Kira-kira dua minggu yang lalu, Tante aku udah ngejelasin jawaban dari pertanyaan pada Insiden Kelinci. Ternyata, jawabannya hampir sama dengan dugaanku. Menurut Nenek ketika bulan puasa lalu aku bersilaturahmi ke rumah beliau, bahwa aku ini seringnya ragu-ragu sama pemikiran sendiri. Makanya, pada insiden itu aku masih nanya ke almarhum Papah, yang sebenarnya aku udah berusaha mikir sendiri jawabannya tapi masih belum yakin.
Orang-orang di sekitarku, terutama Mamah, sering nyangka aku ini ketinggalan pemahamannya atau terlalu naif. Orang biasa sih udah langsung tau, atau bahasa kerennya "just know". Padahal aku udah nebak-nebak sendiri jawabannya, jadinya nggak nol banget pemahamannya. Cuman ya kayak kata Nenek tadi itu, aku masih belum yakin kalo cuma dapet jawaban dari hasil terkaan sendiri.
Inilah penjelasan dari Tante untuk pertanyaanku di masa pra-remaja "Mengapa orang lain hanya sedih ketika anggota keluarga sendiri yang meninggal, tetapi untuk hewan peliharaan mereka tidak sedih?"!
1. Manusia memiliki ciri khasnya masing-masing, baik dari penampilan fisik atau kepribadiannya. Sedangkan hewan kebanyakan identik secara dua aspek tadi, antara satu individu dengan yang lainnya dalam satu spesies. Oleh karena itu, orang yang pergi meninggalkan dunia akan terasa sekali jika mereka telah tiada, karena tidak mungkin ada orang lainnya yang persis sama.
2. Manusia itu lebih tahan lama umurnya ketimbang hewan peliharaan yang cenderung rapuh. Inilah salah satu keunggulan manusia dibandingkan hewan. Makanya jika manusia terutama anggota keluarga kita wafat, itu pastinya akan mengejutkan.
3. Manusia punya kesadaran eksistensial, tetapi hewan tidak memilikinya. Mungkin ini salah satu penjelasan dari "apa itu akal". Karena punya kesadaran ini, maka kita dapat berinteraksi dan merasa lebih relate dengan sesama manusia. Dengan hewan peliharaan, interaksi kita cuma sebatas memberikan kebutuhan jasmani mereka seperti makan, minum, dan membersihkan zat sisa mereka serta bermain saja.
Ya, kurang lebih aku sudah berpikir hampir sama dengan jawaban yang diberikan oleh Tante. Tapi, dengan terbatasnya pikiranku ketika di umur waktu masih menjelang sebelas tahun, aku cuma mentok di poin yang kesatu doang. Dulu aku gak puas dengan pernyataan bahwa manusia lebih tinggi kedudukannya karena punya akal, sedangkan hewan tidak. Alih-alih mendapatkan jawaban, dulu aku sangat kaget karena Papah secara tidak disangka malah marah dengan pertanyaan itu.
Dari insiden ini aku belajar tentang pentingnya memilih waktu, pemilihan kata, dan orang yang tepat untuk bertanya.
No comments:
Post a Comment