Catatan 26 April 2021
Coba saja kalau Dr. Heinz Doofenshmirtz dari serial kartun Phineas and Ferb adalah manusia real, pasti dia akan cemburu karena aku mulai menaruh perhatian pada Poe De Spell kemarin. Tuh, kan, pikiranku mulai berkelana lagi. Sebenarnya, istilah populer untuk aktivitas ini adalah Halu. Halu ini tidak usah terlalu dicemaskan, asalkan menghasilkan output yang positif dan bermanfaat.
Rasanya satisfying membayangkan Heinz Doofenshmirtz yang kesal. Lalu Frank Wynn tokoh ciptaanku yang agak terabaikan ketika aku mulai menyukai Heinz berkata, "Bagaimana rasanya sekarang?" Eh, itu dialognya Poe De Spell dalam satu episode Duck Tales serial versi classic ketika kakaknya, Mimi Hitam ikut berubah menjadi seekor gagak seperti dia. Seri animasi ini dan juga Poe, tokoh kesukaanku yang baru ini ada unsur nostalgianya, lho!
Sekitar tahun 2003-2004, aku dan adikku Irsyad biasa menonton VCD Duck Tales, tentu saja serial yang belum di-reboot (ingat, ini VCD, bukan DVD). Rasanya rindu di saat belum mengenal smartphone. Itu adalah tahun peralihan aku dari bangku TK sampai masuk kelas 1 SD. Aku juga rindu dengan banyaknya acara kartun di televisi nasional, sehingga asupan ide untuk menggambar rasanya tiada habisnya saat itu.
Tetapi hampir 20 (duapuluh) tahun setelahnya, sebenarnya masih bisa mendapatkan ide dari acara kartun di usiaku yang sudah tentunya bukan anak-anak lagi. Malahan dengan adanya smartphone, alias ponsel pintar, akses acara baik yang jadoel maupun yang kekinian semuanya bisa dijabanin! Ide untuk menggambar dan juga menulis seharusnya semakin lancar. Terbukti dengan mencari tentang "Dr. Doofenshmirtz versi bebek" kemarin, datanglah ide baru di kepalaku untuk memperbarui kisah tentang Seymour, adiknya Frank Wynn tokoh ciptaanku.
Di sini aku menggambar Seymour Wynn dalam penampilan jahatnya yang diinspirasi Poe De Spell, lengkap dengan kulit kehijauannya. Kalau penampilan normalnya, warna kulitnya sedang, tidak terlalu gelap dan tidak terlalu putih. Selama ini aku hanya menggambar Seymour dalam penampilan yang umum-umum saja. Waktunya keluar dari comfort zone, artinya "zona nyaman" atau PW!
Mulai hari ini, aku berbuka di masjid terdekat dari rumah. Seumur hidup baru kali ini aku merasakan makan takjil gratis di masjid. Rupanya anak-anak tetangga yang tinggal di sekitar rumahku juga hadir dalam acara ini! Mereka selalu senang jika aku baru saja launching karya gambar baru, gambar tersebut kubuat sehabis salat Ashar tadi di lantai kedua masjid yang memang nyaris tidak ada orang.
Kutanya mereka sambil menunjukkan gambar Seymour dalam versi jahat yang kuberi nama "Dark Seymour".
"Ada yang aneh tidak dengan gambar ini?" tanyaku menguji seberapa peka mereka dengan keanehannya pakaian Seymour.
"Tidak ada yang aneh, ah," jawab mereka.
"Yakin?" Aku mulai tersenyum penuh arti.
"Oh, itu kulitnya hijau." Tunjuk salah satu dari mereka.
"Yaaa, itu bisa menjadi jawaban yang benar," kataku sambil memutar kedua bola mataku dan tersenyum kepada mereka. Ini bukan untuk bersikap sarkasme, ya! Karena memang benar tokoh yang kugambar itu tidak berpenampilan layaknya manusia yang normal. Mereka tidak salah menjawab juga.
Hingga salat tarawih, aku standby di masjid. Tidak lupa memakai masker dan menjaga jarak. Untuk besok, aku berencana akan berbuka lagi di masjid tersebut agar tidak perlu repot-repot bersiap ke masjid malam-malam untuk tarawihan. Mama juga tidak khawatir karena aku tidak mungkin pergi jauh-jauh karena memang tidak ada kepentingannya.
Bandung, 18 Juni 2021
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
No comments:
Post a Comment