Wednesday, September 14, 2022

Asal Mula Como Girls (Lalu Jadi Karakter Topi Produksi Perusahaan)

Catatan 14 September 2022

Meskipun aslinya tokoh Como Girls itu cuma cocoretan aja, nggak ada niatan buat dijadiin tokoh komik, cerita di balik cocoretan ini lumayan penting. Kira-kira beberapa tahun atau bulan sebelum menggambar geng enam cewek itu, aku pernah dikasih satu set alat tulis sekolah merek Pen Power. Di sebuah iklan departement store terkenal di majalah jadul juga tertera foto-foto produk dari merek tersebut, ada tas sekolah, tempat pensil, penggaris, dan lainnya. Jadi, judul komik itu diambil dari merek alat tulis itu tadi. 

Ciri khas dari merek Pen Power ini adalah melibatkan karakter rip-off dari Winnie The Pooh! Nggak percaya, kan? Aku nggak inget semua karakternya, cuma tokoh utama dari casts itu yang aslinya beruang kuning, digantikan panda raksasa dan tiruan dari tokoh Tigger jadi ditambahin pusar serta perutnya lebih buncit daripada yang aslinya. Makanya ada satu member Como Girls yang pake baju bare your midriff itu karena niruin si tokoh Tigger imitasi itu, namanya Fena. 

Fena ini banyak pake warna kuning di bajunya, rambutnya juga pirang. Semestinya rambutnya juga oranye seperti badannya Tigger. Oh, ya warna oranye si imitasi ini nggak sepekat Tigger yang aslinya, malah cenderung ke kuning. Mungkin makanya Fena ini rambutnya pirang dan bukannya oranye, ya. 

Lalu, Ega, karakter lainnya yang memakai banyak motif stroberi di pakaiannya, dia ini berdasarkan tokoh panda raksasa gantinya Winnie The Pooh itu tadi. Warna putih dress-nya dan rambutnya yang hitam, diambil dari warna putih dan hitamnya hewan varian beruang tersebut. Bagian merah di pakaiannya, selain karena bajunya tema buah stroberi yang waktu itu emang lagi in, diambil dari bajunya Winnie The Pooh. Jika tokoh beruang kuning itu pake warna merah buat bajunya, sebaliknya tokoh ini pake warna itu di celana panjangnya, yang outfit ini diilhami dari pakaiannya sepupu.

Trus, ada satu member Como Girls yang mungil, pake baju banyak warna pink. Namanya agak-agak kurang umum, yaitu Winalda. Inspirasinya dari tokoh Piglet yang emang badannya paling kecil kedua setelah tokoh Roo, anak kanguru dari kartun yang sama. Aku lupa dalam versi Pen Power, Piglet ini diubah jadi kayak gimana, yang pastinya nggak akan plek ketiplek sama dengan versi Disney. 

Mayana, satu dari dua member Como Girls yang pake celana panjang dan juga yang nggak pake rok, kayaknya diinspirasi Eeyore si keledai. Lengannya diikat menjadi pita, mirip ekornya Eeyore yang diikat pita dan ditancapkan ke badannya. Baju atasannya Mayana biru muda, mirip dengan warna tubuhnya Eeyore yang keabuan. Rambutnya Mayana juga hitam seperti Eeyore. 

Member pirang lainnya, yaitu Sherly, kayaknya inspirasinya tokoh Rabbit. Bajunya berupa dress banyak warna kuning kayak badannya Rabbit. Ironisnya, motif pakaiannya Sherly ini pake motif babi, bukannya kelinci. Motif babi itu menirukan motif karakter babi Monokuro Boo yang pada tahun itu lagi happening, juga masih mengambil ide dari pakaiannya sepupuku. 





Monday, September 12, 2022

Pengembangan dari Como Girls!

Catatan 13 September 2022

"Berusaha melupakanmu, sama sulitnya dengan mengingat seseorang yang tak pernah kukenal."


Setelah empatbelas tahun lamanya dirundung penyesalan karena pernah membuat geng atau clique anak perempuan bernama Como Girls, akhirnya tahun ini penderitaanku berakhir. Ya, penyesalanku ini sudah pernah kuceritakan di catatan-catatanku yang lebih lama. Seperti yang kutulis di catatan tersebut, penyebab utamaku merasa menyesal karena telah menciptakan mereka, adalah karena outfit yang terlalu terbuka dari satu member geng anak perempuan tersebut. Dalam konsep aslinya, semua anggota geng Como Girls itu berumur antara 6-8 tahunan, hanya kurleb empat hingga dua tahunan di bawah umurku saat baru membuat konsep para tokoh tersebut, baru deh ngeh bahwa kurang pantas apabila ada satu saja member yang pakaiannya "bare your midriff"!

Tadinya aku bermaksud untuk melupakan karyaku itu, malahan udah jadi "old shame"! Rasanya sulit sekali buat ngelupainnya, entah kenapa. Ternyata cuma ngelupain aja itu nggak solve the problem. Problem aku soal geng original character itu ya, masalah baju yang nggak pantas buat umurnya si karakter aja.

Kita sering banget sulit buat melupakan seseorang, karena kita pernah mengenal dia. Bagaimana dengan karakter ciptaanku? Oho, jelas pembuatnya lebih dari kenal untuk si karakter, makanya nyaris sulit buat dilupakan. Makanya, aku harus cari pemecahan dari problem yang menyertai karakter Como Girls itu tadi!

Ada orang yang bilang, kalo kita menciptakan original character itu seakan kayak kita punya anak sendiri. Makanya, susah buat lupain geng Como Girls itu, karena jelas nanti pas kita punya anak nggak akan mungkin bisa buat dilupain. Pemecahannya, aku bikin remake, rombak total konsep karakternya! Tadinya mereka ini masih anak-anak seumuran SD awal, di sini mereka jadi belasan tahun dan pakaiannya dibikin lebih tertutup.

Kebetulan banget, perusahaan tempat aku magang minta aku bikinin karakter-karakter asli buat promosikan aneka macam topi produksi mereka. Perusahaan aku, kan, bidangnya konveksi atau clothing. Otak ini sempet buntu, mentok, nggak ada ide buat desain karakternya. Setelah inget lagi sama Como Girls, akhirnya secercah harapan dan ide cemerlang menghampiri otakku yang semula macet bekerja! 

Karakter Topi Baseball, aslinya tokoh Winalda dari Como Girls. Di konsep karakter yang udah terbarukan ini, ditambahin outer lengan pendek (aslinya lekbong a.k.a. "kelek katembong" atau tanpa lengan ) dan juga stocking olahraga, jadinya pakaiannya lebih sopan.

Karakter Topi Bucket, dia ini berawal dari tokoh Fena dari Como Girls, tokoh yang selama ini jadi alasan utama hadirnya rasa menyesal yang kuat karena membuat geng tersebut. Aslinya, ketika masih jadi member Como Girls, dia ini nggak pake jaket, bajunya lekbong sama kayak karakter Winalda tadi dan juga kakinya nggak dibungkus legging hitam kayak di gambar ini.


Versi lebih tertutup, biar nggak nyesel-nyesel banget pernah bikin tokoh Fena! Satu hal lagi, tokoh ini tadinya mau pake topi rimba, tapi diganti bucket karena lebih cocok untuk dia yang sukanya datang ke konser.


Aslinya, Karakter Topi Rimba ini mau dipakein bucket hat, kebalikannya karakter Bucket Hat. Berasal dari tokoh Ega sebagai anggota Como Girls. Dulu pada saat geng itu baru digambar di buku catatan Funzela (awal 2008), lagi musim atau ngetren pakaian putih dengan motif stroberi, bahkan sampai empat tahun setelahnya, yaitu tahun 2012 itu motif masih banyak anak perempuan yang demen!

Buat anak-anak yang besar di era akhir 2000-an, pastinya udah nggak sulit lagi buat nebak darimana inspirasi motif babi lucu ini. 




Kepergok (Lagi) Cosplay Abal-abal

Catatan 12 September 2022

"Jangan jadikan sebuah kesalahan membuat Kita jadi terpuruk."

sumber quote

Aku pun pernah mengalami "busted", alias "ketangkap basah" sama ortu! Jadi keingetan lagunya Candace dan Vanessa dari Phineas and Ferb. Kalo aku sih ketangkap basahnya bukan karena ada yang ngaduin! Itu karena aku lupa ngunci kamar!

Duh, pernah deh pas kelas 5 kepergok sama almarhum Papah lagi cosplay KW jadi tokoh blacksmith di game Ragnarok Online di kamar tidur, mana itu lagi jamnya terawehan, lagi! Rasanya nggak karuan, antara nyesel karena berbuat di jam-jam yang paling nggak pantes buat berkostum kayak gitu dan juga malu karena diliat sama Papah aku! Untungnya aja beliau saat itu nggak marah hebat ngeliat aku lagi pake baju terbuka banget kayak gitu, tapinya kan tetep aja malunya nggak ada obat! Damage-nya nggak ada matinya, kalo soal lawan sih pastinya ada pengalaman lainnya yang lebih berdampak!

Gambar couple di atas adalah tokoh Blacksmith untuk masing-masing gender dari game Ragnarok Online. Tentu saja dalam cerita ini aku cosplaying jadi yang perempuannya, masih cosplay jenis abal-abal atau KW, atau bahkan tepatnya ngaco, karena dari pakaian seadanya di rumah!

Berhubung nggak ada celana pendek jeans (jelas ortuku nggak akan mungkin beliin atau biarin ada di rumah pakaian model gitu), aku pakenya celana pendek boxer buat tidur. Buat atasannya, pakenya miniset aja. Untuk scarf atau syalnya, jenis pakaian macam ini jelas nggak susah buat dicarinya. Terus sarung tangan, umm, ini agak tricky (artinya : nggak terlalu gampang ketemunya) tapi untungnya Eyang Putri (ibunya Mamah) pernah ikutan semacam teater gitu jadinya ketemu deh sarung tangan buat melengkapi penampilan!


Apapun yang Terbersit di Pikiranku, Gambarlah!

Catatan 11 September 2022

Sering aku kepikiran ide gambar kalo lagi ngeliat gambar-gambar kartun tertentu, terutama kalo gambar Heinz atau Roger Doofenshmirtz. Akan tetapi, sering juga aku mengurungkan niatku untuk menggambar itu, padahal ide yang muncul itu biasanya nggak muncul hanya sekali doang. Kenapa coba bisa sampai diurungkan? Soalnya tokoh yang mo digambar biasanya itu-itu aja, paling banter ya Frank Wynn alias Mr. Wynn lagi.

Di hari libur ini, ketika pikiran aku nggak benar-benar tenang tapi lagi bebas dari pekerjaan di kantor tempat magang, aku kepikiran sesuatu : kalo cuman dipelong terus aneka gambar Heinz/Doof dan Roger, itu nggak akan berguna dan cuma bakalan ngabis-ngabisin waktu aja. Biasanya kalo hari Minggu begini aku pulang ke rumah, di sana susah mau cari waktu yang bagus buat gambar karena sering ke-distract sama banyak kucing piaraan atau nonton TV. Hari Minggu pekan ini coba aku gak pulang, biar bisa puas-puasin gambar! Pastinya udah banyak ide gambar yang menanti di kepala ini!

Soalnya sayang banget, kalo cuma hambur waktu (duit sih nggak terlalu, ya, cuma pas nge-print kartunya aja) buat liatin gambar kartun-kartun itu. Nggak jadi apa-apa dan nggak produktif. Meskipun tokoh yang akan digambarkan itu terus-menerus tokoh yang sama, setidaknya menghasilkan karya. Makanya suka kangen sama jaman dulu pas masih suka Danny Phantom, meskipun dia terus yang digambar setidaknya masih produktif aku tuh dengan banyak latihan menggambar!

Karena jarang latihan menggambar, makanya skill aku nggak banyak berubah dari tahun ke tahun.


Cosplay Abal-abal Tokoh Anime Jadul Jaman TK

Catatan 10 September 2022

Aku udah janji kan mau cerita tentang pengalaman cosplay abal-abal jaman TK? Waktu itu lagi kelas 0 besar, di teve sekitaran tahun 2002-2003, lagi tayang anime lawas Time Bokan (saking lawasnya, anime ini nyaris seumuran Mamahku). Episode yang paling memorable itu pas lagi ke jaman Mesir Kuno, ketika Marjo, tokoh antagonisnya yang cewek cuma pake hiasan kepala khas Mesir, bra tanpa tali, dan rok panjang. Dari sekian banyak kostum yang dipake Marjo, kostum episode Mesir ini adalah yang paling gampang buat di-cosplay-kan.





Padahal anime tersebut ada juga tokoh Heroine alias tokoh protagonis perempuan, namanya Junko. Sayangnya bukan dia yang waktu itu diidolakan aku. Bukan dia juga yang paling masuk memori. Aneh, ya, tokoh utama bukannya yang paling kuingat.

Kebetulan banget, Eyang Kakung, Eyang Putri, dan Tante yang waktu itu belum nikah, pulang dari Bali sekitar tahun 2003 bawa banyak oleh-oleh kerang dan batu karang. Nah, di antaranya ada satu jenis kerang yang warnanya ungu dan bentuknya emang kayak mangkuk. Cocok banget buat tiruan dari bra yang dipake sama Marjo di episode Mesir Kuno tadi! Trus aku ambil itu kerang dua biji dan sisanya cukup gampang buat dicari di rumah karena cuma butuh kain panjang sebagai rok aja.



Habis pulang dari TK, aku lakuin deh cosplay abal-abal itu. Berhubung itu kerang nggak dipakein double tape, jadinya harus aku pegangin terus. Sumpah, itu nggak enak banget dan pegel abis! Dalam pikiranku yang saat itu masih bocah, timbul kalimat kayak gini : mungkin aja karena dadaku belum tumbuh, makanya harus dipegangin terus kerangnya, kalo Marjo kan udah dewasa bukan anak kecil lagi jadinya itu kerang nggak akan jatuh.








Bak trik yang dipake sama Shinchan, aku gambar aja belahan dada bohongan pake pulpen pas lagi cosplay abal-abal itu. Jadi pengen cepet-cepet dewasa, nggak mau rata terus rasanya waktu itu. Taunya nggak kerasa, sekarang aja umur udah mau seperempat abad! Pas udah tercapai, nggak sebegitu menyenangkan kayak yang dibayangkan pas TK itu.

Kenyataannya, pas aku udah masuk umur dewasa beneran, pikiranku itu nggak terbukti. Tetep mustahil ada bra bisa nempel tanpa double tape

Eits, jangan harap ada fotonya ya aku yang lagi peragaan busana ngaco itu! Karena kan jangan sampai ketahuan oleh Mamah-Papah, makanya nggak boleh ada buktinya! Walaupun pernah juga sih ketauan sama Papah lagi cosplay abal-abal untuk yang kesekian kalinya di usia yang lebih besar dan untuk karakter yang berbeda. Pas ketauan lagi pake baju "teu puguh" itu sama salah sartu orang tua, nggak dimarahin sih tapinya kan malu abis ...




Nggak Terlalu Tertutup, Jangan Terlalu Terbuka

Catatan 10 September 2022

Trigger warning : catatan ini mengandung persoalan agama!

"Hidup adalah pilihan. keputusan untuk menjadi apa kamu dimasa depan, kamu sendiri yang tentukan bukan orang lain."


Sebenarnya sejak aku kecil, aku udah nggak nyaman pake jilbab. Katanya, banyak wanita yang bangga dengan pakaian hijrah mereka karena nggak semua wanita muslimah bersedia berjilbab. Seriously? Aku aja yang udah terbiasa pake dari usia TK, di saat mayoritas wanita dewasa masih membuka rambutnya (meskipun belum konsisten saat itu), tetep aja nggak ada bangga-bangganya samsek sebagai yang udah mulai pake dari awal hidup. 

Rasanya susah banget buat bayangin orang yang hepi dalam hidup dengan pakaian seperti itu! Justru aku ini bagaikan kerbau yang dicucuk hidungnya selama bertahun-tahun, asem deh! Bukannya awesome, ya. Inginnya sih pake baju yang keren-keren kayak tokoh-tokoh anime dan juga saat itu, anak-anak perempuan yang lain, hanya saja kehidupanku memaksakan pakaian apa yang harus kukenakan.

Makanya, biar hidup ini nggak stagnan, harus memulai perubahan. Menilai kondisiku yang dengan hijab malah nggak bikin lelaki bangga gaet, berarti harus ada yang diubah dari cara berpakaiannya. Whoaaa, apalagi perempuan yang bajunya seksi di medsos itu peluangnya gede buat dikontak sama cowok, kan kayak cari jodoh lagi tuh! Tapi, kalo mau ikutin jejak mereka, baju gimana dulu nih yang mau aku pakai?

Dulu sih alasannya Papah aku ketat soal aturan pakaian itu karena khawatir dengan paedofil. Buat sekarang, justru waktunya untuk cari jodoh! Walaupun lagi berusaha pake baju yang bikin bangga gaet, tetep aku masih punya batasan buat diri sendiri. Nggak boleh sampai contek outfits yang terlalu minim pakaiannya atau bahkan hanya underwear kayak kebanyakan cosplayer, apalagi badan aku gendats.

Ini bukan hanya demi cinta aja, tapi emang akunya aja yang dari kecil udah kepengen banget sama kerennya kayak banyak anak perempuan lainnya. Jauh sebelum aku mengenal rasa suka ke cowok, udah ada bibit tertarik sama pakaian gitu. Anak-anak cewek Laen pake lekbong, aku gigit jari. Meski udah ditakut-takuti dengan perkataan "mereka masuk neraka, apa kita mau ikut?", tetep aja nggak pernah merasa tenang dan nyaman sebagai wanita yang taat dalam berpakaian.

Selama ini aku tetap berusaha untuk taat aturan berpakaian, meskipun aku dalam hati meronta-ronta. Namun, nyaris tidak ada dampak positif atau profitnya bagi aku, buat orang lain mungkin kerasa. 

Pengennya sih sekarang cosplay tokoh-tokoh kartun yang obscure (jarang sekali orang yang tahu) aja, karena kalo milih yang terkenal pastinya bakalan kalah jauh sama cosplayers yang udah tenar. Mana biasanya tokoh anime yang terkenal itu outfits-nya nggak realistis, terlalu berlebihan seksinya, jelas sama sekali nggak akan cocok sama tipe badan aku yang gemuk begindang!

Pernah denger istilah "Big Beautiful Woman"? Nah, mungkin aku bisa jadi yang begini!

Sejak empatbelas tahun yang lalu, aku udah kepengen cosplay jadi karakter cewek "mencintai diri sendiri" dari majalah Girls Edisi 15 tahun III bulan Maret 2008 lalu. Karakter yang satu ini nggak terlalu frontal seksinya, juga emang modis dan masih mundane, namanya juga karakter buat ilustrasi majalah anak-anak populer. Kandidat karakter kartun lainnya untuk dicosplayin dengan outfit yang masih normal di kehidupan sehari-hari adalah ibu dan anak perempuannya, Crystal dan Serenity Zilla (makanya di beberapa medsos, kayak Wattpad dan YouTube, aku sering pake nama yang terakhir ini). Dari kartun Braceface juga banyak banget kandidatnya, tapi aku ambil dua yang paling aku pengen tiru outfit-nya yaitu Maria Wong dan tokoh yang termasuk sekunder, Petra.

Karakter untuk kategori "mencintai diri sendiri" dari kuis tentang narsis dari Majalah Girls Edisi 15 Tahun III Maret 2008, majalah yang pernah kuulas




Pengaruh Karakter Anime dan Animasi Barat pada Karakter Ciptaanku

Catatan Minggu, 24 November 2024 Karakter dengan kekuatan es selalu menarik perhatianku. Ada sesuatu yang luar biasa tentang bagaimana eleme...