Showing posts with label Game House. Show all posts
Showing posts with label Game House. Show all posts

Friday, August 19, 2022

Kepribadianku yang Nyaris Tidak Berubah Selama 14 Tahun

Catatan 19 Agustus 2022

"Teh Hanna mah personality-nya kayak yang hampir nggak ada perubahan sejak tahun 2008 hingga 2012!" kata adik aku yang terbesar, kira-kira pada awal dekade 2020-an ini. 

Perkataannya itu kuat sekali buktinya. Jika sedang bernostalgia, peluangnya sekitar 90 persen aku "balik" ke tahun 2008. Insiden Kelinci,' kan terjadi pada tahun itu. Ketika sedang "berpetualang" ke masa-masa yang lainnya, dapat diperkirakan ingatanku masih seputar waktu yang tidak jauh dari tahun tersebut, jika bukan yang dipastikan. Hal-hal yang kusukai juga hampir semuanya berasal dari periode tersebut. Cuma Frank Wynn alias Mr. Wynn yang tidak berasal dari kurun waktu tersebut, yakni bermula dari Agustus 2015.

Karena pada tahun-tahun sebelumnya dari 2008, kemampuanku berpikir masih kurang, sehingga belum dapat banyak menyimpan memori. Barulah sejak tahun yang disebutkan itu, aku mulai lebih banyak mengingat, plus hadirnya satu kejadian dengan impact yang sangat besar untukku. Hingga kurang lebih empat tahun selanjutnya, banyak peristiwa yang menurutku memorable

Aneka karakter kesukaanku pada periode 2008-2012, sebenarnya masih ada banyak lagi tetapi kutampilkan yang paling memorable saja!

Banyak juga karakter kesukaanku yang berupa tokoh-tokoh obscure (kurang dikenal) seperti tokoh pada gambar dua merek sandal jepit, yaitu merek Konnichiwa dan satunya lagi merek yang nyaris jarang terdengar sehingga tidak masuk memoriku, jadinya baik karakter maupun mereknya sama-sama lesser known.


Inilah daftar karakter kesukaanku selama periode tahun 2008 hingga 2012!

1. Danny Phantom
Yup, dia ini tokoh kartun kesukaan aku yang paling menonjol, meski bukan tokoh kartun yang paling populer. Karena memang dia yang paling kusukai dari mungkin puluhan tokoh kartun yang pernah singgah di hatiku (eaaak). Sampai-sampai tokoh Danny ini kayak udah jadi ikon dari aku aja pada saat aku kelas IV semester genap (2008) hingga kelas VIII semester genap juga (2012). Juga, waktuku untuk menyukainya juga paling lama ketimbang tokoh-tokoh lainnya.

Banyak banget cerita seputar pengalamanku menjadi Fangirl berat dari tokoh yang satu ini, nggak akan muat kalo diceritakan semuanya di sini! 

2. Dr. Heinz Doofenshmirtz
Aku ragu buat masukin Dr. Doofenshmirtz ke daftar tokoh kesukaanku pada periode 2008-2012, karena tadinya kan aku benci bingits sama dia ini! Baru deh aku resmi jadi fan itu pas tahun 2019, kira-kira sembilan hingga sebelas tahun kemudian. Tapi aku juga nggak bisa memungkiri bahwa di saat aku benci sama Doof ini entah kenapa malah terus kebayang-bayang dan penasaran wae. Pertama kali banget "kenal" sama si profesor jahat dari Phineas and Ferb ini pas awal tahun 2009 kelas V semester genap, di Disney Channel.

Tadinya aku 100% nggak benci lho, perasaan aku itu netral-netral aja pas baru kenal Doof. Dua tahun kemudian, pas udah jadi anak esempeh kelas tujuh, lagi-lagi pas semester genap, tahun 2011, baru deh jadi benci pas ngeliat dia pake boxer gambar Perry The Platypus tanpa singlet atau kaus dalamnya! Anehnya, malah aku terus cariin tentang dia di internet, padahal lagi benci-bencinya. Malahan aku pernah request begonoh ke adik aku yang terbesar : gambarin Doofenshmirtz pake "mata anime" kayak tokoh-tokoh utama lainnya dari kartun itu waktu mereka lagi piknik ke Tokyo, karena saat itu Doof nggak ikutan piknik sama mereka. 

Pas 2012, aku masih aja benci sama itu tokoh profesor. Tapi aku nggak bisa mengelak bahwa saat-saat itu udah ada rasa tertarik sama kedua matanya yang plus size dan rambutnya yang coklat rancung-rancung. Tokoh ini lalu terlupakan begitu saja begitu aku naik ke kelas sembilan. Mungkin karena udah mulai suka cowok beneran kali, ya.

3. Cosmo Cosma
Meskipun pada beberapa Minggu awal sebagai siswi kelas V pernah membenci tokoh Cosmo, awalnya aku pernah mau suka dia lho! Berhubung penciptanya adalah orang yang sama dengan Danny Phantom, wajar saja wajahnya beda tipis. Malahan Cosmo ini kata aku sih udah kayak versi Chibi dari Danny aja, cuma rambutnya bukannya putih tapi hijau. Trus, kenapa bisa jadi berubah jadi benci?

Bukan karena sifat konyol dan bodohnya lho yang bikin benci dia sebenarnya! Itu gegara rasa bersalahku setelah gambar dia terlalu banyak ke-print. Waktu liburan kenaikan kelas 2008, pas aku mo naik ke kelas V, aku pernah nge-print gambarnya Cosmo dari laptop Papah ke printer di rumah. Gegara laptop itu yang lemot, jadinya malah aku teken tombol "print" lebih dari sekali, jadinya ke-print banyak yang tadinya mau bikin satu gambar aja. 

"Aduuh, jadinya boros tinta, Teh!" seru Papah.

Entah mengapa setelah timbul perasaan bersalah itu, aku malah jadi berbalik membenci Cosmo. Padahal tadinya sih mau jadi tokoh kesukaanku yang sekunder setelah Danny Phantom. Malah dia yang lebih populer daripada Danny si manusia setengah hantu.

4. Trix dan Flix
Mereka ini tokoh musiman, yaitu hanya nge-hits sekitar Piala Dunia 2008 aja. Wajar sih, mereka kan maskot Piala Dunia pada tahun itu. Aku tadinya nggak akan seneng sama mereka berdua yang kembar ini, karena hanya sebatas maskot jadi mereka tidak memerlukan karakterisasi yang mendalam. Bahasa gampangnya, mereka nggak punya sifat yang jelas karena emang nggak perlu karena bukan tokoh cerita.

Pas musim Piala Dunia tahun tersebut, otomatis gambar mereka bermunculan di koran. Tangan ini malah tergerak buat guntingin gambar mereka dan tempelkan pada tempat pensil aku saat itu. Oh, ya, waktu itu adalah bulan-bulan terakhirku sebagai murid kelas IV SD. Pas naik kelas V, beberapa bulan setelah Piala Dunia berakhir, masih dijual buku tulis dengan gambar mereka dan aku beli dech!

Trix and Flix in 3D render


5.  Spelvin

Buat yang akrab dengan game-game jadul dari GameHouse, kayaknya familiar dengan Spelvin, si huruf i yang hidup dan mengenakan kacamata hitam bingkai kuning besar. Dia emang nggak sesohor game-game lainnya seperti Feeding Frenzy atau Hamsterball. Begitu mulai main game Spelvin ini pada akhir 2010 menjelang pergantian semester ganjil ke genap ketika aku jadi anak kelas VII, aku langsung suka gayanya yang cute abis meski wajahnya tanpa mulut.Apalagi setiap akhir dari level, ditunjukin kita ini udah nyampe rank mana dari nilai yang kita capai, dengan sang tokoh utama game yang punya macem-macem outfit






Spelvin ini bisa punya "kloning" karena dia bisa punya lebih dari satu dirinya, masing-masing punya gaya rambut dan baju yang bervariasi (baju di sini memang maksudnya hanya baju keatasan, karena dia tidak punya kaki sehingga tidak memerlukan celana atau kebawahan). Kedua mata biru besarnya yang menjadi salah satu penyebab dia terlihat imut, kadang tidak ditutupi kacamatanya sehingga kita dapat melihat kedua matanya dengan lebih jelas.Warna rambutnya juga bisa ganti, nggak hanya hitam kayak penampilan default. Di beberapa rank, dia malah bisa juga berubah jadi cewek, lho!

Inget, deh, aku pernah ngegambar Danny Phantom "cosplay" jadi aneka macam rank Spelvin tadi itu pas kelas tujuh. Maksudnya, tokoh itu pake baju dan gaya serta warna rambut dari macam-macam rank yang muncul dalam game Spelvin. 





Monday, August 8, 2022

Lagi Pengen Fokus ke Karakter Perempuan

Catatan 7 Agustus 2022

Sejak aku menciptakan tokoh Frank Wynn (sebenarnya yang manggilnya "Mr. Wynn" itu cuma Davina doang), tokoh lainnya jadi terpinggirkan. Termasuk juga Bella Hayden dan Davina Fenton yang tadinya terlupakan, mulai bangkit lagi setelah aku menggambar mereka lagi saat kerja profesi. Dulu pas SD sampai kelas III malahan aku cuma bisa gambar perempuan aja. Awalnya bisa menggambar lelaki itu skill baru, tapinya sekarang malah menyisihkan tokoh-tokoh yang lainnya, terutama perempuannya. 

Huaaa, rasanya jadi kangen jaman SD yang sering fokus ke karakter perempuan ciptaan sendiri. Pas jaman SMP juga masih aktif bikin karakter cewek, contohnya "Jungle Princess" sebagai personifikasi dari Jungle Alley di game Gutterball II. Davina juga pertama kalinya banget aku gambar itu pas kelas sembilan. Begitu masuk SMA, udah bablas semua karakter cewek seakan mati.

Untuk Davina, untung dia cuma mati suri, karena pas masuk kuliah aku mulai bikin gambarnya lagi. Tapi banyak tokoh cewek karyaku yang nggak seberuntung dia, maksudnya mereka terkubur gitu aja dalam memori dan aku nggak/belum minat lagi buat lanjutin ngegambar mereka. Banyak juga tokoh yang dirombak total jadi tokoh yang berbeda setelah tadinya hanya berupa satu karakter. Nah, ini waktunya untuk menghidupkan mereka kembali!

Saturday, July 9, 2022

Mewujudkan Game PC Tentang Bowling Menjadi Nyata!

Catatan 9 Juli 2022

Di saat aku berencana membeli satu set pin bowling aneka hewan itu, otakku memberikan sebuah alternatif rencana. Sempat kepikiran ingin bermain bowling secara live karena salah satu game PC kesukaanku adalah Gutterball dan terutama sekuelnya. Hanya saja, di Bandung kota tempatku tinggal sudah tidak ada lagi arena untuk melakukan olahraga seperti itu. Lalu ideku yang muncul untungnya menghasilkan sebuah solusi yang brilian.

Buat yang sudah familiar dengan GameHouse, yaitu koleksi game PC legendaris, mungkin saja sudah pernah mendengar tentang Gutterball dan sekuelnya. Atau, bahkan mungkin sudah sering memainkannya? Sayangnya, tidak semua game yang termasuk dalam brand GameHouse itu terkenal atau banyak dikenal orang. Tenang, aku punya cara sendiri untuk mempromosikan Gutterball agar lebih banyak lagi dikenal gamers!

Bagaimana jika aku membuat sendiri game Gutterball secara live? Itu bisa kulakukan di rumah saja! Kalau harga satu set pin bowling standar sih justru sangat ramah di dompet, bahkan tidak sampai seratus ribuan. Jadi, rencanaku adalah membeli pin bowling standar, lalu dicat dan dilukis menyesuaikan dengan warna dan corak dari pin dalam game tersebut.

Aku lebih suka Gutterball II ketimbang game pendahulunya, karena keseluruhan isi game yang sekuel itu lebih memorable. Jadi, aku akan lebih dahulu mereproduksi pin-pin dari game yang kedua ini untuk dimainkan secara live. Terdapat lima tempat yang berbeda untuk game sekuel ini, yaitu Retro Alley, Lotus Lane, Wacky House, Jungle Alley, dan Iceberg Alley. Nantinya ketika sudah jadi pin bowling ala Gutterball II ini, akan kujadikan konten video ketika pin itu kumainkan dan outfits-nya nanti akan menyesuaikan dengan pin bowling dari masing-masing daerah.

Retro Alley, tempat/daerah yang mirip seperti tempat bermain bowling reguler, standar, atau normal. Tempat ini adalah satu dari (anggap saja) dua daerah di mana permainan dilakukan secara indoor (dalam ruangan), karena jelas konsep tempat ini meniru arena bowling normal yang memang ketentuannya permainan ini dilakukan di dalam ruangan. Terdapat tiga Lane atau jalur.

Warna pin : putih berleher merah standar dengan logo Skunk Studio, perusahaan pembuat game ini.

Lotus Lane, tempat/daerah bernuansa Oriental atau Asia Timur. Mayoritas tempat dalam game ini dilakukan secara outdoor alias di luar ruangan, berbeda dengan permainan bowling pada umumnya. Tempat ini termasuk ke dalam arena outdoor, karena kita bermain dikelilingi oleh kolam dan di atas Lane yang terbuat dari lantai kayu, terbentang sebuah jembatan. Kesepuluh pinnya tersusun rapi dalam suatu rumah atau istana di depan pintu masuknya. Pada kesempatan tertentu, gong di belakang pin akan terpukul oleh bola dan menimbulkan bunyi.

Warna pin : seluruhnya merah cerah khas Oriental dengan kaligrafi Tiongkok hitam bergaris batas emas.

Jungle Alley, tempat/daerah dengan suasana hutan (jungle). Dari namanya, sudah dapat dipastikan bahwa arena ini adalah arena kedua yang termasuk ke dalam kategori arena outdoor. Meski tempatnya di dalam hutan, daerah ini memiliki bangunan berbentuk kepala gajah dari susunan bata berwarna abu-abu dengan warna gradasi yang berbeda-beda untuk menjadi tempat untuk kesepuluh pin dan juga Lane dari paving block yang dikelilingi oleh parit yang sempit.

Warna pin : corak tiruan bentuk bata dengan gradasi warna abu-abu yang berbeda-beda. Sepertinya pin dari daerah ini akan menjadi pin yang paling sulit untuk digambar atau dicat ulang secara nyata! Karena, corak bata-bata harus digambar satu persatu dan diwarnai dengan gradasi warna abu-abu yang berbeda antara satu "bata" dengan lainnya.

Wacky House : tempat/daerah yang kurang jelas pengkategoriannya, apakah dimasukkan ke dalam kategori indoor atau outdoor, tetapi asumsikan saja bahwa arena ini adalah di dalam ruangan, yang berarti permainan dikategorikan ke dalam kategori yang pertama. Tempat ini memiliki tiga Lane atau jalur, satu jalur kuning yang merupakan jalur utama dan dua jalur biru yang masing-masing melewati bagian atas dan bawah dari jalur yang utama. Sebenarnya jumlah jalur yang dimiliki tempat ini sama saja seperti Retro Alley, hanya saja arena Wacky Alley ini satu-satunya tempat di mana jalurnya memotong atau dipotong jalur lainnya. Pin dalam tempat ini ibarat dari gigi bawah untuk sebuah pin bowling raksasa yang dimanusiakan dengan lidah terjulur dan kedua lengan terangkat.

Iceberg Alley : tempat/daerah yang mengambil setting di daerah kutub, dengan keseluruhan arena terbuat dari bongkahan es. Terdapat patung naga raksasa dari es dengan warna yang lebih biru atau lebih tua daripada lingkungan sekitarnya. Patung naga tersebut adalah untuk menyimpan pin dengan warna yang kontras dengan lingkungan daerah ini. Daerah ini diasumsikan terletak di Kutub Utara, dinilai dari lingkungan sekitarnya yang berupa beberapa bongkahan es raksasa yang patah dan jarak antara patahan-patahan tersebut diisi oleh air laut (Kutub Utara adalah lautan yang membeku, sebaliknya Kutub Selatan barulah berupa satu daratan). Jalur untuk arena ini berkelok-kelok, dikarenakan terbuat dari material bongkahan es sama seperti sekitarnya.

Warna pin : merah menyala, kontras dengan arena ini yang merupakan daerah bersalju yang didominasi warna putih dan biru. Warna merah untuk pin ini agak berbeda dengan warnanya pin dari Lotus Lane.

Wednesday, September 30, 2020

Spelvin, Game dengan Rank yang Bikin Penasaran!

Pasti orang sudah tidak asing lagi dengan kumpulan game untuk Personal Computer atau disingkat PC yang disebut dengan Game House. Dari sekitar 100 lebih game di dalamnya, aku paling demen sama Spelvin. Cara bermainnya padahal biasa saja, yaitu memasukkan kata apa saja (dalam Bahasa Inggris tapi, ya) dari tujuh huruf yang disediakan. Banyak game yang cara bermainnya sebelas duabelas, bahkan dalam daftar game yang ada di Game House saja ada lebih dari satu game kata. Lantas, apa yang membuat Spelvin ini terasa ciamik bagi aku?

Tiap kelar main satu level, bakal ada rank buat skor tertentu. Konsep rank ini buat para gamer pastinya udah biasa, dong. Tapi bukan sekadar rank untuk leaderboard seperti game biasanya. Oh, ya, aku belum bilang kalo untuk game ini punya maskot sendiri yang namanya sama dengan game ini, yaitu Spelvin!

Jadi, setiap akhir level, si maskot ini bakalan punya outfit yang unik-unik buat setiap rank. Jika biasanya Spelvin pake kacamata kuning, buat dia tampil di rank biasanya dilepas. Spelvin ini walaupun dia "manusia" tanpa tangan dan kaki, tapi dia punya bejibun variasi baju, lho! Bahkan waktu aku kelas IX aku pernah bikin kompilasi banyak outfit dari semua rank yang udah aku dapat.

Banyak kan OOTD-nya Spelvin? Ini baru tip of the iceberg (artinya secara harfiah, "ujung gunung es") saja, artinya baru sebagian kecil dari seluruh penampilan dia! Supaya tahu lebih banyak pakaian dia, berarti harus mencapai skor yang lebih tinggi lagi. Artinya harus main lebih banyak lagi. Semakin bikin penasaran, semakin seru game-nya! 

Sunday, October 27, 2019

Kangen Komputer LCD

Sekarang aku biasa pake laptop, karena hanya itu yang ada sekarang untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti internetan, editing gambar, bahkan sekarang blogging sudah termasuk. Tidak hanya aku yang pakai laptop, tapi juga Mama buat kerja ngajar. Kata beliau, laptop itu sudah seperti cangkul bagi petani. Jika laptop yang bisa dibawa ke mana-mana itu dimisalkan cangkul, komputer LCD biasa milik kami mungkin diibaratkan traktor atau alat pertanian berat lainnya, karena sulit dibawa-bawa.

Di postingan sebelumnya sudah kuceritakan bahwa aku biasa memakai komputer LCD saat SMP dulu. Tepatnya sekitar tahun 2010-2011. Komputer ini tadinya untuk kerja seperti laptop, tetapi ke sana-sananya jadi hanya untuk bermain saja. Aku kangen komputer layar datar itu, karena ada banyak gambar kenangan seperti gambar-gambar Danny Phantom saat dulu masih suka, Mr. Hyunh saat awal2 aku suka, foto-foto jaman SMP, bahkan gambar-gambar Heinz Doofenshmirtz yang jelek itu juga ada beberapa! Tidak hanya gambar Professor Doof, tapi juga karakter-karakter Phineas and Ferb lainnya. Di komputer tersebut  punya banyak koleksi game-game dari Game House yang dulu sering dimainkan oleh aku dan adikku yang besar Irsyad. Dulu kami biasa bermain Tumblebugs, Hamsterball, Spelvin, Big Kahuna Reef, Puzzle Express, Diner Dash, Feeding Frenzy, dan masih banyak lagi! Rasanya tidak ada yang bisa menggantikan kenangan-kenangan itu!

Begitu aku menjelang kuliah semester 2 pada tahun 2017, komputer itu jadi "sakit-sakitan", bahkan sampai "koma"! Beberapa kali keluar-masuk rumah nenekku di Cibeureum (dekat perbatasan Bandung-Cimahi) untuk diperbaiki oleh paman jauh kami yang tinggal di sana. Bahkan aku inget, pas udah mulai kuliah aku pernah ngeliat percikan bunga api dari belakang CPU pas aku lagi liat koleksi gambar-gambar jadul. Dinding di belakang komputer jadi terlihat berwarna oranye seperti api karena terkena bayangan bunga api tadi. Lengkap dengan suara-suara dengungan mesin yang mengerikan dan aneh daripada biasanya! Aku saat itu langsung panik dan buru-buru matiin itu komputer! Udah bener-bener matipun masih memberikan kesan menakutkan, karena komputer itu mengeluarkan asap. Sampe-sampe bau asapnya kecium ke tangga, komputer itu padahal berada dalam kamar di lantai satu deket tangga!

Paman jauh kami yang tadi kusebut (beliau hanya 5 tahun di atas aku umurnya, tapi dia sepupunya Papa) langsung Mama panggil ke rumah kami buat meriksa si layar datar itu. Oh-oh, ternyata CPU-nya mengalami korsleting! "Otak" dari komputer LCD itu beliau bawa lagi ke rumah nenek. Sampai kira-kira 2 tahun gak kedengeran kabarnya, akhirnya itu CPU dibawa ke tempat servis komputer karena "sang dokter" punya kesibukan baru yaitu jualan kaus custom dan cukup laris. Ternyata tidak ada harddisknya kata pegawai di tempat servis tadi. Sampai sekarang aku menulis ini, komputer LCD masih belum bisa dipakai dan harddisk itu belum juga ditemukan. Aku kangen komputer LCD!

Ubahlah Persepsi Atas Diri Sendiri!

Catatan 12 Januari 2024 Setelah aku konsultasi dengan psikiater pada akhir Desember tahun kemarin, hari ini aku akan lanjut ke sesi ketiga t...