Thursday, February 9, 2023

Menjadi Satu dengan Hewan, Apakah Itu Selalu Buruk?

Catatan 9 Februari 2023

"Teteh nanti di akhirat disatukan dengan kelinci, mau!?"

Itu kalimat ancaman yang Papah katakan ketika aku mencoba curhat dengan beliau waktu setelah lebih dari satu bulan tidak bisa menghilangkan perasaan sedih akibat Insiden Kelinci. Peristiwa seperti itu memang aneh dari segi apapun, bahkan aftermath-nya (akibat yang terjadi setelahnya) juga diverse (sangat berbeda) dengan kasus dimarahin beliau biasanya. Aku emang sulit untuk melupakan pengalaman yang nggak enak, tapi kalo dimarahin blio itu biasanya cepet biasa lagi, gak kayak gini amat. Berarti perlu dikaji lagi, apa nih yang bikin itu kejadian bisa sampai gede-gede sekali damage-nya?

Jadi, aku terus nulis kisah ini bukan berarti nginget-nginget konflik aku dengan ortu yang udah almarhum ya. Bukan juga nyalahin Papah seperti yang dikira oleh Mamah dan satu psikolog aku pas tahun 2018. Nulis ini bisa termasuk sebagai expressive writing yang ditugaskan oleh psikolog ketika aku terapi tiga tahun kemudian, pada 2021. Ada banyak sekali hal yang bisa dikaji dari Insiden Kelinci ini, karena banyaknya pemikiran tentang pengalaman yang satu ini.

Pas baru banget denger ancaman beliau itu, rasanya hal itu kayak yang ngeri banget. "Aku disatukan dengan kelinci" itu maknanya ambigu sebenarnya, meski gitu tetep aja didn't sound right. Apakah disatukan bagian-bagian tubuhnya secara hibrida, disatukan golongannya, berada di satu tempat tinggal yang sama, atau apa, gak jelas kan? Setelah bertahun-tahun mencoba menerka maksudnya dan membayangkan aku mengalaminya sendiri, ternyata nggak seseram kedengerannya. 

Di sini aku bukannya mau menganggap sepele ancaman tersebut, ya. Ini adalah pemikiranku yang timbul apabila ancaman tersebut kembali teringat olehku : 

• Fisikku hybrid dengan kelinci = anthro persona, ada aku versi lain tapi dalam bentuk kelinci yang dimanusiakan. 🐰🤓

Anthro persona ini lumayan banyak di internet sebagai identitas diri para warganet yang suka hewan tertentu.

Atau mungkin bentukannya kayak tokoh-tokoh nonmanusia dari film kartun Disney Treasure Planet? Mereka juga nggak nakutin sama sekali!

• Satu golongan dengan kelinci = ada kemungkinan aku jadi punya kemampuan berbahasa kelinci atau mengerti arti dari tindak-tanduk mereka. 

Inget deh ending-nya film Hop ketika seorang tokoh manusia ikutan jadi kelinci Paskah dan selama filmnya berlangsung, dia bisa bicara dengan kelinci. Berarti berada dalam satu golongan dengan hewan mungil itu nggak seburuk yang aku bayangkan. Okelah, itu kelinci dari film tadi itu bisa ngomong dan ngerti kayak manusia. Bagaimana jika berada dalam satu golongan dengan kelinci yang reguler, biasa saja?

Mungkin untuk orang tertentu, konsep "satu golongan dengan hewan" itu gak gini kali ya. Menurut kebanyakan orang, setara dengan hewan itu rendah. Setiap kali aku ngebayangin diri ini termasuk ke golongan yang sama kayak kelinci, yang muncul di kepala itu aku jalan-jalan bareng sama banyak kelinci. Nggak kerasa rendahannya, yang ada malah lucu dan seru aja kayak aku lagi ngumpul bareng kucing-kucing aku. 

Tapi tetep aja nggak terlalu hepi karena misah dari keluarga aku yang manusia. 😢☹️🙁

• Tinggal di lubang "burrow" bersama kelinci = aku punya kemampuan adaptasi hidup ala kelinci di lubang tanah. 

Di skenario ini aku bisa ikut berubah jadi kelinci, bisa juga masih tetap manusia cuman ukurannya aja yang mengecil sampai bisa masuk burrow (liang kelinci). 

Masuk terowongan tanah? Enakan tidur di bantal dan kasur! Menurut para kelinci malahan sebaliknya. Nggak nyaman rasanya kalo nggak gali lubang di tanah buat tinggal. 

Kalo aku di akhirat berubah jadi atau hidup bersama dengan kelinci, kayaknya nggak seserem yang kebayang pas Papah lagi ngancem itu. Setidaknya bukan hidup di neraka. Tapi lagi-lagi kayak poin sebelumnya, rasanya tetep nggak seneng karena cuma sendirian aku. Nggak bisa lagi ketemu keluarga yang sekarang masih hidup maupun yang udah duluan. 😭

• Berada di dalam tubuh kelinci = badan jadi sat set sat set ke mana pun. 

Karena badan aku di sini jadi kueciiiil, pastinya nggak bawa beban tubuh yang berat lagi! Gak perlu deh workout keras biar angka BB di timbangan cepet turun! Tadinya aku mau mikir gini : "gimana kalo ketemu kucing-kucing aku nanti?" atau "pas mau berak ntar nggak bisa duduk lagi di WC?" Udah gitu langsung inget lagi, eh ini kan seandainya kejadian di akhirat ya. 

Ini adalah kemungkinan tafsir dari "disatukan dengan kelinci" yang paling jarang aku ingat. Bahkan mungkin aja tafsiran ini baru kepikiran sekarang!

Nah, gimana kalo aku di akhirat nanti berubah jadi kelinci? Ada yang bilang hewan itu nggak akan ada di alam baka nanti. Pakai penafsiran apapun, rasanya nggak ada yang ngeri sangad. 


No comments:

Post a Comment

Ubahlah Persepsi Atas Diri Sendiri!

Catatan 12 Januari 2024 Setelah aku konsultasi dengan psikiater pada akhir Desember tahun kemarin, hari ini aku akan lanjut ke sesi ketiga t...