Berapa bulan, nih, aku nggak nulis surat imajiner? Karena lalai nulis surat untuk terapi diri sendiri itu, jadinya sempat kambuh lagi kebiasaan burukku. Kira-kira tiga Minggu yang lalu, mulai lagi aku marah-marah dan ngamuk-ngamuk gegara pikiran yang nggak menyenangkan. Surat imajiner itu tidak sempat kutulis karena waktu itu ada tiga anak kucing yang suka lari-larian dan ngeloncatin meja kecil tempat aku biasa nulis.
Aku emang suka kucing, tapi mereka ini udah ganggu kamarku! Pas mereka loncatin itu meja, pernah sampai terguling dan kertas-kertas untuk nulis surat imajiner itu jadi berserakan di lantai! Udah diberesin mejanya, eh taunya ketiganya malah tidur di atasnya, bahkan kadang sama emak-emaknya bobo di atas meja kecil itu. Mau gak mau meja itu akhirnya dilipat dan semakin terlupakan untuk nulis surat imajiner itu.
Padahal, nulis surat itu kan salah satu bentuk terapi yang diberikan oleh psikolog aku! Hewan peliharaan memang gunanya agar mengurangi stres, tapi harus dibatasi juga aksesnya ke kamarku. Habis, mereka malah menghambat proses penyembuhan diriku dengan suasana jadi gak kondusif buat nulis. Pintu kamar terpaksa ditutup kalo aku tidur.
Dengan kehadiran mereka, aku jadi "dipaksa" untuk beresin kamar, secara aku ini emang males beres-beres. Buku-buku yang tadinya cuma ditaroh di kolong meja, karena sering jatuh pas dilewatin atau diloncatin anak-anak kucing tadi, jadi dimasukin ke lemari. Alat-alat gambar yang disimpan di atas meja kecil yang tadi disebutkan, dimasukin juga ke lemari lain biar nggak terlalu berantakan kalo meja itu jatuh terguling. Hasilnya kamar aku jadi jauh lebih lowong sekarang!
Setelah kamar aku jadi lowong, aku malah nggak tau mau nulis apa lagi untuk surat imajiner. Aku gak tau mau ngomong apa lagi ke almarhum Papah dan juga ... Heinz Doofenshmirtz lewat surat imajiner itu. Seriusan, psikolog aku itu nyuruh juga aku nulis surat buat Doof selain untuk Papahku. Mungkin dengan kamar yang rapi, overthinking jadi menurun tajam sehingga hampir tidak ada lagi beban pikiran untuk dituliskan pada surat itu.
No comments:
Post a Comment