu lucu gokil parah bagi aku. Sampah itu kan artinya "sesuatu yang nggak berguna dan cenderung merugikan", memori selama ini sama kayak junk food yang rasanya enak tapi nggak sehat, jadinya bahaya. Kebiasaan bolbal ke masa lalu yang gak penting itu kan prinsipnya mirip junk food tadi. Karena, bukan kebiasaan yang sehat meskipun setiap kali diinget itu selalu bikin aku menolak lupa berkat kocaknya kelakuan temen-temen jaman bocil. Makanya waktu itu Mamah dan Aa (panggilan buat adik aku yang besar) sus aku ada mental stunting karena hampir selalu flashback ke masa lalu terutama jaman SD kelas IV atau V.

Ingatan berbagai peristiwa kocak itu udah nggak bikin ngabrut lagi buat kebanyakan orang, karena udah basi. Kayak Danny Phantom yang kata Regian "Basi!" karena udah gak nge-hits tapi masih dulu aku demen. Peristiwa kocak yang udah jamuran itu (contohnya pas temen aku joget ala iklan Tory Cheese Crackers waktu denger lagu dangdut) kayak makanan sehari-hari aja nih! Makanya harus ditulis biar nggak kepikiran terus.

Jika belum bisa (lagi) mencari bantuan profesional, setidaknya aku berusaha untuk mengatasinya sendiri. Ternyata dicurahkan ke blog itu manjur lho! Oh ya prinsipnya hampir sama kayak surat imajiner atau expressive writing, yaitu mencurahkan bebas isi hati kita. Bedanya, buat blogging ini tetep harus dijaga ketikannya agar nggak jadi jejak digital yang bikin cringe atau nyesel suatu hari kelak.

Bener aja, sekitar dua hari dari aku nulis semua kisah yang pernah bikin ngakak kenceng, udah gak terlalu kepikiran lagi.

Udah lama ya aku nggak mengutip isi Tweet. Terakhir itu pas sekitaran aku masih magang di bulan Agustus sampai September 2022 lalu. 


Sunday, February 5, 2023

Sejarah Karya Gila (3)

Catatan 5 Februari 2023

Nggak nyangka nih daftar karya aku yang absurd parah ini ternyata masih lanjut! Semakin banyak buka-buka info tentang kartun atau game, semakin banyak juga memori yang unlocked alias "terbuka kembali setelah lama terlupakan". 

• Danny Phantom Cosplay Jadi Linda dari Game Samba de Amigo

Buat yang suka main games keluaran SEGA kayaknya ada yang tau game "Samba de Amigo". Baru tau judul game nya tahun 2023 ini, berarti aku pertama tau itu game nyaris dua dekade lalu pas masih TK. Yakin deh nggak semua gamers tau game itu, oke aku spoiler : itu game di arcade (pake koin) yang goyangin marakas, tokoh utamanya monyet kecil pake topi Sombrero (itu tuh, topi lebar yang dipake sama Squidward pas lagi kemping), ternyata nama dia Amigo, sama kayak judul game itu. Ternyata eh ternyata, daku di masa bocil umur lima ini malah salfok sama Linda, tokoh cewek kupu-kupu dari game yang sama daripada si titular monkey character.

Linda ini entah karena fesyennya ikonik atau akunya aja yang rebel karena dulu gak boleh liat tokoh anime yang seksoy, dia jadi karakter yang memorable buat aku. Sampai kelas V juga masih keingetan dalam keadaan belum tau namanya. Trus tergerak tangan ini buat menggambar Danny Phantom (ya, yang dalam wujud hantu) lagi cosplay jadi Linda si kupu-kupu itu. Biar lebih mirip sama sayap dalam art style ala Butch Hartman, sayap untuk Danny ini "pinjem" dari sayapnya Cosmo si peri ijo cowok dari Fairly Oddparents, kartun yang penciptanya sama dengan Danny Phantom tadi. 

Dari usia lima tahun ke tahun kelima di SD ternyata Linda ini nggak ilang dalam ingatanku meski dulu cuma liat beberapa kali di mesin arcade di supermarket. Kayaknya gambar Danny Phantom pake kostum Linda ini yang jadi salah satu alasan Regian suka bitter ke gambaran aku dan ngejek "Gila!". Setelah banyak bikin review gambar GATOT (gagal total) jaman jebot, rasa-rasanya karya aneh paling banyak itu Danny Phantom yang dipakein outfit seksi, kepunyaan karakter cewek lagian! Pas udah jadi anak esempe kelas sembilan, buka-buka lagi buku corat-coret di masa puncaknya nge-fan D. P. itu, eh lupa motoin atau redraw gambarnya.


Sekarang itu buku tulis yang kosong lalu disulap jadi buku gambar udah nggak tau ke mana dah! Aku gambar ulang deh, ngikutin gaya gambar jaman SD dulu.

• Wanita Ayam

Akhirnya, ada juga kisah gambar aneh yang bukan Danny Phantom-related. Sempet sama temen SD dulu banyak dibilangin, "Jangan gambar Danny Phantom terus, bosen!" Habisnya jarang sih ada ide di luar menggambar tokoh manusia setengah hantu itu. Walaupun keadaannya begitu, syukurlah masih ada ide yang lebih fresh.

Wanita Ayam ini mungkin di era sekarang bikin keingetan sama Momo Challenge, karena mukanya humanoid tapi badannya unggas. Eits, tapi makhluk jadi-jadian ini penampakannya nggak horor ya! Tapi ada aja temen jaman SD, Fildzah, yang jijay sama bentukan mukanya si wanita berbadan ayam ini. Dia jijik sama bibir jeding yang mirip paruh + idung gede yang lobangnya segede lobang jalanan, trus dia maksa mukanya diredesain.

Ini gambaran jaman kelas 6, kebanyakan gambar itu di tahun sebelumnya. 

"Aaaah ... Hahahaha, apaaa ini?" tawa Adit sambil ngeliat gambar itu pas dia jalan ngelewatin meja aku. Karena udah nggak sekelas lagi sama Regian, jadinya komennya cukup gitu aja. Adit ini kalo gak barengan sama Regian sih nggak terlalu jail lho. Walaupun mereka masih temenan.

Sebenarnya wanita ayam ini bukan karya asli aku sih, cuma gambar ulang dari coretan di sampul dalam cover belakangnya buku paket IPA aku. Nggak tau siapa yang gambarin, tau-tau udah ada aja gambarnya. Pastinya sih orang di rumah yang nyorat-nyoret, karena digambar pake spidol warna besar hadiah ultah aku yang ke-11 pas kelas lima (spidol khusus menggambar di kertas, bukan spidol papan tulis). Masa sih aku bisa lupa sama gambaran sendiri? 

Karena udah gak ketauan lagi siapa penggambar aslinya, yodah diubah sedikit mukanya si monster perempuan yang punya sayap dan cakar itu. Akhirnya idungnya yang punya lobang idung gede itu aku ganti deh jadi belalai gajah. Jadinya bukan lagi makhluk "wanita ayam", tapi berubah jadi "wanita-ayam-gajah"! Untung deh Fildzah puas sama hasilnya dan nggak jijik lagi.

Gambar aslinya berikut buku paket IPA itu juga udah belasan taun ilang, akhirnya aku gambar ulang aja. Untung masih inget karena desain karakternya yang simpel.

• Wajah Lain Buat Jadi Mata 

Akhirnya, karya aneh yang bukan Danny Phantom-related lagi! Dulu waktu SD sampai kelas tujuh SMP, art style aku itu orang kepalanya bulet kayak Powerpuff Girls. Jelas sebabnya karena aku pernah demen sama trio pahlawan super gadis cilik itu. Karena kepalanya yang bulat itu, jadinya bentuk mata sama bentuk wajah itu nggak jauh beda.

Pas suatu hari di UKK kelas V mau naik ke kelas VI, udah semua soal kejawab tapinya masih banyak waktu kosong sebelum ujian berakhir. Udah diperiksa semua jawaban, nggak ada yang belum kejawab. Gabut banget deh, akhirnya malah iseng nyorat-nyoret belakangnya kertas ujiannya. Awalnya pengen ngegambar kepala anak perempuan biasa, lalu sekilas ide yang sureal tapi kurang cukup gila daripada sekian banyak karyaku, melintas di kepala yang tengah dilanda kegabutan akut ini.

Sebelah mata anak cewek itu aku hapus, untung ngegambarnya pake pensil. Aku ganti jadi apa coba matanya? Eh di tempat matanya ilang, malah aku gambar kepala anak perempuan lainnya yang lebih kecilan. Si kepala yang kecilan itu juga sebelah matanya pake kepala anak perempuan lainnya! Gitu aja terus sampai matanya nggak kelihatan lagi karena makin kecil.

Kalo lagi ngelamun, ide yang paling peculiar itu peluangnya 95% datang. Ide yang aneh itu bisa merupakan karya yang unik, bisa juga malah mendatangkan pemikiran yang terlalu nyeleneh kayak pas Insiden Kelinci. 

"Ih, digambar-gambar!" Regian yang duduk tepat di depan nyeletuk sinis pas nggak sengaja liat ke belakang. Untuk kali ini, dia yang benar karena kesalahan aku ngegambarin kertas ujian, meskipun itu bagian belakangnya. Karena nama kami berdekatan di daftar presensi, ketika ujian juga kami seruangan! Mukanya begini nih kalo ngeliat karya aku: 😠, seperti biasa.

• Fan Art/Fart Art dari Buku Seri "Aku Ingin Tahu Mengapa Perutku Keroncongan"

Buat para penggemar media hiburan, udah gak asing lagi nih sama istilah "fan art", walaupun aku nggak bisa memastikan semuanya udah kenal sama istilah yang satu ini. Danny Phantom banyak fan art-nya sih wajar banget, gak aneh secara dia emang bagian dari acara kartun yang lumayan terkenal. Namun, siapa yang bisa bayangin ada yang bikin gambar dari ilustrasi buku ensiklopedia? Mana ilustrasi itu cuma berupa anak laki-laki random yang hanya muncul sekali doangan dan satu pose aja lagian.

Posenya juga samsek bukan yang istimewa gimana. Ini adalah bagian dari ilustrasi buku seri ensiklopedia anak "Aku Ingin Tahu Mengapa" yang judulnya "Perutku Keroncongan". Dari judulnya, gampang khan nebaknya bahwa topiknya adalah tentang tubuh manusia. Nah, gambar anak cowok random di buku itu yang aku bikinin fan art itu bagian "Apakah Pusar Itu?"

Pose anak itu lagi nunjuk pusarnya, nggak ada istimewanya kan? Tapi pas aku kelas V (seriusan, satu tahun sebelum masa SD aku usai ini entah kenapa banyak banget pengalaman yang unforgettable! 😓) pernah  bikin fan art yang cukup aneh dari gambar anak cowok yang cuma pake boxer merah itu. Si anak itu digambar sama aku dari belakang terus celananya ngebuka dikit, terus kentut lagi! Kayaknya lebih tepat buat disebut "fart art" (gambar kentut) daripada "fan art" (gambar karya fan/penggemar)!

Untunglah Regian nggak ngeliat gambar karya aku yang ini, jadinya dia nggak nyinyir. Namun, lagi-lagi ada revisi dari Fildzah! Celana si anak yang aku gambar itu jangan keliatan pantatnya, walaupun cuma sedikit. Jadinya aku bikin dia pake celdam lagi di dalam boxer-nya.

Ideku yang super duper aneh itu nggak asli-asli banget sih. Sebenarnya ilham bikin fart art itu datang dari karya temen sekelas jaman itu, Rizky Winardi pas kami masih kelas IV. Bedanya, Rizky ini bikin gambarnya itu kayak hewan rakun gitu pake celananya Patrick Star yang corak bunga-bunga yang kebuka dikit juga sampai keliatan dikit pantatnya, nengok ke belakang gitu dan kentut. Dia ngasih judul gambarnya itu "Sato Keur Hitut (Binatang Lagi Kentut)", anak-anak cowok jaman bocah emang punya banyak ide fantastis dan seru!

Buku seri ensiklopedia itu sayangnya aku nggak punya, jadinya cuma baca di perpustakaan sekolah aja. Padahal aku cek di T***pedia, bisa dibeli satuan dan harganya nggak terlalu mahal! Soalnya aku cuma pengen beli buku judul itu, nggak akan seluruh seri. Buat jadi perbandingan antara gambar fan/fart art dengan gambar yang aslinya!

• Danny Phantom Dimakan Buaya!

Buat yang apal banget sama kekuatannya Danny Phantom, pasti bakalan anggap itu mustahil! Namanya aja manusia setengah hantu, pastinya bakalan bisa ngilang badannya kalo lagi ada bahaya. Seperti kebanyakan ide aku yang unlogical, malah kepikiran bikin gambar Danny yang lagi dalam wujud hantu lagi dicaplok tangannya sama buaya besar! Dengan kekuatannya, mestinya dia bisa dong menghindari buaya itu kalo mau caplok tangannya, karena tangannya seakan jadi ilang.

Walaupun aku dulu nge-fan berat sama dia, entah kenapa aku memilih pura-pura nggak tau atau pura-pura lupa sama kekuatannya itu. Lagian kok bisa-bisanya timbul ide yang sadis begitu! Ah, diriku waktu pra-remaja emang suka aneh-aneh. Katanya suka, tapinya kok disiksa?

"Dia mah jagoan, Teh. Pastinya bakalan selamat!" kata Papah. 

Well, ide itu muncul seketika saat aku dan adikku Irsyad baca buku seri "100 Pengetahuan Tentang Reptilia dan Amfibi" di perpus sekolah nunggu dijemput. Di buku itu ada gambar hewan mirip rusa gitu (tapi tanduknya gak bercabang) lagi dimakan sama buaya besar. Dheg, tetiba aja rusa itu malah berubah jadi Danny Phantom di pikiranku! Apalagi seperti yang udah dibilang, dia lagi berubah jadi wujud hantu, di sini kekuatannya malah gak keluar.
 merah itu. Si anak itu digambar sama aku dari belakang terus celananya ngebuka dikit, terus kentut lagi! Kayaknya lebih tepat buat disebut "fart art" (gambar kentut) daripada "fan art" (gambar karya fan/penggemar)!

Untunglah Regian nggak ngeliat gambar karya aku yang ini, jadinya dia nggak nyinyir. Namun, lagi-lagi ada revisi dari Fildzah! Celana si anak yang aku gambar itu jangan keliatan pantatnya, walaupun cuma sedikit. Jadinya aku bikin dia pake celdam lagi di dalam boxer-nya.

Ideku yang super duper aneh itu nggak asli-asli banget sih. Sebenarnya ilham bikin fart art itu datang dari karya temen sekelas jaman itu, Rizky Winardi pas kami masih kelas IV. Bedanya, Rizky ini bikin gambarnya itu kayak hewan rakun gitu pake celananya Patrick Star yang corak bunga-bunga yang kebuka dikit juga sampai keliatan dikit pantatnya, nengok ke belakang gitu dan kentut. Dia ngasih judul gambarnya itu "Sato Keur Hitut (Binatang Lagi Kentut)", anak-anak cowok jaman bocah emang punya banyak ide fantastis dan seru!

Buku seri ensiklopedia itu sayangnya aku nggak punya, jadinya cuma baca di perpustakaan sekolah aja. Padahal aku cek di T***pedia, bisa dibeli satuan dan harganya nggak terlalu mahal! Soalnya aku cuma pengen beli buku judul itu, nggak akan seluruh seri. Buat jadi perbandingan antara gambar fan/fart art dengan gambar yang aslinya!

• Danny Phantom Dimakan Buaya!

Buat yang apal banget sama kekuatannya Danny Phantom, pasti bakalan anggap itu mustahil! Namanya aja manusia setengah hantu, pastinya bakalan bisa ngilang badannya kalo lagi ada bahaya. Seperti kebanyakan ide aku yang unlogical, malah kepikiran bikin gambar Danny yang lagi dalam wujud hantu lagi dicaplok tangannya sama buaya besar! Dengan kekuatannya, mestinya dia bisa dong menghindari buaya itu kalo mau caplok tangannya, karena tangannya seakan jadi ilang.

Walaupun aku dulu nge-fan berat sama dia, entah kenapa aku memilih pura-pura nggak tau atau pura-pura lupa sama kekuatannya itu. Lagian kok bisa-bisanya timbul ide yang sadis begitu! Ah, diriku waktu pra-remaja emang suka aneh-aneh. Katanya suka, tapinya kok disiksa?

"Dia mah jagoan, Teh. Pastinya bakalan selamat!" kata Papah. 

Well, ide itu muncul seketika saat aku dan adikku Irsyad baca buku seri "100 Pengetahuan Tentang Reptilia dan Amfibi" di perpus sekolah nunggu dijemput. Di buku itu ada gambar hewan mirip rusa gitu (tapi tanduknya gak bercabang) lagi dimakan sama buaya besar. Dheg, tetiba aja rusa itu malah berubah jadi Danny Phantom di pikiranku! Apalagi seperti yang udah dibilang, dia lagi berubah jadi wujud hantu, di sini kekuatannya malah gak keluar.


Friday, February 3, 2023

Banyaknya Memori Jadul yang Nggak Sengaja Sering Kepikiran Lagi

Catatan 4 Februari 2023

Semua tugas UAS udah dikumpulkan, kecuali laporan kerja profesi/magang. Huffft, ini jadi pekan yang paling tersibuk!  Kalimat yang tidak efektif, itu disengaja karena seumur hidupku nggak pernah sesibuk ini sebelumnya. Untung udah lewat sidang preview. 😮‍💨

Berarti hari ini harus kelar laporan kerja profesi biar Senin depan udah kumpul! Jadi kayaknya belum bisa serajin dulu buat update di sini. Soalnya kalo lagi banyak tugas gini apalagi waktu itu mau sidang, idenya jadi mampet. Walaupun begitu tetep aja harus lanjut nulis coz suka numpuk pikiran-pikiran yang nggak penting semisal flashback kisah-kisah aneh yang umurnya udah sama kayak anak SMP.

So, memori usang apa aja nih yang masih aja suka recalled tanpa sadar? Ini dia!

- "Gambar yang gitu!"

Pas aku sebangku sama Diva di kelas 5 atau 6 gitu ya, antara tahun 2008 & 2009 gitulah, dia lagi gambar kayak karakter samurai gitu di kertas. Barisan di depan kami diisi sama dua anak cowok yang duduknya sebangku, Adit dan Wafi. Entah gimana, Adit ngeliat ke belakang dan ngeh sama gambaran Diva yang kata aku nggak parah, itu kan gambar cowok. Jadi wajar kalo samurai (ya, samurai itu sebutan buat orangnya, nama pedangnya itu katana) pake kimono (?) yang lahak alias kerahnya besar jadi keliatan dadanya.

Nah, macam begini nih baju karakter yang Diva gambar, cuma bajunya warna hitam dan rambutnya diurai. sumber gambar

"Eh itu liat, Diva ngegambar kayak gitu!" kata Adit sambil colek pundaknya Wafi, agar teman sebangkunya itu ngeliat karyanya bestie aku itu. Nadanya kayak yang habis ngeliat sesuatu yang nggak pantes, padahal gambarnya normal aja. Ekspresinya kayak gini nih : 🤨

"Lho emang kenapa? Kan di luar jam pelajaran?" tanya Wafi sambil nengok ke kami di belakangnya untuk ngeliat karya yang dimaksud. Dia beneran heran, sambil pasang wajah gini : 😯

"Iya sih, tapi gambar yang gitu!" ujar Adit dengan nada kurang suka dengan apa yang baru dilihatnya. Mukanya kayak gini nih : 😒 pas dia ngebales perkataan Wafi. 

Diva buru-buru ngasih "perban hitam" buat dadanya si samurai, biar gambarnya kesensor karena si baju samurai itu warnanya sama. Sebenarnya istilah yang lebih tepat untuk yang dia sebut perban itu ya "sarashi". Bukan perban untuk patah tulang atau luka berat. Karena rambut si samurai itu panjang mungkin, jadinya disangka gambar cewek kali ya, padahal sebenarnya sih nggak perlu disensor pake sarashi.

Art style Diva itu lebih mirip kartun imut daripada anime, makanya agak nyaru antara orang laki-laki dan perempuan.

- "Kamu ngapain? Kayak orang gila aja!"

Itu ujaran yang terlontar dari seorang pemuda tenant kamar kost (yang menyewa satu dari banyak kamar) milik Eyang Putri saat dia ngeliat temen aku joget-joget denger lagu dangdut yang disetel oleh salah seorang tenant kamar itu. Entah si pemuda yang setel, entah penyewa kamar lainnya, yang pasti lagunya berasal dari salah satu dari banyak kamar kost. Sobat aku ini emang biasa joget ngasal kalo denger ada musik pas dia masih lima tahun. Tapi aku nggak pernah komen kalo dia lagi beraksi, ketawa pun nggak.

Ini kejadiannya pas aku kelas IV tahun 2008, ya. Tuh, udah lama banget kan? Udah seumuran sama anak kelas IX yang hampir lulus di tahun ini. Tapinya kok susah ilang dari kepala ya, secara si sobat udah lenyap total refleks jogetnya jika dihadapkan pada situasi serupa pada masa kini.

Makanya aku ngakak pas ada orang yang ngasih remark liat tariannya dia! Walaupun terselip rasa kasihan ke dia yang diejek kayak orang gila. Kira-kira sebulan kemudian, liat iklan Tory Cheese Crackers, tariannya itu aneh abis, tapinya kok terasa familiar? 🤔 Oalah, akhirnya nyadar bahwa itu iklan yang ada cewek pake hotpants di depan dan dua pegulat di belakangnya itu gerakan tariannya sama, kalopun nggak persis ya mirip-mirip kayak si sobat yang nari gak jelas denger lagu dangdut itu!

Kata Papah almarhum pas liat iklan itu, "Iklan ini apa sih pesan yang disampaikannya?" dengan nada heran. 🧐

Buat yang penasaran sama iklannya, bisa klik link di bawah ini ya 👇

- "Woi, ada gambar aneh!", "Masa Danny Phantom kepalanya rusa?", dan "Gambar gila!"

Dari satu set gambar hewan untuk pelajaran Bahasa Inggris yang aku bikin jadi para mutan, malah dapet banyak komentar dari para temen sekelas aku! Dari sekian banyaknya komen mereka, yang paling memorable itu tiga komen yang aku sebut di atas. Mulanya dari Regian yang pertama ngeliat kertas gambar itu, terus dia bilang, "Hanna, gila ih kamu!" Dia emang biasa nyinyir sama gambar-gambar karya aku. 

Regian terus bikin pengumuman ke temen-temen cowok, "Hei, ini liat Hanna bikin gambar gila!" Tanpa nunggu lama, mereka tau-tau udah berkerumun di depan meja aku karena penasaran sama gambar gila yang dia bilangin ke mereka.

"Masa Danny Phantom kepalanya rusa!" ujar Adit di sela-sela tawanya. Tadinya gambar kepala rusa doang, terus aku tambahin badan Danny Phantom yang lagi terbang pake ekor hantunya karena bingung mau bikin badannya, udah habis ide waktu itu.

"Danny Phantom jadi burung!" tambah Shafy yang ngeliat Danny pake kepala flamingo. Alasan yang sama seperti rusa tadi, aku udah kehabisan ide buat bikin mutan. Nggak tau mau dicampur sama unsur dari makhluk apa lagi. 

"Terus, ini apaan lagi?" tanya Fajar sambil nunjuk kakinya seekor gajah yang berbentuk kayak shuriken. Dari kepala langsung disambung kaki yang telapak ya kayak bentuk senjata ninja nan sohor itu.

Di saat semua temen cowok lagi ketawa-tawa ngakak brutal yang kedengarannya beneran nganggap lucu sama gambar itu, Regian ketawanya bentaran doang terus dilanjutkan ngomel-ngomel, "Gambar gila!" Kayaknya dia sendirian yang sinis sama gambar itu. Lainnya cukup woles, genuine ngakaknya, nggak ngejek kayak Regian. Anehnya cuma anak cowok yang ngasih react buat gambar itu, yang cewek mah kayak nggak tertarik, kecuali satu orang yaitu Diva sobat aku yang pernah deket jaman kelas satu, tapinya baru deket lagi karena pernah beda kelas selama tiga tahunan (pas kelas 2, 3, dan 4).

Lupa lagi ada apa, trus kelas kita dipindah belajarnya ke luar kelas. Kita jadi belajar di koridor. Kelasnya kami, 5A kan sebelahan sama ruangannya kelas 4B. Pas itu aku dan Diva lagi berdiri bersandar ke jendela kelas 4B. Diva bilang ke aku, "Misi" sambil ngambil pelan kertas gambar hewan yang udah dibikin surreal itu dari tangan aku.

Eh taunya dia masukin tangannya ke jendela kelas 4B yang lagi terbuka sambil tereak berulangkali, "Woooi, ada gambar aneh!". Di situ dia kibas-kibasin gambar surreal dari hewan-hewan untuk pelajaran bahasa Inggris itu. Para dekel itu nggak ada yang kepancing buat liat gambarnya. Nggak kayak anak-anak cowok di kelas kami yang langsung kepo, meja aku segera crowded cuma gegara selembar kertas bergambarkan para mutan!

Mau liat gambarnya kayak gimana? Cek postingan aku yang ini : http://hannaswackyworld.blogspot.com/2022/09/sejarah-karya-gila.html

- "SpongeBob pake rok tapi ada udelnya!"

Adiknya dari sobat aku di rumah (sobat yang di cerita tadi joget-joget kayak pegulat di iklan Tory Cheese Crackers), pas aku kelas IX di tahun 2012 udah lumayan gede umurnya. Udah lima tahun umurnya pada saat itu. Tapi ide gambarnya itu layak buat bikin aku terpukau, karena imajinatif banget nih anak. Di usia segitu kepikir lho bikin gambar SpongeBob yang pake rok!

Bukan hanya pake rok aja, tapi katanya sih "ada udelnya". Yang paling kocak, dia lupa gambar mulutnya SpongeBob tapi udelnya udah digambar di bawah idungnya. Pas baru dia inget buat bikin mulutnya, udah gak bisa dihapus lagi udel itu karena gambarnya pake pulpen. Jadinya pas dia gambar mulut si spons laut itu di bawah sesuatu yang dia sebut "udel", malah jadinya lebih kayak tompel atau tahi lalat di antara idung sama mulutnya. 

Entah kenapa nggak bisa banget lupain gambar karya anak satu ini. Sampai sekarang masih aja keingetan sama aku, bahkan bisa aja anak yang ngegambarnya udah lupa sama karyanya. Mungkin karena di series-nya SpongeBob itu emang sering pake rok. Adegan dia pake rok yang paling memorable itu pas dia pake apron maid yang cuma nutupin di depannya doang di episode "Can You Spare a Dime?" waktu Squidward nginep di rumahnya SpongeBob sambil jadi pembantunya! 

- "Jijik, ih! Pengen muntah!"

Sejak awal tahun 2010-an, menurut aku ada sebuah video dakwah yang gagal menyampaikan pesannya, ini nontonnya pas SMP kelas VIII. Kayaknya udah banyak deh yang pernah nonton video "pemuda yang terkena azab kubur akibat lalai salat 5 waktu", apalagi pas di SMA malahan sekelas suruh nonton itu video sama guru! Katanya sih ini video kejadian nyata ketika seorang pemuda tetiba meninggal terus makamnya digali lagi buat diautopsi. Bahkan aku nggak berani masukin link videonya ke sini karena masih trauma buat nyari itu video. 😰😨

Baiklah, mungkin ada aja yang jadi sadar untuk menunaikan ibadah yang utama dalam Islam itu. Tapi yakin deh, golongan yang begini tuh jumlahnya sedikit dibandingkan yang ketakutan liat itu video azab. Ini beda lho, ya, dengan sinetron yang se-genre dengan Azab atau Hidayah! Bukannya bikin penontonnya taat, malahan takut bahkan jijik, mual yang ada!😱🤢

Pas liburan kenaikan kelas, aku kasih tau sepupu aku Mayang tentang video itu. Dia baru liat thumbnail-nya aja udah jijay!

"Jijik ih! Pengen muntah!" begitu katanya.

Nah, untuk mengajak orang taat beribadah dengan video semacam itu taunya bukan metode yang tepat. Mimpi buruknya dapet, tapi kesadarannya belum tentu dapet. 



Thursday, February 2, 2023

Cognitive Dissonance, Mungkin Salah Satu Latar Belakangnya Banyak Kisah Hidupku

Catatan 2 Februari 2023

Pada suatu siang di saat aku masih kelas IV, aku sedang menulis buku cerpen di dalam kelas. Teman sekelasku, Nadia Regyna Nusivera (dia bukan friend, cuma classmate doang) lewat di belakang aku lalu terdiam.

"Hanna, kamu lagi apa?" tanya Nadia.

"Lagi nulis cerita," jawab aku sambil terus nulis di atas lembaran blocknote.

"Hah? Hanna, jawab aku ya. Apa aku nggak salah denger Hanna nulis cerita?" tanya dia lagi sambil pake nada sinis.

"Nggak," jawab aku datar, masih lanjut nulis. Sumpah, ide aku rasanya unlimited meski dijulidin manusia macam begitu yang herannya malah duluan ketemu her own truly prince charming.

"Hanna kan bego, mana mungkin bisa bikin cerita!" ejeknya sambil melenggang pergi dari belakang aku.

Kalo cemoohan classmates yang julid sih kayaknya aku bisa nggak terlalu hirau. Namun, di saat ortu nanya retoris, "Teteh (panggilan buat aku sebagai anak yang terbesar) itu pinter gak sih!?" rasanya nyaris mustahil buat nggak jadi bahan overthinking. Bukannya nyalahin ortu apalagi Papah yang udah lama nggak ada ya, soalnya kalo mereka sampai keluar kalimat gitu artinya ada something wrong dalam diri aku. Orang luar sih bisa aja cuman julid atau sirik doang.

"Kayaknya Teteh itu ada something wrong dalam Insiden Kelinci itu, makanya bisa telat paham," ujar Mamah langsung ke intinya bilang ada yang nggak beres dalam diri aku dengan nada khawatir.

Omongannya Nadia yang tadinya aku bisa cuekin, malah jadi keingetan lagi habis Insiden Kelinci itu. Pada saat itu, aku mikir gini, kayaknya aku ini emang bodo deh. Ketika banyak temen di sekolab ngejek aku bodo, ternyata emang beneran iya aku gitu karena bisa nanya soal itu. Pas aku beneran ngomong "Aku ini emang bodo", Papah nyuruh aku istighfar karena ucapan bisa jadi doa, khawatir jadi beneran lebih buruk lagi. Tapi kalo udah ada peristiwa modelan gitu sih rasanya susah biar nggak mikir gitu ke diri sendiri.

Seiring berjalannya waktu, dengan terapi ke psikolog dan berdiskusi dengan banyak orang baik sama temen real life atau curhat sama orang di medsos, semakin mantaplah aku mengenali diri ini. Hal yang dikira kebodohan, ternyata hanya sebuah cara pandang yang berbeda saja. Kurang dari setahun yang lalu, telah kuketahui bahwa otakku ini neurodivergent, yang artinya berpikir secara berbeda dari kebiasaan umum. Sejak pertengahan bulan Januari lalu, dapet lagi nih istilah baru dari seorang kerabatku buat kondisi aku : cognitive dissonance!

"Cognitive dissonance is the discomfort a person feels when their behavior does not align with their values or beliefs. It can also occur when a person holds two contradictory beliefs at the same time. Cognitive dissonance is not a disease or illness. It is a psychological phenomenon that can happen to anyone." 

Artinya : "disonansi kognitif adalah ketidaknyamanan yang dirasakan oleh seseorang ketika sikap mereka tidak sesuai dengan nilai-nilai atau kepercayaan mereka. Itu dapat pula terjadi ketika seseorang memegang dua kepercayaan yang bertolak belakang dalam waktu yang bersamaan. Disonansi kognitif bukan sebuah penyakit atau kelainan. Itu adalah fenomena psikologis yang dapat terjadi pada siapa saja."

Ya, Papah almarhum pernah mengatakan hal yang masih satu makna dengan pengertian dari istilah di atas. "Teteh itu punya sudut pandang yang berbeda, tetapi itu bukan sebuah penyakit mental, hanya sebuah perbedaan saja," papar beliau. 


Arti dari infografis di atas adalah "Tanda-tanda dari Disonansi Kognitif", banyak dari tanda di atas yang udah kaalaman (dialami oleh sendiri) pasca Insiden Kelinci. Juga untuk Insiden Iblis for the lesser extent. Apa saja tuh yang kualami? Kita artikan satu persatu dulu deh!

- menghabiskan waktu yang berlebihan untuk membuat sikapku menjadi dianggap masuk akal kepada diri sendiri atau orang lain. (Waktu lebih dari SEPULUH TAHUN jelas bukan waktu yang bentar buat masih terus kepikiran insiden itu. Bukannya aku dendam, sama sekali bukan. Meskipun udah banyak banget attempts aku buat ngelupainnya, tetep aja terus bercokol di kepala nggak mau ilang.)

- merasa malu yang intens atau merasa malu akibat sesuatu yang dikatakan atau dilakukan, dan memiliki dorongan untuk menyembunyikan atau menghindari orang lain untuk mengetahui hal tersebut. (Tanda ini yang paling kerasa sama aku pas awal-awal pasca Insiden Kelinci itu terjadi, aku terlalu malu untuk curhat. Bahkan ke Mamah aja baru aku spill pas udah lewat setahun dari kejadiannya!)

- merasakan sedih akan sebuah keputusan pada saat sebelum atau sesudah membuat keputusan itu. (Ya, hingga detik ini masih aja sedih karena aku keceplosan nanyeak ke almarhum Papah mengenai perbedaan orang menyikapi situasi manusia dan hewan yang meninggal. Harusnya kalo gak tau jawabannya pada saat itu, aku biarin aja buat ketemu jawabannya sendiri suatu saat nanti.)

- menyerahkan diri karena tekanan dari orang-orang sekitar atau bertindak yang bertentangan dengan 

- mengalami rasa bersalah yang intens atau menyesali perbuatan secara mendalam. (Nyeselnya itu nggak ilang-ilang, bahkan banyakan nyesel daripada nyeseknya. Makanya waktu itu buruan ke psikolog karena waktu ternyata nggak menghapus peristiwa itu, the real "nggak lekang oleh waktu".)

- merasa tidak berdaya dan putus asa, karena tidak tahu bagaimana menyampaikan apapun yang terasa "tidak tepat". (Sebelum ke psikolog, aku udah nggak tau mau gimana lagi buat ngehibur diri dan ngelupain peristiwa itu, makanya dulu pas umur 11-14 tahun pernah fanatik sama Danny Phantom itu biar bisa lupa soal Insiden Kelinci itu, hasilnya ... ternyata nggak berhasil.)

Pada umumnya, orang beranggapan bahwa hewan itu hina, derajatnya di bawah manusia. Anggapan tersebut juga berkaitan dengan kepercayaan dalam banyak agama. Makanya binatang itu jangan dianggap setara dengan manusia menurut anggapan yang umum itu. Dalam pemahamanku, nyaris tidak pernah hewan itu dianggap makhluk rendahan.

Insiden Kelinci itu timbul karena rasa tidak nyaman melihat reaksi semua orang di sekitar yang kontras denganku akan kelinci yang mati, kemudian mempertanyakan hal itu. Rasa sedihku untuk hewan peliharaan dahulu itu sama besarnya dengan anggota keluarga yang sesungguhnya. Nah, itu bisa jadi contoh kasus dari cognitive dissonance tadi. Karena, pemikiran aku soal hewan itu beda dengan kebanyakan orang, bahkan bisa jadi melenceng dari ajaran ahama! 

Jelas tidak mungkin setara plek ketiplek antara manusia dengan hewan, pastinya manusia masih jelas jauh lebih berharga. Akan tetapi, hewan peliharaan pada satu titik pernah menjadi tempatku mencurahkan perhatian dan kasih sayang, sama persis dengan anggota keluarga sendiri. Mudah bagiku untuk menerima gagasan bahwa manusia lebih berharga daripada hewan, tetapi sulit bagiku untuk menerima gagasan bahwa hewan adalah makhluk hidup yang rendah sehingga tidak boleh ada penyamaan sama sekali dengan manusia. Padahal, sudah sekian lamanya kupegang prinsip bahwa akal membuat manusia lebih tinggi daripada hewan, hanya saja rasanya tetap sulit untuk bersikap datar-datar saja untuk kematian hewan layaknya kepada orang .

Bukan hanya Insiden Kelinci aja lho yang kayaknya disebabkan oleh cognitive dissonance ini. Perihal aku merasa terkekang oleh hijab juga disinyalir dari penyebab yang sama. Udah selalu ditanamkan dalam otak ini bahwa "hijab itu wajib, kalo gak dipake bakalan ke neraka", tapinya koq nggak pernah bikin tenang jika kewajiban itu sudah dijalankan. Padahal kan normalnya itu tenang karena benar, gelisah karena salah.




Mengenang Kembali Karakter Anime Berambut Hijau Mint: Martina Zoana Mel Navratilova

Catatan Rabu, 20 November 2024 Ada kalanya, sebuah kenangan masa kecil kembali muncul begitu saja, membawa kita ke waktu yang lebih sederhan...