Showing posts with label Heinz Doofenshmirtz. Show all posts
Showing posts with label Heinz Doofenshmirtz. Show all posts

Wednesday, June 29, 2022

Mengapa Menulis Surat untuk Doof?

Catatan 29 Maret 2022

PERHATIAN : Catatan ini agak berbau 18+!

Rupanya, sama seperti menulis surat imajiner untuk almarhum Papah, untuk Dr. Doofenshmirtz juga harus kutulis sekurang-kurangnya tiga kali. Awalnya, aku sempat bingung, untuk apakah aku menulis surat imajiner untuk tokoh yang jelas-jelas tidak pernah ada? Tujuannya tentu saja berbeda dengan surat imajiner untuk Papah, karena surat untuk beliau adalah untuk menyampaikan apa yang mendasari pertanyaanku pada insiden kelinci yang sudah lebih dari sepuluh tahun yang lalu itu. Kalau untuk Doof, tidak mungkin aku pernah berbuat kesalahan yang terus mengganjal diriku seperti kepada ayahku itu. 

Setelah kutuliskan hampir yang ketiga kalinya, barulah aku paham mengapa surat imajiner untuk Dr. Heinz Doofenshmirtz harus kutuliskan. Dengan menuliskan apa saja yang kurasakan tentang tokoh kartun yang juga imajiner itu, terbukalah latar belakang dari banyak perasaanku yang aneh itu. Ternyata, bukan tokoh itulah yang paling berbahaya, melainkan tokoh ciptaanku sendiri yang seakan "membayangi" Doof, sehingga menyebabkanku selalu merasa "ingin pipis" ketika melihatnya tidak berpakaian lengkap. Konsep ini mungkin agak sulit untuk dicerna banyak orang, karena mungkin nyaris tidak ada orang lain yang menganggap suatu tokoh secara "dobel" seperti tadi itu. 

Dengan menuliskan surat imajiner ini, diharapkan akan mengobati perasaan ingin pipis tadi itu. Sekaligus juga mengobati kegelisahanku sebagai gadis yang masih jomblo, belum menikah. Karena hanya dengan menikah rasa ingin pipis itu dapat tersalurkan secara aman dan berpahala karena dinilai ibadah! Itulah yang membuatku gelisah karena belum menikah, sehingga belum dapat menyalurkan perasaan itu secara halal dan berkah.

Awal dari ketertarikan aku pada Heinz Doofenshmirtz adalah ketika aku menggambar ulang tokoh itu. Dalam satu episode, Heinz pernah hanya mengenakan bathrobe dan celana boxer saja tanpa kaus dalam. Entah mengapa, selepas aku menonton episode tersebut, tanganku tergerak untuk menggambar ulang momen tersebut, hanya saja bukan tokoh tersebut per say yang kugambar. Penampilan tokoh yang biasa dipanggil dengan nama Heinz atau Doof yang demikian itu rupanya mencetuskan sebuah gagasan yang paling "normal", jika dibandingkan dengan sederet keanehan pemikiranku yang lainnya.

Penampilan fanservice dari Doof yang kata aku ter-memorable setelah adegan boxer bercorak Perry The Platypus

Sketsa spontan dari sebuah karakter random yang kubuat begitu selesainya episode Doof dalam handuk seksi berbentuk jubah hijau tadi

Aku menggambarkan tokoh tersebut menjadi sebuah karakter lelaki random yang jauh lebih good looking, tetapi belum bernama, dengan pakaian yang sama seperti yang dikenakan Doof tadi! Kurang lebih dua tahun dari pembuatannya, aku tertarik untuk mencari lebih banyak momen Doofenshmirtz ketika berpakaian yang memamerkan banyak kulitnya, karena doi ini demen umbar tubuh meski termasuk kaum lelaki. Untuk apa sih kucari gambarnya dalam penampilannya yang tidak menutup aurat seperti itu? Dari karakter random tadi, aku terpikir untuk mengembangkan lebih lanjut menjadi sebuah karakter yang proper dan pastinya akan kunamai, jadi aku perlu untuk membuat variasi pakaiannya yang didasarkan momen-momen Doof itu tadi.

Pengembangan dari karakter random yang tadi, di sini dia mulai berinteraksi dengan Davina, karakter yang sudah lebih dahulu kuciptakan. Di sini karakter random tadi itu sudah memiliki nama : Hans. Dulu nama keluarganya itu Mueller, lalu kuganti menjadi Durchdenwald.

Sumber inspirasi pakaian yang dikenakan oleh Hans. Jika pada satu episode, Doof memamerkan kulit tubuh depannya, maka di sini adalah variasinya : dia tidak mengenakan pakaian atasan lagi di balik apron hijaunya, sebagai gantinya dia menunjukkan kulit punggungnya, sehingga terbentuklah "backless apron"!

Bukannya sekali dua kali sahaja dia menampakkan tubuhnya, tetapi cukup sering dari keseluruhan serial dari mana dia berasal! Hal tersebut membuatku kurang nyaman awalnya, ketika aku baru pertama kali melihatnya saat aku masih remaja, karena terus terang saja aku kaget menemukan tokoh lelaki yang terlalu sering terbuka badannya di luar saat berenang atau ke pantai. Sayangnya, hal remeh seperti itu malah membuatku terus kepikiran. Baru kusadari di usia dewasa ini bahwa itulah yang dinamakan "overthinking".

Aku belum pernah menonton episode Doof yang menampilkan fanservice di atas ini, gambar di atas ini hanya kudapat dari IG.

Penampilan tokoh Hans diubah lagi menjadi berambut cokelat, meniru pakaiannya Doof di atas. Jas lab diganti jaket hoodie.

Beberapa pakaian aduhai dari Doof yang ingin aku gambar!

Dalam surat imajiner untuknya, seakan aku bercerita kepada si tokoh akan seluruh isi hatiku secara jujur, apa adanya. Tentu saja tanpa khawatir menyinggung siapa-siapa, karena dia hanya tokoh fiksi. Hasilnya, sudah mulai banyak mengurangi overthinking yang selama ini kurasakan terkait sang tokoh kartun. Dari menulis surat imajiner juga menghadirkan insight, selain mengurangi pikiran dan hasrat seksual yang mengganjal dan mengganggu karena aku belum menikah.

Apa insight yang timbul dengan menulis surat seperti itu? Ketika semua orang menganggap adegan-adegan Doof tanpa pakaian lengkap adalah sesuatu yang lucu atau gila, aku malah gelisah. Itu artinya, lagi-lagi aku di sini memiliki sudut pandang yang berbeda dengan mayoritas populasi manusia! Juga, hasrat ingin pipis itu justru diperparah oleh karakter random yang kuciptakan sendiri, hal itu baru kutemukan setelah menulis surat imajiner untuk sang ilmuwan atau profesor.

Lalu, apa yang dimaksud dengan sebuah tokoh lain yang "membayangi" Heinz Doofenshmirtz? Nah, dari menulis surat imajiner tersebut, baru kusadari hal ini. Tokoh kartun lain yang terasa seperti "memfilter" Heinz atau Doof itu adalah karakter random dengan penampilan lebih "berseni" yang kubahas tadi. Sebelum menciptakan karakter random tadi, kulihat dengan benci setiap momen Doofenshmirtz tanpa menutup aurat secara penuh, sedangkan setelah membuat karakter itu, pandanganku akan adegan-adegan yang sama dari Doof berubah menjadi menggugah.

Edit : catatan ini ditulis TEPAT tiga bulan yang lalu pada 29 Maret dan baru terselesaikan pada tanggal 29 (zona waktu US) atau 30 Juni (zona waktu Indonesia). Blog pribadiku malah menggunakan zona waktu yang pertama. Karena suatu sebab yang entah apa, catatan ini malah tanpa sengaja masuk ke arsip dan lupa untuk kulanjutkan dan kukirim.

Friday, February 25, 2022

"Kabita" Ingin Menggunakan Bingkai Foto yang Sama atau Mirip

Lantaran kecemburuan aneh itu, aku sampai "kabita" alias ingin, untuk meniru pigura foto milik Vanessa anaknya Heinz Doofenshmirtz! Di pasaran tapinya tidak ada pigura dengan gambar siput, tengkorak, kelelawar, dan ular! Tenanglah wahai diriku, segala sesuatunya masih bisa kita akali. Kita beli dulu pigura hitam polosnya, lalu kita buat stiker hewan" tersebut lalu tempelkan saja di piguranya.

Tidak sulit, bukan? 

Eh, tetapi mengapa sih ingin punya pigura yang sama seperti punyanya Vanessa? 

Wednesday, February 23, 2022

Surat Imajiner untuk ... Dr. Doof?

Setelah menulis surat imajiner untuk almarhum Papah, psikolog aku juga menugaskanku untuk menulis surat imajiner lainnya. Surat imajiner yang ini bahkan juga ditujukan untuk orang yang imajiner alias fiktif atau tidak nyata! Entah mengapa beliau memberiku tugas seperti itu, kalau surat untuk ayahku sih sudah jelas tujuannya. Apapun perintahnya, lakukan saja karena beliau yang punya ilmu untuk mengatasi pikiranku yang seringkali kacau. 

Orang yang juga imajiner sebagai tujuan dari surat imajiner ini adalah ... Dr. Heinz Doofenshmirtz! Menyukai tokoh kartun tidaklah serta merta membuat seseorang menjadi gila, melainkan pikiran apakah yang menyertai rasa suka terhadap tokoh kartun yang bersangkutan. Surat yang baru sebagian kutulis untuk Heinz ini bukan didasarkan oleh kesedihan atau penyesalan yang menahun seperti insiden kelinci itu. Isi surat ini masih membuatku bingung akan menulis apa.

Tuesday, February 22, 2022

Dua Bulan Menjadi Maruk Atas Kakak Beradik!

Aku jarang membahas tentang tokoh kesukaanku yang baru ini. Malahan si tokoh baru ini masih adiknya Doof! Baru kusadari, tepat pada tanggal 22 Februari ini adalah dua bulan aku menyukainya! Maruk ya aku, suka kakak beradik sekaligus, meski keduanya sama sekali tidak mirip!


Hampir saja aku lupa menyebutkan nama adiknya Heinz Doofenshmirtz itu! Namanya Roger. Kenapa aku pilih Roger, bukannya Ultraman Gaia? Itu gara-gara screenshot Heinz yang sedang main golf bersama Roger! 

Pada awalnya, aku hanya ingin mendownload gambar Heinz saja yang kebetulan adiknya itu kebawa. Dalam screenshot tersebut, Roger tampil beda (tentu saja, kan situasinya juga berbeda!) dengan topi visor-nya. Saat mengenakan topi tanpa bagian atas alias "batok" kepala itu, gaya rambutnya lebih kusukai ketimbang penampilan regulernya. Entah mengapa aku mulai tertarik dengan ekspresinya yang biasanya terlihat kalem, kemudian dalam SS adegan itu, menjadi seperti yang kaget. 

Sebenernya, ketertarikan aku dengan si adik yang lebih macho itu sudah lebih dari dua bulan bahkan. Namun, saat itu aku selalu menghindari perasaanku, karena dilarang maruk akan lelaki lain dari keluarga yang sekandung dengan my crush! Akhirnya, pada Hari Ibu tahun 2021 lalu, perasaan itu tak bisa kusangkal lagi setelah melihat fan art Heinz melirik marah kepada Roger dan yang dilirik hanya membalas dengan tatapan sinis. Tatapan sinis sang adik yang bertubuh tinggi besar, itulah yang membuatku tak bisa lagi menghindari fakta bahwa aku memang akan ngefans juga dengannya. 

Serasa kayak drama Turki "Kuzey Guney"!

Sudah bukan rahasia lagi jika Roger memiliki penampilan yang lebih menarik daripada kakaknya, Heinz. Sekali lihat juga sudah langsung ketahuan siapa yang lebih good looking! Akan tetapi, Roger ini malahan lebih menarik daripada tokoh ciptaanku Mr. Wynn! Apa, dia bahkan lebih menarik daripada Mr. Wynn!?

Bukan hanya itu saja, aku malah merasa Mr. Wynn ini lebih mendekati Roger daripada Mr. Hyunh yang dari kartun Hey Arnold! Baik secara penampilannya maupun kepribadiannya. Padahal Mr. Wynn ini tadinya diinspirasi dari Mr. Hyunh. Mr. Wynn juga awalnya "saingannya" Heinz, karena sampai sekarang belum juga dapat kuputuskan aku akan memilih siapa di antara keduanya dan dengan datangnya Roger, malah membuatku semakin sulit untuk memilih. 

Sunday, February 20, 2022

Kecemburuan yang Aneh

Cemburu ngeliat crush ternyata sayangnya sama orang lain? Itu masih wajar, karena punya perasaan kepada seseorang itu normal. Lalu, apa cemburu yang tidak wajar? Kecemburuan yang tidak wajar itulah yang kualami, selama lebih dari satu tahun.

Percaya gak sih aku cemburu sama tokoh kartun kesukaan sendiri? Cemburunya juga bukan ke pacar si tokoh, melainkan sama anak ceweknya. Tokoh itu tak lain dan tak bukan adalah ... Dr. Heinz Doofenshmirtz! Anaknya sendiri namanya Vanessa.

Heinz sendiri udah cerai sama istrinya. Kalo nikah atau pacaran itu bisa pisah. Sama anak mah gak akan. Makanya, aku lebih cemburu sama anaknya ketimbang mantan istrinya.

Setiap kali ngeliat kebersamaan Heinz dan Vanessa, rasa panas yang aneh itu timbul! Nah, rasa panas inilah yang memberiku ide buat bikin shipping Franknessa itu. Apa cuma aku aja yang ngerasa kalo interaksi Heinz dengan putrinya itu kayak ke pacar? Jadinya "ayah rasa pacar", dong?

Untungnya, kecemburuan ini malahan jadi ide aku buat nulis novel yang benar-benar fresh, sama sekali baru. Tentang seorang santriwan yang mencintai tokoh gadis dari novel, tetapi dia bukan tokoh utamanya novel tersebut. Tokoh utamanya justru ayahnya gadis itu, yang merupakan ilmuwan jahat sama seperti Doofenshmirtz. Biar bagaimanapun, sang santri tidak dapat berbuat apa-apa untuk melampiaskan perasaan cintanya, karena berbeda dimensi dan dia mendalami tokoh ayah dari gadis yang dicintainya, yang tentunya tidak bisa sembarang "confess".

Friday, February 18, 2022

Karya Gambar yang Didorong Kecemburuan Tanpa Dasar

Pada suatu pagi yang dingin menusuk, dibasahi oleh air hujan yang turun deras semalaman, terciptalah sebuah karya seni dari goresan tanganku. Karya seni tersebut berupa gambar kartun, yang justru tercetus idenya akibat hati yang panas membara di tengah cuaca yang membuat menggigil. Hatiku ini terbakar hanya akibat api kecemburuan yang berasal dari dunia irasional di dalam kepalaku. Kecemburuan yang muncul tanpa hak dan juga ... di luar kewajaran.

Ide gambar di atas muncul pada tanggal 19 Januari 2020 lalu, setelah aku mencari tahu sedikit tentang sebuah serial animasi berjudul "Milo Murphy's Law". Serial animasi tersebut bukanlah hal yang baru diluncurkan, tetapi aku yang terlambat untuk mengetahui acara tersebut. Kulihat salah satu screenshot (tangkapan layar) dari acara tersebut yang membuat perasaanku marah, panas, dan gusar tidak karuan. Itu kan cuma gambar kartun, hanya pelaku cerita yang tidak nyata dan buah dari khayalan seseorang! 

Hal yang membuat situasi semakin aneh tapi justru malah bagus, tanganku segera tergerak untuk menggambar dengan referensi berupa tangkapan layar dari adegan animasi tadi yang membuatku cemburu buta! Aku tidak menjiplak mentah-mentah gambar yang kulihat itu, melainkan hanya menerapkan rumus ATM : Amati, Tiru, dan Modifikasi! Jadi, gambar di atas sudah banyak menyimpang dari screenshot salah satu adegan dari Milo Murphy's Law itu. Tanggal 19 Januari kuresmikan sebagai hari jadi Franknessa, shipping (perjodohan dua karakter fiksi) ciptaanku sendiri yang melibatkan Canon X OC, yaitu Vanessa dari Milo Murphy's Law (juga dari Phineas and Ferb) dengan Frank Wynn tokoh asli buatanku sendiri, yang berasal dari novel yang sedang kutulis sejak 2017.

Hari ini sudah dua tahun lebih satu bulan aku membuat shipping/pairing Franknessa tersebut. Sayangnya, aku selama ini malas untuk melanjutkan menggambar mereka. Padahal, hingga detik ini masih ada perasaan kesal jika melihat atau menemukan kebersamaan Heinz dengan Vanessa dan kekesalan seperti itulah yang memicuku untuk menggambar pasangan Frank dengan anaknya Heinz itu! Bahkan, aku sampai menulis novel sendiri yang menyadur kisah hidupnya dua anggota keluarga Doofenshmirtz itu.

Thursday, February 17, 2022

Kekaguman yang Irasional

Wajar apabila seseorang kagum atas prestasi, kebaikan, atau skill keren yang dilakukan oleh seseorang. Lalu, bagaimana jika aku mengagumi perbuatan seseorang yang justru buruk dan aku sudah mengetahui hukumnya haram untuk dilakukan? Hal yang membuatnya semakin sulit untuk dimengerti, rasa itu hanya kagum saja tanpa rasa "kabita" ingin melakukannya juga, karena aku sudah tahu perbuatan itu tidak baik dan benar. Itulah yang kusebut "kekaguman yang Irasional"!

Orang yang menjadikan kekaguman itu timbul juga bukan orang nyata, melainkan hanya karakter fiksi sahaja. Entah mengapa, saat aku cek bagian "Parental Guidance" di IMDb tentang kartun kesukaanku Phineas and Ferb, perasaan yang sulit dijelaskan itu mulai timbul. Pada bagian "Alcohol, Drugs, & Smoking", memang tidak banyak yang timbul, hanya dua entri saja karena pasar kartun itu untuk anak-anak. Hal yang menjadikannya menarik bagiku adalah, kedua entri tersebut menyebutkan satu orang yang sama, yaitu tokoh kesukaanku Dr. Heinz Doofenshmirtz. 

Sebenarnya menampilkan tokoh yang mengonsumsi alkohol dalam acara kartun anak-anak itu kurang pantas, meski hanya sebanyak dua kali ditampilkan.


Eits, bukan karena hanya itu rasa kagum yang tidak masuk akal ini timbul! Dalam kedua entri tersebut, disebutkan bahwa dalam satu episode Dr. Doofenshmirtz terserang "hangover" karena pesta semalam dan pada episode lainnya, diceritakan orang yang sama mengonsumsi minuman bernama eggnog yang mengandung alkohol. Aneh sekali, sejak kecil sudah diperkenalkan kepadaku bahwa alkohol itu haram untuk dikonsumsi dalam agamaku, tetapi aku malah kagum dengan kedua cerita tersebut. 

Padahal apa kerennya dua hal itu? Mungkin karena jarangnya aku mendapati tokoh kartun yang kusukai menikmati hal seperti itu. Tidak ada seorangpun yang dapat menjelaskan mengapa perasaanku yang aneh itu dapat timbul. Setiap kali kubaca dua kalimat dalam bagian yang tadi kusebut dari IMDb itu, hatiku langsung berdesir tidak karuan dan segera menyetel lagu-lagu yang paling kusukai sambil membaca tulisan-tulisan itu!









Bagian yang paling aneh dari ketertarikan aku ini adalah aku seakan antusias setiap kali Mamah sakit kepala, karena gejalanya seperti yang Hangover (jelas beliau tidak pernah Hangover benaran, karena beliau sudah tentu tidak pernah mabuk) itu tadi! Ya, aku merasakan itu karena teringat adegan-adegan Dr. Doof yang sedang sakit kepala parah akibat pesta tadi malamnya. Semestinya seorang anak merasa kasihan kepada orangtuanya yang sedang sakit, ini malah kepikiran hal-hal remeh dan nyeleneh seperti tadi itu! Duh, ini sih sudah jelas bukan perasaan yang sehat dan jangan kubiarkan ada sampai menunggu karma yang menimpaku. 

Thursday, June 17, 2021

Penampilan Baru Untuk Karakterku yang Kurang Kuceritakan

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi/siang/sore/malam. Waktunya kembali mengerjakan satu hobiku selain menulis, yaitu menggambar! Kebetulan, aku juga ingin memberi penampilan baru untuk tokoh ciptaanku yang selama ini agak terbengkalai. 

Catatan 26 April 2021

Coba saja kalau Dr. Heinz Doofenshmirtz dari serial kartun Phineas and Ferb adalah manusia real, pasti dia akan cemburu karena aku mulai menaruh perhatian pada Poe De Spell kemarin. Tuh, kan, pikiranku mulai berkelana lagi. Sebenarnya, istilah populer untuk aktivitas ini adalah Halu. Halu ini tidak usah terlalu dicemaskan, asalkan menghasilkan output yang positif dan bermanfaat.

Rasanya satisfying membayangkan Heinz Doofenshmirtz yang kesal. Lalu Frank Wynn tokoh ciptaanku yang agak terabaikan ketika aku mulai menyukai Heinz berkata, "Bagaimana rasanya sekarang?" Eh, itu dialognya Poe De Spell dalam satu episode Duck Tales serial versi classic ketika kakaknya, Mimi Hitam ikut berubah menjadi seekor gagak seperti dia. Seri animasi ini dan juga Poe, tokoh kesukaanku yang baru ini ada unsur nostalgianya, lho!

Sekitar tahun 2003-2004, aku dan adikku Irsyad biasa menonton VCD Duck Tales, tentu saja serial yang belum di-reboot (ingat, ini VCD, bukan DVD). Rasanya rindu di saat belum mengenal smartphone. Itu adalah tahun peralihan aku dari bangku TK sampai masuk kelas 1 SD. Aku juga rindu dengan banyaknya acara kartun di televisi nasional, sehingga asupan ide untuk menggambar rasanya tiada habisnya saat itu.

Tetapi hampir 20 (duapuluh) tahun setelahnya, sebenarnya masih bisa mendapatkan ide dari acara kartun di usiaku yang sudah tentunya bukan anak-anak lagi. Malahan dengan adanya smartphone, alias ponsel pintar, akses acara baik yang jadoel maupun yang kekinian semuanya bisa dijabanin! Ide untuk menggambar dan juga menulis seharusnya semakin lancar. Terbukti dengan mencari tentang "Dr. Doofenshmirtz versi bebek" kemarin, datanglah ide baru di kepalaku untuk memperbarui kisah tentang Seymour, adiknya Frank Wynn tokoh ciptaanku.

Di sini aku menggambar Seymour Wynn dalam penampilan jahatnya yang diinspirasi Poe De Spell, lengkap dengan kulit kehijauannya. Kalau penampilan normalnya, warna kulitnya sedang, tidak terlalu gelap dan tidak terlalu putih. Selama ini aku hanya menggambar Seymour dalam penampilan yang umum-umum saja. Waktunya keluar dari comfort zone, artinya "zona nyaman" atau PW!

Mulai hari ini, aku berbuka di masjid terdekat dari rumah. Seumur hidup baru kali ini aku merasakan makan takjil gratis di masjid. Rupanya anak-anak tetangga yang tinggal di sekitar rumahku juga hadir dalam acara ini! Mereka selalu senang jika aku baru saja launching karya gambar baru, gambar tersebut kubuat sehabis salat Ashar tadi di lantai kedua masjid yang memang nyaris tidak ada orang.

Kutanya mereka sambil menunjukkan gambar Seymour dalam versi jahat yang kuberi nama "Dark Seymour". 

"Ada yang aneh tidak dengan gambar ini?" tanyaku menguji seberapa peka mereka dengan keanehannya pakaian Seymour.

"Tidak ada yang aneh, ah," jawab mereka.

"Yakin?" Aku mulai tersenyum penuh arti.

"Oh, itu kulitnya hijau." Tunjuk salah satu dari mereka.

"Yaaa, itu bisa menjadi jawaban yang benar," kataku sambil memutar kedua bola mataku dan tersenyum kepada mereka. Ini bukan untuk bersikap sarkasme, ya! Karena memang benar tokoh yang kugambar itu tidak berpenampilan layaknya manusia yang normal. Mereka tidak salah menjawab juga.

Hingga salat tarawih, aku standby di masjid. Tidak lupa memakai masker dan menjaga jarak. Untuk besok, aku berencana akan berbuka lagi di masjid tersebut agar tidak perlu repot-repot bersiap ke masjid malam-malam untuk tarawihan. Mama juga tidak khawatir karena aku tidak mungkin pergi jauh-jauh karena memang tidak ada kepentingannya.

Bandung, 18 Juni 2021

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Apakah Sudah Waktunya Untuk Move On?

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi/siang/sore/malam. Waktunya kembali ke jati diriku sebagai penikmat acara kartun atau animasi! Kalau membahas atau menonton karakter-karakter 2 dimensi ini, sering aku dihinggapi rasa minder karena ingat umurku yang sudah kuliah. 

Blog ini rasanya terus diisi hal-hal yang berat selama belakangan ini. Selama empat hari berturut-turut! Kalau lihat judulnya, pasti banyak orang akan tercuri perhatiannya. Kapan sih topik "move on" tidak populer?

Catatan 25 April 2021

Yaps, untuk catatan hari ini biarlah aku tidak membahas yang berat-berat dahulu. Ini adalah sedikit pengalaman baruku tentang kartun. Aku ingin segera dapat move on dari rasa bersalahku akibat insiden kelinci itu. Berawal dari banyaknya meme tentang "versi bebek" dalam serial kartun Duck Tales dari tokoh kesukaanku, Dr. Doofenshmirtz. Mungkin tidak banyak yang mengenal kartun Duck Tales, tapi kalau kuberitahu "kartun tentang Gober Bebek dan Mimi Hitam" pasti banyak yang ber-ooh mulutnya.

Tentu saja yang kumaksudkan ini adalah Duck Tales versi reboot atau remake tahun 2017. Karena pada versi aslinya yang orang banyak tahu yang dibuat tepat 30 tahun sebelumnya, tokoh kesukaanku Dr. Doofenshmirtz dari kartun Phineas and Ferb belum ada. Begitu juga dengan kartun dari mana dia asalnya. Dalam Duck Tales reboot ini, ternyata memang terdapat satu tokoh yang diinspirasi dari Dr. Doofenshmirtz! 

Kukira Dr. Doof versi bebek ini hanya fanmade saja, alias karakter tidak resmi dan hanya ciptaan orang biasa, bukan kreator aslinya. Dugaanku ternyata salah, apakah salah biasa atau salah besar, aku tidak tahu pasti ya. Nama tokoh yang memiliki penampilan seperti tokoh kesukaanku yang absurd itu adalah Dr. Atmoz Fear. Selama ini kukira tokoh itu hanya dibuat oleh seorang fan yang penasaran bagaimana jika Dr. Doof berubah menjadi karakter Duck Tales! 

Zaman sekarang para fan dari kartun itu kreatif-kreatif, jadi kadang agak sulit membedakan antara mana tokoh asli dan mana yang fanmade (karya mereka sebagai fan). Jadi wajib cross check. Bicara tentang kreativitas, sebenarnya karya mereka itu lahir dari pemikiran yang liar dan aneh. Bahkan absurd!

"Teteh itu sering punya pemikiran yang aneh itu sebenarnya kreativitasnya tinggi. Kalau saja dijadikan karya, pastinya akan bagus hasilnya," ucap Mama sejak aku duduk di kelas V, saat aku berusia sebelas tahun. Karena memang tahun tersebut sedang terjadi "ledakan kegilaan", jadi aku semakin terlihat keanehannya dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Insiden kelinci itu juga berangkat dari pemikiranku yang aneh. Pemikiran yang terlalu liar. Isi pikiranku sering berkelana ke mana-mana. Oleh karena itu, aku menyebut diriku adalah "pengelana."

Kembali ke tentang kartun kesukaanku. Para kreator animasi yang sesungguhnya jelas tidak kalah keren imajinasinya dengan penggemar acara yang mereka buat. Para desainer karakter untuk Duck Tales versi reboot ini memang lebih kreatif daripada yang versi original-nya. Mereka berhasil menciptakan tokoh yang membuatku terkesan karena tingginya imajinasi mereka yang ide mereka yang tidak biasa. 

Twist dari pengalamanku hari ini, tokoh yang berhasil merebut hatiku, eh, rasa tertarikku, bukannya Dr. Atmoz Fear yang sengaja dimiripkan dengan tokoh berpenampilan aneh yang kusukai itu! Memang sih jika sudah dijadikan bentuk bebek, dia tidak kelihatan terlalu absurd wajahnya seperti ketika masih menjadi manusia. Walaupun begitu, aku malah berakhir memilih tokoh yang sama sekali berbeda dengan Dr. Atmoz Fear maupun Dr. Doofenshmirtz. Jika sedang hepi, aku pasti akan terus membahas dunia animasi, dunia yang akan terus kudalami untuk pekerjaanku ke depannya. 

Ketika sedang searching nama dari tokoh bebek mirip Dr. Doofenshmirtz itu, aku malah menemukan juga satu tokoh lainnya yang berpenampilan lebih unik dan juga lebih elegan. Begitu nama untuk "Doofenshmirtz jadi bebek" telah ditemukan, aku malah jadi tertarik dengan Poe De Spell tokoh dari acara kartun yang sama. Poe adalah adiknya Magica De Spell, kalau orang kita (orang Indonesia) menyebutnya "Mimi Hitam". Untuk yang biasa baca Majalah Donal Bebek pasti tahu tokoh antagonis perempuan yang biasa berpakaian hitam-hitam itu, begitu juga dengan warna rambutnya yang mengkilap.

Pada cerita aslinya, sebenarnya tokoh Poe De Spell ini hadir juga. Hanya saja mungkin agak terlupakan, karena dalam Duck Tales versi classic alias yang original, dia dikutuk menjadi seekor burung gagak peliharaannya Mimi Hitam. Untuk adaptasi ke dalam versi barunya, Poe De Spell dibuatkan wujud "manusia" (sebenarnya bebek, bukan benar-benar orang). Apakah ini sudah waktunya untuk move on dari tokoh Dr. Doofenshmirtz?

Dengan keeleganan pakaian Poe De Spell yang memiliki aesthetic sama dengan kakak perempuannya, aku batal tertarik dengan Dr. Atmoz Fear yang mirip dengan Dr. Heinz Doofenshmirtz tadi! Oh, apakah aku belum menyebutkan kalau desain pakaian Poe ini juga tidak terlalu biasa, kalau bahasa kerennya adalah "antimainstream"? Hanya mengenakan pakaian elegan saja sih bagiku belum cukup menarik perhatianku. Poe ini bebek paling unik yang pernah aku tahu, walaupun sepintas pakaiannya itu terlihat biasa saja karena dia memakai setelan jas hitam. 

Hijau adalah warna kulit/ bulunya, sama seperti versi baru Mimi Hitam atau Magica De Spell. Warna itu menjadi keunikan mereka yang lain. Orang yang baru melihatnya akan mengira Poe memakai sabuk hijau di pinggangnya, padahal itu adalah bagian yang terbuka. Hmm, aku jadi terinspirasi untuk membuat tokoh yang mirip kakak-beradik De Spell itu, tapi tentu saja tokoh yang akan kubuat ini bukan bebek!

Tokoh yang akan kubuat ini bukan seratus persen tokoh baru sebenarnya, melainkan wujud atau penampilan baru dari tokoh ciptaanku yang sudah ada sebelumnya. Inginnya sih semua tokoh ciptaanku untuk karya novel yang sedang kugarap ini masing-masing punya kesempatan untuk berubah menjadi jahat. Entah perubahannya sementara atau tetap, itu urusan belakangan saja. Kira-kira tokoh yang akan mendapatkan penampilan baru seperti Poe De Spell tadi adalah Seymour Wynn, adiknya Frank Wynn tokoh yang telah kuciptakan sejak duduk di bangku kelas XII pada pertengahan 2015 lalu. 

Seymour Wynn sendiri sudah kuciptakan sejak tahun 2017, dua tahun dari terciptanya sang kakak. Itu adalah tahun keduaku sebagai mahasiswi DKV. Sejak tahun tersebut, aku sadar Seymour ini sangat jarang aku kembangkan karakternya. Jadi, selama empat tahun sejak "kelahirannya", baru sekarang ini di bulan Ramadhan 2021 M atau 1442 H dia mendapatkan pengubahan! 

Akhirnya catatan jurnalku ini tidak lagi berisi flashback terus. Walaupun tidak terjadi pengalaman besar, setidaknya aku menulis yang benar-benar terjadi pada hari ini. Saking minimnya pengalaman menarik di hari-hari puasaku, pikiranku malah keseringan berkelana kembali ke masa-masa silam, meski tidak selalu merupakan masa yang indah. Biasanya aku selalu menyukai tokoh manusia, ini adalah waktunya keluar dari "zona nyaman" dan pengalaman yang baruku ini juga mendatangkan ide anyar! 

Aku coba menggambar lagi tokoh Seymour yang sangat jarang aku gambar. Plus mungkin gaya rambutnya kuberi pengubahan sedikit, karena aku lupa-lupa ingat gaya rambutnya yang sebelumnya. Ini adalah wujud normalnya, belum kuberi penampilan yang mirip dengan Poe De Spell.

Bandung, 18 Juni 2021

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Saturday, March 13, 2021

Ilustrasi dan Artbook Sebelum Bikin Komik


Assalamualaikum, selamat pagi/siang/sore/malam. Dari pamflet di atas, aku jadi terinspirasi untuk membuat "ilustrasi" dan "artbook" sebelum membuat Komik. Dari salary yang ditawarkan, sungguh menggiurkan ya! Ditambah aku baru aja kepikiran untuk beli figurin original Dr. Heinz Doofenshmirtz baik versi regular maupun alternate dimension! 

versi regular

versi alternate dimension

Figurin yang KW sich, aku sudah punya. Mana yang ori ini kayaknya gak terlalu gede, ukuran tingginya sampai 10 cm menurut deskripsi. Barang original ini justru biayanya yang gede, karena sudah dapat diperkirakan harganya kayak awan yak. Harganya sich 150 k untuk versi regular, nah yang alternate universe ini dua kalinya! 

Biar kata, harga segitu cetek. Bagiku, sungguh merogoh kocek. (hasek, siapa yang bacanya di sini sambil nyanyi?) Hehe sori kalau cringy. Nah, dengan gaji yang ditawarkan, apakah aku akan mengambil kesempatan ini?

Ohoho, sayang sekali aku memilih mundur dari kesempatan ini, mengingat kontennya harus NSFW alias "18+"! Tapi ambil yang baik-baiknya aja lah. Aku jadi dapat ide untuk bikin ilustrasi dan artbook sebelum buat project komik sendiri. Kalo yang dimaksud dalam persyaratan portofolio yang harus dikirim itu violence/gore, baru deh Aku mau meskipun ada embel-embel "NSFW" atau "18+", mengingat aku udah cukup umur sebenernya.

Bingung!

Assalamualaikum, selamat pagi/siang/sore/malam. Untuk postingan hari ini, aku ngetiknya dini hari ya, sekitar pukul 03.50 WIB. Sengaja Aku ketik jam segini biar gak keganggu ama notif". Aku emang belum konsisten nulis di blog ini, berhubung gak bisa tidur lagi setelah kebangun, ya udah akhirnya diputuskan untuk mengisi blog ini setelah satu minggu kosong dari postingan Baru.

Bingung sich mau nulis apa untuk hari ini. Tapi daripada gak tau harus ngapain dan takut blog ini kembali "berdebu" karena lama ditinggalkan, akhirnya Aku mampir lagi di sini. Udah hampir satu jam aku nulis di sini (04.46 WIB), masih aja belum ada topik yang mau dibahas. 

Tentang Davina Fenton, Frank Wynn, dan kawan"? Belum ada yang pengen dibahas dari mereka. Tentang Heinz Doofenshmirtz? Lagi bosan, ah! Tentang Kuliah? Baru aja mulai masuk semester Baru, jadi belum banyak yang bisa diceritakan. Tentang buku favorit? Hmm, bisa juga.

Berhubung nantinya aku mau nulis skripsi dan bikin tugas akhir tentang Komik, buku favoritku ya seputar pembuatan Komik juga! Jadi, sekarang bukan lagi memfavoritkan Buku Komik, sebagai gantinya Aku sukanya Buku untuk bikin Komik! Komik apa sich yang bakal dibuat? Bukan judul yang Baru memang.

Kayaknya di blog ini (atau mungkin udah?) pernah cerita tentang novelku "Skullcapocalypse" yang sedang dalam proses penulisan. Ini cerita tentang wabah kiamat zombie! Taun 2020 lalu, saat Revina tetangga Aku denger aku punya konsep cerita tentang wabah aneh itu, dia bilang mirip pandemi COVID-19. Setelah dipikir-pikir, iya juga ya, kiamat zombie kan mudah sekali menular kayak virus corona. 

Akhirnya kuputuskan, cerita Skullcapocalypse yang sudah kugarap sampai setengah jadi di Wattpad itu akan kubawa untuk jadi tugas akhir. Menurut berita sekitar tanggal 25 Januari tahun 2021 ini, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung tempatku tinggal adalah kecamatan yang tertinggi kedua di Kota Bandung untuk penularan virus corona setelah Kecamatan Buahbatu. Bagaimana jika cerita kiamat zombie ini dimisalkan sebagai virus tersebut yang harus dicegah penularannya. Padahal Kota Bandung sudah dinobatkan sebagai kota paling taat protokol di Jawa Barat menurut Kang Emil.

Tokoh-tokohnya juga bukan yang asing bagi sebagian besar orang di sekitarku (tentu saat ini masih terasa asing bagi umum). Novel yang akan kuubah menjadi komik ini masih melibatkan petualangan Davina Fenton dan rekan-rekan sejawatnya. Ide ceritanya berasal dari satu episode Phineas and Ferb tentang banyak sekali zombie yang menyerupai penampilannya Dr. Heinz Doofenshmirtz! Akhirnya empat topik tadi jadi terbahas semuanya.

Sebelum komiknya dibuat, aku ingin membuat dulu ilustrasinya yang terdiri dari 3 sampai 5 gambar berupa cuplikan" adegan dari Skullcapocalypse tadi. Setelah jadi ilustrasi, lalu dikembangkan menjadi artbook yang terdiri dari antara 10 sampai 15 gambar. Dalam artbook ini, adegannya lebih rinci dan tentu saja, lebih banyak daripada ilustrasinya. Barulah dilanjut jadi Komik yang siap terjun ke tangan para pembaca!

Terima kasih buat yang sudah membaca! Doakan agar komik Skullcapocalypse bukan hanya sebatas tugas supaya aku mendapatkan gelar S1, tapi juga hiburan yang akan terus menemani orang" terutama masyarakat Kota Bandung. 




Sunday, March 7, 2021

Kau Akan Abadi dalam Tugas Akhirku

Assalamualaikum, selamat pagi/siang/sore/malam, aku kembali!

Tulisan ini emang ditulisnya malem, tapi orang kan bisa bacanya kapan saja. Jadi, mulai dari tulisan ini sampai postingan-postingan mendatang aku bakalan pake salam tadi.

Udah setahun lebih nih aku gak ngisi ini blog karena aku udah mulai persiapan nulis skripsi. Ngomong-ngomong skripsi, rasanya asik banget begitu tau isi skripsinya boleh tentang karakter-karakter novel Aku! Berhubung jurusan aku itu DKV, jadinya novel aku itu wajib dijadikan Komik. Mana pas sidang karya nanti itu harus membahas referensi seluruh isi karyaku itu, termasuk inspirasi para karakternya, kan hasek! 

Ngomong-ngomong skripsi dan tugas akhir, bukan rahasia lagi tentang wajibnya menulis "Ucapan Terima Kasih" untuk semua yang telah terlibat dalam penulisan skripsi dan perancangan tugas akhir! Hehehe, dilihat dari judulnya jangan dulu berpikir aku akan menuliskan nama orang terkasih, ya! Karena memang belum punya saja, walaupun begitu tetap saja ada nama yang terus melekat dalam memoriku. Nama orang ini sama sekali bukan orang yang menorehkan kenangan yang patut disimpan, tetapi perbuatannya itu layak menjadi referensi untuk karyaku nanti.

Karakter yang kubuat untuk cerita Komikku nanti banyak mengakar dari kisahku bersama orang-orang di sekitarku, tapi fiksi. Jadi para karakter itu tidak akan plek ketiplek sama dengan orang-orang itu tadi. Di sini aku akan bocorkan satu nama teman (atau justru malah musuh?) jaman SD dulu yang menjadi referensi untuk satu karakter di dalam karya tugas akhirku nanti. Bahkan sahabatku sejak kelas V SD, Diva, sudah menuliskan nama sang musuh itu dalam blognya, karena temanku itu juga korban dia!

Drung ... Drung ... Drung .... (SFX drum dipukul)

Nama musuh kami berdua itu adalah ... Regian Rinaldhi Muttaqien! Saking nyebelinnya itu orang, Diva gak ragu lagi nulisin nama dia di blog tentang pengalamannya di-bully olehnya! Regian itu sekelas sama Aku pas kelas IV dan V. Waktu kelas IV, kelakuannya masih mending belum parah-parah amir, begitu kami termasuk Diva sekelas lagi pas kelas V, itu benar-benar ujian bagi aku dan Diva.

Regian itu sering banget ngejek Aku "Gila" hanya karena Aku suka banget menggambar Danny Phantom. Bukan hanya ngejek, dia malah sampai bikin aku gak dapet nilai ketika kerja kelompok kelas V (kisah ini nanti aku ceritain di postingan selanjutnya, ya). Saking nyebelinnya, pas Aku dan Diva udah beda sekolah waktu SMP masih aja aku sebel sama Regian itu. Waktu aku kelas VII (tujuh) aja, aku sampai bertanya ke Irsyad adikku yang besar, "Boleh gak Regian dibilang Dr. Doofenshmirtz?" 

"Gak boleh!" seru Irsyad tegas.

"Kenapa? Kan Doofenshmirtz jelek, jahat lagi!" protesku.

"Tapi kan pinter!" seru Irsyad lagi.

Adikku itu sering mendengar kisah "kejahatannya" Regian, makanya dia tahu teman cowokku jaman SD itu tidak layak disamakan dengan profesor jahat dari Phineas and Ferb itu.

OK, balik lagi ke soal skripsi dan tugas akhir, nantinya aku akan membuat tokoh cowok yang sukanya nge-bully Davina Fenton, cewek yang jadi tokoh utama. Namanya Devon Matsumoto, dia ini blasteran Amerika-Jepang. Nah, si Devon ini adalah versi karakter komikku dari Regian tadi. Wajah Regian itu mirip-mirip orang Jepang, makanya Devon jadi keturunan campuran Jepang! 

Buat yang namanya Regian Rinaldhi Muttaqien, siap-siap ya nama kamu abadi di dalam tugas akhirku! Xixixi ....

Berhubung tangan udah pegel ngetik, sekian sampai di sini dulu yak. Terima kasih buat yang sudah baca. 

Thank you.
Syukron.
Arigatou.
Hatur nuhun.




Sunday, August 9, 2020

Dulu Dia Adalah Musuhku

Buat guys yang baca blog ini (kayak ada yang baca aja), pernah gak sih ngalamin awalnya benci sama satu tokoh kartun tapi sekarang-sekarang ini malah jadi suka bahkan nge-fan? Ya, aku juga ngalamin itu dan di sini aku bakal menceritakan pengalaman absurdku ini. Eh, tepatnya menceritakan salah satu pengalaman absurd aku. Dulu aku rasanya sebeeel kalo liat satu tokoh di serial kartun favoritku, sekarang malah...jadi nge-fan! Bahkan sekarang pas udah nge-fan pun masih terus ngejekin bahwa dia berwajah jelek!

Aku coba bongkar-bongkar buku pelajaran jaman SMP dan SMA. Tada! Ditemukan banyak tulisan aku yang mengatakan bahwa Heinz Doofenshmirtz itu jelek! Siapakah dia? Dia adalah seorang profesor jahat dari serial kartun Phineas and Ferb, menurut aku wajahnya sangat jelek! Untuk yang kepo siapa dia, bisa dilihat profilnya di:











































Buat dua gambar pertama, itu isi buku catatan aku pas kelas 8, sedangkan dua gambar terakhir itu buku catatan aku pas kelas 10. Ini baru sebagian kecil dari buku tulis lama aku yang menjadi korban "kebencian" aku sama si profesor jelek dan jahat!

Sunday, February 16, 2020

Cara Berpikirku yang Berbeda dari Orang Lain

Sudah lama juga nih aku tidak menulis di blog ini!

Almarhum Papa pernah bilang bahwa aku ini punya cara berpikir yang berbeda dengan orang lain. Hal ini berlaku juga ketika aku sedang menonton kartun, salah satu hobiku. Karena cara berpikirku itu, aku sering salah fokus terhadap adegan di kartun. Salah fokus ini paling sering terjadi ketika aku menonton kartun berjudul "Phineas and Ferb", tokoh dari kartun itu yang sering membuatku seperti itu adalah Profesor Heinz Doofenshmirtz.
Seperti yang sudah aku ceritakan di catatan aku sebelumnya, waktu SMP kelas 7 aku pernah hilang mood setelah melihat Profesor Doofenshmirtz hanya memakai celana kolor saja. Jika orang lain menganggap adegan tersebut adalah untuk mengundang gelak tawa, aku malah tidak mengerti mengapa mereka menganggap demikian. Orang lain fokus ke corak wajah Perry The Platypus di celananya, aku malah fokus ke rasa geuleuh (Bahasa Sunda: jijik atau sebal) melihatnya telanjang dada. Rasa kagum melihat pemandangan selama perjalanan pulang sekolah sebelum menonton kartun itu jadi hilang!

Mengapa aku menulis tentang ini? Karena aku sekarang menyadari hal ini adalah anomali yang terjadi di dalam diriku sendiri. Mamaku bilang, keanehan itu aman jika menjadi karya. Setiap orang pasti memiliki keunikan, jadi pasti memiliki cerita yang menarik tentang diri mereka masing-masing.

Waktu aku baru masuk kuliah, aku masih sering salfok dan galfok dengan tokoh tersebut, tetapi perasaan yang menyertainya berbeda dengan yang tadi. Salah satu episode bertema psikologi, karena menceritakan tentang id, hawa nafsu manusia, yang diibaratkan sebagai monster. Bukannya fokus ke ceritanya, aku lagi-lagi malah ter-distract oleh profesor itu. Di saat episode ini membahas hawa nafsu, anehnya profesor itu membangkitkan hawa nafsuku dengan pakaian seperti ini! 😋😋😋


Anehnya lagi, aku malah merasa "tidak tahan" 🤤 terutama saat melihat ekspresinya begini:

Dalam episode yang sama, pakaiannya malah jadi lebih terbuka lagi dan itu malah membuat nafsu aku jadi gas pol! 😈🔱🔥

Mamaku bilang, adegan-adegan tadi itu boro-boro membuat perempuan nafsu, justru malah geuleuh! Biasanya perempuan itu hanya sebatas kagum saja melihat laki-laki sixpack di majalah, tidak sampai nafsu! Papa pernah curiga, jangan-jangan secara psikologis aku ini laki-laki? Ini malah membuatku semakin terasa aneh karena aku adalah perempuan yang hawa nafsunya seperti laki-laki!

Friday, December 27, 2019

Komikku Ganti Judul!

Akhirnya aku bisa nulis lagi di sini setelah kira-kira ada sebulan gak bikin post baru. Untung aja rencana cerita yang baru, "Wynn of The Dead" dipilih dosen mata kuliah Komik dan Desain Karakter buat diwujudkan menjadi komik Webtoon. Apa, aku jadi author di Webtoon!? Rasanya asyik banget deh bisa nerbitin komik karya sendiri!

Inti ceritanya masih sama kayak judul sebelumnya, "Hyunh of The Dead", cuma ada pengubahan sedikit saja di judulnya. Nama "Hyunh" jadi "Wynn". Kenapa diganti? Karena Mr. Hyunh aslinya adalah tokoh kartun Hey Arnold, pasti ada hak ciptanya walaupun desain karakter komik karyaku ini udah jauuuuh beda sama karakter aslinya. Jadi namanya pun Mr. Wynn, bukan Mr. Hyunh lagi. Bahkan aku kepikiran buat ganti lagi judulnya jadi "Skullcapocalypse", yang merupakan gabungan kata Skullcap (kopiah) dan Apocalypse (kiamat).

Lho, kok, ganti lagi judulnya? Karena cerita komiknya sebagian besar diinspirasi episode "Night of The Living Pharmacists" dari Phineas and Ferb. Ya, ini mungkin udah aku ceritain di postingan sebelumnya, episode ini tentang menularnya wabah zombie yang berpenampilan seperti Profesor Heinz Doofenshmirtz. Sebenarnya Heinz Doofenshmirtz bukan apoteker (dalam Bahasa Inggris disebut "Pharmacist"), dia disangka berprofesi itu karena jas labnya. Aku ingin judul komik aku juga berdasarkan pakaian yang menjadi ciri khas zombie dalam komik yang sedang kurencanakan ini, yaitu kopiah.

Bedanya dengan episode tersebut, Profesor Doofenshmirtz tahu banget di kota tempat dia tinggal sedang terjadi wabah zombie yang penampilannya hampir persis kayak dia dan wabah itu juga gara-gara dia sendiri. Kalo Skullcapocalypse, Mr. Wynn tau-tau liat di kota banyak banget zombie yang mirip dia penampilannya dan sama sekali gak tau ada apa di balik kejadian aneh ini. Di komik aku, yang nularin wabah ini Hans, temennya yang iri sama prestasi Mr. Wynn karena dia kepilih jadi siswa teladan di sekolahnya. Walaupun namanya pake embel-embel mister, Mr. Wynn ini masih anak remaja SMA. Di Amerika, kalo kita kurang deket sama orang, kita manggil dia pake nama keluarganya dan ditambahin gelar mister buat laki-laki dan miss buat perempuan. Masing-masing arti dari dua gelar tadi adalah "tuan" dan "nona", tapi sengaja gak aku terjemahin di komik karena bikin dia makin kayak tua.

Friday, November 22, 2019

Rencana Cerita Baru

Ini postingan pertama di bulan November dan bulan ini udah mau habis lagi! Tapi aku masih bakal lanjut nulis di blog ini. Aku kepikiran buat nulis novel atau komik selain "Davina dan Bumi Kedua", judulnya "Hyunh of The Dead". Judul ini pelesetan dari film zombie "Shaun of The Dead" (tolong kasih tahu kalo aku salah nulis namanya). Cerita ini memang tentang zombie juga, sekaligus klon (kembaran yang dibuat, bukan kembaran dari lahir). Cerita ini masih menggunakan tokoh yang sama dengan tokoh novel Davina dan Bumi Kedua. Menggabungkan episode "Night of The Living Pharmacists" Phineas and Ferb dan "Double Dipper" Gravity Falls.

Inilah rincian plotnya! (belum final, jadi jangan khawatir spoiler)


  • Mr. Hyunh atau Mr. Wynn terpilih menjadi siswa teladan di sekolahnya, Eclipse River High.
  • Hans Mueller, teman sekelasnya ingin predikat siswa teladan untuk Mr. Hyunh itu dicabut. Hans adalah murid berprestasi, tetapi ia merasa tersaingi karena tidak terpilih sebagai siswa teladan. Jadi, ia terpikir untuk merusak imej saingannya itu. Mr. Hyunh hanya dianggap saingan oleh Hans saja, yang bersangkutan tidak menganggap sama untuk Hans.
  • Di loteng rumah menaranya, Hans menemukan sebuah mesin fotokopi tua dan menyalakannya. Karena dia berada di dalam gudang yang berdebu, dia langsung bersin dan mengenai mesin fotokopi itu!
  • Keluarlah selembar kertas bergambar dirinya, kertas itu pelan-pelan berubah menjadi salinan atas dirinya! Ternyata mesin itu adalah mesin pengganda manusia! Hans segera menghilangkan klon dari dirinya itu.
  • Esok harinya, Hans menggunakan potongan kuku Mr. Hyunh untuk digandakan. Satu potongan kuku menghasilkan satu orang klon, berarti dari semua potongan kuku menghasilkan 10 klon!
  • Hans memberi tugas yang berbeda-beda untuk setiap klon, semua tugas yang diberikan bersifat merusak, misalnya mencorat-coret tembok jalan. Mereka pun disebar ke seluruh kota Eclipse River.
  • Pada awalnya, teman-teman Mr. Hyunh yang lainnya yaitu Davina, Alfred, Bella, dan Harvey melihat Mr. Hyunh melakukan hal yang tidak baik, padahal itu klon, bukan Mr. Hyunh asli. Satu orang melihat satu klon. Mereka sedang berada di luar rumah mereka.
  • Mereka kemudian bertemu Mr. Hyunh yang aslinya dan melaporkan apa yang mereka lihat tadi. Tentu saja Mr. Hyunh tidak mengerti apa yang terjadi. Para guru juga menghubunginya dan mengatakan hal yang serupa dengan teman-temannya itu.
  • Davina yakin terjadi kesalahpahaman di antara guru dan teman-temannya, tetapi di grup Whatsapp sekolah menunjukkan foto dan video kejadian yang mereka lihat. Bukti-bukti itu menunjukkan bahwa itu benar-benar Mr. Hyunh. Orang yang dimaksud semakin bingung, karena hari ini dia tidak mengunjungi tempat yang ditunjukkan dalam foto dan video.
  • Situasi semakin buruk dengan menampilkan keisengan yang dilakukan oleh "Mr. Hyunh" di berita TV. Melihat berita-berita itu. Hans senang dan puas dibuatnya. Akan tetapi, para sahabat Mr. Hyunh tahu betul temannya itu tidak mungkin melakukan hal demikian. Pasti ada penjelasan logis, begitu kata mereka.
  • Sayangnya, para klon itu lalu rusak sehingga bermuatan listrik dan menyetrum siapapun yang mereka temui untuk mengubahnya menjadi klon Mr. Hyunh juga.
  • Terjadi blackout di hampir seluruh kota Eclipse River, juga tidak ada koneksi internet dan siaran televisi sehingga Hans tidak mengetahui apa yang terjadi pada klon buatannya.
  • Mr. Hyunh dan teman-temannya berusaha pulang ke rumah mereka, tetapi sekumpulan orang yang saling menulari dan mengubah mereka menjadi Mr. Hyunh merintangi jalan mereka! Apalagi kota sedang gelap gulita!
  • Supir taksi yang mereka naiki membuka sedikit jendela karena belum sadar apa yang terjadi, lalu satu orang tertular menjadi zombie Mr. Hyunh dan dia berjalan mendekati taksi tersebut, menyentuh sang supir!
  • Mr. Hyunh dkk. langsung keluar untuk menyelamatkan diri. Sejurus kemudian Mr. Hyunh langsung ingat akan tiga adiknya: May, Seymour, dan Sheldon!
  • Kelima anak itu mencari adik-adik Mr. Hyunh tadi. 

Tuesday, October 29, 2019

Gambar Rusa Legend!

Pernah aku begitu tertarik dengan gambar hewan sejenis rusa (aku gak tahu nama hewan yang persisnya) sedang dimakan buaya di dalam air. Gambar itu pertama kali kutemukan di buku berjudul "100 Pengetahuan Tentang Reptilia dan Amfibi" terbitan Pakar Raya. Waktu itu aku masih kelas 5 SD, lagi seneng-senengnya sama Danny Phantom. Dasar fangirl yang aneh, aku malah ngebayangin rusa tadi sebagai Danny Phantom waktu itu! Padahal 'kan Danny itu punya kekuatan hantu, pasti dia bisa menghilang di saat ada bahaya menghadangnya! Harusnya orang yang ngefans berat itu muji-muji karakter kesukaannya, ini malah mikir yang sadis. Aku juga gak ngerti kenapa aku bisa mikir sampe gitu.

Kenapa aku bisa tahu gambar rusa itu? Waktu baca di perpustakaan sekolah aku waktu SD, aku coba baca buku itu dan nemu gambar itu. Di situlah aku mulai ngebayangin rusa itu jadi Danny Phantom. Pas libur, dapet kesempatan ke toko buku. Sudah dapat ditebak, aku beli buku itu juga akhirnya. Rasanya seneng banget deh (aku emang aneh) bisa liat gambar rusa itu sering-sering! Sambil ada sedikit rasa nyeselnya, karena aku sebenernya pengen beli komik Jepang. Ah, daripada terus-terusan ngintip buku punya sekolah, mending punya sendiri bukunya! Tapi lama-lama copot halaman yang berisi "gambar kesayanganku" itu.

Sumber: buku "Book of Life: Kehidupan Air" halaman 12. Penerbit Pakar Raya Pustaka.


Selama bertahun-tahun terlupakan gambar itu, pas aku kelas 11 SMA adik aku Irsyad gak sengaja ngingetin lagi aku sama gambar itu. Kita ke toko buku lagi, tapi aku gak beli lagi buku "100 Pengetahuan Tentang Reptilia dan Amfibi" itu karena mamahku merasa jijik dengan gambar-gambar reptil yang realis - bahkan ada beberapa gambar yang lebih besar daripada ukuran hewan yang sesungguhnya! Irsyad beli buku "Book of Life:Kehidupan Air", penerbitnya juga Pakar Raya sama kayak buku yang aku pernah beli dulu. Ternyata, di buku itu ada gambar rusa "favoritku" yang persis sama kayak yang dulu! Rasanya senang untuk yang kedua kalinya, sekaligus nostalgia jaman SD dulu.

Tapi aku sempat lupa lagi buku dan gambar itu selama bertahun-tahun dan inget lagi baru-baru ini setelah aku cari tahu tentang Heinz Doofenshmirtz si jelek di Phineas and Ferb TV Tropes dan Phineas and Ferb Wiki. Dari kedua website itu, diceritakan bahwa dia sebenernya udah pernah kehilangan kedua lengannya. Karena fakta itu, aku malah jadi keingetan lagi sama gambar hewan kayak rusa yang pernah membuatku senang dulu itu. Aku kasih screenshotnya dari kedua website tadi di bawah. Doofenshmirtz memang seorang profesor, tetapi dia bukan orang yang punya kekuatan ajaib! Mengingat buaya itu gigitannya sangat kuat, bisa mematahkan tulang, udah ketauan kan apa yang aku bayangin sekarang dari gambar rusa "legend" itu? Tapi tenang saja, hubungan antara hilangnya kedua lengan Doof dengan gambar itu cuma khayalanku, bukan rumor/teori dari fan sang tokoh. Bahkan sama sekali bukan bersumber dari apa-apa!


Trope tentang Dr. Heinz Doofenshmirtz














Sumber: https://tvtropes.org/pmwiki/pmwiki.php/Characters/PhineasAndFerbMainCharacters

 Dalam tulisan yang dikasih lingkaran merah, tertulis "Artificial Limbs: Somehow lost both of his arms. The ones we see in the show are made of titanium.", yang artinya "Tungkai dan Lengan Buatan: Entah bagaimana caranya dia kehilangan kedua lengannya. Salah satu lengannya yang kita lihat dalam acara ini terbuat dari titanium.".

Artikel Wiki Tentang Cerita Latar Belakang Heinz















Sumber: https://phineasandferb.fandom.com/wiki/Heinz_Doofenshmirtz

 Dalam tulisan yang dikasih lingkaran merah, tertulis "He is a double amputee with two titanium arms, which may explain his amazing hand-eye coordination. ('Road to Danville')", yang artinya "Dia memiliki kedua lengan yang diamputasi dan digantikan dua lengan titanium, yang di mana menjelaskan koordinasi mata-tangannya yang luar biasa. (dalam episode 'Road to Danville')".




Sunday, October 27, 2019

Kangen Komputer LCD

Sekarang aku biasa pake laptop, karena hanya itu yang ada sekarang untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti internetan, editing gambar, bahkan sekarang blogging sudah termasuk. Tidak hanya aku yang pakai laptop, tapi juga Mama buat kerja ngajar. Kata beliau, laptop itu sudah seperti cangkul bagi petani. Jika laptop yang bisa dibawa ke mana-mana itu dimisalkan cangkul, komputer LCD biasa milik kami mungkin diibaratkan traktor atau alat pertanian berat lainnya, karena sulit dibawa-bawa.

Di postingan sebelumnya sudah kuceritakan bahwa aku biasa memakai komputer LCD saat SMP dulu. Tepatnya sekitar tahun 2010-2011. Komputer ini tadinya untuk kerja seperti laptop, tetapi ke sana-sananya jadi hanya untuk bermain saja. Aku kangen komputer layar datar itu, karena ada banyak gambar kenangan seperti gambar-gambar Danny Phantom saat dulu masih suka, Mr. Hyunh saat awal2 aku suka, foto-foto jaman SMP, bahkan gambar-gambar Heinz Doofenshmirtz yang jelek itu juga ada beberapa! Tidak hanya gambar Professor Doof, tapi juga karakter-karakter Phineas and Ferb lainnya. Di komputer tersebut  punya banyak koleksi game-game dari Game House yang dulu sering dimainkan oleh aku dan adikku yang besar Irsyad. Dulu kami biasa bermain Tumblebugs, Hamsterball, Spelvin, Big Kahuna Reef, Puzzle Express, Diner Dash, Feeding Frenzy, dan masih banyak lagi! Rasanya tidak ada yang bisa menggantikan kenangan-kenangan itu!

Begitu aku menjelang kuliah semester 2 pada tahun 2017, komputer itu jadi "sakit-sakitan", bahkan sampai "koma"! Beberapa kali keluar-masuk rumah nenekku di Cibeureum (dekat perbatasan Bandung-Cimahi) untuk diperbaiki oleh paman jauh kami yang tinggal di sana. Bahkan aku inget, pas udah mulai kuliah aku pernah ngeliat percikan bunga api dari belakang CPU pas aku lagi liat koleksi gambar-gambar jadul. Dinding di belakang komputer jadi terlihat berwarna oranye seperti api karena terkena bayangan bunga api tadi. Lengkap dengan suara-suara dengungan mesin yang mengerikan dan aneh daripada biasanya! Aku saat itu langsung panik dan buru-buru matiin itu komputer! Udah bener-bener matipun masih memberikan kesan menakutkan, karena komputer itu mengeluarkan asap. Sampe-sampe bau asapnya kecium ke tangga, komputer itu padahal berada dalam kamar di lantai satu deket tangga!

Paman jauh kami yang tadi kusebut (beliau hanya 5 tahun di atas aku umurnya, tapi dia sepupunya Papa) langsung Mama panggil ke rumah kami buat meriksa si layar datar itu. Oh-oh, ternyata CPU-nya mengalami korsleting! "Otak" dari komputer LCD itu beliau bawa lagi ke rumah nenek. Sampai kira-kira 2 tahun gak kedengeran kabarnya, akhirnya itu CPU dibawa ke tempat servis komputer karena "sang dokter" punya kesibukan baru yaitu jualan kaus custom dan cukup laris. Ternyata tidak ada harddisknya kata pegawai di tempat servis tadi. Sampai sekarang aku menulis ini, komputer LCD masih belum bisa dipakai dan harddisk itu belum juga ditemukan. Aku kangen komputer LCD!

Saturday, October 26, 2019

Perasaan yang Campur Aduk Setelah Pulang Sekolah

Misi Baru Sang Supir yang Membawaku ke "Petualangan Baru"

Waktu aku masih kelas 7 semester 2 di tahun 2011 (Wow, sudah lama sekali ya!) aku pernah merasakan emosi aku campur aduk banget sehabis pulang sekolah. Setelah bubaran sekolah, aku dan adik aku Irsyad yang masih kelas 4 SD waktu itu gak langsung pulang, karena supir yang menjemput kami mendapat tugas tambahan: mengantarkan seorang wanita tua dan gadis remaja yang umurnya kira-kira 3 tahun di atas aku (waktu itu aku umur 13 tahun setengah, jadi dia kira-kira 16 tahunan)! Mereka sama sekali tidak kukenal dan aku juga saat itu malu untuk menyapa orang baru. Jadi, aku dan Irsyad semobil dengan mereka berdua. Aku sama sekali tidak keberatan mereka ikut diantarkan, karena bisa ganti suasana dengan menempuh perjalanan pulang yang lain dari biasanya!

Pemandangan yang Benar-benar Baru dan Menghadirkan Berbagai Perasaan Positif

Di perjalanan menuju rumah kedua wanita tadi, kami lewat Pemakaman Cikadut. Ini pertama kalinya aku liat pemakaman Katolik/Tionghoa secara langsung. Biasanya cuman liat di gambar-gambar atau film-film. Gak ada kesan serem sama sekali, yang ada malah kesan mengharukan dan takjub karena batu-batu nisan yang unik, besar, dan mewah. Suasana hening di sana jauh dari kata mencekam kalo menurut aku sendiri. Setiap makam memiliki nisan yang berbeda-beda. Sayangnya, aku gak begitu inget bentuk-bentuk nisan yang aku liat karena mobil yang kami tumpangi harus terus berjalan meskipun tidak begitu cepat.

Sampailah kami di rumah kedua orang yang kami antarkan. Ternyata kampung tempat tinggal mereka sekalipun belum pernah kami lewati, jadi tempat itu benar-benar baru bagi aku dan Irsyad. Suasana kampung itu hampir sama sepinya dengan suasana Pemakaman Cikadut tadi, memberikan rasa damai di hatiku. "Mantap jiwa!", itulah yang sebutan yang pas buat perjalanan pulang sekolah kami kali ini. Setelah mereka diantarkan, supir kami tidak langsung kembali ke mobil. Aku dan Irsyad mengobrol-ngobrol sambil menunggu beliau kembali. Di situ aku langsung ingat: aku takut ketinggalan kartun Phineas and Ferb! Untunglah kami segera pulang.

Setelah Menempuh Perjalanan Baru, Disambut dengan Acara TV Kesukaan

Begitu kami tiba di rumah, itu kartun malah baru mulai. Kami berdua lega. Akan tetapi, bagiku kelegaan itu tidak berlangsung seterusnya! Mengapa? Akan kuceritakan. Kami berdua menonton episode "Bubble Boys". Dalam episode ini diceritakan Doof menyanyikan lagu gaya Country dan Western yang disatukan dengan suara yang bagus. Dia memiliki banyak penonton.
Bagi yang penasaran dengan episode yang aku bahas tadi, bisa dilihat videonya di:
https://www.youtube.com/watch?v=f1i8wQhJK3o

 (STOP! BAGIAN INI MENGANDUNG SPOILER, TIDAK DISARANKAN UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA BAGI YANG BELUM MENONTON EPISODE TERSEBUT!) Segera, musuhnya yaitu Perry Si Platipus meniup terompet ulang tahun dan mengenai topi koboinya Doof sampai jatuh! Ternyata suara emasnya hanya dihasilkan dari sebuah alat di dalam topi itu dan rusaklah alat itu. Suaranya Doofenshmirtz kembali jelek seperti semula dan sudah dapat ditebak, penonton kabur!

INILAH HAL YANG MENGHANCURKAN KESAN DI PERJALANAN TADI!

Untuk mengatasi rasa malunya, Doofenshmirtz berencana kabur menggunakan jetpack-nya. INILAH ADEGAN YANG MEMBUAT KELEGAANKU TIDAK BERLANGSUNG LAMA: Jetpack itu hanya membawa terbang pakaian ala koboi miliknya, tapi tubuhnya tidak! Doof di situ jadi tinggal hanya memakai (maaf) celana kolornya yang bercorak wajah Perry Si Platipus! Melihat adegan itu aku mencelos: perasaan kosong karena mendapat hal mengejutkan sehingga dada merasa perih dan hampa. Aku menarik napas karena kaget dan ilfil abis. Sama sekali tidak ada peringatan akan terjadi adegan bikin geuleuh (Sunda: jijik) tersebut! Tidak ada aba-aba.

Kesanku Setelah Melihat Adegan yang Bikin Ilfil Tadi

Kartun itu masih punya kira-kira 5 menit lagi untuk menyelesaikan jalan ceritanya. Khusus buat aku, 5 menit terakhir itu tidak bisa kunikmati. Perasaan aku campur aduk, yang tadinya menikmati perjalanan pulang sekolah dengan penuh keharuan sekarang berakhir dengan penuh rasa tidak nyaman yang sulit aku jelaskan. Rasanya nyess yang gak enak di hati. Untuk orang lain bisa jadi adegan itu terasa lucu, tetapi untukku tidak sama sekali!


Selera Aku yang Semakin Nge-Drop

Awal Mulanya Selera Aku Nge-Drop

Aku mulai mengenal serial kartun Phineas and Ferb ini ketika aku masih kelas 5, tetapi mulai rutin menontonnya ketika kelas 7. Pada tahun-tahun itu, aku masih menyukai Danny Phantom, karakter kartun lainnya yang aku suka sejak kelas 4. Setelah sering menonton Phineas and Ferb, entah mengapa aku jadi terus-terusan ingin mengejek tokoh Heinz Doofenshmirtz dari serial kartun tersebut. Saat aku kelas 8, pernah aku mendapat tugas meniru motif batik dari gambar yang dikasih dari guru SBK. Motif batik tersebut bentuknya kayak huruf D yang diputar dalam beberapa arah menjadi semacam motif bunga. 

Temen aku waktu itu, Anggun bilang, “Wah, Hanna kamu bisaan bikin motif itu.” 

Kata aku, “Ini kan motifnya mirip huruf D, aku kan udah kebiasa nulis nama Danny yang dari huruf D.” 

“Ya, dan juga Doofenshmirtz,” tambah Anggun.

Di situ aku langsung nyadar. Iya juga ya, aku sering nulis nama Doofenshmirtz juga selain Danny, walaupun tujuannya nulis ejekan buat professor buruk rupa itu. Bagaimana tidak kusebut begitu? Hidung panjang, dagu kebesaran, kepala gundul di samping dan belakang (biasanya professor itu gundul di atasnya! Mungkin biar anti mainstream kali, hihihi), badan bungkuk (padahal belum tua-tua amat, bahkan umurnya belum 50!), serta perut buncit! Bahkan aku tanpa sadar mulai cari-cari tahu tentang tokoh absurd itu dan nge-download beberapa gambarnya di computer LCD yang dulu suka aku pake. Beberapa  file gambarnya di-rename sama adik aku jadi “Teh Hanna mania Doofenshmirtz” dan “Teh Hanna sangat mencintai Doofenshmirtz”. What? Apakah aku kelihatan suka dia? Padahal secara penampilan jelas gak dapet, apalagi dia itu professor jahat. Pasti gak akan nyamain Danny dari segi apapun, apalagi penampilannya. Jauh banget.

Apa yang Aku Rasakan Tentang Doofenshmirtz Awalnya?

Kalo udah adegan kantornya Doofenshmirtz yang warna ungu ditampilin, aku emang suka deg-degan. Itu karena dia sering lagi gak pake atau hampir gak pake baju di dalem bangunan itu, jadinya aku ngerasa gak tenang gitu. Eneg rasanya liat dia sering penampilan kek gitu, bahkan dia itu tokoh yang paling sering telanjang dada di serial itu! Dia juga pernah bikin ilfil di saat sebelumnya aku ngerasa terharu ngeliat pemandangan indah di perjalanan pulang sekolah (ini aku ceritain di post selanjutnya yaak), karena dia tiba-tiba cuman pake (maaf) kolor di depan umum! Ini bukan lagi di dalem kantor! Gak ada aba-aba sama sekali! Pokoknya gak ada warning! Makanya aku selanjutnya suka udah deg-degan duluan liat kantornya, takut dibikin ilfil lagi! Sering “kekhawatiran” aku itu terjadi, akan tetapi sering juga enggak terjadi.

Di kelas 9, aku mulai bosan Danny Phantom. Phineas and Ferb juga udah gak tayang lagi di TV, jadi Doof juga terlupakan. Pas aku kelas 10, Phineas and Ferb tayang lagi di channel yang berbeda dengan yang dulu menayangkannya pas aku SMP. Karena aku masuk pesantren, tentu saja aku gak bisa menontonnya sering-sering kecuali kalo lagi perpulangan. Aku liat Doofenshmirtz lagi pake celemek doang di pantai, tapi gak pake baju lagi di dalemnya di episode "What'd I Miss"! Tuh kan, dia emang suka buka-bukaan! Jarang lihat kartun, aku jadi mengalami “kekosongan jabatan tokoh” di dalam diriku. Walaupun begitu, aku masih sempat-sempatnya menulis ejekan untuknya. Itu terbukti, dari caraku, menulis catatan (Kok jadi nyanyi ya? Hihihi.) yang kutampilkan di foto-foto di atas.

Episode What'd I Miss: https://www.youtube.com/watch?v=BV_ARPwtQ2E

Selera Aku Terhadap Karakter Kartun Sempat Meningkat Sedikit

Pas kelas 12, aku mulai suka tokoh dari serial kartun Hey Arnold, namanya Mr. Hyunh. Itu karena pas liburan kenaikan kelas, aku nonton "Hey Arnold The Movie" di TV kabel. Menurutku desain karakternya kurang bagus, tapi gak seancur Doofenshmirtz, jadinya aku bikin "versi perbaikan" darinya. Secara aku ini dulunya anak pesantren, aku bikin dia pake baju koko dan kopiah. Kacamatanya aku ilangin. Aku bikin dia jadi anak remaja yang aslinya bapak-bapak. Hasilnya, aku pun kesengsem sama Mr. Hyunh versi fresh ini! Walaupun dia hanya orang biasa saja, bukan superhero seperti Danny Phantom. Mr. Hyunh tentunya tidak bisa berubah wujud dan memiliki kekuatan apapun.




 





Kembali Teringat dengan Doofenshmirtz

Lulus SMA, aku udah setahun suka Mr. Hyunh, lebih tepatnya Mr. Hyunh versi aku sendiri. Begitu aku udah gak di pesantren lagi, tentunya aku sekarang bebas menonton TV! Di channel TV nasional, Phineas and Ferb emang udah gak ada, tapi untungnya ada TV kabel! Aku jadi inget lagi sama Doof jelek itu. Hey Arnold hanya tayang The Movie-nya aja, bukan yang serialnya. Kalo Phineas and Ferb masih tayang yang serialnya. Pernah aku nonton episode Phineas and Ferb "Monster from The Id", itu tentang kedua tokoh utama (Phineas dan Ferb) beserta teman-temannya masuk ke alam pikiran Candace, kakak perempuan dua tokoh utama tadi. Dalam episode tadi, Doof hanya memakai bathrobe alias kimono mandi dan (maaf lagi) celana kolornya! Duh, karena berapa tahun gak nonton ini kartun jadi lupa untuk "siap-siap" menyambut kegilaannya! Begitu kartunnya kelar, aku jadi pengen ngegambar tokoh random yang bajunya sama kayak Professor D tadi.

Episode Monster from The Id: https://www.youtube.com/watch?v=Xpx227X7Hm4



















 Eits, jangan salah! Dia bukan Mr. Hyunh versi baru yang sedang tidak memakai kopiah! Dia benar-benar karakter random. Tanpa nama. Atau tepatnya belum bernama, sampai bulan September lalu di tahun ini aku memutuskannya untuk mengangkatnya menjadi karakter antagonis dalam novel yang lagi aku tulis. Namanya Hans Mueller. Hans ini wardrobe (koleksi pakaiannya) akan banyak meniru koleksi pakaiannya Heinz Doofenshmirtz. Tentu saja aku mencari gambar-gambar tokoh berwajah jelek itu untuk ditiru bajunya. Ternyata eh ternyata, aku malah jadi kepincut sama si jelek ini! Di saat aku sudah kuliah semester 7 sekarang, aku sudah empat tahun menyukai Mr. Hyunh  dan dia pun mulai tergerus, dapat disimpulkan selera aku itu semakin nge-drop!

Ubahlah Persepsi Atas Diri Sendiri!

Catatan 12 Januari 2024 Setelah aku konsultasi dengan psikiater pada akhir Desember tahun kemarin, hari ini aku akan lanjut ke sesi ketiga t...