Sumber quote : https://www.trimitra.com/jumping-to-conclusions/
Menurut quote di atas, arti dari frasa "jump to conclusions" (langsung lompat ke kesimpulan/menyimpulkan sendiri secara tidak hati-hati) adalah "dalam ketiadaan informasi yang akurat dan dapat diandalkan, kita biasa melompat ke kesimpulan yang terburuk".
Sepertinya dalam Insiden Kelinci juga fenomena "jump to conclusions" ini turut andil, mengapa begitu? Sebagian besar orang yang mendengar kisah nyata Insiden Kelinci ini menganggap bahwa aku ini tidak berempati dengan anggota keluarga sendiri. Banyak di antara mereka yang berasumsi aku hanya timbul empatinya untuk hewan peliharaan. Walaupun di antara mereka sudah banyak yang tidak menganggap itu pertanyaan yang konyol, tetapi mereka masih langsung saja membuat kesimpulan sendiri yang berdasarkan asumsi mereka tadi itu.
Sama sekali kan kejadiannya tidak demikian! Mereka mikir dari mana sih aku ini gak sedih sama wafatnya adik sendiri? Apa kalo nanya itu artinya jadi kayak gitu? Itu kan hanya mencari tahu alasan di balik perbuatan orang-orang yang beda denganku!
Mereka sendiri masih berada dalam sifat "jump to conclusions" itu. Akibatnya, mereka menganggapku terlambat dalam kecerdasan emosional atau EQ. Sebagai seorang kakak kandung, tentunya bersedih dan kehilangan tanpa perlu diajarkan lagi oleh ortu. Untuk hewan saja aku bisa bersedih, mengapa untuk anggota keluarga sendiri aku tidak bisa berduka?
Apa yang menjadi indikasi bahwa aku tidak kehilangan almarhum adikku sendiri dan hanya merasakan kehilangan atas seekor kelinci peliharaan? Aku sebagai pelaku dalam insiden itu malah heran, darimana mereka menyimpulkan seperti itu? Makna dari pertanyaan itu sesuai dengan kata-kata yang tersusun di dalamnya : apa yang menyebabkan orang-orang lebih bersedih hati karena sesama anggota keluarga yang meninggal, sedangkan kepada hewan peliharaan mereka kurang atau tidak sedih. Di sini aku hanya bertanya penyebabnya sebuah perbedaan yang terjadi di antara manusia dengan hewan.
Ini sama seperti seorang anak yang bertanya "mengapa nenek kulitnya kisut, tapi ibu tidak kisut?" Tentu maksudnya bukan berarti si nenek kurang disukai dibandingkan ibunya anak itu, bukan? Atau, anak yang bertanya "Mengapa kucing masih bayi langsung bisa jalan, kalo bayi orang nggak langsung bisa?" Si anak hanya ingin mengerti apa yang menjadi sebab dari perbedaan yang tampak di depannya.
Begitupun dengan aku, pertanyaan dalam insiden kelinci itu hanya ingin mencari tahu lebih jauh, mengetahui lebih dalam tentang perbedaan antara manusia dengan hewan.