Showing posts with label Back story time. Show all posts
Showing posts with label Back story time. Show all posts

Friday, January 20, 2023

Fashion Blog yang Baru

Catatan 20 Januari 2023

Mulai tahun 2023 ini, aku udah bikin fashion blog punya diriku sendiri. Supaya nggak saingan dengan banyaknya fashion blog yang udah ada, topiknya harus lebih mengerucut lagi alias punya pembahasan tentang hal yang lebih khusus.

Jika kebanyakan blog semacam itu adalah untuk outfits sehari-hari, blog aku ini khusus untuk tentang cosplaying. Kontennya adalah rekomendasi pakaian untuk cosplay, cerita latarbelakang dari tokoh yang dipilih untuk cosplay, foto-foto aku nanti ketika sedang cosplay, dan banyak lagi! Tokoh yang aku pilih untuk di-cosplay-kan juga bukan tokoh anime yang seksi lebay bar-bar. Rencananya, semua cosplay yang aku lakukan harus low budget (pakaian yang diperlukan dapat dibeli dengan harga yang murah), kostumnya masih realistis jadinya masih bisa nyamar jadi pakaian kasual (biasanya tokoh anime kan kostum yang dipakainya itu terlalu nyentrik), dan item pakaian yang diperlukan mudah didapat di pasaran (karena tokoh anime itu ya tadi, kostumnya biasanya suka nyentrik jadinya cuma bisa didapat dari toko khusus kostum untuk cosplaying), karena tokoh-tokoh yang bakalan aku pilih ini pakaiannya masih mirip pakaian biasa.

Argh, gara-gara Eyang Putri nyuruh ngambil kecap asin di atas meja, jadi aja nge-blank pas nulis kalimat-kalimat terakhir paragraf yang di atas! Akhirnya aja aku tulis sekenanya! Maaf ya kalo agak-agak ngaco kalimatnya. Masih untung bisa lanjut nulis, jadinya nggak gantung.

Aaah, asiiiiiin!


Catatan ini juga lanjutan dari artikel/catatan ini, karena artikel tersebut masih bersambung.

6. "Cewek Mencintai Diri Sendiri" - Majalah Girls Edisi 15 Tahun 2008
Dia ini sebenarnya cewek "tanpa nama" kayak si ubur-ubur biru. Bahkan dia sama sekali bukan pelaku cerita dari media manapun! Si tanpa nama ini cuma gambar pemanis dari rubrik "Girl's Test" pada Majalah Girls terbitan Kompas Gramedia edisi 15 tahun 2008, bersama dua karakter cewek lainnya yang juga tidak diberi nama. Rubrik "Girl's Test" edisi kali ini tentang "Apakah Kamu Cewek Narsis?", jadi ada tiga karakter cewek sebagai ilustrasi dari rubrik ini :

Satu, karakter cewek narsis. Dua, karakter cewek yang mencintai diri sendiri tetapi masih batas wajar. Tiga dan terakhir, karakter cewek yang sebal dengan dirinya sendiri. Menurutku, karakter cewek yang mencintai diri sendiri ini punya outfit yang paling unik dan juga paling simpel.

Mereka bertiga nggak akan pernah tampil lagi di media manapun, kecuali aku gambar ulang mereka.

7. "Cewek Keren" - Majalah Girls Edisi 20 Tahun 2008
Ya, dia ini sama kasusnya kayak "cewek mencintai diri sendiri" tadi, nggak punya nama! Ilustratornya juga masih sama dengan karakter yang tadi. Karakter yang ini juga merupakan bagian dari ilustrasi untuk rubrik "Girl's Test" dari Majalah Girls edisi 20 tahun 2008, nggak jauh dari terbitnya edisi 15 tadi. Rubrik untuk edisi yang kali ini adalah "Seberapa Kerennya Kamu?".

Di sini tiga karakter cewek masing-masing mewakili cewek cupu, cewek keren, dan cewek biasa-biasa saja. Aku ingin cosplaying si cewek keren ini. Bukan karena predikatnya, tetapi masih soal outfit-nya yang dipakai. Dia ini nggak banyak warna yang dipakai, jadi tidak terlalu sulit untuk mencari warna item pakaian yang dibutuhkan.

Monday, September 19, 2022

Asal Usul Hans Durchdenwald dari Heinz Doofenshmirtz

Catatan 20 September 2022

Pada awalnya, seperti yang telah kuceritakan di catatan tentang "menulis surat imajiner untuk Doof", tokoh Hans Durchdenwald (dulu Hans Mueller) berasal dari sketsa karakter random tanpa nama dengan bathrobe yang tidak diikat dan celana pendek boxer, persis seperti yang dikenakan Heinz/Doof  dalam episode "Monster from The Id". Selain belum bernama, juga belum ditentukan pewarnaannya, misalnya untuk warna rambutnya. Sketsa tersebut dibuat pada tahun 2016.

Tadinya akan menggunakan jerawat di pipi seperti Mr. Wynn karena konsep aslinya dia adalah kembaran jahatnya, tetapi dibatalkan. Karena sketsa tersebut digambar dengan menggunakan pensil, makanya masih bisa dihapus (mungkin masih terlihat sedikit sisa hapusannya).

Kurang lebih tiga tahun dari dibuatnya sketsa karakter random yang mengenakan bathrobe tadi, yaitu pada 2019, rupanya aku tertarik untuk mengembangkan karakter itu lebih lanjut. Aku pun terpikirkan untuk membuat karakter tadi mengenakan pakaian yang lainnya, yaitu apron atau celemek tanpa baju lagi di baliknya dan hanya dibarengi dengan sebuah celana pantai/berenang. Diinspirasi dari pakaian Heinz Doofenshmirtz ketika di pantai pada episode "What'd I Miss". Di sini dia mulai memiliki nama dan gambarnya sudah diwarnai. Gambar ini mengalami kesalahan dalam pewarnaan rambut, karena semestinya Hans berambut coklat bukannya hitam dan pipinya juga seharusnya tidak berjerawat, seperti pada sketsa sebelumnya.

Pada penampilan yang ini, rambut Hans sudah dikembalikan ke warna yang benar (coklat seperti rambutnya Doofenshmirtz) dan pipinya sudah bersih dari jerawat. Jika pakaian utamanya Doof adalah jas laboratorium putih, maka pakaian utamanya Hans menyertakan jaket hoodie putih. Gambar Hans ini dibuat pada tahun 2020. Penampilan Doof tanpa pakaian atasan di dalam jas laboratorium ini merupakan adegan dari episode "This is Your Backstory". Mulai dari sinilah penampilan Hans konsisten.




 

Monday, September 12, 2022

Pengembangan dari Como Girls!

Catatan 13 September 2022

"Berusaha melupakanmu, sama sulitnya dengan mengingat seseorang yang tak pernah kukenal."


Setelah empatbelas tahun lamanya dirundung penyesalan karena pernah membuat geng atau clique anak perempuan bernama Como Girls, akhirnya tahun ini penderitaanku berakhir. Ya, penyesalanku ini sudah pernah kuceritakan di catatan-catatanku yang lebih lama. Seperti yang kutulis di catatan tersebut, penyebab utamaku merasa menyesal karena telah menciptakan mereka, adalah karena outfit yang terlalu terbuka dari satu member geng anak perempuan tersebut. Dalam konsep aslinya, semua anggota geng Como Girls itu berumur antara 6-8 tahunan, hanya kurleb empat hingga dua tahunan di bawah umurku saat baru membuat konsep para tokoh tersebut, baru deh ngeh bahwa kurang pantas apabila ada satu saja member yang pakaiannya "bare your midriff"!

Tadinya aku bermaksud untuk melupakan karyaku itu, malahan udah jadi "old shame"! Rasanya sulit sekali buat ngelupainnya, entah kenapa. Ternyata cuma ngelupain aja itu nggak solve the problem. Problem aku soal geng original character itu ya, masalah baju yang nggak pantas buat umurnya si karakter aja.

Kita sering banget sulit buat melupakan seseorang, karena kita pernah mengenal dia. Bagaimana dengan karakter ciptaanku? Oho, jelas pembuatnya lebih dari kenal untuk si karakter, makanya nyaris sulit buat dilupakan. Makanya, aku harus cari pemecahan dari problem yang menyertai karakter Como Girls itu tadi!

Ada orang yang bilang, kalo kita menciptakan original character itu seakan kayak kita punya anak sendiri. Makanya, susah buat lupain geng Como Girls itu, karena jelas nanti pas kita punya anak nggak akan mungkin bisa buat dilupain. Pemecahannya, aku bikin remake, rombak total konsep karakternya! Tadinya mereka ini masih anak-anak seumuran SD awal, di sini mereka jadi belasan tahun dan pakaiannya dibikin lebih tertutup.

Kebetulan banget, perusahaan tempat aku magang minta aku bikinin karakter-karakter asli buat promosikan aneka macam topi produksi mereka. Perusahaan aku, kan, bidangnya konveksi atau clothing. Otak ini sempet buntu, mentok, nggak ada ide buat desain karakternya. Setelah inget lagi sama Como Girls, akhirnya secercah harapan dan ide cemerlang menghampiri otakku yang semula macet bekerja! 

Karakter Topi Baseball, aslinya tokoh Winalda dari Como Girls. Di konsep karakter yang udah terbarukan ini, ditambahin outer lengan pendek (aslinya lekbong a.k.a. "kelek katembong" atau tanpa lengan ) dan juga stocking olahraga, jadinya pakaiannya lebih sopan.

Karakter Topi Bucket, dia ini berawal dari tokoh Fena dari Como Girls, tokoh yang selama ini jadi alasan utama hadirnya rasa menyesal yang kuat karena membuat geng tersebut. Aslinya, ketika masih jadi member Como Girls, dia ini nggak pake jaket, bajunya lekbong sama kayak karakter Winalda tadi dan juga kakinya nggak dibungkus legging hitam kayak di gambar ini.


Versi lebih tertutup, biar nggak nyesel-nyesel banget pernah bikin tokoh Fena! Satu hal lagi, tokoh ini tadinya mau pake topi rimba, tapi diganti bucket karena lebih cocok untuk dia yang sukanya datang ke konser.


Aslinya, Karakter Topi Rimba ini mau dipakein bucket hat, kebalikannya karakter Bucket Hat. Berasal dari tokoh Ega sebagai anggota Como Girls. Dulu pada saat geng itu baru digambar di buku catatan Funzela (awal 2008), lagi musim atau ngetren pakaian putih dengan motif stroberi, bahkan sampai empat tahun setelahnya, yaitu tahun 2012 itu motif masih banyak anak perempuan yang demen!

Buat anak-anak yang besar di era akhir 2000-an, pastinya udah nggak sulit lagi buat nebak darimana inspirasi motif babi lucu ini. 




Nggak Terlalu Tertutup, Jangan Terlalu Terbuka

Catatan 10 September 2022

Trigger warning : catatan ini mengandung persoalan agama!

"Hidup adalah pilihan. keputusan untuk menjadi apa kamu dimasa depan, kamu sendiri yang tentukan bukan orang lain."


Sebenarnya sejak aku kecil, aku udah nggak nyaman pake jilbab. Katanya, banyak wanita yang bangga dengan pakaian hijrah mereka karena nggak semua wanita muslimah bersedia berjilbab. Seriously? Aku aja yang udah terbiasa pake dari usia TK, di saat mayoritas wanita dewasa masih membuka rambutnya (meskipun belum konsisten saat itu), tetep aja nggak ada bangga-bangganya samsek sebagai yang udah mulai pake dari awal hidup. 

Rasanya susah banget buat bayangin orang yang hepi dalam hidup dengan pakaian seperti itu! Justru aku ini bagaikan kerbau yang dicucuk hidungnya selama bertahun-tahun, asem deh! Bukannya awesome, ya. Inginnya sih pake baju yang keren-keren kayak tokoh-tokoh anime dan juga saat itu, anak-anak perempuan yang lain, hanya saja kehidupanku memaksakan pakaian apa yang harus kukenakan.

Makanya, biar hidup ini nggak stagnan, harus memulai perubahan. Menilai kondisiku yang dengan hijab malah nggak bikin lelaki bangga gaet, berarti harus ada yang diubah dari cara berpakaiannya. Whoaaa, apalagi perempuan yang bajunya seksi di medsos itu peluangnya gede buat dikontak sama cowok, kan kayak cari jodoh lagi tuh! Tapi, kalo mau ikutin jejak mereka, baju gimana dulu nih yang mau aku pakai?

Dulu sih alasannya Papah aku ketat soal aturan pakaian itu karena khawatir dengan paedofil. Buat sekarang, justru waktunya untuk cari jodoh! Walaupun lagi berusaha pake baju yang bikin bangga gaet, tetep aku masih punya batasan buat diri sendiri. Nggak boleh sampai contek outfits yang terlalu minim pakaiannya atau bahkan hanya underwear kayak kebanyakan cosplayer, apalagi badan aku gendats.

Ini bukan hanya demi cinta aja, tapi emang akunya aja yang dari kecil udah kepengen banget sama kerennya kayak banyak anak perempuan lainnya. Jauh sebelum aku mengenal rasa suka ke cowok, udah ada bibit tertarik sama pakaian gitu. Anak-anak cewek Laen pake lekbong, aku gigit jari. Meski udah ditakut-takuti dengan perkataan "mereka masuk neraka, apa kita mau ikut?", tetep aja nggak pernah merasa tenang dan nyaman sebagai wanita yang taat dalam berpakaian.

Selama ini aku tetap berusaha untuk taat aturan berpakaian, meskipun aku dalam hati meronta-ronta. Namun, nyaris tidak ada dampak positif atau profitnya bagi aku, buat orang lain mungkin kerasa. 

Pengennya sih sekarang cosplay tokoh-tokoh kartun yang obscure (jarang sekali orang yang tahu) aja, karena kalo milih yang terkenal pastinya bakalan kalah jauh sama cosplayers yang udah tenar. Mana biasanya tokoh anime yang terkenal itu outfits-nya nggak realistis, terlalu berlebihan seksinya, jelas sama sekali nggak akan cocok sama tipe badan aku yang gemuk begindang!

Pernah denger istilah "Big Beautiful Woman"? Nah, mungkin aku bisa jadi yang begini!

Sejak empatbelas tahun yang lalu, aku udah kepengen cosplay jadi karakter cewek "mencintai diri sendiri" dari majalah Girls Edisi 15 tahun III bulan Maret 2008 lalu. Karakter yang satu ini nggak terlalu frontal seksinya, juga emang modis dan masih mundane, namanya juga karakter buat ilustrasi majalah anak-anak populer. Kandidat karakter kartun lainnya untuk dicosplayin dengan outfit yang masih normal di kehidupan sehari-hari adalah ibu dan anak perempuannya, Crystal dan Serenity Zilla (makanya di beberapa medsos, kayak Wattpad dan YouTube, aku sering pake nama yang terakhir ini). Dari kartun Braceface juga banyak banget kandidatnya, tapi aku ambil dua yang paling aku pengen tiru outfit-nya yaitu Maria Wong dan tokoh yang termasuk sekunder, Petra.

Karakter untuk kategori "mencintai diri sendiri" dari kuis tentang narsis dari Majalah Girls Edisi 15 Tahun III Maret 2008, majalah yang pernah kuulas




Wednesday, August 31, 2022

Kewajiban yang Tidak Kusukai, Ternyata Juga Tidak Terlalu Tepat Bagi Aku

Catatan 1 September 2022


Artinya "Menurut psikologi, kamu akan lebih bahagia ketika kamu melakukan banyak hal dari cinta, bukan demi cinta."

Kebenaran dari kutipan di atas sudah terbukti, selama ini hidupku jarang sekali merasa bahagia karena aku hanya melakukan suatu hal yang tidak kucintai agar dicintai Allah SWT (katanya) karena aku taat aturan-Nya dan juga banyak orang lain.

Kutipan tersebut tidak selalu mudah untuk dijalankan, tergantung situasi dan kondisinya. Untuk kasusku, malah aku wajib mengenakan pakaian yang menutupi seluruh tubuhku, itu adalah sesuatu yang tidak membuatku nyaman tetapi harus tetap dikerjakan supaya tetap diterima dengan baik oleh orang-orang sekitar. Misalnya, oleh Mamah dan teman-temanku di kostan. Apa boleh buat, kewajiban memang tidak pernah memikirkan apakah pelakunya itu merasa nyaman atau tidak ketika menjalankannya.

Boleh dibilang, aku ini bisa jadi sebagai "people pleaser". Karena, aku biasa melakukan sesuatu, terutama mengenakan jenis pakaian tertentu supaya aku diterima keluarga dan teman-teman. Sebenarnya hampir tidak pernah (kalau bukan tidak pernah sama sekali) merasa happy jika mengenakan jilbab. Demi menghindari kemarahan Tuhan dan orang-orang tersebut, mau tidak mau harus kujalani hidupku yang seperti ini, meski rasanya tercekik setengah mati.

Semakin ke sini, apalagi masalahnya bukan hanya soal aku ini mau atau tidak untuk menutupi aurat. Ternyata sudah berimbas ke perihal ketertarikan lawan jenis! 

"Pakaianmu itu tidak bikin laki-laki bangga gaet kamu!" kata seorang kerabat pada suatu saat.

Pernyataannya itu sudah teruji kebenarannya, dua temanku di kostan yang sama-sama mengenakan jilbab juga mengatakan hal senada buat aku. Memangnya seperti apa sih pakaian yang biasa kukenakan? Ya, hijab, layaknya muslimah pada umumnya di Indonesia saat ini. Ketika teman-teman mengenakan gamis, aku juga memakai yang seperti itu, ketika teman-teman mengenakan rok, aku pun demikian penampilannya. 

Dua temanku tadi itu berhijab, tetapi tetap saja mendapatkan pasangan sudah yang saling mencintai. Bagaimana denganku selama bertahun-tahun lamanya terus berpakaian sesuai dengan syariat dan juga didikan orang tua? Pengalaman asmaraku kontras dengan dua teman cewek tadi. Berarti untuk diriku berlaku sebuah kasus khusus, beda dengan sikon mereka..

Jika banyak wanita yang stay syar'i tetep aja punya pasangan bahkan hingga menikah, nasibku tidaklah seperti itu, meski mengenakan pakaian yang sama dengan mereka. 

"IRL (in real life) yang pakai hijab udah pabalatak (saking banyaknya)!" kata kerabat yang sama dengan perkataan yang tadi.

Hei, hei, hei, buat yang baca jangan kebawa esmosi dulu. Bukan hijabnya yang bikin aku nggak menarik, tapi karena itu adalah hal yang udah saking seringnya di jaman sekarang. Bahkan hijab kayaknya udah jadi stereotip perempuan di Indonesia, deh, secara agama Islam itu mayoritas di sini. Dulu sih karena yang nutup aurat itu masih keitungnya jarang ya makanya kerasanya kayak yang taat banget dan mengagumkan.

Makanya, aku biar lebih gampang buat dikenal orang, harus bisa berpenampilan stand out dari jutaan wanita lokal lainnya. Terlepas dari soal hijab tadi, apapun yang kelihatan indah jika sudah terlalu banyak ya siap-siap aja ada saja yang kurang ter-notice oleh orang lain karena nyaru sama yang lainnya. Kayaknya sih analogi wanita berhijab itu eksklusif juga makin nggak berlaku, karena udah makin generic.

Analoginya begini : ada jutaan bunga mawar di taman, pastinya nggak semuanya bakalan ketangkap mata kita kan? Karena semuanya sama. Coba kalo di antara sekian banyak bunga mawar itu nyempil bunga-bunga lainnya yang beda, semisal bunga bakung atau krisan. Pasti bakalan jauuuuh lebih eye-catching, ketimbang posisi mereka masih ditempati sesama bunga mawar juga.

Nah, jika ada satu atau beberapa bunga mawar tadi yang orang nggak ngeh keberadaannya, sama sekali bukan berarti si bunga itu gak menarik karena dia bunga mawar kan? Begitu juga dengan kasusnya aku di sini, bukan cowok susah tertarik sama aku karena dihijab bikin nggak kelihatan menarik, melainkan karena tidak adanya diferensiasi di penampilan aku. Udah terlalu umum!

Sifat manusia pada umumnya menyukai hal-hal yang unik, beda. Bisa jadi aku harus menjadi "lain daripada yang lain" agar mendapatkan perhatian khusus dari lawan jenis. Tidak semua wanita kelihatan oke dengan kain jilbab di kepalanya dan pakaian yang longgar nan tertutup di badannya, karena sudah 'tertumpuk' dengan hijabers yang bejibun tadi. Kupikir hanya perasaanku saja jika kuanggap diriku ini tidak menarik jika tidak tampil seperti banyak tokoh di budaya populer. 

Selama bertahun-tahun, akhirnya terbukti juga bahwa pikiranku itu benar. Sudah aku ini mengenakan pakaian yang sama sekali tidak membuatku senang, lawan jenis juga tidak ngeh sama aku jika masih memegang kewajiban itu. Bukan kewajibannya yang salah, tapi aku jadi nggak ada pembeda dengan wanita-wanita lainnya. Apalagi konon kewajiban menutup seluruh tubuh ini kurang cocok dengan iklim Indonesia yang tropis, panas dan lembab, makanya banyak bermunculan produk khusus hijab kayak sampo, deodoran, sabun, sampai deterjen yang artinya hijab itu lebih bikin keringatan dibandingkan pakaian konvensional!

Kita sering mendengar bahwa penilaian dari Tuhan itu jauh lebih penting daripada pujian dari makhluk, tepatnya manusia. Tapi untuk mencari pasangan, jelas apresiasi dari lawan jenis juga tidak bisa dikesampingkan! Ini sih sudah akunya gak suka pakai baju yang ketutupan (TBH, aku pengen kelihatan keren kayak banyak tokoh anime), laki-lakinya juga nggak tergerak buat dapet aku yang hijaban, karena udah gak ada keunikannya lagi! Kalau sudah begini, siapa yang senang dengan pakaianku yang gini-gini aja?

Jika aku berpakaian yang terbuka, itu bukan hanya kulakukan demi cinta dari lawan jenis saja. Tapiiii, juga sudah kuidamkan sejak kecil. Bahkan sejak TK, pas setiap pulang dari sekolah aku curi-curi kesempatan buat niru-niru pakaian tokoh-tokoh anime! Nanti deh, aku ceritain pengalaman cosplay abal-abal pas masih umur lima, niruin kostumnya tokoh Marjo dari anime Time Bokan..


Saturday, August 20, 2022

Mengatasi Overthinking dari Satu Karya Old Shame

Catatan 20 Agustus 2022


Ingin menghilangkan, atau hanya mengurangi overthinking karena rasa bersalah akibat hasil karya jaman jebot? Bahasa kerennya itu "old shame" untuk perasaan seperti itu. Old Shame adalah sebuah karya yang aku anggap jelek sehingga ingin kulupakan saja karya itu. Satu karya yang paling menjadi old shame itu adalah komik Pen Power yang pernah kubuat jaman SD kelas V, saat umurku sebelas tahun.

Lalu, bagaimanakah penjelasan dari istilah tersebut?

"A work that their creator would prefer to be forgotten."


Artinya adalah "Sebuah karya yang lebih ingin dilupakan oleh pembuat/penciptanya."

Nah, harus dicari dulu apanya nih yang bikin aku overthinking dari old shame itu. Old Shame kan sebuah karya yang ingin dilupakan, tapinya kalo nggak bisa dilupain aja jadinya malah overthinking karena sibuk cari cara buat lupakannya (ayo kalian yang punya mantan, kayaknya bisa relate sama perasaan aku di sini deh 😁). Dari karya Pen Power yang aku sebut old shame itu, ini dia nih yang bikin aku kepikiran terus :

  1.  Desain pakaiannya terlalu terbuka untuk satu dari enam karakter utama ceritanya, yaitu baju gaya "bare your midriff". Mereka ini adalah geng atau clique gadis-gadis kecil berusia delapan tahun. Saat itu aku sebagai author masih umur sebelas tahun, jadinya nggak beda jauh umurnya sama para MC (main character(s)). Pas umur aku makin nambah, makin ngeh kalau baju dia itu nggak pantes banget buat umurnya.
  2.  Karena desain pakaiannya yang kurang pantas itu, aku jadi timbul guilt dan ilang ide serta minat buat lanjutkan kisah mereka. Karya yang nggak selesai-selesai itu bikin terus kepikiran, padahal pengennya sih dilupain aja.
Formula lama dari desain pakaian Como Girls : satu stel pakaian milik sepupu aku yang cewek dari pihak Mamah (sebenarnya dari pihak Eyang Putri, karena secara hierarki, dia sebenarnya sepupunya Mamah) + sepatu-sepatu yang pernah aku lihat dari seorang teman sekelasku jaman kelas IV, cewek juga, dia ini "mean girl" atau bahasa TV Tropes-nya, (bukannya bermaksud untuk ngegas, ya, ini emang istilahnya begini) "Alpha Bitch". Nggak tau kenapa, aku malah bikin kombinasi aneh (secara konsep, kalo secara penampilan sih masih wajar keliatannya) dari pakaian sodara aku yang di mix 'n match sama footwear kepunyaannya temen SD yang juahatnya minta ampun. 

Dari dua penyebab timbulnya pikiran yang cenderung mengganggu tentang karya lamaku itu, aku memetik solusinya jika itu karya nggak bisa aja buat dilupain : antara gedein umur para tokoh utamanya, rombak outfit-nya jadi lebih ketutupan/sopan, atau bahkan mungkin dua-duanya! Inilah banyak screenshots dari Equestria Girls season terakhir sebagai salah satu referensi untuk merombak total outfit Como Girls, karena rasanya kurang sreg jika hanya mengubah desain baju untuk "si midriff" itu!

Footwears of Sunset Shimmer, Human Twilight Sparkle, and Fluttershy.



















 

Monday, August 8, 2022

Mereka yang Kini Harus Kuhidupkan Kembali

Catatan 7 Agustus 2022

Bagaimana bisa aku menghidupkan kembali orang-orang mati? Memangnya aku ini necromancer? Jelas bukan orang mati sebenarnya lah! Maksud aku, yaitu banyak karakter cewek ciptaanku yang lama "mati" alias terlupakan.

Penyebab hilangnya minatku untuk menggambar mereka antara lain adalah terserang art block (kehilangan semangat untuk menggambar secara umum), writer block (kehilangan semangat untuk menulis cerita, sehingga malas pula aku untuk menggambar para karakter ceritanya), keraguan akan desain rambut atau pakaiannya yang bisa mengarah pada art block tadi, takut untuk menggambar lebih banyak karakter yang berpenampilan terbuka (tetapi aku juga buntu idenya untuk mendesain pakaian yang lebih sopan untuknya), dan 

Daftar karakter cewekku yang selama ini hilang ditelan kebanyakan oleh art block yang melanda pikiranku : 

- Vanny Durchdenwald, hasil "perkawinan" Vanessa Doofenshmirtz (Phineas and Ferb) dan Rarity (My Little Pony Friendship is Magic dan Equestria Girls), aslinya dari tokoh ciptaanku Diamond Spirit. Sekarang dia menjadi adiknya Hans Durchdenwald.

Vanny Durchdenwald, hybrid dari Vanessa Doofenshmirtz dan Rarity Equestria Girls (outfit baru), juga dari salah satu bajunya Regita Anggia

- Amanda "May" Wynn, expy dari Mai Hyunh (Hey Arnold) and a lots of Vanessa Doofenshmirtz tossed in. Tokoh dengan seribu hairstyle (karena dia hobi menata rambutnya) dan belum juga punya main hairstyle yang fixed. Dia ini adik perempuannya Frank Wynn yang terbesar.

Satu dari sekian banyak hairstyle May Wynn



- Jungle Princess, Wacky Princess, Iceberg Princess, Lotus Princess, dan Retro Princess. Masing-masing adalah humanization dari tempat di game Gutterball II, salah satunya sudah kusebutkan tadi di atas. Sayangnya, mereka nggak pernah sempet aku bikin desain digitalnya dan corat-coretnya udah ilang entah ke mana.

- Marcia Sinclair, bestie sekaligus tetangganya Davina. Dia bahkan nyaris nggak diinspirasi dari karakter apapun, makanya bikinnya lebih males ketimbang semua karakter cewek lainnya. Paling deket itu bahan inspirasinya itu Nonon Jakuzure dari anime Kill La Kill, karena Marcia ini mayoret dari marching band di sekolahnya. Dalam cerita Skullcap-o-calypse, salah satu novel yang sedang kugarap, perannya kurleb mirip Stacy Hirano (Phineas and Ferb) dari episode Night of The Living Pharmacists.

- Davannah Fenner, gadis hantu yang mirip beud dengan Davina Fenton. Udah bertahun-tahun belum bisa mikir alasan yang cocok kenapa dia bisa mirip yang Fenton. -_- Nantinya outfit dia mo dijadikan salah satu outfit dari Fenton aja karena mo aku hapus aja karakter Fenner ini.

- Como Girls : Kerlin, Winalda, Mayana, Fena, Sherly, dan Ega. Mereka berenam ini tokoh buat komik "Pen Power" yang aku bikin jaman kelas V, tapi mereka semua udah aku bikin dari satu tahun sebelumnya. Seiring dengan hilangnya ide dan minatku untuk kelarin komik itu, ya jadinya nasib mereka terlupakan begitu saja. Dulu aku masih demen pake nama lokal alias Indo, yach buat tokoh yang aku buat. Fakta menarik : outfit-nya Kerlin koq mirip dengan punyanya Pinkie Pie dari Equestria Girls episode Festival ya? Sampai ke rambut-rambutnya juga mirip.

- Charlotte Donovan, mantan pacarnya Hans Durchdenwald. Diinspirasi dari Charlene Doofenshmirtz mantan istrinya Heinz. Supaya terlihat lebih remaja dan muda, desain karakternya dipadukan dengan Lacey Shadow (The Modifyers), Mina Beff (Grojband), Juniper Montage (Equestria Girls Movie Magic), dan Tootie (The Fairly Odd Parents).

- Salah satu alter ego dari Davina Fenton, outfit-nya dicomot dari Daydream Shimmer (Equestria Girls Friendship Games) dan wujud Sword Sister dari Pauline Bell (Atomic Puppet). Mungkin juga sedikit diinspirasi oleh kostumnya Wonder Woman.

- Dua anak perempuan dari total tiga anak yang menjadi bintang iklan es krim Spongebob, mereka dijadikan sebagai tokoh fiksi juga. 

Lagi Pengen Fokus ke Karakter Perempuan

Catatan 7 Agustus 2022

Sejak aku menciptakan tokoh Frank Wynn (sebenarnya yang manggilnya "Mr. Wynn" itu cuma Davina doang), tokoh lainnya jadi terpinggirkan. Termasuk juga Bella Hayden dan Davina Fenton yang tadinya terlupakan, mulai bangkit lagi setelah aku menggambar mereka lagi saat kerja profesi. Dulu pas SD sampai kelas III malahan aku cuma bisa gambar perempuan aja. Awalnya bisa menggambar lelaki itu skill baru, tapinya sekarang malah menyisihkan tokoh-tokoh yang lainnya, terutama perempuannya. 

Huaaa, rasanya jadi kangen jaman SD yang sering fokus ke karakter perempuan ciptaan sendiri. Pas jaman SMP juga masih aktif bikin karakter cewek, contohnya "Jungle Princess" sebagai personifikasi dari Jungle Alley di game Gutterball II. Davina juga pertama kalinya banget aku gambar itu pas kelas sembilan. Begitu masuk SMA, udah bablas semua karakter cewek seakan mati.

Untuk Davina, untung dia cuma mati suri, karena pas masuk kuliah aku mulai bikin gambarnya lagi. Tapi banyak tokoh cewek karyaku yang nggak seberuntung dia, maksudnya mereka terkubur gitu aja dalam memori dan aku nggak/belum minat lagi buat lanjutin ngegambar mereka. Banyak juga tokoh yang dirombak total jadi tokoh yang berbeda setelah tadinya hanya berupa satu karakter. Nah, ini waktunya untuk menghidupkan mereka kembali!

Hasil dari Satu Pekan/Minggu Menjadi Intern

Satu collage Bella tanpa flower crown

Desain kopiahnya Sonic Winter yang akhirnya hari ini kelar!


 

Thursday, August 4, 2022

Kelarin Gambar Kemarin

Di hari yang kelima ini dari kerja profesi, belum keliatan "hilal" alias tanda-tanda hasil karyaku akan disablonkan ke atas kaos, nih. Tapi nggak ada ruginya kan jika menggambar? Malahan untung banget, bisa redesign atau rombak total sekalian karya-karya jadul. Gambar hasil kemarin yang akan jadi gambar ketiga ini adalah update dari desain karakter Davina Fenton yang udah berkali-kali mengalami minor edits alias perubahan-perubahan kecil.

Hingga siang ini, belum ada rencana menggambar yang baru karena begitu masuk kantor langsung lanjoot gambar yang kemarin belum selesai. Jadinya, gambar redesign dari Davina ini termasuk hasil kemarin atau hari ini, ya? Apapun jawabannya, hari ini wajib bin kudu bikin gambar baru. Meski masih seputar Bella or Davina, no problemo!

Soalnya kalo nggak gambar pas kerja profesi ini, bakalan susah dapet kesempatannya. Susah bisa gambar di komputer. Semoga aja segera diproses biar jadi gambar kaos ya.


Inilah gambar ketiga yang kugambar kemarin, baru kelar hari ini! Update dari desain karakter Davina.
Desain karakter Davina yang sebelumnya juga udah pernah aku post, tapinya biar cepet liat aja di sini


Bella dalam peampilan Gothic juga hari ini di-update, karena yang kemarin itu kurang gothic, cuma bajunya aja item-item.

 

Hari Paling (So Far) Paling Produktif Selama Kerja Profesi

Tiga hari sebelumnya, aku cuma bisa bikin satu gambar dalam sehari. Di hari yang keempat ini, aku bikin lebih dari satu gambar sekaligus! Bahkan, gambarnya udah ongoing tiga gambar, hanya saja karena dibatasi oleh jam kerja jadinya belum kumplit tiga gambar. Wah, so far, hari keempat ini jadi hari paling produktif selama aku kerja profesi.

Memang, sih, balik lagi ke karakter Bella dan juga Davina untuk ongoing gambar ketiga yang belum rampung. Tetapi, hasil untuk hari ini tetap saja ada banyak perbedaannya dengan hasil yang kemarin-kemarin. Udah dari lama kepikiran mau gambar ulang gambar-gambar jadul ala photo collage, akhirnya kesampaian juga hari ini. Bahkan gambar-gambar yang hari ini dibuat ulang itu cukup banyak berbeda dengan gambar aslinya, lho!

Cukup sulit memang jika mau gambar ulang dari gambar jadul tapinya dirombak total. Bahkan udah diganti karakternya, dari Davina jadi ke Bella. Apalagi desain karakter untuk yang terakhir disebutkan ini baru aja punya desain yang "puguh" (tetap), nggak kayak Davina yang minim sekali perubahannya. Pas udah coba bikin, ternyata nggak sesulit yang dibayangkan.

Inilah hasil dari pengerjaan tiga gambar hari ini (dihitungnya dua, karena ada dua versi untuk satu gambar) untuk desain kaos :




Bella berpakaian ala gothic
Apabila tertarik atau kepo dengan gambar aslinya dapat dilihat di sini

Versi Tanpa Latar Belakang


Akhirnya berhasil redraw gambar Davina yang waktu itu pake flower crown, sekarang karakternya diganti jadi Bella Hayden
Gambar aslinya aku udah pernah upload di postingan sebelumnya, tapi daripada males cari lagi mending liat di sini aja


 

Wednesday, August 3, 2022

Dark Seymour is Back!

Setelah dua hari Kerja Profesi ngegambar Bella Hayden, di hari ketiga ini aku pengen sesuatu yang lain. Pengen ngegambar karakter yang beda. Pengen coba gambar ulang lagi karakter yang udah lama terlupakan. Kira-kira, siapakah karakter yang kupilih untuk kugambar pada hari ini?

Pilihanku jatuh kepada ... Seymour Wynn, adik cowok terbesarnya Frank yang biasa kusebut "Mr. Wynn"! Hal yang bikin aku belum terlalu antusias buat ngegambar tokoh Seymour itu adalah karena desain pakaiannya belum fix. Tetapi lain halnya dengan desain pakaian dari Dark Seymour, yaitu ketika dia lagi berada di bawah kontrol kekuatan jahat. Desain pakaiannya sebagian besar diinspirasi dari Poe De Spell dari acara kartun Duck Tales versi reboot tahun 2017. 

Hasil kerja profesi hari ini beda banget dari yang dua hari sebelumnya! Bukan hanya beda karakter yang digambarnya aja, tapi juga udah beda gender! Juga, bisa dibilang udah beda spesies meski penampilannya masih secara keseluruhan kayak manusia aja. Kemarin-kemarin gambarnya perempuan manusia normal, sekarang gambarnya lelaki berkulit hijau. 

Rencananya, yang berkulit hijau ini bukan hanya Seymour saja. Tapi juga kakak perempuannya, May, yang juga adiknya Frank. Perubahan warna kulit ini disebabkan oleh hal yang masih sama dengan Seymour. Jika pakaiannya Dark Seymour ini berdasarkan pada pakaiannya Poe, maka pakaiannya Dark May berdasarkan pada pakaiannya Magica De Spell versi 2017. Buat yang demen baca Majalah Album Donal Bebek, pastinya udah nggak asing lagi dengan Mimi Hitam, ya Magica De Spell ini nama aslinya Mimi Hitam itu tadi.

Oh ya tambahannya, beberapa bulan sebelum akhirnya aku memutuskan untuk menyukai Roger, tokoh Seymour ini memang sedikit terinspirasi olehnya. Karena Seymour dan Roger sama-sama adalah adik lelaki dari tokoh utama, bedanya kakak mereka masing-masing itu berbeda akhlaknya. Frank (kakaknya Seymour) adalah tokoh deuteragonis (protagonis kedua), sedangkan Heinz (kakaknya Roger) adalah tokoh antagonis (meskipun begitu, "kejahatannya" cuma berupa keisengan belaka, bukan perbuatan jahat yang sesungguhnya). Seymour juga tertarik dengan dunia politik, sama seperti Roger yang menjabat sebagai walikota dalam ceritanya.

Mungkin saja penampilannya Seymour Wynn dalam kondisi normal, yaitu dengan kulit yang berwarna seperti layaknya manusia biasa, akan diinspirasikan dari Roger Doofenshmirtz!


Sketsa asli Dark Seymour dapat Dilihat di Sini


 

Redraw Karya Tahun Lalu, Hasil Kerja Profesi Hari Ketiga

Hasil Karya Dua Hari Kerja Profesi

Rasanya pasti asyik banget kalo karya kita dijadiin produk terus dipake sama orang banyak! Tapinya sih itu baru jadi bayangan buat sekarang ini, belum jadi kenyataan. Ya, bayangin dulu aja. Asalkan si karyanya beneran ada dan siap untuk diaplikasikan ke produk.

Setelah dua hari kerja profesi dan hari ini udah masuk hari ketiga, akhirnya kelar juga dua gambar Bella Hayden dan satu gambar Davina Fenton. Uwaaah, hati ini puas banget sama hasilnya! Deg-degan dan nggak sabar deh nunggu gambar-gambar tadi itu disablon ke kaos. Kalo udah gini sih jadinya makin semangat buat lebih banyak ngegambar mereka, plus karakter-karakter ciptaanku yang lainnya yang udah sering dianaktirikan (duh, kesian bingits) bahkan terlupakan!

Mumpung lagi istirahat di kantor tempatku magang, aku sempet-sempetin buat update di sini dan pajang hasil dari dua hari kemarin. Sayang, donk karya dari capek-capek nge-trace gambaran manual alias yang digambar pake tangan langsung nggak sempat ditaruh di sini. Apalagi gambar yang dari hari pertama, udah langsung capeknya nggak main-main! Dua karakter sekaligus, ching!

Masih mager, nich tangan ini buat gambar lagi yang  fresh, alias gambar yang benar-benar baru. Untuk beberapa hari pertama KP ini, redraw dari gambar-gambar cocoretan (Bahasa Sunda : corat-coret) yang udah pernah dibikin dulu, dech. Atau rombak ulang karya-karya jaman jebot. Pasti asyik dech pas nanti KP udah berakhir, nanti kekumpul banyak gambarku!


Bella Hayden and Davina Fenton in their swimsuit
Hasil Hari Pertama Kerja Profesi






Bella Hayden in her everyday attire, consists of off-shouldered pink minidress and black leggings
Hasil Hari Kedua Kerja Profesi








 

Friday, February 18, 2022

Karya Gambar yang Didorong Kecemburuan Tanpa Dasar

Pada suatu pagi yang dingin menusuk, dibasahi oleh air hujan yang turun deras semalaman, terciptalah sebuah karya seni dari goresan tanganku. Karya seni tersebut berupa gambar kartun, yang justru tercetus idenya akibat hati yang panas membara di tengah cuaca yang membuat menggigil. Hatiku ini terbakar hanya akibat api kecemburuan yang berasal dari dunia irasional di dalam kepalaku. Kecemburuan yang muncul tanpa hak dan juga ... di luar kewajaran.

Ide gambar di atas muncul pada tanggal 19 Januari 2020 lalu, setelah aku mencari tahu sedikit tentang sebuah serial animasi berjudul "Milo Murphy's Law". Serial animasi tersebut bukanlah hal yang baru diluncurkan, tetapi aku yang terlambat untuk mengetahui acara tersebut. Kulihat salah satu screenshot (tangkapan layar) dari acara tersebut yang membuat perasaanku marah, panas, dan gusar tidak karuan. Itu kan cuma gambar kartun, hanya pelaku cerita yang tidak nyata dan buah dari khayalan seseorang! 

Hal yang membuat situasi semakin aneh tapi justru malah bagus, tanganku segera tergerak untuk menggambar dengan referensi berupa tangkapan layar dari adegan animasi tadi yang membuatku cemburu buta! Aku tidak menjiplak mentah-mentah gambar yang kulihat itu, melainkan hanya menerapkan rumus ATM : Amati, Tiru, dan Modifikasi! Jadi, gambar di atas sudah banyak menyimpang dari screenshot salah satu adegan dari Milo Murphy's Law itu. Tanggal 19 Januari kuresmikan sebagai hari jadi Franknessa, shipping (perjodohan dua karakter fiksi) ciptaanku sendiri yang melibatkan Canon X OC, yaitu Vanessa dari Milo Murphy's Law (juga dari Phineas and Ferb) dengan Frank Wynn tokoh asli buatanku sendiri, yang berasal dari novel yang sedang kutulis sejak 2017.

Hari ini sudah dua tahun lebih satu bulan aku membuat shipping/pairing Franknessa tersebut. Sayangnya, aku selama ini malas untuk melanjutkan menggambar mereka. Padahal, hingga detik ini masih ada perasaan kesal jika melihat atau menemukan kebersamaan Heinz dengan Vanessa dan kekesalan seperti itulah yang memicuku untuk menggambar pasangan Frank dengan anaknya Heinz itu! Bahkan, aku sampai menulis novel sendiri yang menyadur kisah hidupnya dua anggota keluarga Doofenshmirtz itu.

Friday, June 18, 2021

Pengalaman Terunik di Bulan Puasa Tahun 2007

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi/siang/sore/malam. Di sini aku mungkin akan flashback lagi, tetapi kucoba membahas momen-momen bulan puasa pada tahun yang lainnya. Tetapi aku tidak akan membahas bulan puasa pada tahun 2006 ke bawah, karena saat itu aku belum terlalu peka terhadap sekeliling, sehingga hampir tidak ada momen berkesan yang kuingat dari periode tersebut.

Catatan 28 April 2021

Mengapa, sih, yang dibahas terus saja mengenai bulan puasa tahun 2008? Bagaimana dengan tahun-tahun lainnya? Untuk catatan hari ini, aku akan mengambil tema bulan puasa tahun 2007. Itu adalah ketika aku duduk di kelas IV, satu tahun sebelum insiden kelinci itu terjadi.

Bulan puasa tahun tersebut usiaku hampir sepuluh tahun. Pada bulan ini, sebenarnya jauh lebih sedikit momen yang kuanggap memorable daripada tahun setelahnya. Namun, bukan berarti sama sekali tidak ada peristiwa yang kuanggap berkesan di tahun tersebut. Walaupun memang tidak ada yang impact-nya sama besarnya dengan insiden kelinci itu.

Sambil ngabuburit, pada suatu pagi aku dan adikku Irsyad menonton Doraemon The Movie episode "Kerajaan Awan". Tiba-tiba saja, layarnya berubah menampakkan adegan di mana Spongebob Squarepants sedang bersiap untuk loncat indah dari papan loncat!

"Lho, kok ada Spongebob? Kan tadi film Doraemon!" seruku heran.

Kutonton terus potongan adegan dari Spongebob episode "The Fry Cook Games" itu. Hal yang membuat keadaan semakin aneh, saluran yang menayangkan film yang kami tonton itu bukan saluran yang menayangkan kartun dengan tokoh utama spons laut kuning persegi itu! Setelah kucermati, tadi tokoh kartun yang paling populer itu juga berbicara dalam Bahasa Inggris, yang artinya potongan adegan tersebut juga belum di-dubbing! Pagi-pagi di bulan puasa tahun ini baru kulihat fenomena seaneh itu!

Irsyad cenderung terdiam. Dia mungkin lebih suka mengikuti terus apa yang terjadi tanpa ada pertanyaan. Aku pun begitu, setelah mencoba menerka-nerka jawabannya dari adegan Spongebob dadakan itu yang ternyata tidak segera kutemukan jawabannya. Setelah si pemakai celana kotak itu berhasil meloncat ke atas mangkuk besar berisi cokelat cair, mendadak cokelat cair tersebut digambarkan dalam bentuk animasi 3D, waduh jelas ini bukan tayangan episode biasa!

Oalah, ternyata cuma iklan es krim Spongebob. Iklan tersebut adalah iklan yang ditampilkan paling awal dari serentetan iklan yang tayang selama jeda iklan. Apakah iklan es krim tersebut adalah tayang perdana di televisi atau bukan, aku tidak tahu pasti. Yang jelas, itu adalah pertama kalinya aku melihat iklan tersebut dan juga pada tahun tersebut adalah pertama kalinya di Indonesia terdapat produk makanan yang konsepnya menggunakan tokoh kartun, setelah es krim Woody Woodpecker (bagi yang belum kenalan sama tokoh itu, dia bukan si koboi dari Toy Story, ya!) pada tahun 70an, jaman Papah dan Mamah kecil. 

Mengingat situasinya seperti itu, jelaslah awalnya aku kaget ketika melihat iklan produk makanan beku tersebut. Apalagi ditaruhnya di paling pertama jeda iklan setelah sebelumnya kami sedang menonton acara kartun lainnya. Jadinya tidak langsung aware bahwa itu adalah iklan saja, bukan kepindahan saluran tayang acara kartun yang kepopulerannya menyaingi Doraemon itu. Ditambah dengan ketiga anak yang membintangi iklan tersebut mengenakan pakaian renang untuk menyesuaikan dengan tema laut serial kartun Spongebob Squarepants, semakin lain daripada yang lain saja konsep iklan yang saat itu masih baru itu! 

Seumur hidupku, aku baru pertama kali itu melihat konsep iklan yang begitu out of the box. Itu karena konsep produknya juga unik, merupakan es krim pertama yang merupakan merchandise dari tokoh kartun setelah 30 tahun sejak es krim Woody Woodpecker itu tadi. Selama ini merchandise hanya seputar barang yang dipakai sehari-hari atau mainan saja. Ketika aku masih kelas I SD saja pada tahun 2004, bahkan Spongebob belum beken.

Kita kembali ke bulan puasa tahun ini, tahun 2021, 14 tahun kemudian! Alhamdulillah, aku berhasil mengikuti buka puasa di masjid lagi. Tarawih juga jalan terus. Dari dua anak perempuan dan satu anak lelakinya yang menjadi bintang iklan es krim Spongebob itu, aku terpikir untuk menjadikan mereka bertiga sebagai tokoh dari cerita yang kutulis, entah sebagai tokoh baru untuk cerita yang sudah ada atau judul cerita baru lagi. 

Iklan ini dapat ditonton di sini, hitung-hitung nostalgia : Iklan es krim Spongebob Squarepants yang paling pertama


Bandung, 18 Juni 2021

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Wednesday, June 16, 2021

Relevansi Kisah Masa Laluku dengan Kehidupanku Zaman Sekarang

Catatan tanggal 24 April 2021

Sejak aku biasa mengulik apa saja yang terjadi setelah insiden kelinci saat kelas V itu, aku menemukan satu sebab mengapa hanya peristiwa itu saja yang memberi dampak begitu besar dan terus menetap dalam memoriku. Untuk kasus ini, aku jarang berterus terang menceritakan kisah itu dan tidak segera mencari pemecahannya, malah terus kututupi. Padahal sebelumnya sering juga Papah memarahi anak perempuannya satu-satunya ini, tetapi biasanya kesedihan akibat hal itu cepat hilang. Misalnya, ketika ayahku marah kepadaku karena aku berkata kasar, keesokan harinya mood sudah kembali ceria dan segera lupa akan kesedihanku. 

Namun, kasus insiden kelinci ini sangat berbeda, karena rasa sedihnya berlangsung sampai lebih dari satu tahun sejak kejadiannya! Biasanya jika aku sedang sedih setelah dibentak Papah, aku langsung cerita kepada Mamah atau siapapun yang berada di dekatku. Kalau untuk kasus ini sikapku tidak demikian, Mamah malah baru mengetahui kisah ini setelah setahun kejadiannya, yaitu pada saat aku sudah duduk di kelas VI. Rasa insecure takut ditertawakan menghalangiku untuk curhat secara terbuka akan hal ini, karena kesalahanku dalam kasus ini sungguhlah aneh, menanyakan sebabnya orang tidak sedih akan kematiannya hewan dan berbeda dengan jika sesama manusia yang meninggal, terutama anggota keluarga.

Mengapa Insiden Kelinci Begitu Membekas?

Karena jarang berterus terang kuceritakan, jelaslah problemnya sulit terselesaikan dengan tuntas. Pada saat jam pelajaran Keputrian pada Jumat antara pekan kedua atau ketiga Ramadhan tahun 2008, ketika teman-teman lelaki di sekolahku sedang salat Jumat, pernah aku terpergok sedang menangisi insiden itu oleh temanku jaman SD. 

Saat Heidi temanku dari kelas sebelah yaitu 5B (aku anak kelas 5A) bertanya, "Hanna, kenapa kamu?" aku tidak sepenuhnya berkata yang sebenarnya.

Jawabanku adalah "Kelinciku mati" padahal bukan itu alasan utamanya, apalagi saat itu masih bulan puasa, semua orang tahu bahwa berbohong di saat menjalankan ibadah puasa itu dilarang secara lebih keras daripada bulan biasa. 

Tahu kan kalau teman yang berkomentar itu kemungkinan besar (kata "pasti" di sini kuhindari, karena selalu ada kemungkinan yang lain) mulutnya tajam, apalagi waktu itu kami hanyalah anak kelas V SD yang masih labil? Padahal belum tentu begitu juga seandainya saat itu kukatakan dengan sesuai kenyataannya. Bisa jadi teman-temanku yang mengikuti Keputrian bersamaku itu malah menghiburku. Ah, perasaan insecure ini terlalu kuat. 

"Saat aku masih kecil dulu, aku juga pernah bertanya 'mengapa Papa tidak pernah bosan dengan Mama, sedangkan aku kadang bosan bersama teman' kepada Eyang Kakung. Seharusnya dahulu kamu menanyakannya kepada beliau," kenang seorang kerabat. Eyang Kakung adalah ayahnya Mama dan kerabatku itu, seperti yang sudah sering aku jelaskan. 

"Tetapi pertanyaannya yang kuajukan itu berbeda konteksnya. Aku membandingkan meninggalnya adik kandungku sendiri dengan hewan peliharaan yang masih dapat dibeli lagi yang baru!" seruku masih dengan muram.

"Sebenarnya konteksnya justru sama. Menanyakan sebab dari perbedaan perasaan manusia pada dua kejadian yang serupa tetapi dengan situasi-kondisi yang berbeda," jelas beliau. 

Kesulitan Berbagi Cerita: Pelajaran dari Masa Lalu

Padahal aku sebenarnya dahulu memiliki cukup banyak waktu dari sejak insiden itu yang terjadi pada 1 September 2008 hingga wafatnya Eyang Kakung pada 29 Januari 2010 lalu. Mengapa aku bisa tidak sempat untuk mencurahkan pengalamanku yang kurasa menyedihkan ini kepada kakekku yang dikenal sebagai pendengar yang baik tersebut? Aku terlalu malu dan takut untuk disalahkan—meski yang kulakukan itu memang tidak dapat diterima (mayoritas) masyarakat—dan itu malah akan membuat keadaan emosiku semakin buruk! Bahkan aku sampai detik ini belum berani bercerita kepada Nenek, ibunya Papah karena jika aku curhat kepada beliau, khawatir tanggapannya akan sama marahnya seperti ayahku yang merupakan anaknya, wah sudah hampir 13 tahun beliau belum mengetahui kisah ini.

Untung saja Nenek masih hidup hingga kini ketika catatan ini kutulis. Kuharap beliau sehat terus dan jika kucurahkan pengalamanku ini tidak membuatnya jatuh sakit. Kalaupun tidak sampai sakit, semoga beliau tidak sakit hati karenanya.
 
Pentingnya Keterbukaan dalam Mengatasi Masalah

Ternyata sifatku yang sulit berterus-terang membicarakan masalahku ini masih berlanjut hingga kini aku duduk di bangku perkuliahan! Masih berlanjut sampai sekarang, di tahun 2021 ini! Hal ini bahkan sampai memengaruhi tugas kampusku, jika mengalami kesulitan ketika mengerjakannya, aku malah berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Bukannya meminta bantuan kepada orang sekitarku, misalkan Mamah. Padahal tidak jarang ibuku itu dapat memecahkan kesulitanku dengan jitu, seperti yang sudah sering terbukti.

Dengan mempelajari kilas balik masa pra-remajaku, akhirnya aku menemukan bahwa sifatku inilah yang sering menyeretku kepada masalah tidak berkesudahan. 

Segini saja dulu ya catatan hari ini.

Mengenang Kembali Karakter Anime Berambut Hijau Mint: Martina Zoana Mel Navratilova

Catatan Rabu, 20 November 2024 Ada kalanya, sebuah kenangan masa kecil kembali muncul begitu saja, membawa kita ke waktu yang lebih sederhan...