Saturday, August 13, 2022

Belum Tentu Tujuannya Untuk Menghina, Mungkin Hanya Salah Memilih Pembanding

Catatan 11 Agustus 2022


Kurang lebih enam bulan yang lalu, seorang tokoh politik menuai kontroversi di bidang keagamaan. Kabarnya, beliau melakukan penghinaan terhadap agama, yaitu membandingkan suara adzan dengan gonggongan anjing. Aku penasaran dengan motif beliau, apakah memang iya beliau sampai setega itu dengan topik agama? Jika suara yang memanggil masyarakat muslim untuk segera mendirikan salat itu dirasa terlalu berisik oleh beliau, kurasa terlalu tidak wajar jika beliau sampai sangat membenci suara panggilan itu dengan menyamakannya dengan suara hewan yang dipandang sensitif oleh kebanyakan masyarakat dari agama Islam. 

Seorang sahabatku memberikan link video ketika tokoh politik tersebut berujar hal yang penuh kontroversi itu. Aku coba dulu untuk menonton dan mendengarkannya dengan seksama, apa yang membuat kalimat yang (katanya) kurang pantas itu terucap dari mulut sang tokoh. Ternyata, beliau hanya salah memilih pembanding untuk menjelaskan kebijakannya mengatur tingkat kerasnya suara panggilan untuk melakukan salat lima waktu. Alhasil, perkataannya terdengar kurang baik karena kesalahan beliau memilih analogi tersebut.


Secara tingkat kekerasan suara, dalam ukuran desibel antara adzan dengan gonggongan anjing boleh jadi memang sama. Namun, tetap saja sebaiknya beliau memilih pembanding yang lebih kecil resikonya. Yaitu, pembanding lainnya yang desibelnya tetap sama besarnya dengan suara adzan lewat toa, tetapi konotasinya terdengar lebih aman daripada gonggongan anjing tadi itu. Peristiwa itu kira-kira memiliki same energy dengan "Insiden Kelinci" yang terjadi akibat pertanyaanku 13 tahun lebih sebelumnya. 




Hampir sama dengan kasus suara adzan dari toa yang dibandingkan dengan suara anjing menggonggong tadi, kasusku adalah aku membandingkan reaksi orang-orang ketika adikku wafat dengan kelinciku waktu dia mati. Jika kasus politik tadi terjadi kesamaan dalam ukuran desibel dari kedua suara tersebut, maka dalam kasusku ini adalah kesamaan dari nilai nyawa setiap makhluk hidup secara filosofis. Meski demikian, pembanding yang kupilih juga kurang tepat. Karena tetap saja nyawa manusia tidak akan dapat tergantikan oleh apapun.

Begitu pula dengan seruan panggilan untuk ibadah salat lima waktu. Meskipun terdengar sama kerasnya dengan suara hewan yang paling keras itu, tentu saja tidak bisa dibandingkan dengan suara semacam itu. Panggilan untuk beribadah adalah hal yang tinggi, sama seperti nyawa anggota keluarga, sehingga menjadikan kedua hal tersebut adalah sensitif dan jangan sampai sembarang memberikan pembanding. Dengan berkaca pada pengalaman pribadi, aku bersyukur tidak mudah terpengaruh oleh berita yang ada dan justru dapat memakluminya.

Aku pun bukannya bermaksud untuk menghina adikku sendiri, untuk apa, tidak ada untungnya. Tujuanku dari saat itu menanyakan sebabnya reaksi orang-orang di sekitarku yang berbeda ketika menghadapi peristiwa adikku yang wafat dengan kelinciku yang mati. Bagiku, semua kematian terasa sama saja menyedihkannya, mau itu anggota keluarga sendiri maupun hewan peliharaanku. Oleh karena itu, bagi pikiranku yang saat itu baru akan menginjak umur sebelas tahun, perbedaan semacam itu memancing rasa penasaranku.

Seperti yang telah banyak disebut dalam catatan-catatan sebelumnya, sebaiknya aku memilih untuk menyebutkan kasus meninggalnya manusia secara umum saja. Bukan berupa hanya satu kasus saja, yaitu saat satu adikku wafat. Penyelesaian dari insiden tokoh politik agama itu adalah memilih pembanding yang lebih aman daripada gonggongan anjing, maka penyelesaianku adalah memilih pembanding yang kurang menyinggung daripada menyebutkan suatu peristiwa kehilangan salah satu anggota keluargaku. 

Mungkinkah terjadi "keceplosan" ketika membuat perbandingan yang kurang etis?

Apakah pembanding itu dipilih secara spontan, tidak disengaja? Untuk kasusku, jawabannya adalah "ya". Namun, aku tidak tahu pasti untuk kasusnya suara adzan ini. Barangkali tokoh politik sekaligus agama tersebut banyak mendengar suara anjing menggonggong dalam kesehariannya, sehingga jenis suara tersebut menjadi top of his mind, sama sepertiku yang pada saat itu masih terus teringat akan adikku, yang "keceplosan", terucap begitu saja ketika menemui peristiwa kematian yang skalanya lebih kecil. 

Meskipun niatannya belum tentu buruk, alangkah baiknya bila tetap meminta maaf 

Begitu peristiwa itu tone-nya kontras berbeda dengan percakapan antara aku dan Papah pada berbagai kesempatan lainnya, segera aku meminta maaf kepada beliau. Padahal saat itu aku belum sepenuhnya memahami di mana letak dari kesalahanku, malahan baru kupahami itu pada tiga tahun setelahnya. Walaupun demikian, permintaan maaf tetap kusebutkan. Hal yang sama berlaku untuk tokoh politik yang disebutkan sebelumnya, meskipun beliau tidak bermaksud buruk alangkah baiknya tetap meminta maaf kepada masyarakat. 

"Jadi saya berharap pak menteri dan orang sekitarnya pak menteri tidak usah berargumen lah ya, tidak usah klarifikasi a-i-u, ndak usah, langsung mohon maaf, itu yes banget, prestise, dan martabat menteri langsung jadi tinggi ketika langsung mohon maaf, daripada stafnya mbulet-mbulet buat alasan ini-itu," kata Prof Zahro dikutip VIVA dari Channel Youtube Zahrowy TV, Selasa, 1 Maret 2022.

Ia menyarankan sebaiknya Menag dan para pembantunya tidak sibuk beralibi atau memberikan klarifikasi yang justru akan semakin membuat persepsi miring terhadap Menag Yaqut. Pihak Kemenag juga tak bisa memaksakan persepsi masyarakat soal azan dan gonggongan anjing. "Kalau salah ya akui salah itu bagus banget, orang minta maaf itu enggak jatuh. Minta maaf bagus sudah, setelah minta maaf kemudian dijelaskan. Wong sudah salah stafnya jelaskan makin tidak jelas, wong salah kok keakehan polah," tegasnya

Mimpi Bertemu Lagi dengan Kenéng-kenéng

Catatan 11 Agustus 2022

Kemarin sore, setelah aku pulang dari magang, aku bertemu seekor kucing putih gemoy dengan sedikit semburat oranye. Kucing tersebut mengenakan kalung, sama seperti Kenéng-kenéng sebelum dia menghilang. Tadi malam setelah pertemuanku dengan kucing putih gemoy itu, aku bermimpi bertemu dengan Kenéng-kenéng. 

"Spill The Tea" Kepada Nenek Untuk Kemudian Menulis Surat Imajiner

Catatan 10 Agustus 2022

Setelah satu minggu lebih aku menjalani kerja profesi alias "magang", aku semakin tidak punya waktu untuk menulis. Apalagi untuk menulis surat imajiner yang isinya jangan sampai dibaca oleh orang lain selain diriku sendiri sebagai penulisnya. Saking rahasianya, sampai-sampai psikolog aku saat itu enggan untuk membacanya. Padahal, sepertinya aku masih butuh untuk menulis surat yang tidak membutuhkan jasa pos itu, karena penerimanya hanyalah "orang yang tidak ada", surat ini untuk mereka sudah meninggal dunia atau bahkan yang sama sekali bukanlah manusia nyata.

Sepertinya aku butuh untuk menceritakan kisah nyata insiden kelinci itu kepada Nenek, ibunya Papah. Selama belasan tahun lamanya, bahkan setelah wafatnya ayahku yang merupakan anak nomor dua dari beliau itu, aku sengaja menutup rapat kisah itu dari Nenek. Sebab, kisah insiden itu menyangkut tentang anggota keluargaku sendiri yaitu adikku sendiri, khawatirnya beliau akan semakin sedih. Akan tetapi, semakin ke sini, beliau semakin kalem dan santai orangnya.

Aku butuh untuk "spill the tea" soal banyak hal kepada beliau. Ungkapan "spill the tea" di sini artinya adalah menceritakan sesuatu secara jujur. Bukan hanya insiden itu saja yang akan kuceritakan, tetapi juga alasanku mengapa dahulu aku bisa sampai terikat begitu kuatnya dengan Danny Phantom. Kuharap ibunya almarhum Papah dapat lega setelah mengetahui akar masalah dari penyakitku itu.

Ketika aku berkunjung ke rumah Nenek yang terakhir kalinya sebelum aku magang, respon beliau akan beberapa hal yang kukatakan, sungguh mengejutkanku. Hal-hal yang semula kusangka akan beliau tanggapi dengan marah besar atau minimal teguran keras, ternyata sama sekali tidak terjadi. Bahkan, pada saat itu saja aku menceritakan kepada beliau "alasanku yang sebenar-benarnya" dari keinginanku untuk menikah. Padahal jarang kuceritakan hal tersebut kepada orang-orang di luar keluarga inti dan teman dekat. 

Pikiranku ini sudah negatif duluan, berekspektasi akan di-"hus" atau dibentaknya. Rupanya, beliau justru mengerti akar terdalam dari keinginanku yang terdengar kurang pantas itu. Menurutnya, keinginan tersebut muncul dari rasa kesepianku setelah ditinggal mati Eyang Kakung dan Papah, jadinya aku membutuhkan pelindung dari suamiku kelak. Memang benar, keluargaku di rumah memang sudah tidak ada lagi sosok bapak-bapak, kedua adikku memang cowok tetapi mereka jelas masih terlalu muda. 

Topik yang kubawakan itu saja Nenek bisa menerimanya dengan sangat tenang, jauh di luar dugaanku. Jika aku memiliki kesempatan untuk mengunjungi beliau lagi, aku akan mencoba untuk menceritakan kisah insiden kelinci yang membuatku merasa rendah diri yang hebat itu. Semoga saja beliau dapat memahamiku bahwa pada kejadian itu aku bukan berniat untuk merendahkan nilai nyawa adikku sendiri. Jika respon beliau berdampak positif, aku akan menceritakannya kepada Papah lewat surat imajiner.

Tuesday, August 9, 2022

Rambut dan Pakaian Baru Untuk Bella

Hari ini aku telah berhasil me-redraw satu gambar Davina dengan flower crown yang udah lama aku gemes pengen ganti dia dengan bestie-nya, Bella.Ya, dong, soalnya signature headgear untuk Davina 'kan bando. Kalo flower crown bentuk mawar itu udah jadi ciri khasnya Bella. Walaupun pernah juga Davina pake flower crown, tapinya diutamakan Bella dulu yang pake hiasan kepala itu dech.

Gambar Davina yang dirombak untuk hari ini adalah waktu dia lagi berperan sebagai tokoh game pake flower crown (tengah). Berhubung dia tadinya sebagai karakter tambahan yang aku bikin sendiri buat serial kartun Danny Phantom, jadinya outfit sebagai tokoh game itu untuk episode di mana Danny si tokoh utama dan kawan-kawannya lagi main game jenis role-playing. Sekarang aku udah keluar dari fandom Danny Phantom, makanya oufit itu udah nggak dipake lagi sama Davina. Apalagi gambar itu mau diganti jadi gambar Bella.

Di sini Bella aku kasih gaya rambut yang baru biar kagak bosen. Juga, udah lama aku pengen gambar dia pake sanggul plus kuncir satu. Ceritanya, di gambar ini yang hasil remake dari gambar Davina sebagai gamer tadi, ini adalah salah satu wujud lain dari Bella. Sumber inspirasinya adalah penampilan Fluttershy dalam satu lagu dari Equestria Girls episode "So Much More To Me". 

Eh, tapi setelah dilihat-lihat, outfit Bella untuk form (wujud) yang ini kok malah jadi mirip pakaiannya Elsa ketika penobatan sebelum dia bikin istana es sendiri, ya? Ditambah dengan tulisan "Let It Go", itu semakin mengingatkan gambarku yang teranyar ini dengan Sang Ratu Es dari Negeri Arendelle tersebut. Padahal, tulisan itu cuma copas dari karyaku yang aslinya. Karya aku itu juga menirukan foto-foto orang RL, pada foto yang kujadikan referensi (itu foto yang kuunduh pada tahun 2013, tahun yang sama dengan rilisnya film Frozen tetapi beberapa bulan sebelum film tersebut keluar) juga tertera slogan tersebut.

Akan tetapi, kayaknya sah-sah saja jika Bella mengenakan pakaian yang mirip bajunya Elsa. Karena imej dari Bella itu emang princess-like. Padahal warna hitam dan biru di bajunya itu dicomot dari pakaian Davina dari gambar yang lama.Apapun hasilnya, yang penting aku puas dengannya!



Hasil redraw 2022 dengan karakter yang diganti dari Davina jadi Bella


Gambar Davina karya aku waktu masih kelas X (11/01/2014)

 

Nah, mirip buanget dengan outfit Bella tadi di atas untuk wujud superheroine/magical girl/whatever dari gambar yang paling atas itu, kan?

Monday, August 8, 2022

Mereka yang Kini Harus Kuhidupkan Kembali

Catatan 7 Agustus 2022

Bagaimana bisa aku menghidupkan kembali orang-orang mati? Memangnya aku ini necromancer? Jelas bukan orang mati sebenarnya lah! Maksud aku, yaitu banyak karakter cewek ciptaanku yang lama "mati" alias terlupakan.

Penyebab hilangnya minatku untuk menggambar mereka antara lain adalah terserang art block (kehilangan semangat untuk menggambar secara umum), writer block (kehilangan semangat untuk menulis cerita, sehingga malas pula aku untuk menggambar para karakter ceritanya), keraguan akan desain rambut atau pakaiannya yang bisa mengarah pada art block tadi, takut untuk menggambar lebih banyak karakter yang berpenampilan terbuka (tetapi aku juga buntu idenya untuk mendesain pakaian yang lebih sopan untuknya), dan 

Daftar karakter cewekku yang selama ini hilang ditelan kebanyakan oleh art block yang melanda pikiranku : 

- Vanny Durchdenwald, hasil "perkawinan" Vanessa Doofenshmirtz (Phineas and Ferb) dan Rarity (My Little Pony Friendship is Magic dan Equestria Girls), aslinya dari tokoh ciptaanku Diamond Spirit. Sekarang dia menjadi adiknya Hans Durchdenwald.

Vanny Durchdenwald, hybrid dari Vanessa Doofenshmirtz dan Rarity Equestria Girls (outfit baru), juga dari salah satu bajunya Regita Anggia

- Amanda "May" Wynn, expy dari Mai Hyunh (Hey Arnold) and a lots of Vanessa Doofenshmirtz tossed in. Tokoh dengan seribu hairstyle (karena dia hobi menata rambutnya) dan belum juga punya main hairstyle yang fixed. Dia ini adik perempuannya Frank Wynn yang terbesar.

Satu dari sekian banyak hairstyle May Wynn



- Jungle Princess, Wacky Princess, Iceberg Princess, Lotus Princess, dan Retro Princess. Masing-masing adalah humanization dari tempat di game Gutterball II, salah satunya sudah kusebutkan tadi di atas. Sayangnya, mereka nggak pernah sempet aku bikin desain digitalnya dan corat-coretnya udah ilang entah ke mana.

- Marcia Sinclair, bestie sekaligus tetangganya Davina. Dia bahkan nyaris nggak diinspirasi dari karakter apapun, makanya bikinnya lebih males ketimbang semua karakter cewek lainnya. Paling deket itu bahan inspirasinya itu Nonon Jakuzure dari anime Kill La Kill, karena Marcia ini mayoret dari marching band di sekolahnya. Dalam cerita Skullcap-o-calypse, salah satu novel yang sedang kugarap, perannya kurleb mirip Stacy Hirano (Phineas and Ferb) dari episode Night of The Living Pharmacists.

- Davannah Fenner, gadis hantu yang mirip beud dengan Davina Fenton. Udah bertahun-tahun belum bisa mikir alasan yang cocok kenapa dia bisa mirip yang Fenton. -_- Nantinya outfit dia mo dijadikan salah satu outfit dari Fenton aja karena mo aku hapus aja karakter Fenner ini.

- Como Girls : Kerlin, Winalda, Mayana, Fena, Sherly, dan Ega. Mereka berenam ini tokoh buat komik "Pen Power" yang aku bikin jaman kelas V, tapi mereka semua udah aku bikin dari satu tahun sebelumnya. Seiring dengan hilangnya ide dan minatku untuk kelarin komik itu, ya jadinya nasib mereka terlupakan begitu saja. Dulu aku masih demen pake nama lokal alias Indo, yach buat tokoh yang aku buat. Fakta menarik : outfit-nya Kerlin koq mirip dengan punyanya Pinkie Pie dari Equestria Girls episode Festival ya? Sampai ke rambut-rambutnya juga mirip.

- Charlotte Donovan, mantan pacarnya Hans Durchdenwald. Diinspirasi dari Charlene Doofenshmirtz mantan istrinya Heinz. Supaya terlihat lebih remaja dan muda, desain karakternya dipadukan dengan Lacey Shadow (The Modifyers), Mina Beff (Grojband), Juniper Montage (Equestria Girls Movie Magic), dan Tootie (The Fairly Odd Parents).

- Salah satu alter ego dari Davina Fenton, outfit-nya dicomot dari Daydream Shimmer (Equestria Girls Friendship Games) dan wujud Sword Sister dari Pauline Bell (Atomic Puppet). Mungkin juga sedikit diinspirasi oleh kostumnya Wonder Woman.

- Dua anak perempuan dari total tiga anak yang menjadi bintang iklan es krim Spongebob, mereka dijadikan sebagai tokoh fiksi juga. 

Lagi Pengen Fokus ke Karakter Perempuan

Catatan 7 Agustus 2022

Sejak aku menciptakan tokoh Frank Wynn (sebenarnya yang manggilnya "Mr. Wynn" itu cuma Davina doang), tokoh lainnya jadi terpinggirkan. Termasuk juga Bella Hayden dan Davina Fenton yang tadinya terlupakan, mulai bangkit lagi setelah aku menggambar mereka lagi saat kerja profesi. Dulu pas SD sampai kelas III malahan aku cuma bisa gambar perempuan aja. Awalnya bisa menggambar lelaki itu skill baru, tapinya sekarang malah menyisihkan tokoh-tokoh yang lainnya, terutama perempuannya. 

Huaaa, rasanya jadi kangen jaman SD yang sering fokus ke karakter perempuan ciptaan sendiri. Pas jaman SMP juga masih aktif bikin karakter cewek, contohnya "Jungle Princess" sebagai personifikasi dari Jungle Alley di game Gutterball II. Davina juga pertama kalinya banget aku gambar itu pas kelas sembilan. Begitu masuk SMA, udah bablas semua karakter cewek seakan mati.

Untuk Davina, untung dia cuma mati suri, karena pas masuk kuliah aku mulai bikin gambarnya lagi. Tapi banyak tokoh cewek karyaku yang nggak seberuntung dia, maksudnya mereka terkubur gitu aja dalam memori dan aku nggak/belum minat lagi buat lanjutin ngegambar mereka. Banyak juga tokoh yang dirombak total jadi tokoh yang berbeda setelah tadinya hanya berupa satu karakter. Nah, ini waktunya untuk menghidupkan mereka kembali!

Hasil dari Satu Pekan/Minggu Menjadi Intern

Satu collage Bella tanpa flower crown

Desain kopiahnya Sonic Winter yang akhirnya hari ini kelar!


 

Mengenang Kembali Karakter Anime Berambut Hijau Mint: Martina Zoana Mel Navratilova

Catatan Rabu, 20 November 2024 Ada kalanya, sebuah kenangan masa kecil kembali muncul begitu saja, membawa kita ke waktu yang lebih sederhan...