Monday, September 12, 2022

Nggak Terlalu Tertutup, Jangan Terlalu Terbuka

Catatan 10 September 2022

Trigger warning : catatan ini mengandung persoalan agama!

"Hidup adalah pilihan. keputusan untuk menjadi apa kamu dimasa depan, kamu sendiri yang tentukan bukan orang lain."


Sebenarnya sejak aku kecil, aku udah nggak nyaman pake jilbab. Katanya, banyak wanita yang bangga dengan pakaian hijrah mereka karena nggak semua wanita muslimah bersedia berjilbab. Seriously? Aku aja yang udah terbiasa pake dari usia TK, di saat mayoritas wanita dewasa masih membuka rambutnya (meskipun belum konsisten saat itu), tetep aja nggak ada bangga-bangganya samsek sebagai yang udah mulai pake dari awal hidup. 

Rasanya susah banget buat bayangin orang yang hepi dalam hidup dengan pakaian seperti itu! Justru aku ini bagaikan kerbau yang dicucuk hidungnya selama bertahun-tahun, asem deh! Bukannya awesome, ya. Inginnya sih pake baju yang keren-keren kayak tokoh-tokoh anime dan juga saat itu, anak-anak perempuan yang lain, hanya saja kehidupanku memaksakan pakaian apa yang harus kukenakan.

Makanya, biar hidup ini nggak stagnan, harus memulai perubahan. Menilai kondisiku yang dengan hijab malah nggak bikin lelaki bangga gaet, berarti harus ada yang diubah dari cara berpakaiannya. Whoaaa, apalagi perempuan yang bajunya seksi di medsos itu peluangnya gede buat dikontak sama cowok, kan kayak cari jodoh lagi tuh! Tapi, kalo mau ikutin jejak mereka, baju gimana dulu nih yang mau aku pakai?

Dulu sih alasannya Papah aku ketat soal aturan pakaian itu karena khawatir dengan paedofil. Buat sekarang, justru waktunya untuk cari jodoh! Walaupun lagi berusaha pake baju yang bikin bangga gaet, tetep aku masih punya batasan buat diri sendiri. Nggak boleh sampai contek outfits yang terlalu minim pakaiannya atau bahkan hanya underwear kayak kebanyakan cosplayer, apalagi badan aku gendats.

Ini bukan hanya demi cinta aja, tapi emang akunya aja yang dari kecil udah kepengen banget sama kerennya kayak banyak anak perempuan lainnya. Jauh sebelum aku mengenal rasa suka ke cowok, udah ada bibit tertarik sama pakaian gitu. Anak-anak cewek Laen pake lekbong, aku gigit jari. Meski udah ditakut-takuti dengan perkataan "mereka masuk neraka, apa kita mau ikut?", tetep aja nggak pernah merasa tenang dan nyaman sebagai wanita yang taat dalam berpakaian.

Selama ini aku tetap berusaha untuk taat aturan berpakaian, meskipun aku dalam hati meronta-ronta. Namun, nyaris tidak ada dampak positif atau profitnya bagi aku, buat orang lain mungkin kerasa. 

Pengennya sih sekarang cosplay tokoh-tokoh kartun yang obscure (jarang sekali orang yang tahu) aja, karena kalo milih yang terkenal pastinya bakalan kalah jauh sama cosplayers yang udah tenar. Mana biasanya tokoh anime yang terkenal itu outfits-nya nggak realistis, terlalu berlebihan seksinya, jelas sama sekali nggak akan cocok sama tipe badan aku yang gemuk begindang!

Pernah denger istilah "Big Beautiful Woman"? Nah, mungkin aku bisa jadi yang begini!

Sejak empatbelas tahun yang lalu, aku udah kepengen cosplay jadi karakter cewek "mencintai diri sendiri" dari majalah Girls Edisi 15 tahun III bulan Maret 2008 lalu. Karakter yang satu ini nggak terlalu frontal seksinya, juga emang modis dan masih mundane, namanya juga karakter buat ilustrasi majalah anak-anak populer. Kandidat karakter kartun lainnya untuk dicosplayin dengan outfit yang masih normal di kehidupan sehari-hari adalah ibu dan anak perempuannya, Crystal dan Serenity Zilla (makanya di beberapa medsos, kayak Wattpad dan YouTube, aku sering pake nama yang terakhir ini). Dari kartun Braceface juga banyak banget kandidatnya, tapi aku ambil dua yang paling aku pengen tiru outfit-nya yaitu Maria Wong dan tokoh yang termasuk sekunder, Petra.

Karakter untuk kategori "mencintai diri sendiri" dari kuis tentang narsis dari Majalah Girls Edisi 15 Tahun III Maret 2008, majalah yang pernah kuulas




Friday, September 9, 2022

Sejarah Karya Gila (2)

Catatan 10 September 2022

Wow, baru kali ini aku bikin postingan yang bersambung! Padahal tadinya nggak niat bikin lanjutannya. Di bagian pertama, aku baru beberkan "Top 3" dari karya gila yang pernah aku buat. Ternyata setelah kemarin diingat-ingat lagi, kayaknya perlu juga diperhatikan karya-karya lainnya.


Meskipun nggak segila karya-karya di bagian yang pertama, tapinya karya yang di bagian kedua ini cukup menarik untuk disimak, karena saking anehnya.

Danny Phantom cosplay seksi jadi Minmie, merek tas jadul

Di catatan tentang iklan es krim Spongebob, aku udah pernah cerita bahwa aku pernah bikin gambar Danny Phantom pake kostum baju renang pink kayak yang dipake sama satu anak di iklan terkait, not to mention lengkap dengan rok. It's worth to mention it. Namun, itu bukan satu-satunya contoh "cosplay seksi" yang "dilakukan" oleh Danny si manusia setengah hantu itu. Waktu aku kelas IV (awal 2008), temen cewek dari kelas sebelah pake tas selempang Minmie yang agak lebih "dewasa" ketimbang tas lainnya, bahkan dari brand yang sama!

Di situ, sang tokoh Minmie mengenakan pakaian yang lebih terbuka dibandingkan dengan varian-varian Minmie di tas yang lainnya. Jarang-jarang doi nampilin belahan dada dan perutnya. Sampai-sampai ada anak cowok yang komen, "Tasnya (nama si empunya) geuleuh (Bahasa Sunda, artinya kurleb 'nggak pantes')!" Bagi aku, gambar di tas itu malah jadi sumber inspirasi menggambar Danny yang lagi cosplay

Kalau dihitung-hitung, nggak ada habisnya deh memaparkan seluruh momen penistaan Danny Phantom sebagai cosplayer edan! Terlalu absurd untuk dibilang crossdressing. Pas kelas V (akhir 2008) akhirnya digambar aja di buku khusus corat-coret Danny lagi cosplay jadi Minmie karena seringnya ngeliat itu tas temen yang pastinya akan menarik perhatian untuk ukuran anak SD. Empat tahun kemudian, pas aku baru gabung di DeviantArt waktu kelas IX, aku redraw secara digital gambar Danny jadi Minmie itu, tapinya aku bikin lebih ketutupan aurora-nya (aurat) daripada yang aslinya.

fan art Danny Phantom "cosplay" jadi Minmie karya aku jaman kelas IX, lengkap dengan mata meremnya dan lidah yang melet dikit.

Mungkin Regian Rinaldhi Mutaqien, temen cowok jaman SD yang paling julid, kalo ngeliat semua gambar Danny karyaku itu ngerasa kayak ada "distorsi" aja dengan yang asli vs fan art absurd karya aku. Imej Danny yang gagah di canon, di fan art malah jadi konyol and kocak abiez. Walaupun jelas aku sakit hati sama perkataannya yang ngejek aku gila, aku admit omongannya dia itu ada benernya juga, alias valid, karena sekarang kebayang distorsi yang dirasakannya tiap kali dia liat corat-coret aku. Yeah, jerkass has a point.

Info tambahan, sohib aku Diva yang udah temenan dari SD juga sering kena ejek sama Regian ini! Di sini kisahnya 👇


• Rambut Aneh Danny Phantom

Nah, yang satu ini terinspirasi dari gaya rambutnya Mimi Hitam (ini nama versi Indonesianya, nama aslinya Magica De Spell) dari kartun DuckTales 1987 episode "Send in The Clones". Dalam episode tersebut, dua kali si tokoh antagonis tadi itu rambutnya jadi "kribo". Itu karena yang pertama, kena ledakan dari bubuk ajaib, bahkan warna rambutnya yang tadinya item jadi ijo, dan yang kedua, kena ledakan di dalem gunung berapi tempat dia bermarkas, nah yang ini nggak ngubah warna rambutnya. Rambutnya Danny yang aslinya emang udah rancung-rancung, di karya yang ini malah jadi makin berantakan kayak Mimi Hitam yang habis kena ledakan di episode tadi.

Danny juga ada dua versi warna rambut pas udah dibikin jadi kribo gitu : ijo kayak Mimi Hitam kena ledakan dari bubuk sihir, dan putih kayak warna rambut aslinya pas lagi berubah jadi hantu. Baru ngeh, mestinya aku bikin tiga versi warna rambut ya untuk Danny, karena doi ini sebelum berubah jadi hantu itu warna rambutnya item aja kayak orang kita, orang Asia walaupun dia Kaukasia. Gambar Danny yang kribo ini aku bikin pas kelas IV semester genap, yaitu pada awal 2008. Ini mungkin yang paling normal jika dibandingkan dengan semua karyanya aku yang gila.

Bersambung ke sini.

Thursday, September 8, 2022

Suka Sama Suka Tanpa Nguwel-nguwel? Kok Bisa Sih?

Catatan 8 September 2022

Perhatian : catatan ini sedikit berbau 18 + 🔞

Mereka-mereka yang pacaran sampai bertahun-tahun lamanya itu pernah gak sih, setidaknya satu kali, melakukan aktivitas tangannya "nguwel-nguwel" (jemari bergerak-gerak sambil memegang sesuatu)? Misalnya kalo lagi teleponan, terutama pihak cowoknya, gede deh kemungkinannya buat ngelakuin "nguwel-nguwel" itu sambil dengerin suara manis ayangnya. Kalo mereka jawab "nggak pernah", hmmm mencurigakan. Udah berapa taun saling jatuh cinta, masa sih nggak ada dorongan samsek buat aktivitas model kayak gitu?

Kurang tertarik apa coba, kalo udah lama jadi teman hidup? Eits, jangan dulu negathink ya soal nguwel-nguwel ini! Artiannya nggak senegatif itu! Meskipun sebenarnya artinya nggak terlalu positif juga, sih.

Padahal aku sendiri itu nggak pernah pacaran hingga detik ini, tapi suka gak sadar aja gitu lagi "nguwel-nguwel". Kek gitu tuh biasanya kalo lagi ngeliatin gambar tokoh kartun yang saat ini paling disuka, bahasa kerennya "cartoon crush". Kalo kayak gitu sambil liat foto crush yang bernyawa atau bahkan orang sungguhannya sekalian, ya nggak etis dong, kan baru suka sepihak doang belom jadi pasangan! Tau-tau tangan udah di bawah garis batas atasan baju, sampai-sampai sama Nenek (nenek pihak Papah) aja aku lagi gitu ditanyain (tapinya bukan nada marah ya)! 

"Itu Teteh kenapa tangannya nguwel-nguwel?" 

Karena aku cucu perempuan terbesar keduanya beliau, makanya dipanggil "Teteh".

Bener aja, aku liat satu tangan aku udah nempel di bawah karet celana panjangku dan segera berhenti! Asli nggak nyadar jari-jari aku udah di sana lagi sebelum ditanyain Nenek. Tangan aku yang sebelumnya nguwel-nguwel itu spontan aja bergerak pas aku ngeliat gambar Roger lagi ekspresi judes untuk saat itu, padahal biasanya juga hanya nguwel-nguwel untuk Heinz Doofenshmirtz yang lagi shirtless. Kayaknya sih malah orang lain yang heran ama gue, kok gegara cuman tokoh kartun yang fiktif doang sampe bikin aku jadi segitunya?

Inilah tepatnya gambar Roger (kanan) dengan muka judesnya ngeliat kakaknya, Heinz (kiri) yang lagi ngambek. Ekspresinya Roger yang meski judes tapi kalem itu bikin aku mleyot, deg-deg-serrrr. Sampai-sampai gegara gambar di atas ini terjadilah peristiwa Nenek mergokin aku tangannya "nguwel-nguwel" itu. Hal yang paling memicuku buat kayak gitu itu sebenarnya belahan kakinya di bawah jas hijau gelapnya, terus ditambah muka judes kalemnya tadi!

Begitu Mamah tau aku kepergok sama Nenek (berarti beliau ini mertuanya Mamah) lagi kayak gitu, sontak Mamah langsung berwajah jijik bilang gini :

"Ih Teteh, meni budak teh ..., ngerakeun! Tong ngerakeun atuh, Teh!" ("Ih kamu, ini anak ..., memalukan! Jangan memalukan, dong, Nak!")

Aku trus nyeritain itu semua ke seorang kerabat, lengkap dengan reaksi mamah barusan. 

"Ya nggak ngerakeun (memalukan) lah, da (artinya semacam 'kan') nguwel-nguwel itu kan hak pribadi!" ujar kerabat tersebut.

Buat kelean yang udah punya orang yang diperjuangkan, normalize untuk nguwel-nguwel jika kelean saking cintanya sama si doi. Nguwel-nguwel, kan, hak pribadi sebenarnya, kenapa juga dianggap seakan itu perbuatan "jahat" dan ngerakeun? Aktivitas seperti itu biasanya malah dilakukan tanpa disadari, jadi bukannya disengaja. Ketika orang lain heran jika aku melakukannya karena kepincut tokoh kartun, justru aku yang heran sama para couples di sini (yang aku ketemu langsung) dan di sana (yang aku jarang atau belum pernah temui). 

Kok bisa pacaran lama tapi kagak pernah terpikirkan untuk mendapatkan kesenangan dari aktivitas nguwel-nguwel tersebut?

The Few The Chairman Fanarts

Sumber Gambar :
https://www.deviantart.com/fanartist2020/art/The-Chairman-915290694

https://www.deviantart.com/swasfews/art/An-Assortment-of-Ghosts-917646274

https://www.deviantart.com/arceestar2022/art/League-of-Evil-Crossover-927336817






 

Heather's Outfits







https://totaldrama.fandom.com/wiki/Heather
 

Wednesday, September 7, 2022

Sejarah Karya Gila

Catatan 8 September 2022

Oke, catatan hari ini lagi-lagi masih seputar flashback. Kali ini aku bakalan bahas tentang "sejarah dunia gambar karyaku yang paling gokil"! Orang yang sering punya pikiran nyeleneh macam aku, gosah kaget kalo gambar buatannya juga GJ! Walaupun begitu, gambaran aku yang "gila" jumlahnya cuma satu banding berapa dari karya aku yang normal.

"Membuat karya gila!" kata penggalan dari opening song Phineas and Ferb pas si tokoh utama yang pertama disebut, nyorat-nyoret wajah Candace, kakaknya yang cewek.

"Kalakah Gambar-gambar Kieu!"

Itu adalah kutipan kalimatnya Mamahku saat beliau melihat hasil ulanganku yang jeblok di kelas IV (lupa lagi nilainya berapa). Artinya, "malah bikin gambar-gambar begini!". Di saat otakku nge-blank di satu soal, bukannya berusaha mikirin jawabannya, malah ter-distract sama ingatan gambar ekspresi keledai yang lucu di buku cerita fabel dari koleksi perpustakaan sekolah! Karena gambarnya lumayan susah kalo nggak nyontoh, jadi aku gambarnya seadanya aja, dari memori. 

Hasilnya malah jauh banget dari gambar aslinya dan malah jadi keliatan kayak kelinci kakek-kakek gundul! Secara kuping keledai dan kelinci itu kan dari bentukan sama-sama panjang ya. Alhasil itu kertas ulangan malah banyak gambar wajah si kakek kelinci yang ekspresinya lagi bengong, padahal maksudnya mau bikin lagi teriak, sambil soal di kertas tetep kosong melompong nggak kejawab. Papah aku pas ngeliat gambar kakek kelinci gundul itu ngasih voiceover "Hooo" sambil nunjuk ke gambar aneh itu karena ngeliat mulutnya yang melongo. 

Lalu, kalimat dialog Mamah dalam bahasa Sunda tadi yang menjadi judul sub-cerita ini, keluar pas blio liat beberapa gambar kelinci tuwir di kertas ulanganku itu. Blio nambahin, "Kalo essay itu jangan sampai kosong, isi aja sebisanya karena masih dapat nilai."

"Gambar Gila!"

Gambar aneh yang satu ini bukan pure semuanya karya aku, karena aku di sini cuma "melengkapi" gambar bagian-bagian tubuh dari berbagai binatang! Pas pelajaran Bahasa Inggris kelas III dan V, belajar nama-nama bagian tubuh hewan dan dikasih satu kertas gambarnya. Buat aku sih cuma dibaca bentar gambar bagian tubuh dan namanya dalam Bahasa Inggris trus ditulis artinya, udah cukup. Jadinya nggak perlu lama-lama ngedengerin penjelasan lagi mengenai materi itu. 

Pas aku kelas III lagi ngeliatin gambar-gambar bagian tubuh hewan itu, tetiba aja keingetan bentuk irisan melintang akar teratai yang aku liat fotonya beberapa hari ke belakang di majalah wanita populer. Tanpa sadar, gambar gajah yang aslinya itu belalainya cuma digambar sepotong buat nge-highlight gadingnya, sama aku malah dijadiin akar teratai, ujungnya banyak bolong! Jadinya itu gajah malah jadi "pesek" dan lobang idungnya lebih banyak daripada spesies normalnya. Malah jadi ketagihan corat-coret gambar gajah itu, karena gambar aslinya cuma sampai mukanya doangan, aku jadiin juga badannya gurita karena sering liat di buku-buku hewan laut.

Akar teratai beserta irisan melintangnya. Sumber gambar : https://i0.wp.com/gitacinta.com/wp-content/uploads/2021/07/akar-teratai-1.jpg?

Efek gila ini menular ke gambar-gambar bagian tubuh hewan yang lainnya di satu kertas itu! Gambar kantung kangguru yang lengkap sama anaknya, aku jadiin burung yang ada tanduk setannya plus komuk yang marah. Kaki burung unta (aslinya kakinya doangan) malah berubah jadi manusia setengah burung. Ada pula profil samping macan tutul yang lagi mengaum, cuma ada hidung sama mulutnya yang menganga, eh jadinya kodok yang lagi jongkok sambil penuh taring. 

Waktu itu, masih jarang temen yang liat dan tau gambaran aku itu. Eh dua tahun kemudian, pas aku kelas V, dapet lagi materi dan gambar yang persis sama! Aku remake aja hasil karya yang dulu, gambarnya hampir sama tapi efeknya yang beda banget! Satu temen cowok namanya Regian Rinaldhi Mutaqien yang dulunya nggak sekelas pas pertama bikin gambar itu di kelas III, liat gambar itu pas lewat meja gue, dia sontak berseru, "Hanna, gila ih kamu!" dalam konotasi ngejek, nggak mungkin maksudnya muji karena kualitas gambarnya mediocre alias B aja. 

Kalopun iya bagus, kualitasnya kalah jauh sama gambar aslinya sebelum aku "retouch". Berkat 'The Power of Heboh' yang dia keluarkan, jadi aja semua temen cowok di kelas ane bikin kerumunan di meja aku buat ngeliat gambar hewan yang udah diubah jadi mutan itu. 

"Eh liat itu, Hanna bikin gambar gila!" seru Regian ke semua temen di kelas V.

Akhirnya itu kertas gambar bagian tubuh hewan dalam Bahasa Inggris dapet nickname 'gambar gila'. Sayangnya itu gambar tetiba ilang pas mau pulang sekolah, padahal aku taruh di atas meja. Kelas aku waktu itu lagi diberesin buat acara apa gitu. Curiganya, ada temen yang sengaja buang itu gambar, soalnya udah dicari di tas dan kolong bahkan tempat sampah kelas, nggak ada.

"Poisoned"

Judul sub-cerita yang satu ini bukanlah komentar dari anak cowok atau ortu pas ngeliat karya aku yang aneh bin ajaib, melainkan nickname dari bestie-ku untuk sebuah gambar Danny Phantom dalam pose, yang istilahnya bukan lagi 'nggak banget'. Bahkan ini jauh lebih buruk daripada kata 'nggak banget'. Saking buruknya, sampai-sampai gambarnya itu nggak boleh diliat pas lagi makan. Padahal cuma dapet referensi dari ilustrasi di buku paket Bahasa Inggris kelas 5, terbitan Sarana Panca Karya Nusa.

Satu lagi bab yang memorable dari pelajaran Bahasa Inggris kelas lima selain tentang bagian-bagian tubuh hewan, juga yang bahas penyakit-penyakit. Pas baru beli buku paket, aku kan kepo isinya dan coba baca-baca tuh buku. Tetiba kebuka aja halaman dari bab tentang penyakit dalam Bahasa Inggris, salah satu penyakitnya adalah "poisoned" artinya "keracunan". Si penderita keracunan adalah anak cewek yang digambarkan lagi muntah di atas kloset duduk, buat aku yang emetophobia sih gambar itu ngagetin!

Untuk mengatasi gemetaran akibat gambar 'cursed' itu, lagi-lagi kepikiran ide yang geje abis! Kubuka buku corat-coretku, tentu saja untuk menggambar.  Temen aku yang cowok Regian Rinaldhi M tadi yang sialnya lagi kebagian duduk di sebelahnya aku, langsung aja ngomel, "Huuu, menggambar!" Meski dapet react begitu, tetep aja niatanku nggak ilang untuk menggoreskan pensil ke atas halaman buku barusan itu.

"Yeah, I can do that!" Itulah yang akan kukatakan seandainya aku adalah Butch Hartman, penciptanya Danny Phantom.

Gambar anak cewek 'cursed' tadi yang udah bikin aku jantungan nggak ketulungan, segera aku redraw! Eh, ketulungan deng, kan ditulungan ku gambar yang aku bikin ini. Di sini aku menerapkan jurus ATM : Amati, Tiru, dan Modifikasi, jadinya nggak plek ketiplek sama gambarnya dengan yang ada di buku. Hasilnya, Danny Phantom lagi muntah di atas kloset duduk, sama kayak yang dilakukan cewek penderita keracunan tadi itu. 

Anak cowok yang namanya Regian itu lantas kepo sama karya aku (tadi kan julid), dia ambil paksa bukunya. Begitu dia beres baca, kayaknya dia kena semacam trauma sama isinya, jadinya ngatain "Gila!" sambil ngebanting buku itu di atas meja aku. Tros aku tunjukin aja gambar Danny Phantom yang juga keracunan itu ke Diva, bestie aku yang cewek. Sambil diperlihatkan juga gambar referensinya dari buku paket Bahasa Inggris!

"Jangan pamer-pamer!" ujar Diva.

Ya, sekian saja kisah gambar-gambar paling absurd yang pernah aku buat selama hidupku. Apakah terlalu panjang? Wajar saja, namanya juga 'sejarah'! Mana ada buku sejarah yang tipis?

Tiga Lawan Terberat Diri Dihadapi Dulu dengan Blogging

Catatan 7 September 2022

Ingin deh rasanya menulis di luar tentang flashback. Tapinya kalo nggak bahas-bahas aneka kisah masa lalu, malah buntu idenya. Nggak tau mau nulis tentang apa selain banyak hal dari masa lampau. Kalo udah mandeg mo nulis apa kayak gini, ya udah seterusnya males aja.

Emang sih ya nulis di blog gini bukan bagian dari tugas kuliah atau pekerjaan selama aku magang. Buat aku yang keseringan overthinking, harus diusahakan selalu nulis di blog, sekalipun itu cuma curcol isinya. Berhubung situasinya aku ini lagi nggak bisa nulis surat imajiner, aku harus ke kantor setiap Senin hingga Sabtu, harus ada alternatif lain untuk urusan tulis-menulis pembunuh ovt ini. Ya jatuhnya ngeblog.

Kalo dibilang ada ide buat ngisi blog sih ya banyak. Cuman, lagi-lagi topiknya masih seputar flashback! Lha, emangnya nggak ada topik cerita masa kini? Yaaaa, semakin tambah umur justru semakin sedikit keseruan pengalamannya, karena keseharian aku ini semakin monoton, ditambah makin jarang pergi-pergi akibat pernah ada pandemi. 

Dengan rutin ngisi blog, jadi berlatih untuk melawan tiga hal berikut : mood sendiri, ego sendiri, dan rasa malas. Walaupun mood lagi ancur-ancuran, nggak kepikiran ide, tetep harus "dipaksakan" bikin postingan baru biar nggak overthinking, yang malah mendorong mood jadi semakin down. Egonya aku sih pengennya scrolling gak jelas tentang tokoh-tokoh kartun yang lagi dikecengin, tapi aku harus sadar bahwa aktivitas kayak gitu tanpa output yang jelas bakalan bikin makin nggak produktif dan kreatif. Sebenarnya aku ini pemalas parah, bahkan ngeblog aja bisa males, cuman kalo dibiarin kebawa males ya bakalan bisanya gigit jari doang liat blog punya orang-orang yang rajin update.

Sumber gambar : Twitter

Ubahlah Persepsi Atas Diri Sendiri!

Catatan 12 Januari 2024 Setelah aku konsultasi dengan psikiater pada akhir Desember tahun kemarin, hari ini aku akan lanjut ke sesi ketiga t...