Saturday, March 4, 2023

Efek dari Pikiran yang Kaget Karena Bangun Tidur "Mendadak"

Catatan 4 Maret 2023

Kira-kira seminggu aku males ngetik postingan buat blog, karena lagi ada pameran buat tugas kuliah aku. Pamerannya juga bukan di kampus, tapi di BCH (Bandung Creative Hub). Persiapannya nggak akan sesantai kalo acaranya masih di bangunan kampus. Ditambah lagi sempet mampet ide. 

Aku ragu buat ngetik ini, karena takut kayak yang nyalahin Papah. Marukan (dikirain) soal Insiden Kelinci itu udah nggak ada bahan lagi yang mau diceritain. Kayaknya blog aku nggak akan jalan dech kalo nggak bahas itu insiden yang udah lebih dari satu dekade. Dibilang udah basi kayak kata Regian buat Danny Phantom juga nggak bisa, karena setiap tahunnya dapet insight baru tentang kejadian itu. 

Beberapa bulan sebelum Insiden Kelinci terjadi, hatiku cenderung hepi (part ini nich yang bikin aku khawatir kayak yang nyalahin Papah, tapi aku hanya nulis yang beneran dialami dan dirasakan waktu itu 😔🥺). Di teve juga lagi musim tayangin iklan operator pulsa HEPI dengan jingle-nya yang catchy abis, "HEPI, yang baru-yang baru"! Itu ditayangkan pada bulan-bulan terakhir sebelum terjadinya insiden itu, yang juga sebelum bulan puasa 2008. Padahal kurang kejam apa bullying di sekolah, anehnya ini impact-nya kayak nggak ada apa-apanya dibandingkan insiden itu (kalo dibilang membekas sich ya sama aja membekas, tapinya less impactful, entah kenapa 😑).

Bulan Ramadhan tahun ini semakin dekat, pikiranku semakin giat mencari tahu akan insiden itu. Kenapa kayak nggak kelar-kelar, karena di situ aku kaget banget, nggak kayak kasus lainnya yang udah memprediksi kalo bakalan dimarahi Papah 😥😢. Menurut adikku yang besar Irsyad, ada banyak faktor penyebab kenapa peristiwa itu sangat bikin aku terkejut. Ini lanjutannya dari penjelasannya mengenai peristiwa ini yang udah jadi "core memory", makanya jadi lumayan susah buat dilupakan (orang lain sih pengen lulus UN SD itu biar bisa masuk SMP, kalo aku malah tujuannya biar lupa sama itu kejadian tapinya malah gagal lupa).


Simaklah penjelasannya di bawah ini mengenai faktor kenapa Insiden Kelinci ini terasa sangat impactful, bukan hanya termasuk dalam memori inti/core memory!

Ini ternyata ada pengaruhnya juga dari siklus bangun tidur yang mendadak berubah. Karena pada hari itu keluargaku sedang sahur pada hari pertama, otomatis untuk makan sahur itu bangun beberapa jam lebih awal dari biasanya. Alhasil tubuh kami semua boleh dibilang kaget karena perubahan jam bangun tidur yang mendadak. Tubuh kami yang kaget itu bikin lebih emosional karena masih dalam keadaan agak mengantuk.

Dalam keadaan lebih mengantuk daripada biasanya, aku dikejutkan dengan kabar matinya kelinciku oleh Eyang Putri (ini jelas bukannya beliau sengaja bikin kaget, ya, hanya ngasih info aja) ditambah beliau kalo ngomong itu emang nada suaranya suka agak ngagetin! Bisa dibayangin tuh, lagi ngantuk, terus denger kabar yang sedih walaupun itu "cuma" tentang binatang. Dengan alam pikiran yang belum sadar betul, emosi jadi lebih sensitif daripada keadaan normal. Andaikata dikasih taunya pas udah pagi atau siangnya, kayaknya nggak akan sesedih itu deh kalo denger info binatang piaraan yang mati. 

Kalo kita baru bangun tidur, suka masih pusing dan lebih cepat emosi, kan? Emosi di sini nggak melulu gampang ngambek, tapi juga gampang sedih. Gampang kepicu lah, intinya. Juga, dari hari-hari sebelumnya emang udah banyak peristiwa yang bikin sedih buat aku.

Itu baru beberapa suapan pertama makan sahur lho, dapet kabar itu! Artinya, baru mulai makan sahur, udah kaget lagi. Karena kesadaran atau "nyawa" yang belum ngumpul bener tadi itu, aku lebih condong ke arah emosional dan kurang dapat berpikir jernih. Lagi sensitif, sedihnya banget-banget, itu bikin aku malah heran kenapa orang lain di sekitar malah B aja sama kabar ini.

Padahal menu makan sahurnya asik banget lho, bakso udang dan capit kepiting yang dilapisi daging kepiting imitasi dari daging surimi. Kemarinnya udah seneng banget mau sahur pake dua bahan makanan itu.

Sudut pandang aku yang emang agak lain daripada orang normal plus keadaan lagi emosional karena masih pusing itu bikin pikiranku makin-makin ngelantur. Makanya terlintas dan kemudian terlontar pertanyaan yang kontroversial akibat kabar itu! Di sisi lainnya, bukan hanya aku yang masih agak pusing karena bangun tidur yang mendadak lebih dini daripada biasanya, tapi juga semua orang lainnya terutama Papah! Oleh karena itu, beliau juga sedang dalam keadaan lebih cepat tersinggung daripada keadaan biasa, ketambahan pertanyaan yang kuajukan kepada beliau itu juga sensitif.

Aku yang tadinya udah sedih banget-banget karena lagi pusing habis bangun tidur udah dapet kabar sedih lagi, ya tambah sedih dan kaget (udah karena kabar itu ditambah juga karena dibentak sama Papah). Iya, ini yang bikin damage kejadian ini tahan hingga belasan tahun, karena sedih dan kagetnya berlapis. Karena dua-duanya lagi dalam keadaan pikiran yang belum siap betul, makanya kejadian ini bikin segalanya jauh lebih ber-damage. Ketambahan sama sekali kemarahannya beliau itu nggak diprediksi sama aku.

Di luar hal-hal yang terjadi pada saat itu, aku juga sudah dibombardir dengan beberapa kesedihan lainnya pada hari-hari sebelumnya, yaitu kelinci yang satunya mati duluan beberapa hari sebelum insiden ini dan juga kurang dari sehari sebelum kejadian ini adalah terjadinya Insiden Iblis.

Catatan tentang satu kelinci lainnya yang mati sebelum Insiden Kelinci : https://hannaswackyworld.blogspot.com/2022/06/gadis-sebelas-tahun-yang-mengulik-topik.html



Pesan dari sisi lain kejadian ini : 

- jika sedang makan sahur yang butuh beberapa jam bangun lebih awal dari biasanya (terutama pada hari pertama puasa yang dalam adaptasi jam bangun biasa ke jam bangun makan sahur), jangan langsung memberikan kabar yang buruk kecuali jika itu sesuatu yang mengancam nyawa kita

- agar pikiran kita tidak kaget dengan perubahan jadwal tidur yang mendadak bangun lebih awal beberapa jam daripada bulan-bulan biasa, sebaiknya biasakan untuk berpuasa juga di luar bulan Ramadhan supaya tidak sulit untuk menyesuaikan diri dengan jam sahur.

Seperti yang aku pernah bilang di catatanku tentang core memory, adikku Irsyad ini satu-satunya saksi mata pada kejadian tersebut. Jadi, dia menjelaskan hal-hal lainnya yang berkontribusi terhadap insiden ini yang menjadi memori inti buat aku.

Tinggal dua mingguan lagi bulan puasa tahun ini! Yah, jikalau nggak sempet buat puasa Sunnah, setidaknya membiasakan diri bangun sebelum subuh supaya nanti sahur nggak kagetan lagi. 

No comments:

Post a Comment

Ubahlah Persepsi Atas Diri Sendiri!

Catatan 12 Januari 2024 Setelah aku konsultasi dengan psikiater pada akhir Desember tahun kemarin, hari ini aku akan lanjut ke sesi ketiga t...