Wednesday, March 8, 2023

Di Hari Perempuan Internasional Ini, Aku

Catatan 8 Maret 2023

Hari ini adalah Hari Perempuan Internasional! Mau bikin proyek apa ya? Soalnya ada buanyak pol karakter perempuan yang aku suka! Dari Phineas and Ferb aja kayaknya hampir semua tokoh perempuannya aku suka, terutama Vanessa dan Charlene, itu anak dan ibunya, coy!

Berhubung aku lagi revisi bab I hingga III skripsi, alhasil nggak ada ide dan semangat untuk menggambar yang keluar. Lama juga ya aku nggak ngegambar? Kayaknya udah itungan bulan deh nggak bikin gambar! Mungkin proyek iklan es krim Spongebob itu gambar yang terakhir kalinya dibikin!


Monday, March 6, 2023

Meluruskan Kesalahpahamanku yang Berlangsung Selama Dua Bulan

Catatan 6 Maret 2023

Hampir 13 tahun yang lalu, aku masuk SMP, tepatnya Juli 2010. Pelajaran Bahasa Indonesia kelas tujuh yang paling menarik adalah menulis diary, sekaligus menjadi yang paling signifikan dampaknya. Dampak dari tugas tersebut bukan hanya berefek pada kebiasaan aku sekarang ngetik blog pribadi doang. Sebenarnya bukan dari tugasnya itu yang ngaruhnya paling gede, melainkan apa yang waktu itu ditulis di buku itu. 

Pada tahun kedua setelah Insiden Kelinci, yaitu tanggal 1 September 2010, di skul lagi ada Ramadhan Fair. Walaupun bukan kegiatan belajar biasa, tapi lomba-lomba, tetep aja ingatanku pada hari itu masih sering melayang ke masa-masa jaman SD. Padahal saat itu aku udah naik jenjang pendidikan! Kata pikiranku waktu itu : tepat pada hari ini adalah peringatan dua tahunnya Insiden Kelinci!

Waktu itu belum kunamai demikian sih untuk insiden tersebut. Dulu aku nyebutnya "sahur hari pertama puasa yang menyedihkan". Hari itu di koridor sekolah lagi lomba bikin parcel per kelompok karena acara Ramadhan Fair ini diadakan ketika udah deket hari-hari lebaran, untungnya aku bisa menyelesaikan lomba ini bareng temen-temen baru di SMP. Begitu kelar itu lomba, di ruangan kelas buru-buru nulis entri buku diary untuk hari itu, karena bagiku sih maaf kata, tidak ada hal yang luar biasa dari lomba parcel lebaran itu. 

Telah berlalu dua tahun dari Insiden Kelinci, tetep aja aku belum paham apanya sih yang bikin Papah tersinggung akibat pertanyaan pada insiden itu. Walaupun adik aku Irsyad udah beberapa kali ngejelasin bahwa itu nyamain manusia dengan binatang, bagi pertanyaan aku itu kerasanya nggak gitu, nggak kayak bikin manusia sama dengan binatang. Sebelum aku paham bener alasan di balik tersinggungnya Papah, pada saat itu sempet muncul dugaan aneh bahwa beliau benci banget sama kelinci, makanya nggak mau ada manusia yang dibandingkan dengan hewan itu. Untuk situasi dan kondisi lainnya, membandingkan manusia dengan hewan itu tidak dianggap merendahkan atau menyamakan, ini dulu bikin makin bingung di mana letak kesalahannya!

Ini akibat dari aku dulu nggak buruan curhat sama orang yang tepat, makanya problem ini malah jadinya makin runyam!

Versi bahasa sopan : Ketika pemahamanku terlambat dan aku mencoba untuk menebak-nebak sendiri, biasanya malah hasilnya jauh beda.

Versi bahasa kasar : Ketika aku lagi berada dalam "kebodohan", dengan berusaha mikir sendiri malah ujung-ujungnya makin ngaco pemahamannya.

Buku harian itu masih inget pake binder "Harvest" gambar Capricorn, padahal aku Libra tapi zodiak itu lagi nggak ada di tokonya. Atau mungkin aja ada alasan lainnya kah, kenapa nggak pilih gambarnya sesuai dengan zodiak aku? 


Ayo, kembali ke topik awal! Nanti bakalan ada sendiri catatan yang khusus membahas tentang binder tersebut!

Inilah entri buku harian aku untuk peringatan dua tahun Insiden Kelinci : (aku tulis seingetnya aja karena udah banyak lupanya, udah lama sih!) 

"Hari ini, tepat pada tanggal 1 September 2010 sudah dua tahun dari 'sahur hari pertama bulan puasa yang menyedihkan'. Ketika aku sedang sahur, Eyang Putri memberitahu bahwa kelinciku mati. Di saat aku bersedih karena kelinci itu mati, Papah memarahiku. Apakah beliau benci dengan kelinci peliharaanku? Jika iya Papah benci sama kelinci, kenapa nggak pernah bilang itu sebelumnya, sehingga Uwa ngasih kami dua kelinci waktu itu?" 

Entah gimana ceritanya, pada suatu malam setelah bulan puasa usai, adikku Irsyad nggak sengaja baca buku harian tersebut. Dulu aku belum ngerti kenapa diary itu harus pribadi dan rahasia, karena biasanya aku nggak nulis hal-hal yang memalukan kalo orang baca. Isinya palingan cuma kegiatan sehari-hari dan gambar-gambar karya sendiri. Kayaknya waktu itu tujuan awalnya buat ngeliatin ke Irsyad satu gambaran karya aku yang letaknya beberapa halaman sebelum entri tentang mengenang kembali dua tahunan Insiden Kelinci itu.

"Teh, ini sih jadinya kayak ngefitnah Papah! Di situ Teteh nggak nulis bahwa Teteh nanyain 'itu'. Padahal yang bikin Papah marah itu kan karena ditanyain soal 'itu'. Artinya seakan kayak Papah yang benci banget sama kelinci!" ujar Irsyad ketika nggak sengaja buka lembar-lembar selanjutnya dan baca tulisan itu. 

Langsung jantungan aku, takutnya Papah denger! Bisa bahaya tuh kalo sampai beliau denger terus baca catatan itu, malahan makin buruk! 

"Jadi, Papah itu marah ke Teteh hari itu bukan karena beliau benci kelinci?" tanyaku kaget, ternyata dugaanku selama dua tahun ini salah, tidak benar!

"Papah itu bukan benci sama kelinci, tapi karena Teteh waktu itu nanya yang menyamakan manusia dengan binatang!" jelas Irsyad. 

"HAAAH!?" Aku tersentak, menyadari kekeliruanku memahami insiden itu yang malah menjadi jauh berbeda daripada kejadian yang sebenarnya! Saat dia ngomong itu masih nggak ngerti juga kenapa pertanyaan pada insiden itu dianggap menyamakan manusia dan hewan, tapi setidaknya udah terbuka pemahamanku yang baru.

Tadinya kami berdua lagi di ruang belajar di bawah tangga untuk ke lantai dua, aku buru-buru ambil binder itu buat buang lembaran entri tanggal 1 September 2010 itu! Aku lari ke dapur buat buang lembar itu ke tempat sampah. Apa boleh buat, catatan tanggal 2-nya ikut ilang, deh, karena ditulis di halaman belakangnya. Guru Bahasa Indonesia juga nggak akan ngerasa aneh jika di buku itu dari tanggal 31 Agustus langsung lompat ke tanggal 3 September, karena aku emang sering lupa nulis entri diary sampai beberapa hari.

Ngeliat aku lari ke dapur, Eyang Putri yang lagi di kamarnya yang terletak di lorong menuju dapur belakang, nanya, "Ada apa Teh Hanna?"

"Nggak ada apa-apa! Mau buang sampah, Yang Ti!" sahutku sambil melanjutkan langkahku ke dapur belakang yang gelap.

Di situ aku nggak sepenuhnya bohong, karena arti dari sampah itu 'kan bisa juga "sesuatu yang udah nggak diperlukan atau nggak berguna lagi". Aku emang udah nggak perlu lagi catatan untuk tanggal 1 September itu, karena udah diberi paraf sama gurunya juga. Buku harian kami semua dikumpulkan untuk diberi paraf dan sesekali ditambahkan komentar oleh guru bahasa Indonesia kami. Ketentuannya, hanya beliau yang boleh baca buku harian kami semuanya dan jangan sampai dibaca sama temen!

Ternyata malah lebih bahaya kalo dibaca sama ortu sendiri! Udah kayak Nobita yang nyumputin kertas ulangan yang nilai nol dari emaknya! Guru Bahasa Indonesia itu untungnya nggak ngasih komentar yang macam-macam. Kalau tidak salah begini komennya beliau : "waduh, kenapa Papah Hanna bisa benci sama kelinci, tuh?"

Papah udah mencium gelagat bahwa aku sedang menyembunyikan sesuatu dari beliau. Biasanya, aku menyembunyikan karya gambarku yang berupa karakter kartun yang pakaiannya terbuka auratnya. Beliau nggak suka aku bikin gambar yang kayak gitu. Namun untuk kali ini, catatan topik sensitif kayak gitu malah jauh lebih buruk akibatnya kalo ketauan sama Papah ketimbang bikin gambar macam begitu! 

"Teteh bikin gambar yang 'malu' lagi, ya?" tanya Papah menyelidik dari ruang tamu. Beliau nggak suka kalo gambar baju terbuka itu dibilang "seksi", jadinya aku sebut itu "malu".

"Bukan, Pah!"

(Walaupun emang iya sih gambarnya cover dari binder Capricorn itu lumayan seksoy!)


Akhirnya aku berhasil menyobek lembar tersebut dari binder dan karena lagi buru-buru, aku nggak sempet buang ke tempat sampah. Lembar tersebut aku taruh asal aja di lantai dapur yang gelap. Padahal dalam kondisi normal, aku takut gelap apalagi di dapur belakang. Untuk kasus ini, sikonnya beda lagi dan jauh lebih serem kalo Papah sampai baca tulisan itu dan keingetan lagi kisah itu!

Padahal kenangan menyedihkan itu udah aku kubur dari keluarga walaupun masih aja suka kebaca sama Irsyad. (Sekarang malah sering aku sharing kisah ini ke banyak orang, termasuk strangers di Twitter karena aku tahu, orang yang beneran paham perasaanku nggak akan ngejek dan biasanya justru ketemunya yang emang relate dengan kisah ini).

Habis aku buang selembar kertas halaman binder Capricorn itu, rasanya lega banget. Aku segera nyamperin Papah ke ruang tamu dan aku ngejelasin bahwa itu bukan seperti dugaannya beliau. Isi buku yang aku umpetin dari beliau itu bukan gambar, tapi tulisan!

"Teh, Papah mah menghargai privasinya Teteh. Kalo kata Teteh bahwa Papah nggak boleh lihat itu, Papah juga nggak akan baca," tutur beliau kalem.

"Bukan yang 'malu-malu', kok, Pah," kataku mempertegas. 

"Papah tahu, kok."

Di situ aku tenang banget, ternyata seruan Irsyad pas baru baca tulisan aku itu nggak kedengeran sampai ruang tamu tempat Papah berada. Aku menghela napas lega sekaligus sedih, karena beliau menghargai isi buku yang kurahasiakan padahal kontennya menyinggung beliau. Jarang juga lho ada ortu yang menghargai privasi anaknya kayak gitu. Inget aja kalo Nobita pulang ke rumah, ibunya suka nemuin kertas-kertas bekas ulangannya di lacinya.

Hingga beliau wafat, Papah nggak pernah tahu isi dari catatan aku di binder diary itu. Maafin Teteh ya, Pah. Padahal gambar sampulnya juga udah nggak aman binder Capricorn itu, tapi catatanku itu bikin gambar itu nggak ada apa-apanya! Sebutannya jaman sekarang itu "menggiring opini" untuk catatan tadi, padahal akunya aja waktu nulis itu udah lagi "tersesat" sama pemikiran sendiri!


Catatan : lembar zodiaknya aku itu yang sudut kanan bawah, Libra.











Saturday, March 4, 2023

Efek dari Pikiran yang Kaget Karena Bangun Tidur "Mendadak"

Catatan 4 Maret 2023

Kira-kira seminggu aku males ngetik postingan buat blog, karena lagi ada pameran buat tugas kuliah aku. Pamerannya juga bukan di kampus, tapi di BCH (Bandung Creative Hub). Persiapannya nggak akan sesantai kalo acaranya masih di bangunan kampus. Ditambah lagi sempet mampet ide. 

Aku ragu buat ngetik ini, karena takut kayak yang nyalahin Papah. Marukan (dikirain) soal Insiden Kelinci itu udah nggak ada bahan lagi yang mau diceritain. Kayaknya blog aku nggak akan jalan dech kalo nggak bahas itu insiden yang udah lebih dari satu dekade. Dibilang udah basi kayak kata Regian buat Danny Phantom juga nggak bisa, karena setiap tahunnya dapet insight baru tentang kejadian itu. 

Beberapa bulan sebelum Insiden Kelinci terjadi, hatiku cenderung hepi (part ini nich yang bikin aku khawatir kayak yang nyalahin Papah, tapi aku hanya nulis yang beneran dialami dan dirasakan waktu itu 😔🥺). Di teve juga lagi musim tayangin iklan operator pulsa HEPI dengan jingle-nya yang catchy abis, "HEPI, yang baru-yang baru"! Itu ditayangkan pada bulan-bulan terakhir sebelum terjadinya insiden itu, yang juga sebelum bulan puasa 2008. Padahal kurang kejam apa bullying di sekolah, anehnya ini impact-nya kayak nggak ada apa-apanya dibandingkan insiden itu (kalo dibilang membekas sich ya sama aja membekas, tapinya less impactful, entah kenapa 😑).

Bulan Ramadhan tahun ini semakin dekat, pikiranku semakin giat mencari tahu akan insiden itu. Kenapa kayak nggak kelar-kelar, karena di situ aku kaget banget, nggak kayak kasus lainnya yang udah memprediksi kalo bakalan dimarahi Papah 😥😢. Menurut adikku yang besar Irsyad, ada banyak faktor penyebab kenapa peristiwa itu sangat bikin aku terkejut. Ini lanjutannya dari penjelasannya mengenai peristiwa ini yang udah jadi "core memory", makanya jadi lumayan susah buat dilupakan (orang lain sih pengen lulus UN SD itu biar bisa masuk SMP, kalo aku malah tujuannya biar lupa sama itu kejadian tapinya malah gagal lupa).


Simaklah penjelasannya di bawah ini mengenai faktor kenapa Insiden Kelinci ini terasa sangat impactful, bukan hanya termasuk dalam memori inti/core memory!

Ini ternyata ada pengaruhnya juga dari siklus bangun tidur yang mendadak berubah. Karena pada hari itu keluargaku sedang sahur pada hari pertama, otomatis untuk makan sahur itu bangun beberapa jam lebih awal dari biasanya. Alhasil tubuh kami semua boleh dibilang kaget karena perubahan jam bangun tidur yang mendadak. Tubuh kami yang kaget itu bikin lebih emosional karena masih dalam keadaan agak mengantuk.

Dalam keadaan lebih mengantuk daripada biasanya, aku dikejutkan dengan kabar matinya kelinciku oleh Eyang Putri (ini jelas bukannya beliau sengaja bikin kaget, ya, hanya ngasih info aja) ditambah beliau kalo ngomong itu emang nada suaranya suka agak ngagetin! Bisa dibayangin tuh, lagi ngantuk, terus denger kabar yang sedih walaupun itu "cuma" tentang binatang. Dengan alam pikiran yang belum sadar betul, emosi jadi lebih sensitif daripada keadaan normal. Andaikata dikasih taunya pas udah pagi atau siangnya, kayaknya nggak akan sesedih itu deh kalo denger info binatang piaraan yang mati. 

Kalo kita baru bangun tidur, suka masih pusing dan lebih cepat emosi, kan? Emosi di sini nggak melulu gampang ngambek, tapi juga gampang sedih. Gampang kepicu lah, intinya. Juga, dari hari-hari sebelumnya emang udah banyak peristiwa yang bikin sedih buat aku.

Itu baru beberapa suapan pertama makan sahur lho, dapet kabar itu! Artinya, baru mulai makan sahur, udah kaget lagi. Karena kesadaran atau "nyawa" yang belum ngumpul bener tadi itu, aku lebih condong ke arah emosional dan kurang dapat berpikir jernih. Lagi sensitif, sedihnya banget-banget, itu bikin aku malah heran kenapa orang lain di sekitar malah B aja sama kabar ini.

Padahal menu makan sahurnya asik banget lho, bakso udang dan capit kepiting yang dilapisi daging kepiting imitasi dari daging surimi. Kemarinnya udah seneng banget mau sahur pake dua bahan makanan itu.

Sudut pandang aku yang emang agak lain daripada orang normal plus keadaan lagi emosional karena masih pusing itu bikin pikiranku makin-makin ngelantur. Makanya terlintas dan kemudian terlontar pertanyaan yang kontroversial akibat kabar itu! Di sisi lainnya, bukan hanya aku yang masih agak pusing karena bangun tidur yang mendadak lebih dini daripada biasanya, tapi juga semua orang lainnya terutama Papah! Oleh karena itu, beliau juga sedang dalam keadaan lebih cepat tersinggung daripada keadaan biasa, ketambahan pertanyaan yang kuajukan kepada beliau itu juga sensitif.

Aku yang tadinya udah sedih banget-banget karena lagi pusing habis bangun tidur udah dapet kabar sedih lagi, ya tambah sedih dan kaget (udah karena kabar itu ditambah juga karena dibentak sama Papah). Iya, ini yang bikin damage kejadian ini tahan hingga belasan tahun, karena sedih dan kagetnya berlapis. Karena dua-duanya lagi dalam keadaan pikiran yang belum siap betul, makanya kejadian ini bikin segalanya jauh lebih ber-damage. Ketambahan sama sekali kemarahannya beliau itu nggak diprediksi sama aku.

Di luar hal-hal yang terjadi pada saat itu, aku juga sudah dibombardir dengan beberapa kesedihan lainnya pada hari-hari sebelumnya, yaitu kelinci yang satunya mati duluan beberapa hari sebelum insiden ini dan juga kurang dari sehari sebelum kejadian ini adalah terjadinya Insiden Iblis.

Catatan tentang satu kelinci lainnya yang mati sebelum Insiden Kelinci : https://hannaswackyworld.blogspot.com/2022/06/gadis-sebelas-tahun-yang-mengulik-topik.html



Pesan dari sisi lain kejadian ini : 

- jika sedang makan sahur yang butuh beberapa jam bangun lebih awal dari biasanya (terutama pada hari pertama puasa yang dalam adaptasi jam bangun biasa ke jam bangun makan sahur), jangan langsung memberikan kabar yang buruk kecuali jika itu sesuatu yang mengancam nyawa kita

- agar pikiran kita tidak kaget dengan perubahan jadwal tidur yang mendadak bangun lebih awal beberapa jam daripada bulan-bulan biasa, sebaiknya biasakan untuk berpuasa juga di luar bulan Ramadhan supaya tidak sulit untuk menyesuaikan diri dengan jam sahur.

Seperti yang aku pernah bilang di catatanku tentang core memory, adikku Irsyad ini satu-satunya saksi mata pada kejadian tersebut. Jadi, dia menjelaskan hal-hal lainnya yang berkontribusi terhadap insiden ini yang menjadi memori inti buat aku.

Tinggal dua mingguan lagi bulan puasa tahun ini! Yah, jikalau nggak sempet buat puasa Sunnah, setidaknya membiasakan diri bangun sebelum subuh supaya nanti sahur nggak kagetan lagi. 

Sunday, February 26, 2023

Value/Manfaat Apa Nih Yang Udah Aku Masukin ke Blog Aku?

Catatan 26 Februari 2023


Lagi abis ide ngeblog di hari Minggu, buka Twitter, ketemu tweet ini di trending topic tentang Jerome Polin. Di saat aku lagi buntu ide, tweet tadi ternyata serasa menohok! Bikin blog, itu termasuk bikin konten juga kan? Walaupun konten yang aku bikin ini bentuknya tulisan, bukan video kayak Jerome.

Jerome bilang, "Aku harus kasih manfaat/value dalam tiap video aku.", ini bikin aku mikir-mikir lagi tentang semua postingan blog yang udah aku buat. Aku udah kasih value atau manfaat dalam semua yang aku ketik belum, ya? Selama ini isinya cenderung monoton, kebanyakan isinya mengupas tentang Insiden Kelinci yang boleh dikata "udah bulukan". Namun, segera inget lagi sama yang nge-DM di Twitter bahwa semua curcolan di blog ini malah lebih kayak makalah psikiatris!

Inget deh sama perkataan ibu kepsek aku waktu SMA, Bu Ocha. "Dalam diri kamu itu, bisa digali banyak ilmu, lho!" katanya kepada aku waktu dulu masih sekolah. Secara akademik, aku bukan yang paling top markotop, tapi dengan mempelajari semua tentangku, orang bisa banyak menemukan ilmu baru. Dengan mengkaji Insiden Kelinci aja, banyak nich hal baru yang bikin mulut menganga. 

Selain tentang pengalaman yang paling menjadi core memory itu, juga kisah-kisah gila tentang my ex-cartoon crush Danny Phantom! Topik ini juga aku mikir, apakah topik ini memberikan manfaat bagi pembacanya atau cuma kisah kebodohan diri doang? Kisah ini bukan hanya nge-share keabsurdannya aja ternyata. Di situ dibedah juga kenapa bisa sampai ada periode jadi sangat clingy sama si karakternya, kenapa bisa membuatku terus melontarkan kalimat-kalimat aneh seputar dia, kisah latar belakang dari dipilihnya Danny Phantom sebagai cartoon crush yang ternyata bukan hanya sekadar karena good-looking sahaja, dan sebagainya yang nggak nyangka bisa sedalam itu. 


Saturday, February 25, 2023

Sisi "Gelap" dari Penciptaan Hans Durchdenwald

Catatan 25 Februari 2023

Dalam salah satu catatanku yang terdahulu, diceritakan bahwa alasan di balik turn on-nya aku kepada setiap kali Doofenshmirtz shirtless adalah karena aku menciptakan tokoh Hand Durchdenwald. Setelah membaca kembali banyak buku-buku diary, sketchbook, dan binder edisi lama, ternyata ini belum mencapai akarnya! Surat imajiner saja belum cukup untuk membongkar alasan mengapa bisa timbul rasa yang aneh terhadap Heinz Doofenshmirtz itu. Bersiaplah, mungkin ini akan menjadi sisi "gelap" dari karakter tersebut diciptakan!

Friday, February 24, 2023

Karena Hidup Sebagai Anak Kelas 8 Banyak Rasa

Catatan 24 Februari 2023

Hwaaaaw, kalo buka Twitter pastinya banyak trigger buat flashback ke jaman-jaman sekolah dulu. Udah akunya emang hobi banget flashback sama nostalgia (eh, apa bedanya sih? Ada deh bedanya!), ketemu terus sama kiriman-kiriman yang begini. Ditanya "Ada cerita apa di kelas 8 SMP?", bingung deh mau jawab apa soalnya banyak banget! Nah, kayaknya sih dari masing-masing cerita bisa diurai satu-satu jadi postingan terpisah.

Di sini aku cuma bisa tulis garis besarnya aja dari masing-masing cerita, karena bakalan terlalu panjang. Nanti diceritakan lebih detailnya di postingan selanjutnya atau tertunda beberapa postingan lagi (kayak kisahnya anak pesulap di Bogor aja yang lupa aja mau diketik)!

8️⃣ Bella Sang Belieber 🎱 
Kawan yang satu ini nich yang bikin aku mulai tertarik nonton acara-acaranya Selena Gomez! Sebenarnya dia itu justru KZL, tepatnya jealous sama Selena waktu masih pacaran sama Justin Bieber. Bella ini kalo ditanya pas pelajaran IPA, "Sebutkan contoh unsur biotik dan abiotik!", dia jawabnya "Justin Bieber and water". Karena Justin ini hampir nggak pernah main film atau acara serial (kecuali sebagai dirinya sendiri), makanya aku malah jadi kepo sama Selena. 

Waktu pelajaran Bahasa Indonesia di jam terakhir sekolah, kami dikasih tugas sama Bu Hilmi buat masing-masing bikin kalimat. Murid yang udah bikin kalimat boleh pulang.

Temen kami, Zharfan yang duduk tepat di belakangnya Bella malah nyengaja bilang begini, "Oh tidak, aku membunuh Justin Bieber!" 

Kontan aja Bella nepok mejanya Zharfan sambil ngeliatin pake mata marah ke si empunya nama. Yang diliat malah senyam-senyum aja. 

Sebenarnya masih ada banyak banget sih bukti kecintaannya Bella buat Justin. Bukan hanya kisah fangirling dia doang yang jadi sorotanku, lho. Ssstt, dia juga punya sisi aegyo alias "manja-manja" gitu. Pas nilai ulangan dia turun dikit aja dari biasanya dapet 95-an jadi 85, dia malah request gambar yang bikin mengernyitkan kening ke aku. 

"Hanna, tolong gambarin orang gila dong!" pinta Bella. 

"Kenapa minta yang gitu?" tanyaku.

"Nilai ulangan aku jeleeeek ..., aku serasa jadi orang gila," keluhnya pake gaya aegyo yang alamiah.

Apapun alasannya dari request gambar itu, aku terima. Hasilnya? Malah jadi kayak gambar orang bodoh yang pakaiannya compang-camping! Segitu aja dia udah seneng banget lho!

8️⃣ Julukan "Teh Botol" Buat Satu Temen Cewek yang Ngeselin Parah 🎱

Ada satu orang temen cewek yang kompak dimusuhi sama anak cewek satu kelas! Gara-garanya, dia suka tetiba marah nggak jelas, terus tiap kali mau ngomong itu mulutnya udah kayak teko mendidih, "Ssshhhhh". Aku nyebut "aljabar" jadi "Alijabar" aja dia udah akting jadi teko mendidih, langsung kebakaran! Kata satu temen aku, Anggun namanya, dia itu suka tiba-tiba marah.

Aku juga yakin banyak momen bikin kesel orang lain karena sifat aku yang kadang temperamental, tapi jelas nggak separah dia. Ini bukannya udah kepedean, karena Anggun nggak mau duduk deketan sama dia kecuali aku duduk ngehalangin antara itu anak sama Anggun.

Diva pas field trip muter lagunya Harry Roesli "Cio ... cio ... cio ... cio wer-wer-kewer", terus di liriknya ada bagian yang pantes banget buat itu orang! 

"Teh Botol, makin goblok dan tolol!" 

Ini bukannya karena dia bersikap dumb atau bloon, ya. Sama sekali bukan. Nah, udah panjang kan, ya? Ini baru secuil dari kelakuannya dia yang udah kayak bom waktu aja!

8️⃣ Bikin Buku Kumpulan Puisi Karya Sendiri 🎱 

Dari banyaknya tugas sekolah, ini yang kata aku paling menarik! Walaupun aku kurang bisa bikin puisi dan lebih bisa bikin cerpen, tapi enjoy aja rasanya. Pas aku udah kuliah, malah rasanya pengen nengok lagi semua buku kumpulan puisi karya semua orang di angkatan kami. Apalagi Bella Bieber, eh Bella Salsabila emang jago bikin puisi!

Cara bikin bukunya nggak mesti buku cetak kayak yang biasa kita baca. Cukup lembaran-lembaran kertas buku tulis distaples dan diberi sampul. Terus di halaman terakhirnya dikasih bionarasi, dech! Wah, hasilnya sekarang jadi unyu kalo nanti diliat lagi!

8️⃣ Pantatnya Ketombean! 🎱

Temen cowok yang duduknya sebaris sama aku dan Anggun, namanya Zaky P. K. (di kelas aku ada dua yang namanya Zaky), pernah diduga mengalami fenomena yang aneh! Zaky P. K. berdiri dari kursinya, terus nggak tau kenapa di tempat dia tadinya duduk itu banyak butiran putih-putih gitu. Mana dudukan kursinya warna item lagi, jadi makin jelas itu butiran putih-putihnya. Lalu, Anggun ngeluarin perkataan yang menggelitik abis, "Pantatnya ketombean, ya?"

"Omes! Omes!" sergah Zaky P. K. Tau kan ya omes itu singkatan dari "otak mesum". Padahal Anggun ini samsek nggak pernah mesum, lho.

Di situ aku ketawa kecil dengernya. Pas Zaky udah pergi, aku bilang gini ke Anggun, "Bukannya yang suka ketombean itu rambut ya? Harusnya yang ketombean itu bagian yang ditumbuhi rambut!" 

Anggun kaget dnegernya, ternyata ada orang selain dia yang lebih berhak mendapatkan gelar "omes" itu tadi. Hihihi untungnya yang ini Zaky P. K. nggak denger!

Udah cukup segini aja dulu, ya! Soalnya ada segudang sih!



Thursday, February 23, 2023

Hukuman Teraneh dan Yang Paling Efektif

Catatan 24 Februari 2023
Selama sekolah dulu, aku nggak pernah jadi murid yang populer karena akademik aku biasa-biasa aja bahkan sering remedial dan nggak mudah untuk bergaul kecuali duluan diajak bicara sama orang lain. Tapinya adaaa aja hal yang bikin aku jadi pembicaraan sekelas. Guru dan wali kelas bahkan nggak mau ketinggalan, lho! Lalu, gara-gara apa sih aku mendadak terkenal di sekolah walaupun bukan murid yang populer?

Ini pengalaman paling memorable jaman kelas VI SD : dikatain "Danny Phantom" kalo terlambat masuk kelas! Sebenarnya aku udah jadi fangirl Danny Phantom itu sejak kelas IV, tapi guru aku Pak Encang baru ngeh aku suka tokoh itu pas udah nyampe tahun terakhir SD. Sejak kelas satu udah suka telat dan nggak tau obatnya. Di tahun keenam dan terakhir masa di SD ini, entah apa yang memicunya dan siapa yang duluan punya ide, kalo masuk kelas telat disorakin "Danny Phantom!" sama sekelas. 

Di sini aku udah nggak sekelas lagi sama Regian, eh malah ketemu hal yang lebih bikin gelisah! Parahnya, bukan aku aja yang disorakin kayak gitu, padahal cuma aku yang nge-fan Danny Phantom. Ini malah merembet ke temen-temen lainnya yang telat, jadi mereka juga disorakin sama satu kelas. Inget deh satu kawan namanya Fildzah terlambat masuk kelas, udah disorakin gitu, terus sama wali kelas kami Pak Encang dijuluki "Fil-phan", singkatan dari "Fildzah Phantom!"

Ini bikin aku penasaran kalo Regian terlambat masuk kelas! Tapi dia kan nggak sekelas lagi sama aku, dia 6A aku 6B. Jadinya ya nggak ngaruh seandainya dia terlambat juga. Beneran ini bikin aku kepo sama reaksinya YBS kalo dia yang katempuhan (kena akibat dari perbuatannya aku) disorakin Danny Phantom, secara dia kan benci banget sama tokohnya itu. 

Akhirnya aku bisa berhenti terlambat ke kelas! "Hukuman" kayak gini itu jauh lebih efektif buat aku ketimbang hukuman klasik kayak berdiri di luar kelas atau lari keliling lapangan. 

"Akhirnya Hanna tobat juga ya nggak telat lagi," ujar Farah.

Sayangnya, ini nggak bertahan sampai aku SMP!

Mengenang Kembali Karakter Anime Berambut Hijau Mint: Martina Zoana Mel Navratilova

Catatan Rabu, 20 November 2024 Ada kalanya, sebuah kenangan masa kecil kembali muncul begitu saja, membawa kita ke waktu yang lebih sederhan...