Tuesday, October 31, 2023

Menggambar Karakter di dalam Roda Warna

Catatan 1 November 2023

Sejak tadi sebelum subuh kira-kira pukul tigaan, aku jatuh cinta pada gambar roda warna Doof! Walaupun aku suka menggambar, tapi aku gak FOMO ikutin tren karakter dalam roda delapan warna itu! Namun, kalau Dr. Heinz Doofenshmirtz sudah terlibat di dalam tren tersebut barulah aku ingin mengikutinya. Akan tetapi, mau bikin karakter apa nihhh yang akan dimasukkan dalam masing-masing warna? 


Pilihanku ada sekitar dua karakter : Hans Durchdenwald atau Frank Wynn (Mr. Wynn). Lebih mudah mentransliterasi Doof ke Hans karena hanya mengubah Doof menjadi lebih keren. Sedangkan untuk Mr. Wynn, aku benar-benar harus puter otak untuk mendesain pakaiannya! Tapi aku lebiiiiih suka sama Mr. Wynn daripada Hans walaupun the latter lebih gampang untuk digambarnya. 

Bagaimana kalau dua-duanya saja, menggambar Hans dan juga Mr. Wynn dalam roda yang berisi delapan warna itu? Satu pertanyaan baru muncul, siapa yang akan duluan digambar? Sepertinya aku menggambar Hans dulu baru Mr. Wynn karena lebih mudah. Ini kayak kalo ngerjain soal ulangan, dahulukan yang lebih mudah dikerjakan! 

Saturday, October 28, 2023

Kabar Buruk di Acara Halloween Hari Ini

Catatan 28 Oktober 2023

Hari ini ada berita baik πŸ‘dan juga berita buruk! πŸ˜– Berita baiknya adalah orderan wig dan hair extension aku udah datang juga ada uangnya buat bayar COD dia orderan aku itu! Berita buruknya adalah aku gak ada ongkos mau datang ke event cosplay spesial Halloween di BEC hari ini, berita lebih buruknya adalah ada temen aku yang kehilangan dompet di acara itu! Event bulan lalu sih aku kehilangan cuma sarung tangan doang, apalagi itu sarung tangan harganya gak mahal-mahal beut (tadinya mau nulis "amir", tapi ada temen sesama cosplayer di komunitas aku yang pake nama itu). 

Beneran deh, aku gak boleh terlalu menyesali kehilangan sebuah perintilan kostum yang gak seberapa itu. Pas baca IG Story-nya temen aku yang kehilangan dompet itu, aku yang awalnya nyesel gak bisa datang ke event hari ini jadi agak takut πŸ˜“πŸ˜­πŸ˜°πŸ˜¦. Soalnya ada banyak orang yang kehilangan barang di event, tapi temen aku ini yang paling penting barangnya! Sampai ada uang, kartu Identitas, dan sebagainya. 

Padahal aku udah siapin kostumnya, gapapa kalo belum kumplit dengan wig juga! Yang terpenting adalah menyesuaikan dengan tema Halloween! πŸŽƒπŸ‘»πŸ¬ Aku ini orangnya gampang salfok, kira-kira si temen yang kehilangan dompet itu jadi karakter apa ya di acara tadi? Tapikan aku jadi gak enak mau nanyain perihal kostum itu sebelum dia tenang soal dompetnya.

Thursday, October 26, 2023

Happy Late 4th Anniversary of My Blog!

Catatan 27 Oktober 2023

Kayaknya lagi-lagi telat mau rayain milad empat tahunnya blog pribadi aku! Soalnya blog aku terbentuk itu kan tanggal 26 kemarin. Karena kemarin ada bimbingan skripsi sama dosen, jadi blank mau nulis apa di blog. Tidak apalah, yang penting nggak blank mau nulis apa buat abstrak di skripsinya aku!

Bersyukur banget deh bisa konsisten ngetik di blog pribadi sampai empat tahun sejak 2019! Sebelumnya udah berkali-kali bikin blog pribadi, tapi gak ada yang konsisten aku isi. Entah itu lupa password-nya, dulu masih mondok di asrama jadi jarang ada waktu dan device buat ngetiknya, atau sekadar nggak tau mau diisi apa blog yang dulu. Untung sekarang udah punya hape sendiri di saat udah kuliah dan tahun ini mau lulus. 

Aku juga tiap-tiap kali udah mulai kendor semangatnya ngisi blog, selalu balik lagi itu spirit kalo keingetan blog miliknya Diva atau Kak Mezty Mez. Sekarang ini udah mulai males nulis diary di buku-buku karena punya aplikasi blog di hape. Jadi, tiap kali keingetan segala hal yang berkaitan dengan misalnya Insiden Kelinci bisa jadi bahan update di blog. Meskipun topiknya cenderung itu-itu melulu, setidaknya blog aku bisa jalan terus hingga empat tahun! 

Saturday, October 21, 2023

The Other Side of Me!

Catatan 22 Oktober 2023

Walaupun cuma beli legging, walaupun cuma beli legging, walaupun cuma beli legging, aku... aku... aku... senang sekali! πŸ˜„πŸ˜ƒπŸ˜


Rarity dari Equestria Girls cantiknya, walaupun mukanya gak jauh beda dengan temen-temennya sesama manusia kuda poni! πŸ‘πŸ˜˜ Jarang-jarang sih aku muji karakter itu cantik, tapi aku ngetik itu dibantu sama prediksi kata di keyboard! Tapi Rarity ini beneran good looking, dia ini nambahin daftar karakter yang mau aku cosplay. Terutama outfit dia dari lagu "The Other Side" yang berupa jumpsuit warna navy atau biru dongker. 

Untung warna biru navy itu di mana-mana aja ada, gak usah bukain foto satu-satu di marketplace kalo cari outfit items. Nah, legging biru navy ini salah satu bagian dari outfit untuk cosplay jadi Rarity dari lagu tadi itu! Berhubung syusyah pake buangets buat cari jumpsuit warna dan model sama, mau gak mau itu legging dipadukan dengan jumpsuit hitam yang lebih pendek nantinya! Soalnya jumpsuit yang warna navy itu sekalinya ada yang mihil bingits, makanya aku cuma afford warna jumpsuit yang hitam. 

Bagian bawah celananya Rarity itu ada motif berlian biru muda kecil-kecil, jadi itu legging nantinya bisa customized dengan disablon sendiri motifnya. Yah, belum ada deh kertas sablonnya! Harganya gak mahal-mahal amat sich, tapi aku lagi lebih butuh outfits daripada kertasnya. Gapapalah, udah datang dan pake satu kali legging navy itu aja udah sueneng beut.

Selain legging dan jumpsuit, aku juga perlu sarung tangan warna navy juga! Sarung tangan ini varian warna lain dari sarung tangan ungu yang dipake buat jadi Zorpox alias Ron Stoppable jahat! Harganya gak mahal sih, tapi itu nanti dibelinya barengan sama sarung tangan ungu itu karena bulan lalu ilang sebelah, hikss! Eits, masih ada lagi perintilannya! 

Jubah hitam juga perlu, ini adalah karakter lainnya yang perlu jubah selain Zorpox tadi. Untuk Zorpox perlunya jubah hitam dalamnya merah, kalo Rarity perlunya yang dalamnya biru navy terang. Jubah hitam dalamnya merah sih udah ada yang jual, tapi jubah hitam dalaman biru harus beli dulu dia jubah dengan warna beda. Warna hitam polos dan jubah transparan warna biru, bisa gak ya dijahit biar jadi satu kain?

Jubah ini juga perlu disablon motif berlian kayak di legging itu! Belum lagi gelang batu-batuan buat di pergelangan tangan atau bahasa Tony dari DHMIS, "rizd". Terus buat jubah itu perlu bros besar warna biru. Itu bros kayaknya harus bikin sendiri deh! 

Ribet? Gak masalah, jadi belajar sablon dan mungkin perlu juga belajar jahit!

Friday, October 20, 2023

Perlengkapan Jadi Shizuka Udah Mulai Punya

Catatan 21 Oktober 2023

Kemarin datang deh topi visor (topi yang gak ada atasnya) dan kaos kaki putih sepaha! Itu adalah dua perlengkapan cosplay jadi Shizuka yang serba pink sama dua temen satu circle-nya! Pas topi visor itu datang, warna pink-nya terlalu jenuh. Tapi segitu juga seneng karena ini pertama kalinya punya topi visor. 

Apakah ini bakalan jadi pertama dan terakhir kalinya aku beli topi visor? Semoga saja akan datang kesempatan aku beli topi visor yang warna lainnya! Rencananya mau beli warna biru, buat cosplay jadi Davina karakter ciptaanku yang diinspirasi Regita Anggia. Untuk waktu dekat ini tapi pengennya fokus dulu ke beli outfit-nya untuk jadi Shizuka (kalo perkuliahan sih udah mulai aman, gak sesibuk bulan lalu). 

Items yang diperlukan untuk jadi Shizuka :
- topi visor pink
- outer lengan pendek pink berkerah
- crop top merah maroon
- rok span selutut pink
- apron mini putih berenda
- kaos kaki putih sepaha ✅
- sepatu pink atau maroon tidak bertali dan tanpa hak

Lebih Paham dengan Deep Talk daripada Dibentak

Catatan 20 Oktober 2023

Biasanya jika aku dimarahin sama ortu, udah langsung tahu di mana letak kesalahannya. Nah, salah satu hal yang bikin Insiden Kelinci terasa begitu memorable sampai diduga menjadi "core memory", adalah karena aku tidak langsung tahu di mana letak kesalahan aku pada saat itu. Butuh waktu dua bulan untuk tahu pasti apa yang bikin Papah almarhum tersinggung dan masygul dengan pertanyaannya aku pada saat kejadian itu. Waktu kejadiannya bulan September 2008, baru deep talk dengan beliau itu bulan November pada tahun yang sama dan ini masih keingetan sampai 15 tahun selanjutnya! 

Ya, seperti yang sudah aku ceritakan pada catatan yang lalu-lalu, Papah almarhum sampai kaget kenapa sudah dua bulan dari kejadiannya masih aja dinangisin. Sebelum ketahuan keluar air mata, beliau mana tahu aku masih sedih. Mau gak mau aku jujur aja kenapa sampai nangis padahal udah bukan tidur lagi, jadi bukan karena nangis dalam mimpi. Soalnya beneran nggak nemu alasan untuk ngeles, karena kemarinnya beneran nggak ada kejadian apa-apa yang bikin nangis. 

Malahan tepat sehari sebelumnya itu aku lagi field trip ke Penerbit Mizan dan beli satu buku seri KKPK "Ketika Waktu Berhenti"! Walaupun Papah jelasinnya sambil masih marah, setidaknya udah ada gambaran pasti dan detail tentang apa yang bikin beliau marah dari pertanyaan pada hari pertama bulan puasa itu. 

"Itu sih memang Teteh (panggilan buat aku oleh keluarga) yang salah, jelas," nada suara Papah mulai berubah, dari yang tadinya terkejut campur heran lalu menjadi nada kesal. 

Gantian aku yang terkejut campur heran karena ternyata pada insiden itu aku dianggap sebagai pihak yang bersalah. Tapi, kenapa dulu salahnya, nih? Aku hanya bisa terdiam menunggu beliau berkata lagi, meskipun orang-orang selain diriku dapat dengan mudah mengetahui letak kesalahanku. Deg-degan sekali rasanya, karena kusangka itu hanya pertanyaan (tak terlalu) biasa dari seorang anak perempuan yang penuh rasa ingin tahu tapi ternyata malah dibalas dengan amarah dari Papah. 

"Orang tua yang kehilangan anaknya karena meninggal, pastinya akan sedih jika dibandingkan atau disamakan dengan binatang!" ujar Papah dengan nada tidak suka, tetapi tidak meninggi. Di sini beliau sedang mengajakku berpikir di mana letak kesalahanku. Aku ... sama sekali tidak ada niatan untuk merendahkan manusia, apalagi adikku sendiri! Sebagai seorang kakak, tidak mungkin jika aku tidak berduka akan adik kandungku sendiri, oleh karena itu peristiwa kehilangan peliharaan yang kecil terasa sangat dalam karena sebelumnya pernah merasakan sebuah kehilangan yang besar. 

Lalu beliau menghadirkan kalimat lainnya yang membuatku semakin terkaget-kaget, "Nanti di akhirat Teteh disatuin sama kelinci, mau?" 

Hingga saat catatan ini diketik, aku tidak pernah paham benar apa yang beliau maksud dari "disatuin dengan kelinci" itu. Pastinya bukan sesuatu yang menyenangkan macam seorang cowok yang ikut menjadi kelinci paskah dalam film HOP. Kemungkinan yang paling buruk adalah tubuhku hybrid dengan kelinci. "Nggak, Pah!" ujarku ketakutan. 

"Naha atuh? (Artinya : kenapa kamu bertanya begitu waktu itu?" sergah Papah. 

Aku kagetnya bukan main, karena beliau ternyata berpikir aku menyamakan manusia dengan hewan. Padahal aku 'kan hanya heran mengapa semua orang di sekitar tidak memiliki kadar sedih yang sama untuk manusia dan hewan sepertiku. Lumayan bingung dulu itu, bahkan bisa jadi bingung banget dengan kalimat-kalimatnya Papah itu. Apanya coba yang bikin bingungnya? 

Aku sangat paham akan kesedihan Papah karena kehilangan salah satu anaknya, tapi kenapa aku dianggap menyamakannya dengan hewan? Apakah salah jika aku memberikan perhatian yang sama besarnya antara saudara sendiri dengan hewan peliharaan? Sejak kecil sudah diberitahu bahwa hewan itu tidak punya akal, lalu apakah sebuah penghinaan jika seekor hewan disayangi layaknya anggota keluarga sendiri? Kalau membandingkan dengan hewan bukan dalam rangka mengejek fisik orang, memangnya itu masih salah? 

"Aku kaget banget, Pah, denger waktu itu Papah marah," kataku lirih di antara isak tangisku, "karena gak tahu Papah bakalan marah sama pertanyaan itu."

"Temen tantenya kamu itu ada yang sampai dicuekin orang tuanya karena mereka rutin bawa anjing peliharaan mereka ke dokter hewan, tetapi si temennya tantemu itu giginya bolong gak dibawa ke dokter gigi sama mereka," balas Papah dengan rasa marah yang sudah meluntur. Beliau sangat khawatir aku menjadi orang yang seperti itu, padahal sejak dulu hingga kini tidak pernah kumiliki sifat seperti itu. 

Mulutku terkunci lebih rapat daripada tadinya. Setelah mengetahui aku ternyata telah berbuat salah, malah muncul pertanyaan baru dalam pikiranku. Mengapa beliau bisa sampai berpikir bahwa anak sulungnya lebih menyayangi kelinci daripada anaknya Papah yang lain? Dulu itu kan cuma heran sama sikap orang-orang yang gak sama kayak aku kalo ada hewan mati, yang kerasanya sama aku ya sedihnya gak jauh beda daripada berita duka cita.


Walaupun masih memberikan rasa bingung, setidaknya sudah ketemu apa yang Papah pikirkan tentang pertanyaan dari insiden itu dengan mengobrol dari hati ke hati di antara kami berdua. Sudah ketemu apa yang sebenarnya bikin beliau marah dan ternyata beliau tersinggung. Bagi beliau itu bukan pertanyaan kritis, tapi justru tidak etis. Ya, percakapan seperti tadi itu bikin lebih ngerti apa kesalahan yang kulakukan pada saat Insiden Kelinci ketimbang hanya dibentak seperti pada saat insidennya terjadi.

Saat membentakku itu, aku malah sudah lupa total apa kata-kata persisnya yang beliau katakan. 

Seperti kesimpulan dari psikolog yang menanganiku terapi pada sebuah sesi di tahun 2021 lalu, aku ini berpikir dengan sudut pandang yang berbeda. Oleh karena itu, aku sulit mengerti perasaanya Papah. Aku berpikir dengan cara yang berbeda dari orang-orang pada umumnya, bahkan sudut pandangku bisa jadi berbeda dengan kedua orang tuaku sendiri. Pengalaman ini juga membuatku belajar untuk mencari orang yang tepat untuk bertanya, karena topik-topik tertentu adalah sensitif bagi sebagian orang.

Wednesday, October 18, 2023

Cosplay Jadi Shizuka, Why Not?

Catatan 18 Oktober 2023

Sama sekali tidak pernah kusangka, aku akan cosplay jadi Shizuka! Hehehehe, tentu saja Shizuka dari anime Doraemon. Sebelumnya aku pernah kepikiran buat cosplay jadi tokoh lainnya dari Doraemon, yaitu Princess Lire dari Doraemon Movie (2008). Nggak nyangka akhirnya pengen juga pake kostum tokoh regulernya! 

Apalagi warna kesukaannya aku kan salah satunya itu pink, sama kayak warna kesukaan Regita Anggia! Pakaiannya Shizuka dan dua temennya di sini itu banyak banget warna pink! Banyak sih yang jual outfits warna pink, tapi tetep aja bukan yang terlalu gampang buat cosplay jadi Shizuka dan dua temen ceweknya itu. Item yang paling sulit buat dicari itu cardigan/outer yang pake kerah dan juga apron mini berenda.


Menyortir Pikiran yang Paling Sering Muncul

Catatan 18 Oktober 2023

Aku sepertinya harus memilah lagi pikiran atau memori mana yang penting dan yang tidak.

"Teteh mah yang penting bisa lupa, yang gak penting inget terus," kata Mamah tadi pagi. 

Kira-kira, apa aja ya hal gak penting yang aku inget terus? Bermula dari aku menemukan sebuah merek biskuit di katalog belanjaan. Merek biskuit itu adalah yang harus dikonsumsi oleh almarhum Papah kata seseorang yang mengobati beliau tapi bukan dokter. Sayangnya, aku baru inget lagi nasihat orang itu pas sebelas tahun setelah wafatnya Papah! 

Aku cukup yakin itu merek biskuit dulu sempat dibeli meskipun aku dulu tidak sempat untuk menyampaikan perkataan "tabib" itu kepada Mamah. Untung itu bukan lupa untuk hal yang krusial. Bukan lupa tentang obat yang wajib diminum oleh Papah dulu. Namun, lupa hal yang penting memang sudah lama jadi kelemahan aku karena saking banyaknya pikiran yang tidak diinginkan berseliweran dalam otakku. 

Apa saja sih memangnya hal-hal yang sering kupikirkan? Sebaiknya didata dulu deh sebelum disortir mana yang penting dan mana yang tidak. Kebanyakan hal yang tidak penting itu malah susah payah ingin kusingkirkan dari ingatanku! Entah mengapa ada saja pikiran atau memori tidak penting yang "membatu".

Membatu ya, bukan membantu. Alias itu memori saking sulitnya dibuang dari pikiran. 

Ini dari 5 (lima) hal yang paling sering mengisi alam pikiranku, diurutkan dari yang paling sering muncul di pikiranku dan ini sama sekali bukan disengaja untuk dipikirkan :

1. Insiden Kelinci, hal yang paling membekas dari insiden tersebut adalah ketika nyaris semua orang mengira aku tidak berempati atas adikku sendiri. Apa tepatnya kata-kata yang Papah katakan ketika marahin aku malahan lupa total, samsek gak bisa inget. 
2. Keinginan untuk tampil seksi sebagai aneka tokoh kartun sebagai usahaku untuk cari jodoh atau minimal pacar. Beneran, waktuku di hape itu pasti sebagian besarnya buat cari outfits di marketplace dan terus cari event cosplay atau studio foto.
3. Memori tarian konyol temen jaman kelas IV ala iklan Tory Cheese Crackers dan memori gambar samurai karya Diva jaman kelas VI.
4. Kekesalan jaman SMP dan SMA, terutama ketika dilarang nulis curhatan di buku dan dilarang punya foto cowok yang bukan pacar aku.
5. Segala hal tentang Heinz Doofenshmirtz dan Mr. Hyunh sebagai bahan inspirasi masing-masing untuk bikin karakter Hans Durchdenwald dan Mr. Wynn.

Oke, setelah merinci semua pikiran yang paling sering timbul, lalu dinilai seberapa pentingnya pikiran-pikiran yang tanpa henti muncul bagaikan video loop sepuluh jam di YouTube!

Pikiran #1 : sudah dibahas di catatanku yang lalu, apakah ini penting atau tidak, aku masih belum tahu pasti. Kejadiannya jelas udah lama pake bangettt karena udah lebih dari 15 tahun yang lalu. Memang ada sih beberapa pelajaran yang bisa kupetik dari insiden kelinci, tapi kayaknya cuma menuhin memori otak aja kalau sampai 24/7 kepikiran selama 15 x 365. Seriusan, ini memori yang paling "batu" dari semuanya! πŸ˜“πŸ˜­πŸ˜°πŸ˜¦ Catatan aku tentang apakah insiden kelinci ini penting buat aku

Pikiran #2 : ini jelas gak sepenting mikirin tugas akhir atau kelulusan, tapi cukup penting juga karena temen-temen udah pada nikah atau minimal punya doi. Masa mau jomblo terus! Soal penting atau tidaknya, tergantung sudut pandangnya siapa dulu. Bagi Mamah yang anti baju umbar badan ya jelas sampah pikiran ini, bukan lagi gak penting! Tapi bagi aku gimana? Sebagai orang yang udah kehabisan akal buat cari jodoh, ya pikiran ini terpenting nomor tiga setelah tugas akhir dan cari pekerjaan!

Pikiran #3 : oke, kegilaan macam begini udah jelas gak penting banget. Kalau memori karyanya Diva itu kayaknya masih lebih penting dikit karena aku jadi terinspirasi buat bikin "gambar yang gitu" juga biar karyaku nanti di luar zona nyaman. Tapi gak tiap lagi ngelakuin aktivitas kepikiran juga kali buat dua-duanya. Bisa jadi ini lebih gak penting daripada memori insiden kelinci.

Pikiran #4 : penting atau tidaknya itu tergantung cara aku menyikapi memori jaman sekolah dulu yang ngeselin. Kalau hanya ngabisin waktu buat dendam ya memorinya gak penting dan aku harus belajar melupakan. Sebaliknya, kalo termotivasi buat cari prestasi malah jadinya lumayan penting. Salah satu alasan aku terjun jadi cosplayer itu kan biar aku juga punya pacar kayak mereka. πŸ‘ŒπŸ‘πŸ’ͺπŸ‘

Pikiran #5 : ini juga tergantung sikon! Kalo aku hanya berakhir bersenang-senang gak puguh dengan memori adegan-adegan tertentu dari karakter Heinz Doofenshmirtz dan Mr. Hyunh, ya gak penting. Tapi kalo itu jadi karya, tetep penting. Terhadap hiburan juga jangan hanya bersikap konsumtif, tapi harus tergerak untuk memproduksi karya! 

Monday, October 16, 2023

Gak Boleh Curhat di Buku Gegara Temen Kepo Maksimal

Catatan 17 Oktober 2023

Banyak medsos dan buku psikologi yang bilang untuk mengatasi stres dan overthinking, sebaiknya curhat aja di buku kalo gak bisa cerita sama orang. πŸ“’πŸ““ Tugas surat imajiner dari psikolog aku waktu itu juga tujuannya hampir sama kayak curhat di buku. Psikolog itu nyuruh bikin surat imajiner untuk almarhum Papah dan juga untuk Heinz Doofenshmirtz karena aku bilang udah gak berhasil lagi untuk mengatasi problem emosionalnya aku kalo curhat di buku diary. Ditambah jaman SMP itu beberapa temen ngelarang terus aku buat nulis keluh kesah di buku atau kertas! 

Sebenarnya nggak banyak sih temen jaman SMP itu yang ngelarang aku buat nulis kekesalan aku di buku atau kertas, tapi pelakunya tetep lebih dari satu orang! Paling sedikit itu dua orang pelakunya, dari dua itu ada satu yang paling sering cegah aku buat nulis perasaan sendiri.

"Mungkin karena isi tulisannya Teteh itu dianggap menyerang, kali," tanggap Mamah. 

Kalo mereka merasa tersinggung atau tersindir oleh curhatanku, kenapa malah baca? Mereka yang pengen baca, mereka sendiri yang gak suka! Kecuali kalo tulisannya itu dipajang di mading sekolah, baru masuk akal mereka gak suka. Curhatan di buku ya biar hati ini setidaknya lebih plong dikit-dikit, bukan buat dibaca orang-orang dan maksain pemikiran aku buat mereka. 

Terus, kenapa aku berani buat curhat di blog yang terkoneksi dengan internet? Curhat di blog itu gak segitunya bikin kepo kayak curhatan di buku! Anehnya, meskipun pemirsa blog itu adalah global, malah lebih kecil peluangnya buat dibaca sama mereka-mereka itu. Aku taroh link update blog di status WA, kayaknya hampir gak ada yang baca itu postingan. 

Karena kelakuan mereka yang "kemal" alias "kepo maksimal" itu, aku jadi sempat ragu mau ikutin tugas dari psikolog itu. Padahal mereka yang salah sendiri sukanya baca-baca tulisan pribadi orang lain, mereka sendiri yang gak suka kontennya terus malah aku gak boleh curhat di buku lagi! 

"Itu kan pengalaman kamu SMP! Mereka udah gak ada lagi di sekitar kamu. Supaya tulisannya kamu itu gak dibaca orang lain, surat imajiner itu harus kamu sobek-sobek sampai kecil banget gak kebaca lagi sama siapapun," papar psikolog aku. 

Ketika lagi nulis, emang tulisannya harus dimusnahkan biar gak memicu orang-orang "kemal" itu. Tapi jika dari habis nulis surat imajiner itu dapet insight, kayaknya harus aku share di blog pribadi, bahkan mungkin diterbitkan jadi buku! 

Sunday, October 15, 2023

Boros, Penyakit Aku Sejak Kecil

Catatan 16 Oktober 2023

Sekarang makin mudah buat beli pakaian atau aksesoris untuk cosplay yang bisa sekaligus untuk jalan-jalan! 😎😬 Harganya juga makin banyak yang murah! Tapi meskipun murah-murah, aku harus hati-hati dengan penyakit yang telah menghinggapi diriku sejak lama : pemborosan! Aku pribadi sih gak terlalu percaya dengan ramalan garis tangan, tapi ketika garis tanganku dikatakan sebagai "sifat boros", ini cocok untukku. 

Sejak kelas satu SD bahkan sudah mulai kelihatan sifat yang satu ini! Walaupun berbeda-beda dari waktu ke waktu jenis barang yang biasa kubeli, tetap saja ini menjadi problem aku. Kelas satu SD itu lebih ke boros soal beli buku komik, setidaknya sampai kelas enam. Begitu masuk SMA, ganti deh jadi boros beli jajanan. 

"Teh, jangan beli-beli komik terus, itu pemborosan!" seru Papah almarhum waktu aku kelas satu SD. 

Ketika tadi akan checkout lagi baju-baju di keranjang toko online, aku segera teringat quote dari almarhum Papah tadi. Namun, aku segera inget lagi tiap mo pergi-pergi yang bikin susah itu biasanya karena bingung mo pake baju apa. Kalo udah punya banyak baju kan jadi ada banyak pilihan. Trus, nggak mager lagi deh mau bepergian.

Thursday, October 12, 2023

Satu Lagi Kartun yang Paling Relatable : Lilo and Stitch!

Catatan 13 Oktober 2023

Salah satu kartun yang mewarnai masa kecilku adalah "Lilo and Stitch"! Bahkan saat kartun itu tayang di bioskop, aku nonton lho barengan Mamah dan dua orang kerabat. Dulu nontonnya waktu umur lima tahun, saat itu belum ngerti bener sama jalan ceritanya tapi udah ngeh bahwa memang ada beberapa momen yang menyedihkan dalam film itu. Adegan Lilo (salah satu tokoh utama) dan Nani (kakaknya Lilo) lagi naik ranjang gantung barengan malem-malem, waktu pertama nonton udah kerasa itu adegan yang ada feel sedih walaupun dulu belum ngerti apa konfliknya mereka di adegan tersebut. 😭😒😡😷

Sampai-sampai adegan dua bunga kemboja putih terbang melayang di udara habis mereka berdua berkumpul itu aja rasanya mau nangis liatnya dulu, walaupun waktu kecil dulu belum paham konteksnya adegan itu. 

Dua minggu yang lalu, aku coba-coba baca ulang tentang film Lilo and Stitch itu di internet. Ternyata adegan di ranjang gantung itu emang konteksnya mengharukan, karena Lilo akan dipisahkan dari kakaknya Nani. Setelah ortu mereka meninggal dunia belum terlalu lama, kini kedua kakak-beradik itu harus berpisah. Meninggalnya ortu mereka juga menjadi alasan mengapa Stitch menjadi peliharaan Lilo walaupun spesies dia itu alien dan Stitch ikut mendapatkan peran utama dalam filmnya. 

Sepertinya sebelum bertemu dengan Stitch, Lilo pernah memiliki hewan peliharaan yang normal kemudian hewan tersebut mati dengan spesies yang tidak diketahui (kemungkinan besar itu adalah anjing). Berhubung kematian kedua orang tuanya Lilo dan Nani ini diceritakan masih agak baru, Lilo teringat kembali akan meninggalnya ortunya ketika piaraannya mati. Jadi, saat Nani ajak adiknya itu ke toko anjing peliharaan, sang kakak mencari hewan yang tidak mudah mati. Di situlah mereka berjumpa dengan Stitch untuk yang pertama kalinya dan Lilo mengira dia juga adalah anjing, padahal dia itu alien. 

Ini pertama kalinya aku nonton kartun yang ortu main chara-nya udah meninggal. Ya, sebelum aku nonton Upin dan Ipin. Lilo and Stitch ini semakin relatable buatku. Pada saat aku baru-baru nonton, aku relate dengan Lilo karena dia tidak punya teman akibat dari sifatnya yang agak aneh, mirip sekali dengan kisah hidupku saat TK.

Ternyata, bagian yang paling relatable buat aku adalah Lilo teringat kembali peristiwa kematian kedua ortunya saat hewan peliharaan dia mati sebelum kenal dengan Stitch. Sama seperti ketika Insiden Kelinci dalam hidupku itu, karena jarak waktu kejadiannya gak terlalu jauh dari meninggalnya adikku. Seperti yang sudah seringkali kuceritakan, hanya mendapatkan kabarnya bahwa kelinci itu mati saja bikin memori adikku yang wafat itu terputar lagi dalam pikiranku seperti sebuah video. Karena orang di sekitar Lilo hanya ada kakaknya saja, dia tidak akan menyadari bahwa dia hanya sendirian menangisi kematian hewan peliharaannya.

Wednesday, October 11, 2023

Membedah Diary Jaman Lulus SMA

Catatan 12 Oktober 2023

(Sebenarnya ditulis pada tanggal 17) 

Salah satu manfaat menulis diary adalah "memperjelas kenangan yang samar-samar". Kuakui, ada perasaan cringe kepada diriku sendiri ketika membaca diary aku yang ditulis lebih dari lima tahun yang lalu. Satu-satunya alasanku untuk menengok kembali isi diary "jaman lulus SMA tapi belum jadi mahasiswa" itu adalah ingin membaca tulisanku pada saat itu tentang Insiden Kelinci. Meskipun selama bertahun-tahun lamanya aku terus menuliskan memori akan insiden tersebut, pastinya tulisanku dari masa ke masa telah mengalami perubahan karena pemahamanku juga semakin berkembang.

Entri dari diary yang aku tunjukkan fotonya di sini adalah catatan pada tanggal 19 Juli 2016. Pas banget itu adalah beberapa lembar terakhir dari buku agenda yang kujadikan diary, jadi nyari catatan tentang insiden kelinci itu gak susah. Dulu, hanya kutuliskan bahwa aku membuat pertanyaan di dalam kepalaku ketika kelinciku mati, lalu pertanyaan itu kutanyakan langsung kepada almarhum Papah. Saat menulis itu, belum tahu apa yang sebenarnya mendorongku untuk bertanya seperti itu. 

Ketika membaca kembali buku harianku yang lawas itu, aku memosisikan diriku sebagai orang lain, bukan diriku sendiri. Ibaratkan aku ini sebagai orang lain yang tidak mengalami peristiwanya atau bukan sebagai saksi matanya. Sambil membaca kalimat per kalimat yang tertulis di dalamnya, aku berpura-pura sebagai orang lain yang hanya mengetahui kisah itu lewat tulisan curhat tersebut. Mulai deh paham, kenapa kebanyakan orang menyalahkanku ketika bertanya seperti itu dan menganggap diriku tidak berempati dengan adikku sendiri. 

Seandainya aku membaca curhatan orang lain yang bertanya hal yang sama, aku juga akan heran. Aku pastinya akan berujar, "Ya iyalah orang akan lebih sedih dengan meninggalnya adik orang itu ketimbang kelinci peliharaannya!" Jika ada orang yang bertanya demikian kepadaku, reaksinya mungkin akan seperti itu juga tetapi aku tidak akan tersinggung seperti Papah almarhum karenaku. Walaupun aku mengeluarkan kalimat "Ya iyalah" itu, tetap saja diriku tidak akan langsung mengira sang penanya tidak menggunakan akal sehatnya, tetapi justru malah membuahkan rasa penasaran. 

Ada apa dengan hidup si penanya hingga terpikir untuk bertanya seperti itu? 

Padahal pertanyaan itu timbul karena bagiku hewan peliharaan yang mati juga memberikan kesedihan yang cukup dalam, seperti kepada anggota keluarga sendiri. Aku belum menjelaskan di catatanku itu dan kepada beliau bahwa ketika kelinciku mati itu membuatku teringat kembali akan sebuah memori sedih yang sebelumnya menimpa keluargaku. Tidak dijelaskan juga pada catatanku yang dulu apa yang sebenarnya memicuku untuk bertanya seperti itu, padahal ini adalah salah satu detail yang penting tapi hilang. Lewat sekian banyak pengalamanku curhat kepada orang-orang, jadi semakin paham bahwa segala hal yang terjadi sebelum insiden itu adalah penting untuk diceritakan.

Pada catatan yang jadul ini, sayangnya tidak ada penjelasan seperti itu, karena dulunya kukira orang-orang akan otomatis merasakan kesedihan yang sama dalamnya denganku untuk hewan. Dulu kusangka semua orang yang menyayangi hewan akan menganggap mereka seperti sesama dari kita. Makanya aku kaget ketika orang-orang di rumah tidak bersedih sepertiku untuk kelinci itu. Saat kelinci terakhir yang dibeliin abangnya Papah itu mati, aku merasakan duka cita dan ternyata ini perasaan yang tepat sama dalamnya ketika adikku wafat.

Karena cara berpikirku yang berbeda dengan orang kebanyakan, jadinya terkadang bingung ketika orang lain merasa tersinggung atau janggal dengan perkataanku. Pada umumnya, orang memisahkan antara manusia dengan hewan, hewan yang dianggap seperti manusia itu kata mereka tidak sesuai dengan akal sehat. Salah satu sebabnya adalah karena hewan itu dianggap makhluk yang rendah, sehingga jangan disikapi dengan perasaan yang sama dengan kepada sesama manusia, itu kata orang kebanyakan. Pernah seorang netizen di Twitter cerita ke aku bahwa dia bikin bokapnya bingung karena kehilangan kucing bisa bikin dia dan nyokapnya berduka kayak kalo wafatnya orang aja.

Oh ya, setengah dari halaman buku pada foto yang kedua di atas sudah pernah ku elaborasi (kuceritakan secara rinci) di catatanku yang lainnya kurang lebih pada dua tahun yang lalu (2021). Catatanku tentang foto yang kedua 

Pada foto diary di atas, kutulis "tidak mungkin aku menceritakan yang sebenarnya" kepada temanku yang memergoki aku menangis teringat insiden itu saat jam keputrian di kelasku. Itu karena dulu aku biasa di-bully, salah satunya akibat pemikiranku yang sering aneh kata orang. Apalagi dulu kami masih sama-sama bocah! Udah aku dewasa aja masih ada temen yang nyalahin dan ngetawain insiden itu, apalagi kalo kami masih bocil!

Tanggal 12 Oktober 2008 ini tepat lima belas tahun yang lalu adalah hari Hal-Bil keluarga besarku ke Lembah Bougenville Resort, Lembang. Pada acara itu, aku dan salah satu ART keluarga melakukan sebuah percakapan yang meaningful ketika duduk di tepi kolam koi untuk melakukan fish dip

Kata beliau, "Kita jangan merasa sebagai yang paling bodoh, karena banyak orang yang lebih bodoh daripada kita." Bahasanya mungkin bisa diperhalus menjadi "Kita jangan merasa sebagai yang paling bodoh, karena banyak yang kagum dengan kita yang dianggap lebih cerdas daripada mereka."

Kalimat yang meaningful dari ART tersebut sayangnya bukan dalam konteks secara khusus mengomentari insiden kelinci, karena aku dulu tidak pernah berani membagikan kisah itu kepada siapapun. Bahkan kisah insiden kelinci ini tadinya kusembunyikan dari Mamah yang bukan saksi mata juga. Ini karena dulu aku saking inginnya melupakan kejadiannya, tapi tidak kunjung lupa. Kejadian itu selalu teringat dalam benakku, tapi dulu gak mau bahas itu sama siapapun kecuali dengan adikku yang besar karena dia satu-satunya saksi mata. Catatanku tentang foto yang ketiga (pengalaman di Lembah Bougenville)
Ini mungkin jadi kali pertama aku berani nulis kalimat pertanyaan yang bikin Papah marah ketika insiden itu. Isi diary yang lebih dulu-dulu kayak jaman SMP sih gak dirinci kayak gimana bunyi kalimat pertanyaannya. Cuma dituliskan kurleb "Papah marah karena aku bertanya tentang kelinci yang mati". Bahkan di catatan diary jaman kelas tujuh ke bawah, nggak disebut dengan tepat alasannya beliau marah karena dulunya beliau dikirain aku karena benci sama kelinci.

Dalam keempat foto catatanku di atas,  dari satu kejadian ke kejadian lainnya yang diceritakan itu, seakan terjadi dalam jarak waktu yang singkat. Padahal dari Insiden Kelinci ke momen ngobrol sama ART di saat halal bihalal 2008 aja ada waktu sebulan lebih! Insiden Kelinci 'kan kejadiannya pada hari pertama bulan puasa di tahun yang sama (1 September), jadi pasti ada jarak sebulan lebih ke acara halal bihalal yang udah lewat semingguan lebih dari lebarannya. Lalu, dari hal-bil itu ke ketika aku diancam Papah bakalan "disatuin sama kelinci" itu ada jarak waktu hampir sebulan, jadi ada jarak dua bulan dari peristiwanya untuk deep talk dengan Papah itu!

Ternyata Insiden Kelinci ini memang berbuntut sangat panjangnya, tidak seperti buntut kelinci yang hanya bulat kecil simpel. Selama bertahun-tahun, orang terus mengiraku menyalahkan Papah dan mengasihani diri dengan menulis diary akan hal itu. Hanya sedikit orang yang paham apa yang kumaksud sebenarnya, yaitu sahabatku Diva sejak kelas V dan dua temanku dari terapi crafting, yaitu mas Daniel dan Mbak Icha. Dengan pemahamanku yang sekarang, kalau jadi orang lain sih pastinya akan heran mengapa aku yang dulu itu lama ngertinya di mana letak kesalahannya.

Karena gak semua orang menghayati hewan sepertiku, jadi aku heran sama orang lain dan juga sebaliknya. Penting buat diingat, jangan dikira dengan menghayati hewan itu jadi tidak ada rasa kehilangan dan sedih untuk adikku sendiri, ya?

Tuesday, October 10, 2023

Males Ngetik/Nulis, Upload Foto atau Gambar Aja!

Catatan 11 Oktober 2023

Ternyata Mezty Mez ini bukan hanya pamer foto-foto pas dia lagi milad aja, lho! Hanya foto-foto selfie juga dia jadikan postingan di blognya. Dia juga ternyata udah nulis sekitar tiga buku, lho! Berhubung aku bukan ICONIA, aku kudet banget nih. 

Kalo aku punya foto-foto selfie yang kurang pede buat dipos ke feed IG, upload ke blog aku aja! Sering banget aku gak ada ide mau nulis apa di blog, paling banter itu ya lagi-lagi seputar Insiden Kelinci. Insidennya sendiri padahal cuma berlangsung kurleb sejam, tapi imbasnya hingga bertahun-tahun lamanya dan aku harus cari cara biar menerima diriku sendiri. Ya, pernah kudengar dari seorang netizen di Twitter bahwa aku harus menerima diriku sendiri agar dapat menghilangkan rasa bersalahku akibat insiden itu.

Mezty juga kadang nggak nulis apa-apa buat postingan blognya, cuma foto-foto aja. πŸŒ†πŸœπŸŒ  Aku juga mau kirimkan sebanyak-banyaknya foto atau gambar karya aku biar blog aku ini gak kebanyakan vakum. Di tahun 2020 lalu malahan cuma ada tiga postingan, padahal tahun itu kan banyak gabutnya gegara pandemi. Mau itu gambar atau foto, janlup pake watermark

Rencana Galeri Foto Cosplay di Blog

Catatan 10 September 2023

Inget deh sepuluh tahun yang lalu bahkan udah lebih, sohib aku nunjukin foto momen milad salah satu idolanya. Idola yang lagi milad itu adalah Mezty, salah satu member 7ICONS (sang sohib ini ngidolain semua membernya, dia bukan akgae jadi semua member itu girlband dia demen). Waktu kami berdua masih kelas IX SMP semester kedua yaitu pada tahun 2013 lalu, Mezty membagikan foto-foto momen tersebut di blog pribadinya, meskipun pada tahun itu sudah lahir Instagram. Keingetan itu karena aku tepat seminggu yang lalu juga lagi ultah. πŸŽ‚πŸŽ‰πŸŽ

Karena tepat sehari setelah miladnya aku, ketauan deh sama Mamah aku pernah cosplay jadi Crystal Zilla! Itu adalah pertama kalinya pake banget aku ikutan event cosplay, jadi harap maklum kalo perutnya belum rata. Asli dah malu berat pas tampil di panggung, apalagiiii waktu video waktu tampil itu tercyduk oleh Mamah! Namun, ada ketakutan yang jauh lebih besar daripada itu, yaitu orang-orang edan yang bermedsos. πŸ‘»πŸ˜±

Aku pernah bikin instastory tentang tanaman batu aja pernah di-DM cowok yang pengen VC an dengan tujuan ekshibisi dia mainkan "senjatanya"! Mengerikan, bukan? πŸ˜±πŸ’€❄

Jadi timbul ide, aku pengennya posting foto-foto aku lagi cosplay itu sebaiknya di blog pribadi aku aja. Isi blog aku selama ini boleh dibilang melulu tentang Insiden Kelinci. Boleh jadi insiden itu traumatis buat aku, tapi aku gak boleh terlalu lama larut di dalamnya sampai lupa ngetik hal-hal yang happy. Lagipula rasanya kagok kalo curhat tentang "behind the scene" dari foto-foto cosplay tersebut dalam caption, jadi alasan lainnya mengikuti jejak Mezty pajang foto-foto di blog pribadiku adalahhh biar bebas nulis cerita kenangan di balik fotonya. πŸ‘£πŸ‘£

Oh hampir aja lupa untuk nambahin, apakah aku bakalan berhenti untuk update di Instagram dan Facebook? Jangan sampai berhenti dong untuk nge-post di kedua media sosial itu! Namun, yang mau dipajang di IG dan FB itu kayaknya cuma foto pas lagi jahit outfit items atau foto yang dicrop. Di blog baru deh berani posting fotonya secara full body. 

Thursday, October 5, 2023

Ingin Cari Kucing Baru

Catatan 6 Oktober 2023

(Sebenarnya ini ditulis pada 12 Oktober) 

Sudah dua bulan Lula meninggalkan kami sekeluarga. Aku bersyukur ketiga kucing lainnya masih mendapatkan jatah umur hingga dua bulan lebih lama daripada Lula. Karena kehilangan satu kucing, jangan sampai kucing-kucing lainnya yang masih hidup jadi kurang disyukuri. Di kostan teman jaman SMA kemarin, ada satu kucing betina tetapi tidak bisa dibawa pulang karena jarak antara rumahku dengan kostan tersebut lumayan jauh. 

Sebenarnya di sekitar rumahku banyak kucing betina, tetapi susah ketemu yang jinak. Pengen street feeding biar mereka jinak, tapi takut makanan kucing di rumah jadi kurang. Kalo gini sih harus beli terpisah buat kucing di rumah dan buat street feeding. Di rumah Nenek sih sering datang sendiri anak kucing terus diurus sampai besar. 

Bersedih Untuk Hewan Peliharaan Seperti Kepada Anggota Keluarga Sendiri Itu Valid!

Catatan 5 Oktober 2023

Ini adalah postinganku yang pertama di usia lewat seperempat abad. Banyak hal dari ingatanku yang seakan abadi. Kemarin aku baru saja membaca sebuah postingan di Instagram, bahwa orang yang ragu akan dirinya sendiri adalah orang yang butuh validasi. Kata Nenek sekitar bulan puasa lalu (pada tahun 2023 ini), aku memang seringkali masih meragukan diriku sendiri. 

Contoh yang paling penting adalah ketika Insiden Miskomunikasi Seputar Kelinci itu, jangan bosan ya. Aku saat itu sudah mengetahui bahwa orang-orang bersedih ketika adikku wafat itu karena dia adalah manusia, sedangkan mereka tidak bersedih ketika kelinciku mati karena kelinci itu cuma hewan. Nenek bilang, walaupun aku sudah tahu jawabannya, aku masih meragukan validnya jawaban itu. Hal yang membuatku ragu adalah "apakah jawaban itu sudah cukup lengkap soal perbedaan manusia dengan hewan".  

Lebih tepatnya, apakah benar hanya karena berbeda spesies saja orang-orang jadi berbeda ketika menyikapi antara kehilangan anggota keluarga dengan hewan peliharaan? 

Ketika adikku wafat aku berduka cita, tentu saja juga orang-orang yang ada di sekitar. Bahkan hingga berbulan-bulan setelah wafatnya adikku itu, salah seorang keponakan perempuan Eyang Putri mengatakan dia teringat tangisan almarhum ketika dia mendengar sebuah ringtone mirip suara bayi menangis dari ponselnya. Beliau bukan saudara dekat kami, tetapi sering bertemu dengan keluargaku sehingga sudah memiliki hubungan yang dekat dengan kami. Sekali lagi sayangnya rata-rata orang berpikir bahwa aku tidak mampu merasa kehilangan atas adik sendiri.

Kurang dari dua tahun sejak meninggalnya adikku, terjadilah Insiden Kelinci itu. Mungkin karena peristiwa duka yang menimpa keluarga kami saat itu belum terlalu lama berlalu, pikiranku tanpa disengaja flashback peristiwa itu tepat ketika aku mendengar kabar kelinciku mati. Ini mirip dengan adegan di mana Marlin si ikan badut dari film animasi Finding Nemo yang mengalami flashback ketika Nemo, anaknya, diculik oleh penyelam karena melihat sebuah kacamata renang kepunyaannya sang penyelam tersangkut di antara kapal karam. Karena pernah merasakan sebuah kehilangan yang besar (bahkan imbasnya sampai kepada saudara yang sudah agak jauh tadi itu), kehilangan yang jauh lebih kecil pun terasa hampir sama pedihnya bagiku. 

Diriku ini yang biasanya tenggelam dalam duniaku sendiri, pada saat itu aku mulai memperhatikan reaksi orang-orang di sekitarku dan apa saja yang mereka lakukan. Ketika aku merasa sangat sedih hanya untuk kelinciku, kulihat orang-orang yang terdiri dari anggota keluargaku bersikap biasa saja seakan tidak terjadi apa-apa. Di alam bawah sadarku, aku meragukan validitas rasa sedihku karena aku hanya menangis sendirian. Bersedih karena ditinggal anggota keluarga terutama saudara kandung sih jelas valid, tetapi apakah bersedih atas kematian hewan peliharaan juga valid? 

Awalnya gak yakin diriku bahwa kesedihanku untuk piaraan adalah valid, di saat usiaku hampir sebelas tahun aku ingin mengetahui lebih lanjut perbedaan manusia dengan hewan. Syukurlah kini banyak netizen yang suportif dan sudah aware dengan kesehatan mental juga banyak yang pet lovers sampai sangat menjiwai piaraan mereka. Pertanyaan manusia vs hewan itu kini terjawab sudah. Di saat usiaku kini sudah lebih dari seperempat abad, aku sudah tahu bahwa setiap perasaan adalah valid. 

Tidak perlu menunggu banyak orang yang berperasaan sama dengan kita untuk mencari validasi atas perasaannya kita, karena perasaan itu sudah valid dengan sendirinya. 

Ubahlah Persepsi Atas Diri Sendiri!

Catatan 12 Januari 2024 Setelah aku konsultasi dengan psikiater pada akhir Desember tahun kemarin, hari ini aku akan lanjut ke sesi ketiga t...