Sunday, September 18, 2022

Paragon of Humanoids

Udah lama banget nggak ngegambar di luar karakter bikinan sendiri atau bahasa kerennya "original character". Kalopun sekalinya ngegambar tokoh kartun yang udah ada, palingan nggak akan jauh-jauh dari Vanessa anaknya Heinz Doofenshmirtz. Sekarang juga masih sama aja kayak gitu, masih bikin gambar yang berhubungan dengan Vanessa meskipun di sini dia jadi Twi'lek (makhluk dari Star Wars). 

Sketsa yang aku bikin empat hari yang lalu, sebelum postingan ini dibuat.


Thursday, September 15, 2022

Dua Fan Art Heather yang Pertama

Catatan 15 September 2022

Tepat hari kemarin, akhirnya aku dapat menyelesaikan sketsa karakter Heather yang kugambar kemarin lusanya! Udah dari lama banget, kayaknya ada tiga tahun atau lebih aku pengen ngegambar tokoh antagonis dari serial animasi Total Drama itu (seriusan, kayaknya jarang banget ada orang Indonesia yang tau acara itu, secara aku nggak pernah liat itu kartun di televisi nasional)! Rasanya plong banget akhirnya berhasil kelar gambar Heather. Trus, apa sih yang bikin aku baru berani bikin gambarnya sekarang?

Alasan yang paling utamanya sih yaitu karena main outfit-nya doi yang kelewat terbuka (kalo nggak mau dibilang 'seksi' atau yang lebih parahnya, 'seksoy'). Anehnya, sejak kelas I SD, kalo ngeliat gambar atau pas nonton kartun nemu tokoh yang terbuka aurora-nya itu malah kepengen ngegambar YBS, alias 'yang bersangkutan'. Makin dilarang sama ortu koq malah makin pingin ngegambarnya!? Buat aku, larangan adalah perintah, ya? 

"Nggak apa-apa kalo kamu gambar yang nggak nutup aurat banget, itu kan kreativitas!" kata psikolog aku pada suatu sesi.

"Dulu kamu kan masih kecil, masih di bawah umur makanya nggak boleh gambar yang seksi begitu. Kalo sekarang kan buat kamu jadinya belajar gambar anatomi," kata salah seorang temen kampusku yang cewek di tahun pertamaku sebagai mahasiswi DKV.

Pas aku pertama ngegambar tokoh Heather itu, bikin dulu deh yang lagi pake baju disco. Soalnya, kalo langsung ke baju utamanya, aku belum berani. Baju disco ini bajunya Heather yang paling ketutupan dan satu-satunya yang panjang. Sisanya, terbuka semuanya, bahkan baju renangnya ini hampir sama pendeknya kayak baju utamanya!

Eh, begitu selesai bikin sketsa Heather pake baju disco, ternyata tanganku ini gak tahan buat bikin gambar dia yang lagi pake baju utamanya! Gak lengkap, dong, kalo kita cuma bikin gambar tokoh kartun yang lagi pake baju lainnya tanpa bikin yang lagi pake baju utama. Begitu gambar dia pake bajunya yang utama, yang super terbuka itu, rasa ganjel di kepala selama ini kayak terurai gitu aja. Entah mengapa, padahal gambar kayak gini tuh aktivitas yang sedari kecil aku udah tau dilarang banget.

Pakaiannya yang belum aku gambar : pakaian ballet, pakaian tidur, gaun pengantin, dan pakaian renang.





 

Zoey 10 (Features Dawn)

Wednesday, September 14, 2022

Asal Mula Como Girls (Lalu Jadi Karakter Topi Produksi Perusahaan)

Catatan 14 September 2022

Meskipun aslinya tokoh Como Girls itu cuma cocoretan aja, nggak ada niatan buat dijadiin tokoh komik, cerita di balik cocoretan ini lumayan penting. Kira-kira beberapa tahun atau bulan sebelum menggambar geng enam cewek itu, aku pernah dikasih satu set alat tulis sekolah merek Pen Power. Di sebuah iklan departement store terkenal di majalah jadul juga tertera foto-foto produk dari merek tersebut, ada tas sekolah, tempat pensil, penggaris, dan lainnya. Jadi, judul komik itu diambil dari merek alat tulis itu tadi. 

Ciri khas dari merek Pen Power ini adalah melibatkan karakter rip-off dari Winnie The Pooh! Nggak percaya, kan? Aku nggak inget semua karakternya, cuma tokoh utama dari casts itu yang aslinya beruang kuning, digantikan panda raksasa dan tiruan dari tokoh Tigger jadi ditambahin pusar serta perutnya lebih buncit daripada yang aslinya. Makanya ada satu member Como Girls yang pake baju bare your midriff itu karena niruin si tokoh Tigger imitasi itu, namanya Fena. 

Fena ini banyak pake warna kuning di bajunya, rambutnya juga pirang. Semestinya rambutnya juga oranye seperti badannya Tigger. Oh, ya warna oranye si imitasi ini nggak sepekat Tigger yang aslinya, malah cenderung ke kuning. Mungkin makanya Fena ini rambutnya pirang dan bukannya oranye, ya. 

Lalu, Ega, karakter lainnya yang memakai banyak motif stroberi di pakaiannya, dia ini berdasarkan tokoh panda raksasa gantinya Winnie The Pooh itu tadi. Warna putih dress-nya dan rambutnya yang hitam, diambil dari warna putih dan hitamnya hewan varian beruang tersebut. Bagian merah di pakaiannya, selain karena bajunya tema buah stroberi yang waktu itu emang lagi in, diambil dari bajunya Winnie The Pooh. Jika tokoh beruang kuning itu pake warna merah buat bajunya, sebaliknya tokoh ini pake warna itu di celana panjangnya, yang outfit ini diilhami dari pakaiannya sepupu.

Trus, ada satu member Como Girls yang mungil, pake baju banyak warna pink. Namanya agak-agak kurang umum, yaitu Winalda. Inspirasinya dari tokoh Piglet yang emang badannya paling kecil kedua setelah tokoh Roo, anak kanguru dari kartun yang sama. Aku lupa dalam versi Pen Power, Piglet ini diubah jadi kayak gimana, yang pastinya nggak akan plek ketiplek sama dengan versi Disney. 

Mayana, satu dari dua member Como Girls yang pake celana panjang dan juga yang nggak pake rok, kayaknya diinspirasi Eeyore si keledai. Lengannya diikat menjadi pita, mirip ekornya Eeyore yang diikat pita dan ditancapkan ke badannya. Baju atasannya Mayana biru muda, mirip dengan warna tubuhnya Eeyore yang keabuan. Rambutnya Mayana juga hitam seperti Eeyore. 

Member pirang lainnya, yaitu Sherly, kayaknya inspirasinya tokoh Rabbit. Bajunya berupa dress banyak warna kuning kayak badannya Rabbit. Ironisnya, motif pakaiannya Sherly ini pake motif babi, bukannya kelinci. Motif babi itu menirukan motif karakter babi Monokuro Boo yang pada tahun itu lagi happening, juga masih mengambil ide dari pakaiannya sepupuku. 





Monday, September 12, 2022

Pengembangan dari Como Girls!

Catatan 13 September 2022

"Berusaha melupakanmu, sama sulitnya dengan mengingat seseorang yang tak pernah kukenal."


Setelah empatbelas tahun lamanya dirundung penyesalan karena pernah membuat geng atau clique anak perempuan bernama Como Girls, akhirnya tahun ini penderitaanku berakhir. Ya, penyesalanku ini sudah pernah kuceritakan di catatan-catatanku yang lebih lama. Seperti yang kutulis di catatan tersebut, penyebab utamaku merasa menyesal karena telah menciptakan mereka, adalah karena outfit yang terlalu terbuka dari satu member geng anak perempuan tersebut. Dalam konsep aslinya, semua anggota geng Como Girls itu berumur antara 6-8 tahunan, hanya kurleb empat hingga dua tahunan di bawah umurku saat baru membuat konsep para tokoh tersebut, baru deh ngeh bahwa kurang pantas apabila ada satu saja member yang pakaiannya "bare your midriff"!

Tadinya aku bermaksud untuk melupakan karyaku itu, malahan udah jadi "old shame"! Rasanya sulit sekali buat ngelupainnya, entah kenapa. Ternyata cuma ngelupain aja itu nggak solve the problem. Problem aku soal geng original character itu ya, masalah baju yang nggak pantas buat umurnya si karakter aja.

Kita sering banget sulit buat melupakan seseorang, karena kita pernah mengenal dia. Bagaimana dengan karakter ciptaanku? Oho, jelas pembuatnya lebih dari kenal untuk si karakter, makanya nyaris sulit buat dilupakan. Makanya, aku harus cari pemecahan dari problem yang menyertai karakter Como Girls itu tadi!

Ada orang yang bilang, kalo kita menciptakan original character itu seakan kayak kita punya anak sendiri. Makanya, susah buat lupain geng Como Girls itu, karena jelas nanti pas kita punya anak nggak akan mungkin bisa buat dilupain. Pemecahannya, aku bikin remake, rombak total konsep karakternya! Tadinya mereka ini masih anak-anak seumuran SD awal, di sini mereka jadi belasan tahun dan pakaiannya dibikin lebih tertutup.

Kebetulan banget, perusahaan tempat aku magang minta aku bikinin karakter-karakter asli buat promosikan aneka macam topi produksi mereka. Perusahaan aku, kan, bidangnya konveksi atau clothing. Otak ini sempet buntu, mentok, nggak ada ide buat desain karakternya. Setelah inget lagi sama Como Girls, akhirnya secercah harapan dan ide cemerlang menghampiri otakku yang semula macet bekerja! 

Karakter Topi Baseball, aslinya tokoh Winalda dari Como Girls. Di konsep karakter yang udah terbarukan ini, ditambahin outer lengan pendek (aslinya lekbong a.k.a. "kelek katembong" atau tanpa lengan ) dan juga stocking olahraga, jadinya pakaiannya lebih sopan.

Karakter Topi Bucket, dia ini berawal dari tokoh Fena dari Como Girls, tokoh yang selama ini jadi alasan utama hadirnya rasa menyesal yang kuat karena membuat geng tersebut. Aslinya, ketika masih jadi member Como Girls, dia ini nggak pake jaket, bajunya lekbong sama kayak karakter Winalda tadi dan juga kakinya nggak dibungkus legging hitam kayak di gambar ini.


Versi lebih tertutup, biar nggak nyesel-nyesel banget pernah bikin tokoh Fena! Satu hal lagi, tokoh ini tadinya mau pake topi rimba, tapi diganti bucket karena lebih cocok untuk dia yang sukanya datang ke konser.


Aslinya, Karakter Topi Rimba ini mau dipakein bucket hat, kebalikannya karakter Bucket Hat. Berasal dari tokoh Ega sebagai anggota Como Girls. Dulu pada saat geng itu baru digambar di buku catatan Funzela (awal 2008), lagi musim atau ngetren pakaian putih dengan motif stroberi, bahkan sampai empat tahun setelahnya, yaitu tahun 2012 itu motif masih banyak anak perempuan yang demen!

Buat anak-anak yang besar di era akhir 2000-an, pastinya udah nggak sulit lagi buat nebak darimana inspirasi motif babi lucu ini. 




Kepergok (Lagi) Cosplay Abal-abal

Catatan 12 September 2022

"Jangan jadikan sebuah kesalahan membuat Kita jadi terpuruk."

sumber quote

Aku pun pernah mengalami "busted", alias "ketangkap basah" sama ortu! Jadi keingetan lagunya Candace dan Vanessa dari Phineas and Ferb. Kalo aku sih ketangkap basahnya bukan karena ada yang ngaduin! Itu karena aku lupa ngunci kamar!

Duh, pernah deh pas kelas 5 kepergok sama almarhum Papah lagi cosplay KW jadi tokoh blacksmith di game Ragnarok Online di kamar tidur, mana itu lagi jamnya terawehan, lagi! Rasanya nggak karuan, antara nyesel karena berbuat di jam-jam yang paling nggak pantes buat berkostum kayak gitu dan juga malu karena diliat sama Papah aku! Untungnya aja beliau saat itu nggak marah hebat ngeliat aku lagi pake baju terbuka banget kayak gitu, tapinya kan tetep aja malunya nggak ada obat! Damage-nya nggak ada matinya, kalo soal lawan sih pastinya ada pengalaman lainnya yang lebih berdampak!

Gambar couple di atas adalah tokoh Blacksmith untuk masing-masing gender dari game Ragnarok Online. Tentu saja dalam cerita ini aku cosplaying jadi yang perempuannya, masih cosplay jenis abal-abal atau KW, atau bahkan tepatnya ngaco, karena dari pakaian seadanya di rumah!

Berhubung nggak ada celana pendek jeans (jelas ortuku nggak akan mungkin beliin atau biarin ada di rumah pakaian model gitu), aku pakenya celana pendek boxer buat tidur. Buat atasannya, pakenya miniset aja. Untuk scarf atau syalnya, jenis pakaian macam ini jelas nggak susah buat dicarinya. Terus sarung tangan, umm, ini agak tricky (artinya : nggak terlalu gampang ketemunya) tapi untungnya Eyang Putri (ibunya Mamah) pernah ikutan semacam teater gitu jadinya ketemu deh sarung tangan buat melengkapi penampilan!


Pengaruh Karakter Anime dan Animasi Barat pada Karakter Ciptaanku

Catatan Minggu, 24 November 2024 Karakter dengan kekuatan es selalu menarik perhatianku. Ada sesuatu yang luar biasa tentang bagaimana eleme...