Tuesday, February 14, 2023

Insiden Kelinci Adalah "Core Memory" Buatku!

Catatan 15 Februari 2023

Rencananya, Disney mau ngeluarin beberapa sekuel tahun ini yaitu film Toy Story 5, Frozen III, Inside Out 2, dan Zootopia 2. Di sini yang bakalan jadi fokus aku itu Inside Out. Hal yang bikin film tadi itu unik adalah karena membahas tema psikologi. Banyak fenomena psikologis yang lebih mudah dijelaskan jika dikaitkan dengan film itu. 

Setiap kali aku akan brought up Insiden Kelinci, rasanya ragu, khawatir orang yang baca akan jadi bosan. Itu disebabkan karena ini adalah peristiwa yang paling kontroversial, setiap orang penerimaannya berbeda-beda. Juga merupakan insiden yang paling sulit bahkan alot untuk dilupakan. Adikku Irsyad punya penjelasan terkait Insiden Kelinci ini, dia menjelaskan hal ini dengan perumpamaan dari film Inside Out

Dalam film yang menceritakan tentang kelima perasaan yang dipersonifikasikan ini (marah, senang, sedih, takut, dan jijik), terdapat visualisasi dari memori berupa bola-bola memori. Dari sekian memori yang kita miliki, terdapat sebuah "memori inti" (core memory), yang digambarkan sebagai bola-bola yang bersinar paling kuat dan ditempatkan di wadah khusus yang berbeda dari memori biasa.


"Mungkin ayah dan bunda sudah pernah mendengar istilah core memory. Istilah ini memiliki arti memori atau kenangan akan kejadian yang paling berpengaruh bagi si kecil. Core memory tidak hanya memberi kesan mendalam, tetapi juga bisa menjadi dasar dari nilai dan tabiat yang dimiliki anak saat dia dewasa." 


Menurut adikku Irsyad, alasan di balik sulitnya aku melupakan Insiden Kelinci itu adalah karena peristiwa tersebut merupakan core memory bagi aku. Sekarang sudah mulai jelas bahwa peristiwa itu terus melekat di benakku itu bukan karena aku hanya terobsesi akan kejadian itu, apalagi dendam sama Papah, melainkan karena memori akan insiden tersebut memberikan pengaruh yang mendalam bagiku. Lalu, mengapa insiden yang kontroversial itu bisa termasuk kenangan yang paling berpengaruh dan memberikan kesan yang dalam di kehidupanku, sehingga jadi memori inti? Ini juga masih ada penjelasannya dan dia itu ngejelasinnya dalam sekali duduk, bukan di momen yang berbeda. 

🔮 Ya, seperti yang kita baca dari kutipan artikel di atas (sebenarnya itu artikel buat parenting), ortu emang perannya nggak main-main buat menciptakan memori inti dalam kepala kita yang anaknya mereka. Dalam Insiden Kelinci itu, aku waktu itu emang berkaitan erat bahkan berurusan sama Papah almarhum. Nah, dari siapa yang terlibat dalam kejadian aja udah ketebak sebabnya itu kejadian bisa masup ke memori inti. Sayangnya, ini nggak berhenti sampai di situ, karena nggak semua kemarahan Papah itu berbekas ampe segitunya.

Kemarahan Papah yang sampai mukul pun nggak bikin keingetan segitunya. Mungkin ada beberapa peristiwa macam begitu yang bikin kepikiran, tapi nggak alot juga keles ngelupainnya. Bisa jadi nggak masuk-masuk ke memori inti acan. Mari kita simak penjelasan selanjutnya dari adik aku yang gede ini!

🔮 Pada insiden itu, aku jelas lagi sedih-sedihnya karena kelinci peliharaan yang mati. Jadi, dari awal emang udah sedih sebelum aku bikin Papah marah. Pada kasus biasa, sedih itu karena dimarahin, bukan sebelum dimarahin juga udah sedih. Di sini juga curiga aku udah ada PTSD, karena kelinci mati doang bikin keingetan lagi sama adik yang meninggal. 

Emosi aku lagi intens ketika Insiden Kelinci itu terjadi (kesedihan pertama karena kematian kelinci dan kesedihan kedua karena dimarahi Papah tak disangka-sangka), peristiwa ini memberikan kesan yang mendalam selain karena merupakan interaksi aku dengan orang tua, yaitu Papah. Dari sini udah ketemu dua faktor penyebab masuknya insiden ini ke dalam memori inti, yaitu faktor interaksi dengan orang tua dan faktor perasaan yang intens karena rasa sedih bertambah-tambah dan ditambah pula kekagetan karena dimarahi. Ini hanya bagian dari penjelasan adik aku yang posisinya netral dan dia satu-satunya saksi mata kejadian ini, jadi bukan aku menyalahkan Papah seperti yang beberapa orang anggap.

🔮 Contrary with most people believes, aku bukannya lebih sedih sama hewan peliharaan ketimbang adik sendiri. Kejadian ini bikin waktu itu nyadar satu hal : orang-orang menyikapi kehilangan sesama manusia dan hewan itu berbeda. Oleh karena itu, aku mempertanyakan soal itu di saat masih kelas lima, aku tidak menganggap itu membuat derajat manusia menjadi hina atau rendah. Bagiku, kematian adalah sebuah topik yang menarik untuk diulik, dicari tahu seluk-beluknya. 

Banyak orang pikir aku ini logika atau kecerdasan emosionalnya ketinggalan (terutama Mamah yang mikir gini), padahal kayaknya sih hanya karena perbedaan sudut pandang dengan orang biasa. Bahasa ilmiahnya itu neurodivergent, buat sudut pandang yang umum itu disebut neurotypical. Setelah ke psikolog, baru deh ngerti kenapa aku masih nanyain perihal itu yang kata orang "normal" itu udah jelas jelas jelaassss banget. Karena punya pemikiran yang nggak umum, sama sekali had no idea bahwa itu bukan hal yang dianggap benar oleh masyarakat umum, setidaknya masyarakat umum di Indonesia. 

Jika momen dimarahin Papah biasanya udah tau letak kesalahannya sehingga nggak kaget lagi kalo beliau marah, kali ini sama sekali nggak ada dugaan sedikitpun bahwa pertanyaan seperti itu bakalan dimarahin. Rasa terkejutnya jadi di-up berkali-kali lipat dibandingkan kasus biasa. Bahkan hingga kurang lebih tiga tahun dari kejadiannya, aku masih bertanya-tanya kenapa itu bikin beliau tersinggung. Sejak paham bahwa mayoritas warlok mikirnya hewan itu rendah, posisinya di bawah manusia, baru deh ngerti kenapa menyinggung (tapi nggak bikin ilang sedihnya). 

Udah ketemu tiga faktor nih kenapa itu kejadian jadi memori inti yang terus aja keingetan (ini beda dengan yang orang Sunda sebut "neuteuli") selama lebih dari sepuluh tahun lamanya :
1. Melibatkan interaksi dengan orang tua, apalagi ortu dalam kejadian ini udah meninggal jadinya aku nggak bisa verifikasi ke beliau
2. Kondisi emosi yang intens karena satu kesedihan ditambahkan satu kesedihan yang lainnya dalam waktu yang hampir bersamaan (nggak sampe sejam dari kabar matinya kelinci ke aku dimarahin Papah karena nanyain itu)
3. Rasa terkejut yang teramat sangat, yaitu berasal dari bentakan, tidak menyangka ucapanku bisa menyinggung, dan menemukan bahwa pemikiran orang lain ternyata jauh berbeda denganku

Jadi makin suka nih sama film-film Disney terutama yang keluaran Pixar, soalnya banyak berkaitan dengan kejiwaan. Sebenarnya kalo mau diulik lagi, Frozen terutama yang pertama, itu metafora dari masalah psikologis. Semoga saja Inside Out 2 ini lebih banyak ngulik tentang core memory itu. Core memory ini disebutkan pada kutipan artikel di atas bahwa dapat juga menjadi dasar tabiat anak ketika dewasa, andai saja tidak ada peristiwa itu kayaknya aku nggak akan segitu berminat untuk cari tahu tentang diri sendiri.






Thursday, February 9, 2023

Menjadi Satu dengan Hewan, Apakah Itu Selalu Buruk?

Catatan 9 Februari 2023

"Teteh nanti di akhirat disatukan dengan kelinci, mau!?"

Itu kalimat ancaman yang Papah katakan ketika aku mencoba curhat dengan beliau waktu setelah lebih dari satu bulan tidak bisa menghilangkan perasaan sedih akibat Insiden Kelinci. Peristiwa seperti itu memang aneh dari segi apapun, bahkan aftermath-nya (akibat yang terjadi setelahnya) juga diverse (sangat berbeda) dengan kasus dimarahin beliau biasanya. Aku emang sulit untuk melupakan pengalaman yang nggak enak, tapi kalo dimarahin blio itu biasanya cepet biasa lagi, gak kayak gini amat. Berarti perlu dikaji lagi, apa nih yang bikin itu kejadian bisa sampai gede-gede sekali damage-nya?

Jadi, aku terus nulis kisah ini bukan berarti nginget-nginget konflik aku dengan ortu yang udah almarhum ya. Bukan juga nyalahin Papah seperti yang dikira oleh Mamah dan satu psikolog aku pas tahun 2018. Nulis ini bisa termasuk sebagai expressive writing yang ditugaskan oleh psikolog ketika aku terapi tiga tahun kemudian, pada 2021. Ada banyak sekali hal yang bisa dikaji dari Insiden Kelinci ini, karena banyaknya pemikiran tentang pengalaman yang satu ini.

Pas baru banget denger ancaman beliau itu, rasanya hal itu kayak yang ngeri banget. "Aku disatukan dengan kelinci" itu maknanya ambigu sebenarnya, meski gitu tetep aja didn't sound right. Apakah disatukan bagian-bagian tubuhnya secara hibrida, disatukan golongannya, berada di satu tempat tinggal yang sama, atau apa, gak jelas kan? Setelah bertahun-tahun mencoba menerka maksudnya dan membayangkan aku mengalaminya sendiri, ternyata nggak seseram kedengerannya. 

Di sini aku bukannya mau menganggap sepele ancaman tersebut, ya. Ini adalah pemikiranku yang timbul apabila ancaman tersebut kembali teringat olehku : 

• Fisikku hybrid dengan kelinci = anthro persona, ada aku versi lain tapi dalam bentuk kelinci yang dimanusiakan. 🐰🤓

Anthro persona ini lumayan banyak di internet sebagai identitas diri para warganet yang suka hewan tertentu.

Atau mungkin bentukannya kayak tokoh-tokoh nonmanusia dari film kartun Disney Treasure Planet? Mereka juga nggak nakutin sama sekali!

• Satu golongan dengan kelinci = ada kemungkinan aku jadi punya kemampuan berbahasa kelinci atau mengerti arti dari tindak-tanduk mereka. 

Inget deh ending-nya film Hop ketika seorang tokoh manusia ikutan jadi kelinci Paskah dan selama filmnya berlangsung, dia bisa bicara dengan kelinci. Berarti berada dalam satu golongan dengan hewan mungil itu nggak seburuk yang aku bayangkan. Okelah, itu kelinci dari film tadi itu bisa ngomong dan ngerti kayak manusia. Bagaimana jika berada dalam satu golongan dengan kelinci yang reguler, biasa saja?

Mungkin untuk orang tertentu, konsep "satu golongan dengan hewan" itu gak gini kali ya. Menurut kebanyakan orang, setara dengan hewan itu rendah. Setiap kali aku ngebayangin diri ini termasuk ke golongan yang sama kayak kelinci, yang muncul di kepala itu aku jalan-jalan bareng sama banyak kelinci. Nggak kerasa rendahannya, yang ada malah lucu dan seru aja kayak aku lagi ngumpul bareng kucing-kucing aku. 

Tapi tetep aja nggak terlalu hepi karena misah dari keluarga aku yang manusia. 😢☹️🙁

• Tinggal di lubang "burrow" bersama kelinci = aku punya kemampuan adaptasi hidup ala kelinci di lubang tanah. 

Di skenario ini aku bisa ikut berubah jadi kelinci, bisa juga masih tetap manusia cuman ukurannya aja yang mengecil sampai bisa masuk burrow (liang kelinci). 

Masuk terowongan tanah? Enakan tidur di bantal dan kasur! Menurut para kelinci malahan sebaliknya. Nggak nyaman rasanya kalo nggak gali lubang di tanah buat tinggal. 

Kalo aku di akhirat berubah jadi atau hidup bersama dengan kelinci, kayaknya nggak seserem yang kebayang pas Papah lagi ngancem itu. Setidaknya bukan hidup di neraka. Tapi lagi-lagi kayak poin sebelumnya, rasanya tetep nggak seneng karena cuma sendirian aku. Nggak bisa lagi ketemu keluarga yang sekarang masih hidup maupun yang udah duluan. 😭

• Berada di dalam tubuh kelinci = badan jadi sat set sat set ke mana pun. 

Karena badan aku di sini jadi kueciiiil, pastinya nggak bawa beban tubuh yang berat lagi! Gak perlu deh workout keras biar angka BB di timbangan cepet turun! Tadinya aku mau mikir gini : "gimana kalo ketemu kucing-kucing aku nanti?" atau "pas mau berak ntar nggak bisa duduk lagi di WC?" Udah gitu langsung inget lagi, eh ini kan seandainya kejadian di akhirat ya. 

Ini adalah kemungkinan tafsir dari "disatukan dengan kelinci" yang paling jarang aku ingat. Bahkan mungkin aja tafsiran ini baru kepikiran sekarang!

Nah, gimana kalo aku di akhirat nanti berubah jadi kelinci? Ada yang bilang hewan itu nggak akan ada di alam baka nanti. Pakai penafsiran apapun, rasanya nggak ada yang ngeri sangad. 


Monday, February 6, 2023

Asosiasi yang Tidak Diinginkan

Catatan 7 Februari 2023


Kadang aku nulis hal yang berat kayak mental stunting atau cognitive dissonance, kadang pula aku nulis hal-hal receh yang kalo orang baca bakalan sambil bilang "Stres"! Orang yang bilang "Gila!" sih cuma Regian ya kalo baca hasil goresan pena atau pensil, bahkan mungkin nanti ketikan aku juga. Saat menulis atau mengetik crazy stuffs, kebanyakan adalah ketika perasaan lagi senang. Sebaliknya, jika topik-topik berat dan ilmiah yang diketik, berarti perasaan aku lagi down atau sedih.

Perasaan aku saat ini nggak sedih, nggak seneng juga. Jadinya mungkin topiknya yang setengah receh setengah berat. 

Biar gak bingung lagi mau nulis apa karena buat bunuh overthinking itu kudu nulis tiap hari, mulai hari ini aku bikin tantangan buat diri sendiri!

Tantangan untuk topik catatan/blog hari ini : tulis hampir semua, kalo gak bisa semuanya dari asosiasi di kepalaku yang nyeleneh alias absurd, mulai dari yang cenderung B aja atau yang parah abis! 

Sejak kecil, aku punya unwanted (tidak diinginkan) dan intrusive (berulang kali mengganggu) berupa asosiasi yang nggak rasional atau masuk akal. Walaupun tau itu semua nggak ada kaitannya atau punya kaitan tapi minim banget, tingkat cocoklogi, pikiran itu gak mau ilang. Udah dimarahin juga t3tep nggak bisa ilang, padahal udah sadar banget asosiasi itu nggak nyambung pol. Bukannya aku mau keras kepala ya (walaupun aku bisa bersikap demikian), karena kepala aku kayak dibagi dua bagian : satu bagian yang terus punya pikiran unwanted, irrational, dan intrusive, serta satu bagian lagi yang sadar pikiran di bagian lain itu nggak wajar dan ngawur tapi nggak bisa berbuat apa-apa untuk menghentikan berjalannya pikiranku itu.

Bisa dibilang "Aku benci pikiranku" meskipun masih dalam konteks bersih, nggak yang kotor.

• Mengkelirukan dua temen sekelas sebagai orang yang sama 

Ini kisahnya Haf dan Fad, dua temen jaman SD yang pernah aku kira orang yang sama pas kelas satu. Udah pernah aku ceritakan asosiasi yang ini di catatan tahun 2021. Segi penampilan, kelakuan, semuanya beda total bahkan bertolak belakang! Cuma dari pakaiannya doang karena di sekolah tentu pake seragam, sama kayak ratusan siswa lainnya, tapi masih terselip perbedaan yaitu Haf lebih suka pakai kopiah putih, Fad lebih suka pakai topi kelepak hitam.

Kenapa bisa sampai kepikiran untuk mengasosiasikan keduanya, sampai hampir 20 tahun belum ketemu juga jawabannya. Aku masih terus ngebandingin mereka, padahal udah jelas banget bedanya. Mereka juga bukan duo sobat karib yang ke manapun berdua. Malahan masing-masing punya rekan setimnya sendiri (buat lelaki, cocok gak sih istilah circle?), meskipun keduanya cowok. 

Dalam pikiran, aku tau banget itu nggak logis tanpa ada yang bilangin juga. Yah, hanya saja nggak tau cara ilanginnya.

Ini masih asosiasi yang lite, mild alias paling ringan derajat irasionalitasnya.

• Menangkap Doofenshmirtz itu kayak ada mirip tipis-tipis sama Shaggy

Sama Shaggy dari Scooby-Doo siapa sih yang gak tau? Kartun ini nggak semasyhur SpongeBob, tapi yakin deh jauh lebih banyakan populasi yang tau daripada yang nggaknya. Nah, sejak meresmikan diri sebagai fan dari Doofenshmirtz, aku ngerasa ada dikit kegelisahan. Ada rasa ganjil yang bikin nggak nyaman kalo ngeliat keduanya, padahal muka keduanya jomplang total!

Di sini aku nggak berani bandingin kedua tokoh itu side by side, atau bahasa lokalnya "direndengin". Terlalu nggak nyaman buat dilihat cuy! Rasanya Doofenshmirtz ini ada vibe yang irisannya tipis-tipis sama Shaggy ini. Tapi itu terlalu samar, bahkan nyaris nggak keliatan apa miripnya, buedaaaa buanget lho. 

Hanya mata yang super jeli yang mampu menemukan irisan setipis kulit bawang di antara keduanya! Kedua pasang mata tersebut adalah milik Mamah dan Tante, adiknya Mamah. 

"Sama-sama bongsor dan kurang tegapnya,” tanggap Tante.

"Kurus, bungkuk, dagunya ke depan, banyaknya interaksi sama hewan," kata Mamah di kesempatan yang lain.

Thank God, mereka nggak mikir aku aneh. Derajat keanehan asosiasi udah naik dikit dari contoh sebelumnya.

• Frasa "susu bubuk" yang bikin kepikiran mukanya satu crush jaman SMP

Ini mungkin jadi salah satu asosiasi gak masup akal yang udah revealed ke ortu. Sejak kelas VIII, ada gejala aneh kalo denger atau baca frasa "susu bubuk". Asli dah ngetikinnya malu karena saking cringe nya sama pemikiran aneh sendiri. Tiap kali ketemu frasa "susu bubuk" itu, koq muncul mukanya Zhar, salah satu crush aku jaman itu, di kepalaku ini sih?

Nggak ada yang ngerti dah napa bisa tercipta asosiasi ajegile itu, untung nggak ngomong ini ke siapapun di sekolah, kecuali ke sohib aku Diva. Itu juga baru berani ngomong ke dia pas kami udah sama-sama jadi mahasiswi. Kami masuk SMP, untung deh udah beda sekolah sama Regian, bisa-bisa kalo dia tau asosiasi absurd kayak gitu makin intensif nyebut aku "Gila!" Masalah yang sebenarnya sih kalo di-spill di sekolah, takut nyampe ke Zhar dan dia makin ngambek ke aku secara diri ini sulit bersikap wajar kalo dia hadir.

Ini adalah asosiasi paling banyak rasa, udah kayak kopi GoldDay aja. Ada rasa malu, cringe, sedih, dan mungkin kesal karena ortu sendiri pun nggak ngerti bahwa pikiranku ini datang tak diundang. Asosiasi absurd ini mau diantar juga tetep belum ketemu akan jalan pulangnya. Tapi ada juga rasa lega karena Diva ternyata malah memakluminya dan sedikit harapan karena udah ketemu awal dari kemunculannya pas aku cerita ini ke psikolog.

Oke, di sini aku cerita sekilas doangan, biar nggak terlalu panjang artikelnya. Mungkin akan aku ceritakan lebih lanjut di catatan yang terpisah di postingan selanjutnya. Di sini kalo dirinci gimana aja reaksi dari ortu soal asosiasi itu, bakalan terlalu panjang dan mata kita akan cepet capek (mataku juga dong yang ngetiknya)!

Derajat keanehan asosiasi yang ini naik agak banyak dari dua asosiasi sebelumnya, meskipun kenaikannya nggak tajam amat.

• Crush jaman SMA bikin keingetan Squidward!?

Nah, ini yang paling gila-gilaan! Sumpah, gegara asosiasi aneh yang muncul tiba-tiba dan nggak diinginkan ini, sampai ada periode gak berani nonton SpongeBob karena timbul perasaan campur aduk yang nggak enak banget kalo si tokoh gurita biru telur asin itu nongol. Lamanya juga gak main-main, sampai kurleb tiga tahun nggak berani nonton serial kartun yang paling sukses dari Nickelodeon itu. Padahal manusia nyata ya mana ada sih yang mukanya mirip tokoh yang biasa disapa "Witwot" itu oleh warlok. 

Junk Food yang Kocak

Catatan 6 Februari 2023

Menurut banyak tweet bijak, menangkal overthinking adalah dengan menulis. Ya, kemanjurannya sudah mulai terasakan. Selama ini banyak memori yang udah lawas, lawas sekali masih suka recalled tanpa sengaja. Dengan dituliskan pada catatan tempo hari, perlahan tapi pasti memori yang dapat dibilang sampah itu udah nggak terlalu kepikiran lagi.

Ini bukannya mau mencela memori itu ya, secara semuanya itu lucu gokil parah bagi aku. Sampah itu kan artinya "sesuatu yang nggak berguna dan cenderung merugikan", memori selama ini sama kayak junk food yang rasanya enak tapi nggak sehat, jadinya bahaya. Kebiasaan bolbal ke masa lalu yang gak penting itu kan prinsipnya mirip junk food tadi. Karena, bukan kebiasaan yang sehat meskipun setiap kali diinget itu selalu bikin aku menolak lupa berkat kocaknya kelakuan temen-temen jaman bocil. Makanya waktu itu Mamah dan Aa (panggilan buat adik aku yang besar) sus aku ada mental stunting karena hampir selalu flashback ke masa lalu terutama jaman SD kelas IV atau V.

Ingatan berbagai peristiwa kocak itu udah nggak bikin ngabrut lagi buat kebanyakan orang, karena udah basi. Kayak Danny Phantom yang kata Regian "Basi!" karena udah gak nge-hits tapi masih dulu aku demen. Peristiwa kocak yang udah jamuran itu (contohnya pas temen aku joget ala iklan Tory Cheese Crackers waktu denger lagu dangdut) kayak makanan sehari-hari aja nih! Makanya harus ditulis biar nggak kepikiran terus.

Jika belum bisa (lagi) mencari bantuan profesional, setidaknya aku berusaha untuk mengatasinya sendiri. Ternyata dicurahkan ke blog itu manjur lho! Oh ya prinsipnya hampir sama kayak surat imajiner atau expressive writing, yaitu mencurahkan bebas isi hati kita. Bedanya, buat blogging ini tetep harus dijaga ketikannya agar nggak jadi jejak digital yang bikin cringe atau nyesel suatu hari kelak.

Bener aja, sekitar dua hari dari aku nulis semua kisah yang pernah bikin ngakak kenceng, udah gak terlalu kepikiran lagi.

Udah lama ya aku nggak mengutip isi Tweet. Terakhir itu pas sekitaran aku masih magang di bulan Agustus sampai September 2022 lalu. 


Sunday, February 5, 2023

Sejarah Karya Gila (3)

Catatan 5 Februari 2023

Nggak nyangka nih daftar karya aku yang absurd parah ini ternyata masih lanjut! Semakin banyak buka-buka info tentang kartun atau game, semakin banyak juga memori yang unlocked alias "terbuka kembali setelah lama terlupakan". 

• Danny Phantom Cosplay Jadi Linda dari Game Samba de Amigo

Buat yang suka main games keluaran SEGA kayaknya ada yang tau game "Samba de Amigo". Baru tau judul game nya tahun 2023 ini, berarti aku pertama tau itu game nyaris dua dekade lalu pas masih TK. Yakin deh nggak semua gamers tau game itu, oke aku spoiler : itu game di arcade (pake koin) yang goyangin marakas, tokoh utamanya monyet kecil pake topi Sombrero (itu tuh, topi lebar yang dipake sama Squidward pas lagi kemping), ternyata nama dia Amigo, sama kayak judul game itu. Ternyata eh ternyata, daku di masa bocil umur lima ini malah salfok sama Linda, tokoh cewek kupu-kupu dari game yang sama daripada si titular monkey character.

Linda ini entah karena fesyennya ikonik atau akunya aja yang rebel karena dulu gak boleh liat tokoh anime yang seksoy, dia jadi karakter yang memorable buat aku. Sampai kelas V juga masih keingetan dalam keadaan belum tau namanya. Trus tergerak tangan ini buat menggambar Danny Phantom (ya, yang dalam wujud hantu) lagi cosplay jadi Linda si kupu-kupu itu. Biar lebih mirip sama sayap dalam art style ala Butch Hartman, sayap untuk Danny ini "pinjem" dari sayapnya Cosmo si peri ijo cowok dari Fairly Oddparents, kartun yang penciptanya sama dengan Danny Phantom tadi. 

Dari usia lima tahun ke tahun kelima di SD ternyata Linda ini nggak ilang dalam ingatanku meski dulu cuma liat beberapa kali di mesin arcade di supermarket. Kayaknya gambar Danny Phantom pake kostum Linda ini yang jadi salah satu alasan Regian suka bitter ke gambaran aku dan ngejek "Gila!". Setelah banyak bikin review gambar GATOT (gagal total) jaman jebot, rasa-rasanya karya aneh paling banyak itu Danny Phantom yang dipakein outfit seksi, kepunyaan karakter cewek lagian! Pas udah jadi anak esempe kelas sembilan, buka-buka lagi buku corat-coret di masa puncaknya nge-fan D. P. itu, eh lupa motoin atau redraw gambarnya.


Sekarang itu buku tulis yang kosong lalu disulap jadi buku gambar udah nggak tau ke mana dah! Aku gambar ulang deh, ngikutin gaya gambar jaman SD dulu.

• Wanita Ayam

Akhirnya, ada juga kisah gambar aneh yang bukan Danny Phantom-related. Sempet sama temen SD dulu banyak dibilangin, "Jangan gambar Danny Phantom terus, bosen!" Habisnya jarang sih ada ide di luar menggambar tokoh manusia setengah hantu itu. Walaupun keadaannya begitu, syukurlah masih ada ide yang lebih fresh.

Wanita Ayam ini mungkin di era sekarang bikin keingetan sama Momo Challenge, karena mukanya humanoid tapi badannya unggas. Eits, tapi makhluk jadi-jadian ini penampakannya nggak horor ya! Tapi ada aja temen jaman SD, Fildzah, yang jijay sama bentukan mukanya si wanita berbadan ayam ini. Dia jijik sama bibir jeding yang mirip paruh + idung gede yang lobangnya segede lobang jalanan, trus dia maksa mukanya diredesain.

Ini gambaran jaman kelas 6, kebanyakan gambar itu di tahun sebelumnya. 

"Aaaah ... Hahahaha, apaaa ini?" tawa Adit sambil ngeliat gambar itu pas dia jalan ngelewatin meja aku. Karena udah nggak sekelas lagi sama Regian, jadinya komennya cukup gitu aja. Adit ini kalo gak barengan sama Regian sih nggak terlalu jail lho. Walaupun mereka masih temenan.

Sebenarnya wanita ayam ini bukan karya asli aku sih, cuma gambar ulang dari coretan di sampul dalam cover belakangnya buku paket IPA aku. Nggak tau siapa yang gambarin, tau-tau udah ada aja gambarnya. Pastinya sih orang di rumah yang nyorat-nyoret, karena digambar pake spidol warna besar hadiah ultah aku yang ke-11 pas kelas lima (spidol khusus menggambar di kertas, bukan spidol papan tulis). Masa sih aku bisa lupa sama gambaran sendiri? 

Karena udah gak ketauan lagi siapa penggambar aslinya, yodah diubah sedikit mukanya si monster perempuan yang punya sayap dan cakar itu. Akhirnya idungnya yang punya lobang idung gede itu aku ganti deh jadi belalai gajah. Jadinya bukan lagi makhluk "wanita ayam", tapi berubah jadi "wanita-ayam-gajah"! Untung deh Fildzah puas sama hasilnya dan nggak jijik lagi.

Gambar aslinya berikut buku paket IPA itu juga udah belasan taun ilang, akhirnya aku gambar ulang aja. Untung masih inget karena desain karakternya yang simpel.

• Wajah Lain Buat Jadi Mata 

Akhirnya, karya aneh yang bukan Danny Phantom-related lagi! Dulu waktu SD sampai kelas tujuh SMP, art style aku itu orang kepalanya bulet kayak Powerpuff Girls. Jelas sebabnya karena aku pernah demen sama trio pahlawan super gadis cilik itu. Karena kepalanya yang bulat itu, jadinya bentuk mata sama bentuk wajah itu nggak jauh beda.

Pas suatu hari di UKK kelas V mau naik ke kelas VI, udah semua soal kejawab tapinya masih banyak waktu kosong sebelum ujian berakhir. Udah diperiksa semua jawaban, nggak ada yang belum kejawab. Gabut banget deh, akhirnya malah iseng nyorat-nyoret belakangnya kertas ujiannya. Awalnya pengen ngegambar kepala anak perempuan biasa, lalu sekilas ide yang sureal tapi kurang cukup gila daripada sekian banyak karyaku, melintas di kepala yang tengah dilanda kegabutan akut ini.

Sebelah mata anak cewek itu aku hapus, untung ngegambarnya pake pensil. Aku ganti jadi apa coba matanya? Eh di tempat matanya ilang, malah aku gambar kepala anak perempuan lainnya yang lebih kecilan. Si kepala yang kecilan itu juga sebelah matanya pake kepala anak perempuan lainnya! Gitu aja terus sampai matanya nggak kelihatan lagi karena makin kecil.

Kalo lagi ngelamun, ide yang paling peculiar itu peluangnya 95% datang. Ide yang aneh itu bisa merupakan karya yang unik, bisa juga malah mendatangkan pemikiran yang terlalu nyeleneh kayak pas Insiden Kelinci. 

"Ih, digambar-gambar!" Regian yang duduk tepat di depan nyeletuk sinis pas nggak sengaja liat ke belakang. Untuk kali ini, dia yang benar karena kesalahan aku ngegambarin kertas ujian, meskipun itu bagian belakangnya. Karena nama kami berdekatan di daftar presensi, ketika ujian juga kami seruangan! Mukanya begini nih kalo ngeliat karya aku: 😠, seperti biasa.

• Fan Art/Fart Art dari Buku Seri "Aku Ingin Tahu Mengapa Perutku Keroncongan"

Buat para penggemar media hiburan, udah gak asing lagi nih sama istilah "fan art", walaupun aku nggak bisa memastikan semuanya udah kenal sama istilah yang satu ini. Danny Phantom banyak fan art-nya sih wajar banget, gak aneh secara dia emang bagian dari acara kartun yang lumayan terkenal. Namun, siapa yang bisa bayangin ada yang bikin gambar dari ilustrasi buku ensiklopedia? Mana ilustrasi itu cuma berupa anak laki-laki random yang hanya muncul sekali doangan dan satu pose aja lagian.

Posenya juga samsek bukan yang istimewa gimana. Ini adalah bagian dari ilustrasi buku seri ensiklopedia anak "Aku Ingin Tahu Mengapa" yang judulnya "Perutku Keroncongan". Dari judulnya, gampang khan nebaknya bahwa topiknya adalah tentang tubuh manusia. Nah, gambar anak cowok random di buku itu yang aku bikinin fan art itu bagian "Apakah Pusar Itu?"

Pose anak itu lagi nunjuk pusarnya, nggak ada istimewanya kan? Tapi pas aku kelas V (seriusan, satu tahun sebelum masa SD aku usai ini entah kenapa banyak banget pengalaman yang unforgettable! 😓) pernah  bikin fan art yang cukup aneh dari gambar anak cowok yang cuma pake boxer merah itu. Si anak itu digambar sama aku dari belakang terus celananya ngebuka dikit, terus kentut lagi! Kayaknya lebih tepat buat disebut "fart art" (gambar kentut) daripada "fan art" (gambar karya fan/penggemar)!

Untunglah Regian nggak ngeliat gambar karya aku yang ini, jadinya dia nggak nyinyir. Namun, lagi-lagi ada revisi dari Fildzah! Celana si anak yang aku gambar itu jangan keliatan pantatnya, walaupun cuma sedikit. Jadinya aku bikin dia pake celdam lagi di dalam boxer-nya.

Ideku yang super duper aneh itu nggak asli-asli banget sih. Sebenarnya ilham bikin fart art itu datang dari karya temen sekelas jaman itu, Rizky Winardi pas kami masih kelas IV. Bedanya, Rizky ini bikin gambarnya itu kayak hewan rakun gitu pake celananya Patrick Star yang corak bunga-bunga yang kebuka dikit juga sampai keliatan dikit pantatnya, nengok ke belakang gitu dan kentut. Dia ngasih judul gambarnya itu "Sato Keur Hitut (Binatang Lagi Kentut)", anak-anak cowok jaman bocah emang punya banyak ide fantastis dan seru!

Buku seri ensiklopedia itu sayangnya aku nggak punya, jadinya cuma baca di perpustakaan sekolah aja. Padahal aku cek di T***pedia, bisa dibeli satuan dan harganya nggak terlalu mahal! Soalnya aku cuma pengen beli buku judul itu, nggak akan seluruh seri. Buat jadi perbandingan antara gambar fan/fart art dengan gambar yang aslinya!

• Danny Phantom Dimakan Buaya!

Buat yang apal banget sama kekuatannya Danny Phantom, pasti bakalan anggap itu mustahil! Namanya aja manusia setengah hantu, pastinya bakalan bisa ngilang badannya kalo lagi ada bahaya. Seperti kebanyakan ide aku yang unlogical, malah kepikiran bikin gambar Danny yang lagi dalam wujud hantu lagi dicaplok tangannya sama buaya besar! Dengan kekuatannya, mestinya dia bisa dong menghindari buaya itu kalo mau caplok tangannya, karena tangannya seakan jadi ilang.

Walaupun aku dulu nge-fan berat sama dia, entah kenapa aku memilih pura-pura nggak tau atau pura-pura lupa sama kekuatannya itu. Lagian kok bisa-bisanya timbul ide yang sadis begitu! Ah, diriku waktu pra-remaja emang suka aneh-aneh. Katanya suka, tapinya kok disiksa?

"Dia mah jagoan, Teh. Pastinya bakalan selamat!" kata Papah. 

Well, ide itu muncul seketika saat aku dan adikku Irsyad baca buku seri "100 Pengetahuan Tentang Reptilia dan Amfibi" di perpus sekolah nunggu dijemput. Di buku itu ada gambar hewan mirip rusa gitu (tapi tanduknya gak bercabang) lagi dimakan sama buaya besar. Dheg, tetiba aja rusa itu malah berubah jadi Danny Phantom di pikiranku! Apalagi seperti yang udah dibilang, dia lagi berubah jadi wujud hantu, di sini kekuatannya malah gak keluar.
 merah itu. Si anak itu digambar sama aku dari belakang terus celananya ngebuka dikit, terus kentut lagi! Kayaknya lebih tepat buat disebut "fart art" (gambar kentut) daripada "fan art" (gambar karya fan/penggemar)!

Untunglah Regian nggak ngeliat gambar karya aku yang ini, jadinya dia nggak nyinyir. Namun, lagi-lagi ada revisi dari Fildzah! Celana si anak yang aku gambar itu jangan keliatan pantatnya, walaupun cuma sedikit. Jadinya aku bikin dia pake celdam lagi di dalam boxer-nya.

Ideku yang super duper aneh itu nggak asli-asli banget sih. Sebenarnya ilham bikin fart art itu datang dari karya temen sekelas jaman itu, Rizky Winardi pas kami masih kelas IV. Bedanya, Rizky ini bikin gambarnya itu kayak hewan rakun gitu pake celananya Patrick Star yang corak bunga-bunga yang kebuka dikit juga sampai keliatan dikit pantatnya, nengok ke belakang gitu dan kentut. Dia ngasih judul gambarnya itu "Sato Keur Hitut (Binatang Lagi Kentut)", anak-anak cowok jaman bocah emang punya banyak ide fantastis dan seru!

Buku seri ensiklopedia itu sayangnya aku nggak punya, jadinya cuma baca di perpustakaan sekolah aja. Padahal aku cek di T***pedia, bisa dibeli satuan dan harganya nggak terlalu mahal! Soalnya aku cuma pengen beli buku judul itu, nggak akan seluruh seri. Buat jadi perbandingan antara gambar fan/fart art dengan gambar yang aslinya!

• Danny Phantom Dimakan Buaya!

Buat yang apal banget sama kekuatannya Danny Phantom, pasti bakalan anggap itu mustahil! Namanya aja manusia setengah hantu, pastinya bakalan bisa ngilang badannya kalo lagi ada bahaya. Seperti kebanyakan ide aku yang unlogical, malah kepikiran bikin gambar Danny yang lagi dalam wujud hantu lagi dicaplok tangannya sama buaya besar! Dengan kekuatannya, mestinya dia bisa dong menghindari buaya itu kalo mau caplok tangannya, karena tangannya seakan jadi ilang.

Walaupun aku dulu nge-fan berat sama dia, entah kenapa aku memilih pura-pura nggak tau atau pura-pura lupa sama kekuatannya itu. Lagian kok bisa-bisanya timbul ide yang sadis begitu! Ah, diriku waktu pra-remaja emang suka aneh-aneh. Katanya suka, tapinya kok disiksa?

"Dia mah jagoan, Teh. Pastinya bakalan selamat!" kata Papah. 

Well, ide itu muncul seketika saat aku dan adikku Irsyad baca buku seri "100 Pengetahuan Tentang Reptilia dan Amfibi" di perpus sekolah nunggu dijemput. Di buku itu ada gambar hewan mirip rusa gitu (tapi tanduknya gak bercabang) lagi dimakan sama buaya besar. Dheg, tetiba aja rusa itu malah berubah jadi Danny Phantom di pikiranku! Apalagi seperti yang udah dibilang, dia lagi berubah jadi wujud hantu, di sini kekuatannya malah gak keluar.


Friday, February 3, 2023

Banyaknya Memori Jadul yang Nggak Sengaja Sering Kepikiran Lagi

Catatan 4 Februari 2023

Semua tugas UAS udah dikumpulkan, kecuali laporan kerja profesi/magang. Huffft, ini jadi pekan yang paling tersibuk!  Kalimat yang tidak efektif, itu disengaja karena seumur hidupku nggak pernah sesibuk ini sebelumnya. Untung udah lewat sidang preview. 😮‍💨

Berarti hari ini harus kelar laporan kerja profesi biar Senin depan udah kumpul! Jadi kayaknya belum bisa serajin dulu buat update di sini. Soalnya kalo lagi banyak tugas gini apalagi waktu itu mau sidang, idenya jadi mampet. Walaupun begitu tetep aja harus lanjut nulis coz suka numpuk pikiran-pikiran yang nggak penting semisal flashback kisah-kisah aneh yang umurnya udah sama kayak anak SMP.

So, memori usang apa aja nih yang masih aja suka recalled tanpa sadar? Ini dia!

- "Gambar yang gitu!"

Pas aku sebangku sama Diva di kelas 5 atau 6 gitu ya, antara tahun 2008 & 2009 gitulah, dia lagi gambar kayak karakter samurai gitu di kertas. Barisan di depan kami diisi sama dua anak cowok yang duduknya sebangku, Adit dan Wafi. Entah gimana, Adit ngeliat ke belakang dan ngeh sama gambaran Diva yang kata aku nggak parah, itu kan gambar cowok. Jadi wajar kalo samurai (ya, samurai itu sebutan buat orangnya, nama pedangnya itu katana) pake kimono (?) yang lahak alias kerahnya besar jadi keliatan dadanya.

Nah, macam begini nih baju karakter yang Diva gambar, cuma bajunya warna hitam dan rambutnya diurai. sumber gambar

"Eh itu liat, Diva ngegambar kayak gitu!" kata Adit sambil colek pundaknya Wafi, agar teman sebangkunya itu ngeliat karyanya bestie aku itu. Nadanya kayak yang habis ngeliat sesuatu yang nggak pantes, padahal gambarnya normal aja. Ekspresinya kayak gini nih : 🤨

"Lho emang kenapa? Kan di luar jam pelajaran?" tanya Wafi sambil nengok ke kami di belakangnya untuk ngeliat karya yang dimaksud. Dia beneran heran, sambil pasang wajah gini : 😯

"Iya sih, tapi gambar yang gitu!" ujar Adit dengan nada kurang suka dengan apa yang baru dilihatnya. Mukanya kayak gini nih : 😒 pas dia ngebales perkataan Wafi. 

Diva buru-buru ngasih "perban hitam" buat dadanya si samurai, biar gambarnya kesensor karena si baju samurai itu warnanya sama. Sebenarnya istilah yang lebih tepat untuk yang dia sebut perban itu ya "sarashi". Bukan perban untuk patah tulang atau luka berat. Karena rambut si samurai itu panjang mungkin, jadinya disangka gambar cewek kali ya, padahal sebenarnya sih nggak perlu disensor pake sarashi.

Art style Diva itu lebih mirip kartun imut daripada anime, makanya agak nyaru antara orang laki-laki dan perempuan.

- "Kamu ngapain? Kayak orang gila aja!"

Itu ujaran yang terlontar dari seorang pemuda tenant kamar kost (yang menyewa satu dari banyak kamar) milik Eyang Putri saat dia ngeliat temen aku joget-joget denger lagu dangdut yang disetel oleh salah seorang tenant kamar itu. Entah si pemuda yang setel, entah penyewa kamar lainnya, yang pasti lagunya berasal dari salah satu dari banyak kamar kost. Sobat aku ini emang biasa joget ngasal kalo denger ada musik pas dia masih lima tahun. Tapi aku nggak pernah komen kalo dia lagi beraksi, ketawa pun nggak.

Ini kejadiannya pas aku kelas IV tahun 2008, ya. Tuh, udah lama banget kan? Udah seumuran sama anak kelas IX yang hampir lulus di tahun ini. Tapinya kok susah ilang dari kepala ya, secara si sobat udah lenyap total refleks jogetnya jika dihadapkan pada situasi serupa pada masa kini.

Makanya aku ngakak pas ada orang yang ngasih remark liat tariannya dia! Walaupun terselip rasa kasihan ke dia yang diejek kayak orang gila. Kira-kira sebulan kemudian, liat iklan Tory Cheese Crackers, tariannya itu aneh abis, tapinya kok terasa familiar? 🤔 Oalah, akhirnya nyadar bahwa itu iklan yang ada cewek pake hotpants di depan dan dua pegulat di belakangnya itu gerakan tariannya sama, kalopun nggak persis ya mirip-mirip kayak si sobat yang nari gak jelas denger lagu dangdut itu!

Kata Papah almarhum pas liat iklan itu, "Iklan ini apa sih pesan yang disampaikannya?" dengan nada heran. 🧐

Buat yang penasaran sama iklannya, bisa klik link di bawah ini ya 👇

- "Woi, ada gambar aneh!", "Masa Danny Phantom kepalanya rusa?", dan "Gambar gila!"

Dari satu set gambar hewan untuk pelajaran Bahasa Inggris yang aku bikin jadi para mutan, malah dapet banyak komentar dari para temen sekelas aku! Dari sekian banyaknya komen mereka, yang paling memorable itu tiga komen yang aku sebut di atas. Mulanya dari Regian yang pertama ngeliat kertas gambar itu, terus dia bilang, "Hanna, gila ih kamu!" Dia emang biasa nyinyir sama gambar-gambar karya aku. 

Regian terus bikin pengumuman ke temen-temen cowok, "Hei, ini liat Hanna bikin gambar gila!" Tanpa nunggu lama, mereka tau-tau udah berkerumun di depan meja aku karena penasaran sama gambar gila yang dia bilangin ke mereka.

"Masa Danny Phantom kepalanya rusa!" ujar Adit di sela-sela tawanya. Tadinya gambar kepala rusa doang, terus aku tambahin badan Danny Phantom yang lagi terbang pake ekor hantunya karena bingung mau bikin badannya, udah habis ide waktu itu.

"Danny Phantom jadi burung!" tambah Shafy yang ngeliat Danny pake kepala flamingo. Alasan yang sama seperti rusa tadi, aku udah kehabisan ide buat bikin mutan. Nggak tau mau dicampur sama unsur dari makhluk apa lagi. 

"Terus, ini apaan lagi?" tanya Fajar sambil nunjuk kakinya seekor gajah yang berbentuk kayak shuriken. Dari kepala langsung disambung kaki yang telapak ya kayak bentuk senjata ninja nan sohor itu.

Di saat semua temen cowok lagi ketawa-tawa ngakak brutal yang kedengarannya beneran nganggap lucu sama gambar itu, Regian ketawanya bentaran doang terus dilanjutkan ngomel-ngomel, "Gambar gila!" Kayaknya dia sendirian yang sinis sama gambar itu. Lainnya cukup woles, genuine ngakaknya, nggak ngejek kayak Regian. Anehnya cuma anak cowok yang ngasih react buat gambar itu, yang cewek mah kayak nggak tertarik, kecuali satu orang yaitu Diva sobat aku yang pernah deket jaman kelas satu, tapinya baru deket lagi karena pernah beda kelas selama tiga tahunan (pas kelas 2, 3, dan 4).

Lupa lagi ada apa, trus kelas kita dipindah belajarnya ke luar kelas. Kita jadi belajar di koridor. Kelasnya kami, 5A kan sebelahan sama ruangannya kelas 4B. Pas itu aku dan Diva lagi berdiri bersandar ke jendela kelas 4B. Diva bilang ke aku, "Misi" sambil ngambil pelan kertas gambar hewan yang udah dibikin surreal itu dari tangan aku.

Eh taunya dia masukin tangannya ke jendela kelas 4B yang lagi terbuka sambil tereak berulangkali, "Woooi, ada gambar aneh!". Di situ dia kibas-kibasin gambar surreal dari hewan-hewan untuk pelajaran bahasa Inggris itu. Para dekel itu nggak ada yang kepancing buat liat gambarnya. Nggak kayak anak-anak cowok di kelas kami yang langsung kepo, meja aku segera crowded cuma gegara selembar kertas bergambarkan para mutan!

Mau liat gambarnya kayak gimana? Cek postingan aku yang ini : http://hannaswackyworld.blogspot.com/2022/09/sejarah-karya-gila.html

- "SpongeBob pake rok tapi ada udelnya!"

Adiknya dari sobat aku di rumah (sobat yang di cerita tadi joget-joget kayak pegulat di iklan Tory Cheese Crackers), pas aku kelas IX di tahun 2012 udah lumayan gede umurnya. Udah lima tahun umurnya pada saat itu. Tapi ide gambarnya itu layak buat bikin aku terpukau, karena imajinatif banget nih anak. Di usia segitu kepikir lho bikin gambar SpongeBob yang pake rok!

Bukan hanya pake rok aja, tapi katanya sih "ada udelnya". Yang paling kocak, dia lupa gambar mulutnya SpongeBob tapi udelnya udah digambar di bawah idungnya. Pas baru dia inget buat bikin mulutnya, udah gak bisa dihapus lagi udel itu karena gambarnya pake pulpen. Jadinya pas dia gambar mulut si spons laut itu di bawah sesuatu yang dia sebut "udel", malah jadinya lebih kayak tompel atau tahi lalat di antara idung sama mulutnya. 

Entah kenapa nggak bisa banget lupain gambar karya anak satu ini. Sampai sekarang masih aja keingetan sama aku, bahkan bisa aja anak yang ngegambarnya udah lupa sama karyanya. Mungkin karena di series-nya SpongeBob itu emang sering pake rok. Adegan dia pake rok yang paling memorable itu pas dia pake apron maid yang cuma nutupin di depannya doang di episode "Can You Spare a Dime?" waktu Squidward nginep di rumahnya SpongeBob sambil jadi pembantunya! 

- "Jijik, ih! Pengen muntah!"

Sejak awal tahun 2010-an, menurut aku ada sebuah video dakwah yang gagal menyampaikan pesannya, ini nontonnya pas SMP kelas VIII. Kayaknya udah banyak deh yang pernah nonton video "pemuda yang terkena azab kubur akibat lalai salat 5 waktu", apalagi pas di SMA malahan sekelas suruh nonton itu video sama guru! Katanya sih ini video kejadian nyata ketika seorang pemuda tetiba meninggal terus makamnya digali lagi buat diautopsi. Bahkan aku nggak berani masukin link videonya ke sini karena masih trauma buat nyari itu video. 😰😨

Baiklah, mungkin ada aja yang jadi sadar untuk menunaikan ibadah yang utama dalam Islam itu. Tapi yakin deh, golongan yang begini tuh jumlahnya sedikit dibandingkan yang ketakutan liat itu video azab. Ini beda lho, ya, dengan sinetron yang se-genre dengan Azab atau Hidayah! Bukannya bikin penontonnya taat, malahan takut bahkan jijik, mual yang ada!😱🤢

Pas liburan kenaikan kelas, aku kasih tau sepupu aku Mayang tentang video itu. Dia baru liat thumbnail-nya aja udah jijay!

"Jijik ih! Pengen muntah!" begitu katanya.

Nah, untuk mengajak orang taat beribadah dengan video semacam itu taunya bukan metode yang tepat. Mimpi buruknya dapet, tapi kesadarannya belum tentu dapet. 



Thursday, February 2, 2023

Cognitive Dissonance, Mungkin Salah Satu Latar Belakangnya Banyak Kisah Hidupku

Catatan 2 Februari 2023

Pada suatu siang di saat aku masih kelas IV, aku sedang menulis buku cerpen di dalam kelas. Teman sekelasku, Nadia Regyna Nusivera (dia bukan friend, cuma classmate doang) lewat di belakang aku lalu terdiam.

"Hanna, kamu lagi apa?" tanya Nadia.

"Lagi nulis cerita," jawab aku sambil terus nulis di atas lembaran blocknote.

"Hah? Hanna, jawab aku ya. Apa aku nggak salah denger Hanna nulis cerita?" tanya dia lagi sambil pake nada sinis.

"Nggak," jawab aku datar, masih lanjut nulis. Sumpah, ide aku rasanya unlimited meski dijulidin manusia macam begitu yang herannya malah duluan ketemu her own truly prince charming.

"Hanna kan bego, mana mungkin bisa bikin cerita!" ejeknya sambil melenggang pergi dari belakang aku.

Kalo cemoohan classmates yang julid sih kayaknya aku bisa nggak terlalu hirau. Namun, di saat ortu nanya retoris, "Teteh (panggilan buat aku sebagai anak yang terbesar) itu pinter gak sih!?" rasanya nyaris mustahil buat nggak jadi bahan overthinking. Bukannya nyalahin ortu apalagi Papah yang udah lama nggak ada ya, soalnya kalo mereka sampai keluar kalimat gitu artinya ada something wrong dalam diri aku. Orang luar sih bisa aja cuman julid atau sirik doang.

"Kayaknya Teteh itu ada something wrong dalam Insiden Kelinci itu, makanya bisa telat paham," ujar Mamah langsung ke intinya bilang ada yang nggak beres dalam diri aku dengan nada khawatir.

Omongannya Nadia yang tadinya aku bisa cuekin, malah jadi keingetan lagi habis Insiden Kelinci itu. Pada saat itu, aku mikir gini, kayaknya aku ini emang bodo deh. Ketika banyak temen di sekolab ngejek aku bodo, ternyata emang beneran iya aku gitu karena bisa nanya soal itu. Pas aku beneran ngomong "Aku ini emang bodo", Papah nyuruh aku istighfar karena ucapan bisa jadi doa, khawatir jadi beneran lebih buruk lagi. Tapi kalo udah ada peristiwa modelan gitu sih rasanya susah biar nggak mikir gitu ke diri sendiri.

Seiring berjalannya waktu, dengan terapi ke psikolog dan berdiskusi dengan banyak orang baik sama temen real life atau curhat sama orang di medsos, semakin mantaplah aku mengenali diri ini. Hal yang dikira kebodohan, ternyata hanya sebuah cara pandang yang berbeda saja. Kurang dari setahun yang lalu, telah kuketahui bahwa otakku ini neurodivergent, yang artinya berpikir secara berbeda dari kebiasaan umum. Sejak pertengahan bulan Januari lalu, dapet lagi nih istilah baru dari seorang kerabatku buat kondisi aku : cognitive dissonance!

"Cognitive dissonance is the discomfort a person feels when their behavior does not align with their values or beliefs. It can also occur when a person holds two contradictory beliefs at the same time. Cognitive dissonance is not a disease or illness. It is a psychological phenomenon that can happen to anyone." 

Artinya : "disonansi kognitif adalah ketidaknyamanan yang dirasakan oleh seseorang ketika sikap mereka tidak sesuai dengan nilai-nilai atau kepercayaan mereka. Itu dapat pula terjadi ketika seseorang memegang dua kepercayaan yang bertolak belakang dalam waktu yang bersamaan. Disonansi kognitif bukan sebuah penyakit atau kelainan. Itu adalah fenomena psikologis yang dapat terjadi pada siapa saja."

Ya, Papah almarhum pernah mengatakan hal yang masih satu makna dengan pengertian dari istilah di atas. "Teteh itu punya sudut pandang yang berbeda, tetapi itu bukan sebuah penyakit mental, hanya sebuah perbedaan saja," papar beliau. 


Arti dari infografis di atas adalah "Tanda-tanda dari Disonansi Kognitif", banyak dari tanda di atas yang udah kaalaman (dialami oleh sendiri) pasca Insiden Kelinci. Juga untuk Insiden Iblis for the lesser extent. Apa saja tuh yang kualami? Kita artikan satu persatu dulu deh!

- menghabiskan waktu yang berlebihan untuk membuat sikapku menjadi dianggap masuk akal kepada diri sendiri atau orang lain. (Waktu lebih dari SEPULUH TAHUN jelas bukan waktu yang bentar buat masih terus kepikiran insiden itu. Bukannya aku dendam, sama sekali bukan. Meskipun udah banyak banget attempts aku buat ngelupainnya, tetep aja terus bercokol di kepala nggak mau ilang.)

- merasa malu yang intens atau merasa malu akibat sesuatu yang dikatakan atau dilakukan, dan memiliki dorongan untuk menyembunyikan atau menghindari orang lain untuk mengetahui hal tersebut. (Tanda ini yang paling kerasa sama aku pas awal-awal pasca Insiden Kelinci itu terjadi, aku terlalu malu untuk curhat. Bahkan ke Mamah aja baru aku spill pas udah lewat setahun dari kejadiannya!)

- merasakan sedih akan sebuah keputusan pada saat sebelum atau sesudah membuat keputusan itu. (Ya, hingga detik ini masih aja sedih karena aku keceplosan nanyeak ke almarhum Papah mengenai perbedaan orang menyikapi situasi manusia dan hewan yang meninggal. Harusnya kalo gak tau jawabannya pada saat itu, aku biarin aja buat ketemu jawabannya sendiri suatu saat nanti.)

- menyerahkan diri karena tekanan dari orang-orang sekitar atau bertindak yang bertentangan dengan 

- mengalami rasa bersalah yang intens atau menyesali perbuatan secara mendalam. (Nyeselnya itu nggak ilang-ilang, bahkan banyakan nyesel daripada nyeseknya. Makanya waktu itu buruan ke psikolog karena waktu ternyata nggak menghapus peristiwa itu, the real "nggak lekang oleh waktu".)

- merasa tidak berdaya dan putus asa, karena tidak tahu bagaimana menyampaikan apapun yang terasa "tidak tepat". (Sebelum ke psikolog, aku udah nggak tau mau gimana lagi buat ngehibur diri dan ngelupain peristiwa itu, makanya dulu pas umur 11-14 tahun pernah fanatik sama Danny Phantom itu biar bisa lupa soal Insiden Kelinci itu, hasilnya ... ternyata nggak berhasil.)

Pada umumnya, orang beranggapan bahwa hewan itu hina, derajatnya di bawah manusia. Anggapan tersebut juga berkaitan dengan kepercayaan dalam banyak agama. Makanya binatang itu jangan dianggap setara dengan manusia menurut anggapan yang umum itu. Dalam pemahamanku, nyaris tidak pernah hewan itu dianggap makhluk rendahan.

Insiden Kelinci itu timbul karena rasa tidak nyaman melihat reaksi semua orang di sekitar yang kontras denganku akan kelinci yang mati, kemudian mempertanyakan hal itu. Rasa sedihku untuk hewan peliharaan dahulu itu sama besarnya dengan anggota keluarga yang sesungguhnya. Nah, itu bisa jadi contoh kasus dari cognitive dissonance tadi. Karena, pemikiran aku soal hewan itu beda dengan kebanyakan orang, bahkan bisa jadi melenceng dari ajaran ahama! 

Jelas tidak mungkin setara plek ketiplek antara manusia dengan hewan, pastinya manusia masih jelas jauh lebih berharga. Akan tetapi, hewan peliharaan pada satu titik pernah menjadi tempatku mencurahkan perhatian dan kasih sayang, sama persis dengan anggota keluarga sendiri. Mudah bagiku untuk menerima gagasan bahwa manusia lebih berharga daripada hewan, tetapi sulit bagiku untuk menerima gagasan bahwa hewan adalah makhluk hidup yang rendah sehingga tidak boleh ada penyamaan sama sekali dengan manusia. Padahal, sudah sekian lamanya kupegang prinsip bahwa akal membuat manusia lebih tinggi daripada hewan, hanya saja rasanya tetap sulit untuk bersikap datar-datar saja untuk kematian hewan layaknya kepada orang .

Bukan hanya Insiden Kelinci aja lho yang kayaknya disebabkan oleh cognitive dissonance ini. Perihal aku merasa terkekang oleh hijab juga disinyalir dari penyebab yang sama. Udah selalu ditanamkan dalam otak ini bahwa "hijab itu wajib, kalo gak dipake bakalan ke neraka", tapinya koq nggak pernah bikin tenang jika kewajiban itu sudah dijalankan. Padahal kan normalnya itu tenang karena benar, gelisah karena salah.




Mengenang Kembali Karakter Anime Berambut Hijau Mint: Martina Zoana Mel Navratilova

Catatan Rabu, 20 November 2024 Ada kalanya, sebuah kenangan masa kecil kembali muncul begitu saja, membawa kita ke waktu yang lebih sederhan...