Saturday, June 12, 2021

Rani, Saudara yang "Kocak Markocak"

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi/siang/sore/malam. Udah berdebu mungkin ya blog ini, lama juga sih aku mentok ide. Lama-lama kangen juga nulis di sini.

Kisah ini sudah lebih dari sepuluh tahun yang lalu, tapi rasanya masih mengocok perut jika kuingat. YBS apakah masih ingat atau tidak, aku tidak tahu pasti ya. Soalnya sudah lama sekali aku tidak bertemu lagi dengan saudaraku yang ekspresif ini, bahkan sejak kisah ini terjadi. Kapan terjadinya kisah ini?

Kalau tidak salah sekitaran April 2010, menjelang UN SD aku. Kisah yang akan kubawakan ini adalah "Saudara yang Sangat Ekspresif", kalau nggak mau disebut "alay" or "lebay"! Saat itu adalah family gathering dari keluarganya Eyang Kakung alias kakekku dari pihak Mama. Namanya juga family gathering, sudah tidak membuat terkedjoet lagi jika ada banyak sekali orang datang dan saudara jauh ikut berkumpul!

Namanya Rani, aku kurang tahu nama panjangnya. Namun, cerita tentangnya malah begitu panjang! Padahal waktu ketemuan sama dia itu lumayan pendek lho, hanya satu hari selama acara tersebut dan setelah itu kami belum pernah jumpa lagi, hingga posting ini ditulis. Hubungan kekeluargaan aku dengannya juga tidak kuketahui dengan pasti, selain dia adalah bagian dari keluarga Eyang Kakung tadi.

Acara kami bukan berkunjung ke tempat wisata mewah, melainkan menyambangi rumah salah satu kerabat kami yang bertempat di Bekasi. Rombonganku datang dari Bandung. Di rumah Bekasi inilah aku mulai berkenalan dengan Rani. Tepatnya, saat kami makan siang di rumah itu.

"Aini, kamu ambil nasi sedikit amat! Segitu sih kayak buat kucing!" seru Rani kepada saudara kami yang berusia beberapa tahun di bawah kami berdua. Yang ditegur malah cool saja melanjutkan makannya.

Mendengar kalimat tersebut, sontak aku paham mengapa ada istilah makanan "nasi kucing". Benar saja, nasi di piringnya Aini tidak sampai setengahnya dari ukuran piring tersebut. Jangan-jangan dia tidak sampai satu centong ketika tadi ambil nasi buat makan. Hihihi, pantas saja badannya kurus! 😁😂

Selepas acara makan tersebut, kami bertemu seorang gadis yang seumur dengan aku dan Rani. Kalau dibandingkan dengan Aini, masih gedean doi. Tadinya mau kutulis "gadis kecil" atau "gadis cilik", tetapi saat itu aku juga bahkan belum masuk ABG. Oh ya, aku kan kelas VI dan Rani satu angkatan di bawahku, serta kalau tidak salah saat itu Aini masih kelas 2 SD. 

Sepertinya sang gadis adalah anaknya yang punya rumah. Bukannya berkenalan dengannya, aku dan Rani malah menjulukinya "Siput Margiput". Julukan tersebut adalah idenya the latter. Entah darimana ide untuk memanggil anak berkuncir satu itu dengan sebutan hewan paling lelet itu, padahal si anak itu nggak lemot juga gerakannya.

Rasanya menyesal deh kami malah bersikap aneh dan menyebalkan kepadanya. Doi sih emang diam saja, entah karena kesal atau karena saking anehnya panggilan untuknya. Normalnya sih kita saling bertukar nomor hape, eh nama dulu dong biar tahu mau manggil apa dan tidak nyebut julukan konyol begitu. 😜ðŸĪŠ Aini ikutan apa tidak, lupa lagi ya. 

Tujuan selanjutnya dari Kota Bekasi yaitu Kota Bogor. Dalam bus yang membawa rombongan kami dari Bandung, udaranya lumayan panas. Mungkin saat itu bus belum berjalan jadi masih parkir di depan rumahnya Siput Margiput, eh, rumah yang di Bekasi. Karena belum jalan ya belum nyala AC-nya.

"Hareudang Marhareudang!" ujar Rani sambil mengipasi dirinya dan duduk di seat - nya.

Buat yang belum mengerti artinya, hareudang artinya "gerah". Jadi kalau perkataan Rani tadi diartikan, jadinya "Gerah Margerah"! Hihihi, ada-ada saja, ya?

Ternyata bukan berhenti sampai situ saja dialognya yang kocak! Aku pada saat itu masih menjadi fan Danny Phantom. Saat Rani melihat gambarnya, dia berkomentar, "Jelek Marjelek". Kalau seperti itu caranya mengucapkan sih, aku tidak sakit hati tokoh kartun idolaku diejek.

Sampailah kami di Kota Hujan yang dipenuhi ornamen kijang di seluruh sudut kotanya. Bahkan kijang yang hidup alias real juga tersebar di banyak tempat. Eits, rombongan kami ke Bogor bukan untuk mengunjungi Kebun Raya atau melihat hewan-hewan lucu bertanduk itu lho! Tujuan kami adalah untuk mengunjungi rumahnya adik perempuannya nenek buyutku, yang merupakan ibunya Eyang Kakung. 

Rumah tersebut ternyata sangat bersebelahan dengan rumah sakit bersalin. Ternyata blankar-blankar di dalamnya mengundang reaksi kocak dari Rani!

"Ru ... rumah sakit! Rumah sakit!" pekiknya seperti yang ketakutan. Memang karena sepi tempat itu jadi agak terasa keueung, tapi jelas bukan rumah sakit berhantu! 

Lalu di depan rumah tersebut ada seekor anjing putih besar yang dirantai! Aku memang takut dengan hewan peliharaan buas tetapi dikenal setia itu, tapi bagaimana dengan Rani ketika berjumpa dengan hewan tersebut?

"Ampun, Mr. Doggy! Ampun!" pekiknya dengan ekspresi yang sama seperti ketika melewati rumah sakit bersalin tadi. Padahal hewan itu kelihatannya tidak galak, malahan dia berbaring santai saja di tanah seperti yang "bodo amat" ketika orang lalu-lalang di sekitarnya. 

Malam tiba, kami kembali ke Kota Kembang, kota tempat tinggalnya kami semua.

Walaupun Rani ketagihan pakai slogan "sesuatu (Mar) sesuatu", untuk judulnya itu aku ngarang sendiri ya. Bukan mengambil dari omongan kocaknya.

Oh, ya, di rumah tempat tinggalnya pemilik Mr. Doggy tadi, aku, Rani, Aini, dua adikku serta teman kami Andika menonton pertunjukan sulap kecil-kecilan dari seorang cowok seumuranku. Nah, kalau yang ini tidak memancing ekspresi Rani yang gokil. Apa saja sulap yang dipertontonkan cowok itu? Nantikan di postingan selanjutnya!

Dadah, cacaw!

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.




Tuesday, March 30, 2021

Satu Hari Untuk Dua Orang yang Kontras

Assalamualaikum, selamat pagi/siang/sore/malam. Pada satu hari sebelum hari terakhir di bulan Maret ini, terdapat dua orang yang bertambah usianya. Satu adalah adik bungsuku, Muhammad Fariz Taufik Hidayat dan teman seangkatanku waktu SMA, Suryadi Muzahidi Aziz alias "Behonk". 

Monday, March 29, 2021

Bagaimana Caranya Menghasilkan Karya Seperti Seulgi Red Velvet

Assalamualaikum, selamat pagi/siang/sore/malam. Diva, sahabatku sejak SD, sekarang mulai mengidolakan girlband asal Korea Selatan yang namanya seperti nama kue, sekaligus juga nama kain. Namanya adalah ... Red Velvet! Selama ini, aku memang tidak pernah mengidolakan artis² yang sedang umum menjadi pujaan banyak orang. Mulai dari dekade 2010-an sampai kini awal dekade 2020-an, seleb yang sedang banyak digandrungi adalah yang berasal dari negeri ginseng tersebut.

Kalau pun aku ada ketertarikan dengan negara yang biasa disingkat "Korsel" itu, biasanya aku hanya tertarik dengan komik-komik manhwa saja. Bahkan Aku lebih suka mendengarkan lagu-lagunya grup vokal Pochonbo Electronic Ensemble dari negara seterunya, yakni Korea Utara! Meski negara tersebut dikenal sangat tertutup dari dunia luar, ternyata grup vokal tersebut pernah menyanyikan lagu kesukaanku yang berasal dari Brazil dengan Bahasa Portugis yang berjudul "Dancando Lambada".

Oke, kita langsung ke pokok bahasan, yaitu "bagaimana caranya agar dapat berkarya seperti Seulgi Red Velvet". Setelah aku waktu itu kepoin tentang apa itu artbook di Mbah Google, aku menemukan satu berita tentang Seulgi, salah satu member Red Velvet! Aku tahu berita ini sudah basi dan aku juga memang kudet orangnya, tapi kalau diulas di sini tidak masalah, kan? Member Red Velvet tersebut menurutku sungguh gaya karena punya hobi menggambar atau melukis, akhirnya seluruh karyanya dikumpulkan menjadi artbook. 

Kalau sudah begini, sih, aku jadi ketularan minat dengan idolanya sohibku. Karena melihat contoh-contoh gambarannya Seulgi (bahkan Joker dari DC comics juga dia gambar fan art -nya!), aku semakin ingin untuk membuat artbook sendiri. Ternyata buku yang berisi kumpulan gambar karya Seulgi itu dijual juga di toko online! Namun sayang sungguh disayang, di sana tidak dijual perserinya, tetapi tiga seri disatukan sekaligus dalam satu set, harganya jadi setengahnya dari biaya semesteran kuliah Aku, huhu!

Oh, ya, aku lupa menyebutkan bahwa artbook karya Seulgi ini terdiri dari tiga seri yaitu : Love, Happiness, dan Sleep. Semoga saja jika aku sudah berhasil mendapatkan ketiganya nanti, aku juga akan memiliki tiga hal yang dijadikan tema seri tersebut! Aku juga ingin membeli Buku biografi para member girlband "kain beludru Merah" tersebut, tidak hanya tentang "Sang Seniman" saja. Jadi penasaran dengan hobi menggambarnya sang member yang telah mengeluarkan Buku karyanya sendiri.

Sambil menabung untuk membeli artbook dan buku bio Red Velvet, aku sendiri juga harus membuat gambar yang banyak agar bisa dibukukan. Bukan hanya untuk komik Skullcapocalypse saja, aku juga ingin membuat artbook yang berupa kumpulan gambar lepas, bukan untuk dijadikan cerita komik. Wah, berkat sohibku sejak SD ini aku semakin semangat untuk berkarya! Ketertarikanku akan Seulgi bertambah karena dia adalah salah satu idolanya sahabatku.


Wassalam.

Sunday, March 28, 2021

Ingin Membangun "Dunia Es" Sendiri

Assalamualaikum, selamat pagi/siang/sore/ malam. Salah satu novel yang sedang aku tulis yaitu "Davina dan Bumi Kedua" akan sedikit melibatkan dunia es. Sejak tahun 2013 lalu, tepatnya saaangat akhir aku duduk di kelas IX, aku mulai menyukai es dan salju. Walaupun bertepatan dengan tahun dirilisnya film Frozen, bukan itu yang membuatku jatuh cinta dengan "dunia kebekuan". 

Aku sudah menyukai segala hal yang melibatkan "air yang membeku" itu sebelum film Frozen muncul ke masyarakat, meski tahunnya sama. Film yang berkisah tentang Elsa sebagai ratu baru di Kerajaan Arendelle yang berkekuatan es rilis ketika aku masuk kelas X alias tahun pertama SMA. Alasanku untuk menyukai dunia es sebenarnya cukup cetek, yakni terilhami episode tentang penjelajahan planet-planet dari serial kartun "Magic School Bus". Pada saat episode tersebut dibuat, masih tahun 1994 (CMIIW) yang berarti Pluto masih dianggap sebagai planet (dia di-kick dari daftar planet di Tata Surya sejak tahun 2006, berarti 12 tahun sejak pembuatan episode tersebut).

Lalu, apa hubungannya Pluto dengan es atau salju? Karena benda langit (mantan planet) tersebut sangat jauh dari Matahari, suhunya tentu sangat dingin sehingga seluruh isinya beku dan tanahnya diselimuti salju bagaikan kutub di Bumi. Untuk membuktikan betapa dinginnya di sana, kepala salah satu karakternya sampai beku dan pulangnya dia pilek, hahaha! Makanya aku ingin menuliskan sebuah cerita tentang kekejaman musim dingin yang mendadak.

Jika film yang menceritakan Ratu Elsa itu mengisahkan tentang daerah yang diselimuti salju di musim panas, aku akan menceritakan tentang dibangunnya kekaisaran es di sebuah kota fiktif di California yang memang tidak pernah memiliki musim salju (seriusan, tidak semua wilayah di Amerika Serikat yang kebagian winter!). Karena ideku didapat dari kartun Magic School Bus yang bergenre cerita fiksi ilmiah, dunia es yang kubangun nanti harus melibatkan sains juga.

Tangan udah pegel dan mata udah mulai ngantuk (I guess?), jadi udahan dulu ya.

Wassalam.

Refleksi Sebelum Bulan Ramadhan 1442 H - 2021 M

Assalamualaikum, selamat pagi/siang/ sore/ malam. Bulan puasa atau bulan Ramadhan sebentar lagi, di sini Aku akan refleksi selama bulan Maret ini, yaitu bulan terakhir sebelum bulan Ramadhan tahun 2021 ini. Tentu Aku menyadari bahwa amal aku masih terlalu sedikit (bahkan pada awal bulan ini aku pernah menemukan fan art Heinz Doofenshmirtz yang tidak pantas, tanda Aku belum me-manage waktu secara bijak). Dengan refleksi ini, diharapkan juga Aku akan lebih bersyukur.

Ramadhan 2021 --> Rabu, 13 April 

* Pencapaian bulan ini :
- dua kali menerima piala juara dan buku antologi dari event CERPEN (biasanya hanya berupa piala kontributor saja, belum juara)
- mulai menulis rencana skripsi
- beli buku² u/ menunjang penulisan skripsi/tugas akhir
- aktif lagi di blog setelah kira² 5 bulan mandeg
- punya ide untuk membuat artbook untuk dilanjutkan menjadi komik tugas akhir
- laundry cempal (sarung tangan oven) yang belum pernah dicuci sejak baru dibeli (hiiiiy)
- mematangkan konsep cerita komik "Skullcapocalypse" dengan dikaitkan dengan kampamye prokes 5 M
- beli dan nge-print artbook untuk referensi

* Apa yang telah dipelajari seminggu yang lalu?
- menggali ide untuk blogging
- belajar menulis skripsi/tugas akhir sampai Bab III - Data dan Fakta
- mengulang materi SPSS statistika dari buku tutorial yang baru dibeli
- belajar lebih banyak tentang DKV dari banyak buku yang juga baru dibeli
- membuat sketsa untuk foto mozaik

* Apa pengalaman yang paling berkesan seminggu yang lalu?
- menulis tentang kesamaan pakaian Pinkie Pie dari "Equestria Girls" ketika menghadiri festival musik dengan pakaiannya Kerlin, karakter ciptaanku jaman jebot, saat aku kelas IV s/d V pada tahun 2008 awal sampai akhir.
- Menulis tentang Big Bob Pataki dan istrinya, Miriam Pataki dalam alternate universe ala Mayang, sepupuku.
- mendapat tawaran dari teman SMA yang pernah seasrama untuk menjadi ilustrator buku yang dia tulis.
- menemukan berita tentang Seulgi, member girlband Red Velvet yang sudah membuat artbook sendiri untuk mengumpulkan karya-karya lukisnya.

Wah, kalau diingat-ingat, mungkin daftar ini semua bisa lebih panjang lagi! Jadi cukup sekian saja dulu refleksi bulan ini sebelum waktunya puasa.

Wassalam.

Friday, March 26, 2021

Membangun "Arus Kesadaran"

Assalamualaikum, selamat pagi/siang/sore/malam! Di sini aku mau membangun "arus kesadaran". Hehehe, bukan arus listrik, ya! Lalu, apa itu "arus kesadaran"?

Arus kesadaran adalah menulis apapun yang terlintas di kepala saat baru bangun tidur supaya cepat sadar dan keluar dari alam bawah sadar. Jadi, namanya juga menulis apapun yang terpikir, maaf kalo tulisannya agak asal-asalan, ya! Yang penting tidak lagi mengantuk. Juga biasanya Menulis yang bikin aku begadang dan susah tidur. 

Pengennya sich setiap pagi bikin post biar gak bangun tidur - tidur lagi kayak lagunya Mbah Surip alm. yang viral tahun 2009 lalu. Eh, dari tahunnya keliatan ya aku udah mulai agak lama bernapas di dunia ini! Kalau semua ide sudah ditumpahkan pagi hari, berarti semoga malam nanti Aku akan mudah tidur dan no insomnia lagi. Biarin flashback lagi, flashback lagi juga, pokoknya ngetik n nge-post

Untuk membangun arus kesadaran tadi, jangan terlalu dipikir apakah tulisan ini akan jelek atau bagus. Pokoknya tulis saja apa yang terlintas di pikiran. Mood lagi ambyar sekalipun tetap tulis! Semoga saja dengan ditulis malah jadi ter-boost.

Apa yang aku pikirkan untuk pagi ini? Bukan hal yang terlalu sedap untuk disantap. Tapi aku belum terlalu siap untuk menulisnya, karena aku masih harus merangkai kata + takut terbawa suasana. Post selanjutnya harus bisa kutuangkan pikiranku pagi ini!

Wassalam!

Thursday, March 25, 2021

Flashback ke Karakter Ciptaan di Jaman Jebot Berkat Tokoh Kartun Kekinian

Assalamualaikum, selamat pagi/siang/sore/malam. Ini malam Jumat. Tapi, aku di sini bukan untuk cerita hantu or yang seram-seram, ya! Justru aku dihantui oleh kemalasan aku bikin post di sini. 

Rasanya aku kayak gak ada matinya flashback terus, dech. Karena aku lagi mampet ide nich, makanya post aku di sini pada berjarak tanggalnya. Mimpi aku sich nge-post setiap hari, huhu! Walaupun pikiran aku berjejalan, aku belum tahu mana yang akan dijadikan tulisan duluan.

Ya sudah, langsung saja ke pokok bahasan! Berkat pakaian Pinkie Pie dari episode-episode yang terbaru dari Equestria Girls (kira-kira pakaian ini mulai muncul di episode keluaran tahun 2019), aku ada ide buat nulis! Pakaian ini ternyata mirip dengan tokoh yang aku pernah bikin pas akhir aku kelas IV sampai semester pertama aku kelas V (tahun 2008)! Suatu kebetulan yang sangat, karena serial Equestria Girls ini baru rilis pada tahun 2013 lalu. 

Pinkie Pie (kanan kedua, agak zoom out) dalam pakaian terbarunya yang mengingatkanku akan karakter yang pernah kuciptakan.

Kalo aku cerita hal ini secara RL (real life) ke teman, pasti ada aja orang (biasanya cowok) yang nimbrung cuma buat nyinyir kayak begini, "Huu, sok tahu!" Sorry, ya, cerita aku ini cuma buat orang-orang yang minat dan merasa relevan aja. Buat kaum nyinyir-er, gak usah coba-coba dengerin (atau baca)! Buat apa kepo sama hal yang gak disukai, coba!? 

Sorry aku juga ter-distract. Ayo lanjut! Pakaian Pinkie Pie yang terbaru ini jadi OOTD-nya dalam Five Lines You Need to Stand In (salah satu judul episode yang terbaru). Ternyata malah buat aku flashback ke karakter ciptaan di jaman jebot! 

Seperti yang bisa dilihat dari gambar di atas, Pinkie Pie menata sebagian rambutnya menjadi kuncir kembar, blus biru lengan pendek gembung, dan kebawahannya berupa rok tumpuk dengan warna yang berbeda untuk setiap lapisannya. Pakaian tokoh karya jaman aku masih SD itu ternyata kayak kembarannya! Oh, ya nama tokoh buatan aku itu Kerlin (aku yakin, harusnya ditulis "Caroline"). Warna outfit untuk Kerlin juga gak jauh beda, bukan hanya model pakaiannya aja! 

Bedanya, rambut Pinkie Pie hanya dikuncir sebagian kecilnya saja dan sisanya dibiarkan terurai panjang. Sedangkan rambut Kerlin dikuncir seluruhnya. Warna rambut keduanya juga berbeda. Pinkie Pie, sudah dapat ditebak warna rambutnya apa dari namanya. Rambut Kerlin warnanya gelap dan natural saja, antara hitam atau cokelat sangat gelap (lupa pastinya, soalnya sudah lama). 

Blusnya Pinkie Pie itu tidak semuanya biru, lho. Ada coraknya. Bahkan biru di lengan dan di badan itu warnanya berbeda. Untuk blus Kerlin juga beda warna untuk badan dan lengannya, hanya saja lengan blusnya berwarna pink pucat

Oh, ya untuk Kerlin, blusnya tidak bercorak seperti Pinkie Pie, tetapi diganti dengan pita kecil berwarna pink pucat, sama seperti lengan blusnya.

Terus, ke mana gambar Kerlinnya? Harus bongkar" dulu Buku" gambar jadul nich. Kalau sudah ditemukan, insyaa allah akan Aku tampilkan di postingan selanjutnya. Karya sendiri yang sempat terlupakan, terbangkitkan kembali oleh tokoh kartun yang kekinian.

Wassalam!



Mengenang Kembali Karakter Anime Berambut Hijau Mint: Martina Zoana Mel Navratilova

Catatan Rabu, 20 November 2024 Ada kalanya, sebuah kenangan masa kecil kembali muncul begitu saja, membawa kita ke waktu yang lebih sederhan...