Thursday, October 26, 2023

Happy Late 4th Anniversary of My Blog!

Catatan 27 Oktober 2023

Kayaknya lagi-lagi telat mau rayain milad empat tahunnya blog pribadi aku! Soalnya blog aku terbentuk itu kan tanggal 26 kemarin. Karena kemarin ada bimbingan skripsi sama dosen, jadi blank mau nulis apa di blog. Tidak apalah, yang penting nggak blank mau nulis apa buat abstrak di skripsinya aku!

Bersyukur banget deh bisa konsisten ngetik di blog pribadi sampai empat tahun sejak 2019! Sebelumnya udah berkali-kali bikin blog pribadi, tapi gak ada yang konsisten aku isi. Entah itu lupa password-nya, dulu masih mondok di asrama jadi jarang ada waktu dan device buat ngetiknya, atau sekadar nggak tau mau diisi apa blog yang dulu. Untung sekarang udah punya hape sendiri di saat udah kuliah dan tahun ini mau lulus. 

Aku juga tiap-tiap kali udah mulai kendor semangatnya ngisi blog, selalu balik lagi itu spirit kalo keingetan blog miliknya Diva atau Kak Mezty Mez. Sekarang ini udah mulai males nulis diary di buku-buku karena punya aplikasi blog di hape. Jadi, tiap kali keingetan segala hal yang berkaitan dengan misalnya Insiden Kelinci bisa jadi bahan update di blog. Meskipun topiknya cenderung itu-itu melulu, setidaknya blog aku bisa jalan terus hingga empat tahun! 

Saturday, October 21, 2023

The Other Side of Me!

Catatan 22 Oktober 2023

Walaupun cuma beli legging, walaupun cuma beli legging, walaupun cuma beli legging, aku... aku... aku... senang sekali! 😄😃😁


Rarity dari Equestria Girls cantiknya, walaupun mukanya gak jauh beda dengan temen-temennya sesama manusia kuda poni! 👍😘 Jarang-jarang sih aku muji karakter itu cantik, tapi aku ngetik itu dibantu sama prediksi kata di keyboard! Tapi Rarity ini beneran good looking, dia ini nambahin daftar karakter yang mau aku cosplay. Terutama outfit dia dari lagu "The Other Side" yang berupa jumpsuit warna navy atau biru dongker. 

Untung warna biru navy itu di mana-mana aja ada, gak usah bukain foto satu-satu di marketplace kalo cari outfit items. Nah, legging biru navy ini salah satu bagian dari outfit untuk cosplay jadi Rarity dari lagu tadi itu! Berhubung syusyah pake buangets buat cari jumpsuit warna dan model sama, mau gak mau itu legging dipadukan dengan jumpsuit hitam yang lebih pendek nantinya! Soalnya jumpsuit yang warna navy itu sekalinya ada yang mihil bingits, makanya aku cuma afford warna jumpsuit yang hitam. 

Bagian bawah celananya Rarity itu ada motif berlian biru muda kecil-kecil, jadi itu legging nantinya bisa customized dengan disablon sendiri motifnya. Yah, belum ada deh kertas sablonnya! Harganya gak mahal-mahal amat sich, tapi aku lagi lebih butuh outfits daripada kertasnya. Gapapalah, udah datang dan pake satu kali legging navy itu aja udah sueneng beut.

Selain legging dan jumpsuit, aku juga perlu sarung tangan warna navy juga! Sarung tangan ini varian warna lain dari sarung tangan ungu yang dipake buat jadi Zorpox alias Ron Stoppable jahat! Harganya gak mahal sih, tapi itu nanti dibelinya barengan sama sarung tangan ungu itu karena bulan lalu ilang sebelah, hikss! Eits, masih ada lagi perintilannya! 

Jubah hitam juga perlu, ini adalah karakter lainnya yang perlu jubah selain Zorpox tadi. Untuk Zorpox perlunya jubah hitam dalamnya merah, kalo Rarity perlunya yang dalamnya biru navy terang. Jubah hitam dalamnya merah sih udah ada yang jual, tapi jubah hitam dalaman biru harus beli dulu dia jubah dengan warna beda. Warna hitam polos dan jubah transparan warna biru, bisa gak ya dijahit biar jadi satu kain?

Jubah ini juga perlu disablon motif berlian kayak di legging itu! Belum lagi gelang batu-batuan buat di pergelangan tangan atau bahasa Tony dari DHMIS, "rizd". Terus buat jubah itu perlu bros besar warna biru. Itu bros kayaknya harus bikin sendiri deh! 

Ribet? Gak masalah, jadi belajar sablon dan mungkin perlu juga belajar jahit!

Friday, October 20, 2023

Perlengkapan Jadi Shizuka Udah Mulai Punya

Catatan 21 Oktober 2023

Kemarin datang deh topi visor (topi yang gak ada atasnya) dan kaos kaki putih sepaha! Itu adalah dua perlengkapan cosplay jadi Shizuka yang serba pink sama dua temen satu circle-nya! Pas topi visor itu datang, warna pink-nya terlalu jenuh. Tapi segitu juga seneng karena ini pertama kalinya punya topi visor. 

Apakah ini bakalan jadi pertama dan terakhir kalinya aku beli topi visor? Semoga saja akan datang kesempatan aku beli topi visor yang warna lainnya! Rencananya mau beli warna biru, buat cosplay jadi Davina karakter ciptaanku yang diinspirasi Regita Anggia. Untuk waktu dekat ini tapi pengennya fokus dulu ke beli outfit-nya untuk jadi Shizuka (kalo perkuliahan sih udah mulai aman, gak sesibuk bulan lalu). 

Items yang diperlukan untuk jadi Shizuka :
- topi visor pink
- outer lengan pendek pink berkerah
- crop top merah maroon
- rok span selutut pink
- apron mini putih berenda
- kaos kaki putih sepaha ✅
- sepatu pink atau maroon tidak bertali dan tanpa hak

Lebih Paham dengan Deep Talk daripada Dibentak

Catatan 20 Oktober 2023

Insiden Kelinci: Memahami Kesalahan dan Belajar dari Perspektif Orang Tua

Menfess tentang 'lebih paham dengan deep talk daripada dibentak' benar-benar terasa relatable untukku. Dua bulan setelah Insiden Kelinci, aku akhirnya berkesempatan melakukan deep talk dengan Papah mengenai kejadian itu. Saat insiden terjadi, aku hanya bisa kebingungan, bertanya-tanya: di mana letak kesalahanku? Namun, melalui obrolan dari hati ke hati, meskipun sempat terkejut dengan interpretasi beliau atas pertanyaanku, aku akhirnya mulai memahami mengapa kata-kataku membuatnya tersinggung.

Biasanya, kalau aku dimarahi orang tua, aku langsung tahu di mana letak kesalahanku. Tapi Insiden Kelinci berbeda. Hal ini terasa sangat memorable karena pada saat itu aku tidak langsung paham apa yang salah. Butuh dua bulan untuk mulai mengerti apa yang membuat Papah almarhum tersinggung. Ternyata, pertanyaan yang aku ajukan pada hari pertama Ramadan itu menyentuh hal yang sangat sensitif baginya.

Saking besarnya pengaruh dari pengalamanku itu, diduga kuat pengalaman ini sudah menjadi core memory untukku.

Mengapa Aku Bertanya Hal Itu?

Pertanyaanku saat itu sebenarnya lahir dari kebingungan dan rasa kehilangan yang besar. Ketika kelinciku dikabarkan mati, otakku secara otomatis memutar ulang memori tentang wafatnya adikku. Itu terjadi begitu mendadak. Alhasil, aku merasakan kesedihan yang sama dalamnya dengan ketika kami kehilangan anggota keluarga.

Namun, yang membingungkanku adalah sikap orang-orang di sekitarku. Mereka tidak terlihat sedih atas kehilangan kelinci itu seperti aku. Rasanya, kesedihanku dianggap berlebihan, sementara bagiku, rasa kehilangan ini nyata dan tak bisa dielakkan.

Momen itulah yang memicu rasa ingin tahu tinggi: apa yang sebenarnya membedakan antara manusia dan hewan? Papah, yang dikenal dengan wawasannya yang luas, kuharapkan bisa memberikan jawabannya. Ternyata, aku salah merangkai kata saat menyusun pertanyaanku. Akibatnya, beliau salah sangka ketika mendengarnya.

Percakapan yang Mengubah Perspektif

Insiden itu terjadi pada September 2008, tapi baru pada November aku dan Papah punya deep talk yang membuka semuanya. Beliau sempat kaget karena aku masih menangisi kejadian itu, bahkan dua bulan setelahnya. Aku sampai jujur mengakui bahwa aku menangis bukan karena mimpi buruk, tapi karena masih merasa sedih.

Padahal sehari sebelumnya aku baru saja ikut field trip ke Penerbit Mizan dan membeli buku seri KKPK berjudul "Ketika Waktu Berhenti"—hari yang seharusnya menyenangkan. Namun, malam itu semuanya berubah setelah Papah menjelaskan apa yang sebenarnya membuatnya marah.

Dengan nada kesal, beliau berkata, "Orang tua yang kehilangan anaknya karena meninggal pastinya akan sedih jika dibandingkan atau disamakan dengan binatang!"

Aku terkejut. Pertanyaanku tidak dimaksudkan untuk menyamakan manusia dengan hewan. Aku hanya merasa kehilangan kelinci kecilku mengingatkanku pada kehilangan adik kandungku yang lebih besar. Justru karena pernah terluka oleh pengalaman sedih dari kehilangan yang besar, kehilangan yang lebih kecil juga terasa menyakitkan untukku. 

Ketakutan dan Kebingungan

Papah juga mengatakan sesuatu yang membuatku semakin bingung, "Nanti di akhirat Teteh disatuin sama kelinci, mau?"

Pernyataan itu membuatku takut. Aku membayangkan hal-hal buruk, seperti tubuhku menjadi hybrid dengan kelinci. Aku menjawab ketakutan, "Nggak, Pah!"

Beliau melanjutkan dengan nada lebih serius, "Naha atuh? Kenapa kamu bertanya begitu waktu itu?"

Aku hanya bisa diam. Dalam pikiranku, pertanyaan itu lahir dari kebingungan: kenapa orang-orang di sekitar tidak memiliki kesedihan yang sama untuk hewan seperti aku?

Belajar Memahami Perspektif Orang Tua

Setelah mendengar penjelasan Papah, aku mulai memahami mengapa beliau marah. Menurutnya, pertanyaanku saat itu bukan pertanyaan kritis, tetapi tidak etis. Aku memang tidak berniat merendahkan manusia atau keluargaku sendiri, tetapi sudut pandangku berbeda.

Papah juga sempat memberikan contoh tentang teman tanteku, "Ada orang tua yang rutin membawa anjing peliharaan mereka ke dokter hewan, tapi anak mereka yang giginya bolong tidak dibawa ke dokter gigi. Itu kan salah!"

Papah khawatir aku menjadi orang seperti itu. Namun, aku tahu dalam hati bahwa aku tidak seperti itu. Sejak kecil, aku selalu menyayangi hewan peliharaan dan manusia dalam porsi yang berbeda, tanpa mengurangi rasa hormat atau cinta pada keduanya.

Refleksi dan Pelajaran

Hingga kini, percakapan itu tetap membekas. Dari pengalaman ini, aku belajar dua hal:

1. Pentingnya memilih waktu dan orang yang tepat untuk bertanya. Tidak semua pertanyaan cocok untuk semua orang, apalagi topik-topik sensitif.


2. Berempati terhadap perspektif orang lain. Kadang, sudut pandangku yang berbeda membuatku sulit memahami orang lain, termasuk kedua orang tuaku.



Seperti yang pernah disampaikan psikologku di sesi terapi pada 2021, aku berpikir dengan cara yang berbeda dari kebanyakan orang. Karena itu, aku perlu lebih berhati-hati dalam menyampaikan rasa ingin tahu, terutama kepada orang-orang yang aku sayangi.

Bagaimanapun luasnya wawasan Papah, aku belajar bahwa ada hal-hal tertentu yang lebih bijak ditanyakan kepada orang lain. Setiap orang, termasuk beliau, punya batasan dalam hal yang sensitif. Momen ini mengajarkanku bahwa memahami perspektif orang lain tidak hanya tentang apa yang kita tanyakan, tetapi juga tentang kapan, bagaimana, dan kepada siapa pertanyaan itu diajukan.

Wednesday, October 18, 2023

Cosplay Jadi Shizuka, Why Not?

Catatan 18 Oktober 2023

Sama sekali tidak pernah kusangka, aku akan cosplay jadi Shizuka! Hehehehe, tentu saja Shizuka dari anime Doraemon. Sebelumnya aku pernah kepikiran buat cosplay jadi tokoh lainnya dari Doraemon, yaitu Princess Lire dari Doraemon Movie (2008). Nggak nyangka akhirnya pengen juga pake kostum tokoh regulernya! 

Apalagi warna kesukaannya aku kan salah satunya itu pink, sama kayak warna kesukaan Regita Anggia! Pakaiannya Shizuka dan dua temennya di sini itu banyak banget warna pink! Banyak sih yang jual outfits warna pink, tapi tetep aja bukan yang terlalu gampang buat cosplay jadi Shizuka dan dua temen ceweknya itu. Item yang paling sulit buat dicari itu cardigan/outer yang pake kerah dan juga apron mini berenda.


Menyortir Pikiran yang Paling Sering Muncul

Catatan 18 Oktober 2023

Aku sepertinya harus memilah lagi pikiran atau memori mana yang penting dan yang tidak.

"Teteh mah yang penting bisa lupa, yang gak penting inget terus," kata Mamah tadi pagi. 

Kira-kira, apa aja ya hal gak penting yang aku inget terus? Bermula dari aku menemukan sebuah merek biskuit di katalog belanjaan. Merek biskuit itu adalah yang harus dikonsumsi oleh almarhum Papah kata seseorang yang mengobati beliau tapi bukan dokter. Sayangnya, aku baru inget lagi nasihat orang itu pas sebelas tahun setelah wafatnya Papah! 

Aku cukup yakin itu merek biskuit dulu sempat dibeli meskipun aku dulu tidak sempat untuk menyampaikan perkataan "tabib" itu kepada Mamah. Untung itu bukan lupa untuk hal yang krusial. Bukan lupa tentang obat yang wajib diminum oleh Papah dulu. Namun, lupa hal yang penting memang sudah lama jadi kelemahan aku karena saking banyaknya pikiran yang tidak diinginkan berseliweran dalam otakku. 

Apa saja sih memangnya hal-hal yang sering kupikirkan? Sebaiknya didata dulu deh sebelum disortir mana yang penting dan mana yang tidak. Kebanyakan hal yang tidak penting itu malah susah payah ingin kusingkirkan dari ingatanku! Entah mengapa ada saja pikiran atau memori tidak penting yang "membatu".

Membatu ya, bukan membantu. Alias itu memori saking sulitnya dibuang dari pikiran. 

Ini dari 5 (lima) hal yang paling sering mengisi alam pikiranku, diurutkan dari yang paling sering muncul di pikiranku dan ini sama sekali bukan disengaja untuk dipikirkan :

1. Insiden Kelinci, hal yang paling membekas dari insiden tersebut adalah ketika nyaris semua orang mengira aku tidak berempati atas adikku sendiri. Apa tepatnya kata-kata yang Papah katakan ketika marahin aku malahan lupa total, samsek gak bisa inget. 
2. Keinginan untuk tampil seksi sebagai aneka tokoh kartun sebagai usahaku untuk cari jodoh atau minimal pacar. Beneran, waktuku di hape itu pasti sebagian besarnya buat cari outfits di marketplace dan terus cari event cosplay atau studio foto.
3. Memori tarian konyol temen jaman kelas IV ala iklan Tory Cheese Crackers dan memori gambar samurai karya Diva jaman kelas VI.
4. Kekesalan jaman SMP dan SMA, terutama ketika dilarang nulis curhatan di buku dan dilarang punya foto cowok yang bukan pacar aku.
5. Segala hal tentang Heinz Doofenshmirtz dan Mr. Hyunh sebagai bahan inspirasi masing-masing untuk bikin karakter Hans Durchdenwald dan Mr. Wynn.

Oke, setelah merinci semua pikiran yang paling sering timbul, lalu dinilai seberapa pentingnya pikiran-pikiran yang tanpa henti muncul bagaikan video loop sepuluh jam di YouTube!

Pikiran #1 : sudah dibahas di catatanku yang lalu, apakah ini penting atau tidak, aku masih belum tahu pasti. Kejadiannya jelas udah lama pake bangettt karena udah lebih dari 15 tahun yang lalu. Memang ada sih beberapa pelajaran yang bisa kupetik dari insiden kelinci, tapi kayaknya cuma menuhin memori otak aja kalau sampai 24/7 kepikiran selama 15 x 365. Seriusan, ini memori yang paling "batu" dari semuanya! 😓😭😰😦 Catatan aku tentang apakah insiden kelinci ini penting buat aku

Pikiran #2 : ini jelas gak sepenting mikirin tugas akhir atau kelulusan, tapi cukup penting juga karena temen-temen udah pada nikah atau minimal punya doi. Masa mau jomblo terus! Soal penting atau tidaknya, tergantung sudut pandangnya siapa dulu. Bagi Mamah yang anti baju umbar badan ya jelas sampah pikiran ini, bukan lagi gak penting! Tapi bagi aku gimana? Sebagai orang yang udah kehabisan akal buat cari jodoh, ya pikiran ini terpenting nomor tiga setelah tugas akhir dan cari pekerjaan!

Pikiran #3 : oke, kegilaan macam begini udah jelas gak penting banget. Kalau memori karyanya Diva itu kayaknya masih lebih penting dikit karena aku jadi terinspirasi buat bikin "gambar yang gitu" juga biar karyaku nanti di luar zona nyaman. Tapi gak tiap lagi ngelakuin aktivitas kepikiran juga kali buat dua-duanya. Bisa jadi ini lebih gak penting daripada memori insiden kelinci.

Pikiran #4 : penting atau tidaknya itu tergantung cara aku menyikapi memori jaman sekolah dulu yang ngeselin. Kalau hanya ngabisin waktu buat dendam ya memorinya gak penting dan aku harus belajar melupakan. Sebaliknya, kalo termotivasi buat cari prestasi malah jadinya lumayan penting. Salah satu alasan aku terjun jadi cosplayer itu kan biar aku juga punya pacar kayak mereka. 👌👍💪👏

Pikiran #5 : ini juga tergantung sikon! Kalo aku hanya berakhir bersenang-senang gak puguh dengan memori adegan-adegan tertentu dari karakter Heinz Doofenshmirtz dan Mr. Hyunh, ya gak penting. Tapi kalo itu jadi karya, tetep penting. Terhadap hiburan juga jangan hanya bersikap konsumtif, tapi harus tergerak untuk memproduksi karya! 

Monday, October 16, 2023

Gak Boleh Curhat di Buku Gegara Temen Kepo Maksimal

Catatan 17 Oktober 2023

Banyak medsos dan buku psikologi yang bilang untuk mengatasi stres dan overthinking, sebaiknya curhat aja di buku kalo gak bisa cerita sama orang. 📒📓 Tugas surat imajiner dari psikolog aku waktu itu juga tujuannya hampir sama kayak curhat di buku. Psikolog itu nyuruh bikin surat imajiner untuk almarhum Papah dan juga untuk Heinz Doofenshmirtz karena aku bilang udah gak berhasil lagi untuk mengatasi problem emosionalnya aku kalo curhat di buku diary. Ditambah jaman SMP itu beberapa temen ngelarang terus aku buat nulis keluh kesah di buku atau kertas! 

Sebenarnya nggak banyak sih temen jaman SMP itu yang ngelarang aku buat nulis kekesalan aku di buku atau kertas, tapi pelakunya tetep lebih dari satu orang! Paling sedikit itu dua orang pelakunya, dari dua itu ada satu yang paling sering cegah aku buat nulis perasaan sendiri.

"Mungkin karena isi tulisannya Teteh itu dianggap menyerang, kali," tanggap Mamah. 

Kalo mereka merasa tersinggung atau tersindir oleh curhatanku, kenapa malah baca? Mereka yang pengen baca, mereka sendiri yang gak suka! Kecuali kalo tulisannya itu dipajang di mading sekolah, baru masuk akal mereka gak suka. Curhatan di buku ya biar hati ini setidaknya lebih plong dikit-dikit, bukan buat dibaca orang-orang dan maksain pemikiran aku buat mereka. 

Terus, kenapa aku berani buat curhat di blog yang terkoneksi dengan internet? Curhat di blog itu gak segitunya bikin kepo kayak curhatan di buku! Anehnya, meskipun pemirsa blog itu adalah global, malah lebih kecil peluangnya buat dibaca sama mereka-mereka itu. Aku taroh link update blog di status WA, kayaknya hampir gak ada yang baca itu postingan. 

Karena kelakuan mereka yang "kemal" alias "kepo maksimal" itu, aku jadi sempat ragu mau ikutin tugas dari psikolog itu. Padahal mereka yang salah sendiri sukanya baca-baca tulisan pribadi orang lain, mereka sendiri yang gak suka kontennya terus malah aku gak boleh curhat di buku lagi! 

"Itu kan pengalaman kamu SMP! Mereka udah gak ada lagi di sekitar kamu. Supaya tulisannya kamu itu gak dibaca orang lain, surat imajiner itu harus kamu sobek-sobek sampai kecil banget gak kebaca lagi sama siapapun," papar psikolog aku. 

Ketika lagi nulis, emang tulisannya harus dimusnahkan biar gak memicu orang-orang "kemal" itu. Tapi jika dari habis nulis surat imajiner itu dapet insight, kayaknya harus aku share di blog pribadi, bahkan mungkin diterbitkan jadi buku! 

The Curious Connection Between Lou (UglyDolls) and Rancis Fluggerbutter (Wreck-It Ralph)

January 17, 2025 When it comes to animated characters, some connections are so striking that fans can’t help but imagine shared universes an...