Danny si tokoh utama dalam wujud hantu baik untuk memberantas hantu-hantu lainnya yang bersifat jahat! |
Topik ini adalah salah satu ide yang muncul dari lautan ide di kepalaku, juga yang paling sering menonjol ketimbang ide-ide topik lainnya. Orang-orang yang mengenalku sejak dulu atau teman-teman lamaku pastinya bertanya, "Apa sih yang bikin Hanna (namaku) terobsesi dengan Danny Phantom?" Dia memang pahlawan super dalam ceritanya, tetapi tetap saja bukan yang sohor macam Spiderman, Batman, atau Superman. Secara fisik, dia memang termasuk tokoh kartun laki-laki yang good-looking dan itu jarang buat tokoh kartun Amrik, hanya saja tentu masih termasuk "B aja" daripada berbagai superhero yang jauh lebih populer.
Hal yang membuat mereka semakin bertanya-tanya adalah sikapku yang segitunya terkunci olehnya ketika kelas IV bahkan hingga VIII, empat tahun cuy! Jika menggambar, yang digoreskan di atas kertas itu 90% kemungkinannya adalah fan art dari sang tokoh manusia setengah hantu itu. Kalo nyarita (ngomong), topiknya gak akan jauh-jauh dari si remaja cowok yang memiliki rambut putih ketika berubah wujud menjadi hantu super. Sampai-sampai adikku yang terbesar aja ngambek, bosen katanya. Weleh-weleh.
Saking terikatnya aku sama Danny Phantom, sampai-sampai kalo nemu orang atau gambar yang seksi-seksi itu aku sebut mereka pake nama dia. (Duuh, kasian amat Danny, sampai "dinistakan" oleh seorang fangirl yang fanatik!) Bisa baca di link bawah ini nih kisahnya :
Bahkan, aku sampai ingat tanggal "peresmian" diriku sebagai fan dari Danny Phantom : 16 Januari 2008! Empat belas tahun yang lalu, malah udah lebih, coy! Begitu udah ngelewatin tanggal 16 di bulan Agustus ini, buru-buru aku tulis topik ini. Catatan ini sebenarnya dituliskan pada hari setelahnya, yaitu pada Hari Kemerdekaan RI, karena di hari libur ini aku baru punya waktu untuk menuliskannya.
Jadi, ada apa sebenarnya dengan Danny Phantom? Seperti yang sudah kuceritakan pada catatanku yang lalu, aku menenggelamkan diriku dalam kubangan segala hal mengenai DP untuk mengobati kesedihanku akan insiden kelinci (tapi gagal). Tetapi, hal itu masih belum sepenuhnya menjawab pertanyaan tadi dan malah menyisakan pertanyaan baru : Mengapa Danny Phantom yang dipilih, bukan tokoh kartun lainnya yang jelas-jelas lebih terkenal, seperti Avatar Aang?
Rasa suka ini sudah dimulai sejak kurang lebih dua tahun sebelum tanggal resminya aku menjadikan Danny Phantom sebagai tokoh kartun idolaku. Berarti aku sudah mulai timbul rasa cinta kepada orang setengah hantu itu sejak kelas II SD semester II, ketika acaranya mulai tayang di televisi nasional pada awal 2006. Akan tetapi, saat itu belum terlalu tertarik dengan karakter cowok apapun, waktu itu aku lebih demen ngikutin kisahnya Helga Pataki dari Hey Arnold dan Vicky The Babysitter dari The Fairly Odd Parents. Kalaupun ada tokoh cowok yang kusukai, waktu itu anehnya malah lebih kepincut sama Suneo dari Doraemon (iya, Suneo yang mulutnya mancung) karena lore-nya tokoh itu lebih mudah kucerna saat itu ketimbang Danny Phantom.
Satu tahun kemudian, saat aku sudah kelas III SD, pada akhir tahun 2006 aku menginap di rumah sepupu (keluarga abangnya Papah) di Cirebon. Mereka punya satu majalah anak-anak Kids Fantasi yang mengulas Danny Phantom, aku sampai ingat itu edisi nomor 140. Entah mengapa, mataku tidak henti-hentinya mengedarkan pandangan ke bagian cover depan majalah itu yang tentunya bergambar sang tokoh. Rasanya kayak sekarang aja ke Heinz Doofenshmirtz dan Mr. Wynn, karakter kartun ciptaan sendiri.
Kira-kira satu bulan sebelum aku fix menjadikan Danny Phantom sebagai tokoh kesukaanku, yaitu pada akhir tahun 2007, aku melihat majalah anak-anak dengan judul lainnya, XY Kids yang mengulas tokoh kartun yang sama. Kali ini adalah majalahnya milik Mayang, sepupuku dari keluarganya Eyang Putri, ini masih di Bandung. Rasa kagum kepada Danny Phantom yang sempat terkubur lama sejak kunjungan ke rumah sepupu di Cirebon, mulai terbangkitkan kembali. Akan tetapi, saat itu belum benar-benar menjadi tokoh kesukaanku karena masih suka sama Swiper dari Dora The Explorer (kayaknya aku ada sedikit ketertarikan sama furries = karakter binatang juga deh).
Kartun Danny Phantom ini lore-nya emang lebih rumit ketimbang berbagai kartun lainnya yang tayang di TV pada era yang sama. Bahkan Phineas and Ferb aja lebih kerasa simpel bagiku alur ceritanya. Kemudian, pada setiap subuh selama beberapa hari sebelum tanggal 16 Januari 2008 itu, aku mulai dapat sedikit menyimak alur cerita Danny Phantom bersama Irsyad, adikku yang terbesar. Dari situlah aku mulai benar-benar mencintai tokoh utama yang bernama sama dengan judul kartun itu.
Tambahan, Papahku almarhum pernah berteori bahwa alasan aku menyukai tokoh fiksi ilmiah itu adalah karena di alam bawah sadar, aku merasakan adanya kemiripan antara Danny Phantom dengan adikku yang terbesar tadi.
So, kesimpulannya adalah aku bisa segitu cintanya kepada Danny Phantom adalah karena banyaknya asosiasi dengan saudara-saudaraku, baik itu saudara kandung sendiri (adikku yang terbesar) maupun saudara sepupu. Dengan mengaitkannya dengan banyak anggota keluargaku, sang tokoh kartun memberikan aku kenyamanan.
No comments:
Post a Comment