Setelah kemarin melewati dua minggu meninggalnya Lula si kucing, aku semakin paham mengapa Insiden Kelinci itu begitu berbekas. Lebih tepatnya, mengapa peristiwa itu termasuk ke dalam memori inti (core memory). Menurut banyak artikel parenting sih, karena interaksi dengan orang tua lebih berpeluang besar untuk menciptakan core memory tersebut. Namun, bukan itu saja yang menjadi faktor penyebab mengapa pengaruh insiden itu masif, sangat kuat.
Di saat Lula baru saja kehilangan napasnya, aku membayangkan diriku sendiri melakukan sesuatu yang membuat Mamah marah (karena sekarang Papah sudah almarhum) di tengah diriku yang sedang bersedih. Tidak dirinci dalam pikiranku apa perbuatan itu, intinya aku membayangkan melakukan suatu perbuatan salah yang ternyata bukan sepele sehingga menyebabkan aku dimarahi beliau. Pantas saja kesedihannya menyisakan efek yang tidak main-main, karena perasaan yang sedang berduka sejak awal kemudian ditambahkan dengan sedih akibat dimarahi. Sama sekali tidak terbayangkan jika membuat beliau sampai marah di saat aku sedang berduka cita atas meninggalnya kucing yang sedang hamil itu.
Ibaratnya aku adalah sebuah sofa, meja, atau furnitur apapun yang sudah reyot, ternyata aku memiliki ukiran yang membuat orang-orang kesakitan ketika mereka kepentok olehku. Karena rasa sakit yang ditimbulkan oleh ukiranku, mereka memukulku atau menendangku. Akibatnya, aku semakin hancur karena memang sedari awal sudah dalam keadaan rapuh. Berbeda dengan furnitur yang masih baru, ketika membuat orang tersandung lalu dipukul pastinya tidak akan sama efeknya dengan yang sudah reyot tadi!
Dimarahi dalam keadaan normal (bukan dalam keadaan rapuh) = sofa baru yang bikin orang terantuk lalu dipukul oleh orang tersebut
Dimarahi dalam keadaan sedang sedih (dalam keadaan rapuh) = sofa yang membuat orang kesal karena sebab yang sama, hanya saja sofanya sudah reyot atau lapuk
Untung saja aku sudah berusia cukup besar, walaupun secara emosional belum matang betul. Sehingga aku sudah lumayan bisa menghindari kemarahan Mamah saat-saat ini. Dari Insiden Kelinci itu juga jadi banyak belajar untuk memfilter perkataan ketika bertanya, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dan miskomunikasi. Walaupun hingga kini masih kadang kesulitan merangkai kata untuk menyampaikan maksudku.