Kutipan di atas ini cocok banget buat aku yang langganan flashback. Bukannya demen sih, lebih ke suatu penyakit. Terutama insiden kelinci, belum pernah bisa benar-benar ilang sedih dan guilty nya. Sering banget kepicu ingatan kejadian itu sama hal-hal tertentu.
Sebelum mengatasi kilas balik ke memori penuh penyesalan itu, cari dulu deh trigger nya apa aja. Biar bagaimanapun, masa lalu adalah hal yang tidak bisa dikendalikan. Sama aja kayak buku yang udah terbit, isinya udah nggak bisa diedit lagi. Tentu irasional (tidak tepat) jika aku terus terpikirkan insiden tersebut.
Apa aja sih yang jadi pemicu kembalinya ingatan akan peristiwa yang guilt nya nggak ada lawan itu?
Peristiwa kematian hewan, apalagi jika peliharaan sendiri. Mau itu kejadian nyata atau hanya dalam cerita. Sampai-sampai aku nggak bisa ngakak dan nggak nemu lucunya di iklan preman mewek dengerin lagu Helly di iklan McD.
Berita viral ketika seseorang membandingkan atau menyamakan apapun dengan hewan, semisal kasus adzan dari toa masjid atau hater yang main kurban-kurbanan pake standee idol.
Seseorang yang wafat, terutama jika orangnya itu masih muda atau di bawah umur. Peristiwa begini lebih dari menyedihkan bagiku, karena memantik perasaan bersalah yang masif. Bokap-nyokapnya pasti terpukul karena si anak wafat tidak mencapai umur ortunya. Padahal akupun dalam pertanyaan itu tidak berniat buruk dan hanya curious dengan sebuah fenomena yang terjadi di sekitarku.
Kisah-kisah seseorang yang kehilangan anggota keluarganya, lalu menjadikan hewan peliharaannya sebagai pelipur lara.
Gambar atau kelinci beneran, seriusan aku pernah ke-trigger memori akan insiden ini gegara gambar banyak kelinci di buku paket Matematika kelas 5. Seharusnya aku nggak anggap piaraan itu kayak anggota keluarga, jadinya nggak akan heran sama orang lain yang hanya merasa kehilangan untuk sesama manusia saja, karena sebagian besar dari mereka tidak memelihara hewan.
Kata Papah almarhum, "Hidup itu maju, bukan mundur." Ya, waktu terus melangkah maju, tidak pernah putar balik ke masa lalu. Tentu akupun tidak ingin terus tenggelam dalam penyesalan. Namun, bagaimana caranya agar aku dapat berdamai dengan diri sendiri, karena inti masalahnya justru adalah penyesalanku?
Ingatlah selalu bahwa aku memiliki sudut pandang yang berbeda dengan mayoritas orang, yang tidak memandang hewan adalah makhluk rendahan dan nyawanya berharga layaknya kita sebagai manusia. Karena perbedaan sudut pandang inilah aku pada saat itu mengalami clash dengan Papah. Hanya berbeda saja, bukan karena ada sesuatu yang salah di dalam diriku. Jadinya aku tidak perlu menyesalinya terlalu dalam lagi.
Saat ini, aku harus mengubah diriku sendiri, yang tadinya menghindari untuk memelihara hewan karena khawatir hewannya akan cepat mati dan terus dibayangi perasaan bersalah akibat insiden kelinci. Justru dengan mulai memelihara banyak kucing lucu, hari-hariku banyak terhibur dan tidak membosankan. Walaupun udah beberapa kali ngalamin kucing ilang dan baru-baru ini ada kucing yang meninggoy (Mischa), semangatku melihara hewan itu semakin meningkat. Apalagi sekarang semua anggota keluargaku di rumah suka anabul, kecuali Eyang Putri (nenek dari Mamah).
Ngeliatin foto kucing-kucingku pada anteng berjemur sinar matahari pagi aja udah tenang banget rasanya. Apalagi kalo ngeliat secara live, eh langsung maksudnya, pastinya gemoynya makin nggak ada obatnya!
Lula (kiri) dan Lio (kanan)
Milo (kiri) dan Meylin (kanan)
Sayangnya wajah Lio ketutupan corong
Meylin, Lula, Milo, dan Lio berjajar di jendela buat berjemur, di sini yang menclok di jendela itu kucing ya, bukannya burung kakaktua 😄😁
Semuanya hadap kamera kecuali Lio, lagi-lagi mukanya ketutupan corong udah mah dia nggak hadap kamera
Beberapa hari ke belakang ini aku mengangkat lagunya Chicha Koeswoyo yang berjudul "Bersinar Matahari" dalam post tentang Lio ketika memakai corong antigaruk di kepalanya. Seketika aku teringat kembali lagunya Chicha lainnya yang lebih populer karena lebih banyak diketahui orang, yaitu "Helly Guk-guk-guk". Inget deh pas jaman 2008-2009, iklan produk apa gitu lupa, pake potongan audio asli lagu Helly itu. Di iklan itu, seorang bapak-bapak preman mewek di mobil denger lagu anak-anak legend hingga berpuluh-puluh tahun itu.
Sekitar dua atau tiga bulan ke belakang, aku sempet cari tuh iklan di Youtube. Tapi karena ngeblank banget itu iklan produk apa waktu itu, cuma inget taonnya aja, alhasil ketemunya juga seadanya. Dicari di video kompilasi iklan-iklan periode segituan, nggak ketemu. Beda sama iklan es krim Spongebob, prodaknya ikonik dan memorable plus kostum satu bintang iklannya juga.
Satu sobat aku dari jaman kelas 5 biasanya apal sama iklan-iklan jadul. Aku tanya dia "iklan apa yang ada lagu Helly trus bapak-bapak gundul nangis denger lagunya?". Waduh, ternyata kita sama-sama nggak tau! Dia kira aku nanyain iklan permen Bo*gie, soalnya jingle-nya mirip dikit sama lagu Helly.
Hari ini langsung cekidot cari lagu Helly di Youtube, barangkali aja ada hints tentang iklan yang aku cari itu di kolom komentar. Banyaknya sih kisah-kisah dari anak generasi jaman old (semuanya "mantul" atau "manjiw", bahkan katanya saat penyanyi aslinya dulu lagi ngehits di dekade '70an, yang punya teve cuma bapak kepala desa). Nihil lagi aku cari tau tentang iklan itu, tapinya kalo mager cari itu iklan bisa-bisa nggak bisa tidur ntar malem! Tetiba aja nggak ada angin, nggak ada hujan, pikiran aku langsung mengarah ke satu jenis makanan : es krim!
Kayaknya nih iklan "aneh" yang gw cari itu iklan es krim nih. Tapi biasanya iklan es krim itu kan bintangnya anak-anak atau paling banter ya kaum remaja. Nggak pernah pake aktor bapacc-bapacc, mana mewek lagian di iklannya. Berarti es krimnya ini agak beda, bukan merek es krim biasa tapinya bagian menu dari restoran sohor!
Seketika aku dapet clue lagi, yaitu McD*nalds! Makanya itu iklan bisa nempel di kepala aku sejak 14 tahun yang lalu itu karena pastinya seputar merek yang biasa dikonsumsi sama keluarga aku (heheheh, kapan sih kami nggak demen mekdi). Lalu, kata kunci yang aku pake di YT itu akhirnya begono : iklan McD 2008. Ketemulah beberapa versi iklan dari tahun tersebut, ada versi delivery, versi UEFA EURO (taun itu kan lagi pildun, taunnya Trix and Flix!), dan yang terakhir ada versi drive thru.
Versi drive thru ada banyak mobil berbaris, tepatnya antre, di thumbnail-nya, wajarlah kan pesan menu cara drive thru emang bikin antrian mobil. Nah, kayaknya yang ini nih. Pas coba buka satu-satu iklan McD dari tahun 2008, ternyata emang bener iklan bapak-bapak preman gundul nangis kejer denger lagu Helly di mobil itu iklan McD versi drive thruitu tadi! Bener aja pikiran aku yang terbersit soal es krim, itu iklan emang promote es krim varian baru, barengan makanan apa gitu rasa salsa.
Leh uga nih konsepnya iklan nyeleneh ini. Iklan ini emang dimaksudkan untuk komedi, tapi bagiku yang seorang neurodivergent alias "punya sudut pandang beda", malah terasa relatable. Ternyata pas aku nonton lagi iklannya di hari ini, si bapak preman ini ternyata keingetan anjingnya yang mati, makanya doi nangis dengerin lagu Helly. Meski dia tangisannya itu konyol menurut perspektif kita sebagai audiens dan komuk dia yang sengaja dibikin keliatan bloon sama penulis skenarionya, tetapi perasaannya justru sedang sedih. Sedalam apapun perasaan bersalah dan sedihnya aku akibat insiden kelinci itu, buat yang nggak kebayang perasaan aku di balik tangisan aku, mungkin keliatannya juga konyol kayak si bapak preman itu.
Entah mengapa pas iklan itu dulu masih tayang di televisi, aku yang masih sering nangis karena nyesel sama insiden kelinci itu, malah menganalogikan diriku sendiri sama preman di mobil itu.
Berhasilkah es krim yang dibeli preman itu dari McD menghiburnya?
Untuk menonton acara serial kartun dengan judul-judul yang baru, aku sering merasa sangsi. Sangsi di sini artinya ragu-ragu ya, bukan sanksi yang artinya hukuman. Ya, aku ragu untuk menonton kartun-kartun yang baru, kira-kira yang mulai tayangnya pada akhir 2010-an atau sejak jaman pandemi. Aku diliputi keraguan atau kesangsian buat nonton ini bukan karena takut ceritanya nggak rame/seru ya, tapi lebih ke mengingat umurku yang semakin jauh dari masa anak-anak.
Khawatirnya, kalo orang lain liat aku nonton acara kartun yang baru-baru, mereka semakin anggap aku kekanakan. Buat Phineas and Ferb, mungkin aja orang bisa maklumin aku dengan alasan "nostalgia". Tapi buat kartun yang baru tayang tahun-tahun sekarang sih jelas nggak bisa pake alasan itu. Semakin ke sini pastinya semakin banyak judul acara kartun yang baru.
Rasanya kayak cetek banget deh, kutipan di atas diterapkan untuk situasi kek gitu. Kalo buat aku yang biasa menggambar, butuh banget asupan ide dari acara kartun. Makanya pas kecil dulu banyak ide gambar, karena masih wajar kalo sering liat kartun. Padahal sih nggak salah-salah banget udah umur bukan remaja lagi masih mantengin acara model gitu.
Kartun-kartun yang belum pernah atau cuma sesekali nonton :
- The Loud House (baru beberapa episode)
- The Owl House (baru sekali)
- Amphibia (belum pernah)
- Star vs The Forces of Evil (belum pernah)
- Adventure Time (belum pernah)
- Steven Universe (belum pernah)
- The Amazing World of Gumball (baru beberapa episode)
- Regular Show (baru sekali)
- dan masih banyak lagi pastinya!
Nggak mau tau kata orang, Bodo Amat mereka mau komen miring apa juga, gaskeun nonton kartun!
Aku terinspirasi untuk menggambar banyak tokoh kartun seperti gambar di atas. Klik untuk sumber gambar.
He-he-he, kira-kira apa ya petualangan yang akan kujalani? Untuk sebulan terakhir ini kegiatanku kan hampir selalu cuma ke kantor karena lagi magang! Awalnya sih emang iya perjalanan dari rumah, cari kostan, terus ke kantor itu kayak petualangan. Tapinya lama-kelamaan menjadi rutinitas, nggak kayak petualangan lagi.
Eits, petualangan nggak harus berupa perjalanan sungguhan! Bisa juga berupa "petualangan" lintas fandom, yang artinya aku coba nonton acara animasi baru. Setelah beberapa bulan ke belakang aku mulai nonton beberapa episode pertama The Ghost and Molly McGee, akhirnya tiga hari yang lalu aku mulai suka kartun itu. Soalnya itu kartun baru rilis, makanya penasaran gegara "diracun" banyak fan art dari kartun tersebut.
Begitu aku mulai nonton episode pertamanya aja udah ketemu sama adegan banyak hantu (judulnya ada pake kata 'ghost', artinya kan hantu). Dari banyaknya hantu, ada satu yang beda sendiri dan ini penampilannya emang serem, warnanya hampir item semuanya dan dia ini tinggi banget! Entah kenapa, aku malah jadi penasaran sama tokoh hantu yang satu itu, padahal dia cuma diem aja, nggak ngomong samsek. Baru tau tiga hari ke belakang bahwa namanya itu The Chairman.
Pas tanggal 1 nya, malem sebelum bobo aku tetiba kepikiran ide yang aneh (ah, aku kan udah langganan pikiran absurd)! Kepala aku malah muncul pertanyaan gini : gimana kalo Frank Wynn alias Mr. Wynn pake penampilan kayak The Chairman? Jadi besoknya di kantor, aku langsung aja eksekusi ide itu di kantor dan hasilnya made much different for my emotional state! Awalnya kan pas minggu terakhir bulan Agustus lalu, udah bosen magang nggak tau mau bikin gambar apa lagi.
Begitu coba bikin gambar Mr. Wynn pake outfit-nya The Chairman, jadi keisi penuh semangat yang udah mulai loyo. Habis itu coba searching gambar-gambar tokoh hantu hitam itu, ternyata ada versi chibi-nya di serial kartun Chibi Tiny Tales, gemoy abis dah! Ketemu juga satu fan art yang barengin itu hantu sama banyak tokoh-tokoh antagonis dari berbagai serial animasi lain yang lagi atau masih ngehits. Jadi pengen coba gambar Mr. Wynn cosplay pake outfit tokoh-tokoh antagonis utama lainnya juga, nich!
Dengan coba eksplorasi kartun-kartun yang belum jadi kesukaan, serasa petualangan lintas fandom! Kalo udah gini jadi mulai terpecahkan art block di kepala dan semangat ter-charge hingga penuh!
Bukannya tokoh protagonis (ini kebiasaan aku, malah lebih tertarik dengan antagonis) yang menyita perhatian aku.
Topik ini tuh udah lama banget aku gatel pengen nulis! Kalo aku curhat ke orang juga biasanya nggak banyak membantu. Makanya enakan curhat, atau mungkin curcol, ke blog aja. Justru karena nggak ada yang peduli, biasanya orang malah jadi lebih nyaman buat curhat di medsos.
Sering banget aku denger bahwa kita harus kurang-kurangin ngeluh di medsos. Akupun awalnya udah berusaha jangan sampai berkeluh-kesah di blog ini, makanya kebanyakan nulis tentang kucing atau kartun kesukaan. Tapi ternyata topik yang aku mo tulis ini terus aja ganggu pikiran aku! Kalo udah gitu sich mau nggak mau ya harus dikeluarkan unek-uneknya!
Oke, memangnya topik apa sih yang aku mau bahas di sini?
Setelah pembukaan sebanyak dua paragraf, aku langsung saja ke intinya : aku ngerasa diperlakukan nggak adil sama banyak orang sekitar! Nggak adil sendiri sebenarnya ada banyak definisinya. Kalo definisi orang, misalnya dia keinginannya susah tercapai, tapi orang lain mudah. Aku mah beda, walaupun jelas ada juga kadang perasaan yang sama kayak contoh tadi.
Sumpah, ini udah bikin aku gedheg setengah mati, kayaknya sih dari jaman SMP juga udah ada perasaan kayak gini! Hingga kini, persoalan macam begini tuh belum beres aja!
Apa sih yang menurut aku nggak adil? Yaitu, orang lain boleh berbuat sesuka hati mereka asalkan nggak "nyenggol" orang lain, tapi kalo aku yang berbuat koq ada aja pihak-pihak yang nggak suka? Padahal aku juga nggak nyenggol siapapun? Mau keluarga, mau teman, mayoritas sikapnya gitu sama aku.
Kalo aku kesel sama perbuatan banyak orang, dibilangnya harus "nafsi-nafsi" atau "amaluna amalukum". Coba kalo kasusnya dibalik, belum tentu juga mereka bakalan nerapin omongan mereka itu ke aku! Kalo aku kesel sama sepupu yang boleh nggak dikudung, dibilangnya "gapapa dong". Pas aku baru pengen buka kudung, belum dilakukan, eh banyak yang nggak suka dan marah ke aku!
Padahal apa sih ruginya bagi mereka kalo aku buka kerudung? Dosa sih dosa, tapi kalo kasusnya orang lain kok boleh? Berarti bukan dari nilai perbuatannya dong, tapi dari siapa yang melakukan? Jika alasannya si sepupu itu nggak mengusik atau nyenggol orang, aku juga sama aja dong, buka kerudung itu nggak merugikan orang lain secara langsung!
Nanti deh aku langsung aja buka, gak usah dengerin omongan orang yang nggak peduli soal aku ini nyaman atau nggak selama bertahun-tahun lamanya berhijab. Mereka cuma bisa berpatok soal halal haram, pahala dosa, surga neraka aja, nggak pernah mikirin perasaan aku! Lagian kan udah terbukti pakaian aku yang auratnya tertutup itu nggak bikin lelaki bangga gaet, sampai dua temen yang jilbaban juga setuju pernyataan ini. Lah, lawan jenis malah nggak suka liat aku yang pake outfit nutup orat!
Bahkan bukan cuma soal kudung, ketidakadilan dari orang sama aku juga banyak terjadi di kasus lainnya! Nanti deh aku ceritain di postingan yang lain aja, biar nggak kepanjangan!
Kutipan kalimat di atas sudah beberapa kali terbukti dalam hidupku. Contohnya, saat aku ingin tas Minmie pas kelas IV dulu, terus baru tercapai sebagai hadiah aku milad beberapa bulan setelahnya. Lalu, pas lebaran 2020 lalu akhirnya bisa beli juga boneka Doofenshmirtz pake uang THR, setelah berbulan-bulan nabung. Jika diingat seberapa banyak wishes come true, sebenarnya nggak sedikit juga.
Banyak keinginan yang tertunda, terus terkabulkan di tanggal atau momen yang sangat unforgettable. Untuk keinginan lain yang belum tercapai atau terkabulkan, mungkin aja bakalan sama kayak gitu, akhirnya jadi kenyataan di situasi yang lebih menyenangkan. Kira-kira apa ya keinginan aku untuk saat ini? Oh iya, pengen buku The Book of Doof!
Artinya : "Itu bukan sebuah kehilangan, itu adalah pelajaran."
Pas tadi malem pulang ke rumah habis dari kantor, kerasa banget bedanya ketidakhadiran Mischa. Minggu lalu, si kucing betina item masih ada. Dia hampir aja kegiles motor waktu itu, karena dia malah rebahan di atas paving block dalam kondisi mendekati sekarat, mana udah malem lagian. Hujan tadi malem jauh lebih parah daripada malming sebelumnya, terlalu kasian buat Mischa kalo dia masih hidup dalam penyakitnya dalam cuaca yang tidak ramah ini.
Semua peristiwa pastinya ada hikmahnya. Begitu juga dengan kehilangan, meski hanya seekor kucing peliharaan. Tentunya mengandung pelajaran dari peristiwa matinya Mischa kurang dari seminggu yang lalu. Lantas, apa pelajaran untuk kami terkait tragedi kucing baru-baru ini?
Kalo liat video atau foto kucing-kucing punya orang di Instagram, terutama yang piara lebih dari lima ekor, suka kabita aja gitu. Pengen juga pelihara anabul sebanyak itu. Buat keluarga aku, kayaknya malah bakalan kewalahan kalo piara banyak banget, apalagi pas Mischa mulai sakit. Jadi, pelajarannya adalah jangan "serakah", bahkan dalam peliharaan sekalipun.
Inilah formasi sepeninggal Mischa :
Joe
Lula
Meylin (ibunya Joe dan Lula)
Lio (satu litter dengan Mischa dan Milo (not pictured))