Monday, March 15, 2021

Kesanku Tentang Teman Ikhwan yang Paling Berpengaruh Selama di Pondok

Assalamualaikum, selamat pagi/sore/siang/malam! Kesan saya tentang teman saya ini I. S.  akan saya ceritakan di sini setelah tiga tahun kami satu sekolah di bangku SMA. Kenapa harus dia? Karena dia adalah salah satu teman q yang paling berpengaruh dalam hidupku!

Apalagi kira" 3 minggu yang lalu, ibu kepala sekolah kami sempat menulis tentang I ini ketika dia Baru saja mendapat gelar sarjana. Katanya beliau bangga kepadanya karena dulu dia nurut pas diminta nulis surat putus sama pacarnya supaya konsen Belajar untuk UN. Walaupun I ini marah-marah pas bikin suratnya, tapi dia serius menjalankan perintah dari kepala sekolah yang bagaikan ibu kami. Lalu, bagaimana kesan tentang I dari Aku?

Pas kelas X, tadinya kami berbeda kelas, jadinya Aku belum terlalu kenal dia. Tapi begitu pertama kali aku ketemu dia, dia malah bilang, "Beungeut maneh siga tai!" ke Aku. Di situ adalah titik permulaan aku mengenalnya.

Eh taunya pas MH, aku sekelompok ama dia di Pasir Pogor. Untung aja di sini belum ada apa-apa. 

Setelah MH, kita malah jadi satu jurusan di kelas XI IPS! Auch, rasanya hari-hariku jadi seakan selalu kebakaran. Mana di semester II jadi sama-sama tinggal di asrama lagi, berdua ama sohibnya! Padahal tadinya kan mereka anak pulang-pergi, ih awalnya udah seneng denger ada anak PP yang jadi asrama tapi orangnya bener-bener bukan yang Aku perkirakan!

Pada suatu malem pernah kami satu angkatan di asrama ketemu Shinta, satu teman kami yang udah pindah lalu berkunjung lagi ke pondok kami. Ternyata momen seperti ini gak lepas dari orang yang bikin Aku kzl. Pas aku lagi marah, I ngomong, "Kontrol beungeut sia Teh!", padahal bukan marah ke dia juga tadinya. Dia sama banyak ikhwan ditambah Bilang, "Tinggang! Tinggang!

Wah wah wah, berani sekali ya dia dan antek-anteknya itu ingin menindas seorang Akhwat?

Pas MH taun selanjutnya di Pasanggrahan, untung aja aku beda kelompok sama dia. Tapi aku rasanya kzl banget waktu Zulfa, salah satu temen Akhwat Aku yg sekelompok bilang katanya I itu temen yang enak banget diajak ngobrol walaupun gak sekelas lagi.

Buat aku sich boro2 enak diajak ngobrol, yang ada malah sakit hati terus tiap hari! Ide jadiin dia anak asrama itu malah jadi mimpi buruk bagi Aku! Tros aku langsung bilang sama temen akhwat itu tadi tentang apa aja yang sebenernya Aku rasakan kalo lagi bareng I. Beneran, di situ aku sampe nangis ngumpet2 dari anak2 didik di masjid, dah!

Di kelas XII, tentunya kami masih berjumpa lagi! Tahun terakhir kami sekolah ini malah paling Menjadi rasa sakit buat Aku! Hal yang paling bikin aku syedih adalah ketika Aku manggil kecengan Aku dengan sebutan "Mr. Hyunh". Eh, dia ini malah sewot gak jelas aku punya panggilan kayak gitu buat orang yang jadi pujaan Aku! 

"Hanna, kamu tuh bodo manggil dia kayak gitu. Emangnya kamu siapanya dia? Gimana kalo dia gak terima dipanggil kayak gitu!?" omelnya.

Wwadefuq? Kenapa sich kayak gitu aja gak suka? Gaje ah! Lagian dia sendiri juga udah punya pacar waktu itu, kenapa harus ribet ngelarang Aku manggil kek gitu ke orang yang aku kecengin? 

Mr. Hyunh itu nama netral aja, sama sekali gak ada maksud untuk merendahkannya! Padahal I sendiri juga sering nyebut Aku macem" yang jelas" menghinaku! Dia juga gak pernah mikir kalo Aku ini terima apa engga sama perbuatan dia! Hih, GJ dan licik amat sich!

Nah, nah, nah, penampilan Aku waktu sekolah dulu juga gak luput dari cemoohannya! Masa Aku yang biasa pake kerudung panjang dibilang kayak nenek-nenek? Emang sich, aku biasanya dulu pake kerudung langsung yang panjang, kalo temen-temen lainnya pake kerudung segitiga. Iya sich Aku ngaku kalo aku emang males pake kerudung segitiga, tapi kerudung jenis gitu nutupin badannya gak sebanyak kalo kerudung langsung yang ukuran XL! 

Makanya, kerudung langsung itu Aku pertahanin supaya nutupinnya maksimal. Pashmina juga walaupun panjang tapi gak terlalu nutupin badan kalo dibandingin kerudung langsung. 

"Hei Nenek! Orang yang kamu sukai itu gak suka yang kayak nenek-nenek!" sembur I.

Kalo di sekolah negeri/umum, masih bisa ditoleransi orang yang ngomong gitu. Lha, ini mah di ponpes! Justru sudah seharusnya para santriwatinya pake kerudung panjang nan lebar. Ponpes tempat Aku sekolah itu malah sebenernya agak longgar aturannya karena gak wajibin gamis and cadaran tiap hari. 

Sampe2 orang yang aku suka dibawa-bawa, padahal belum tentu juga YBS memang ngomong begitu! Jadi pengennya dia, Aku ganti aja jadi jilbab pendek karena disangkanya aku bakal bikin kecengan Aku itu peka, gitu!? Parahnya, bukan I aja yang ngejek gitu, tapi juga ikhwan-ikhwan yang lainnya. Ckckck, sama akhwat berani merendahkan, ya?

Cari lawan tuh yang sebanding, ini mah perempuan diajakin berantem. Oh iya, pas di kantor sekretariat pondok, alias "ustadz's headquarter", pernah Aku diténgkas sama I sampai jatuh! Bagi yang belum tau apa itu diténgkas, artinya kira-kira "dijegal" kakinya gitulah. Apaan sich, aku gak salah juga waktu itu, sampai harus dibantu teman" ciwi untuk berdiri lagi! 

Dia Baru aja memperoleh gelar S. Sos, tapi dia ternyata malah sosiopat (ini beda ama psikopat ya), hihihi. Sok doakeun ku abdi sina jadi Professor, biar nanti bisa bikin alat-alat eksentrik terus nanti berantem ama berang-berang campur bebek yang warnanya biru, wkwkwk!

Sekian dari saya, karena tentunya semua hinaannya kepada saya tentu tak dapat lagi saya sebutkan satu persatu.

Wassalam! A



 

Saturday, March 13, 2021

Ilustrasi dan Artbook Sebelum Bikin Komik


Assalamualaikum, selamat pagi/siang/sore/malam. Dari pamflet di atas, aku jadi terinspirasi untuk membuat "ilustrasi" dan "artbook" sebelum membuat Komik. Dari salary yang ditawarkan, sungguh menggiurkan ya! Ditambah aku baru aja kepikiran untuk beli figurin original Dr. Heinz Doofenshmirtz baik versi regular maupun alternate dimension! 

versi regular

versi alternate dimension

Figurin yang KW sich, aku sudah punya. Mana yang ori ini kayaknya gak terlalu gede, ukuran tingginya sampai 10 cm menurut deskripsi. Barang original ini justru biayanya yang gede, karena sudah dapat diperkirakan harganya kayak awan yak. Harganya sich 150 k untuk versi regular, nah yang alternate universe ini dua kalinya! 

Biar kata, harga segitu cetek. Bagiku, sungguh merogoh kocek. (hasek, siapa yang bacanya di sini sambil nyanyi?) Hehe sori kalau cringy. Nah, dengan gaji yang ditawarkan, apakah aku akan mengambil kesempatan ini?

Ohoho, sayang sekali aku memilih mundur dari kesempatan ini, mengingat kontennya harus NSFW alias "18+"! Tapi ambil yang baik-baiknya aja lah. Aku jadi dapat ide untuk bikin ilustrasi dan artbook sebelum buat project komik sendiri. Kalo yang dimaksud dalam persyaratan portofolio yang harus dikirim itu violence/gore, baru deh Aku mau meskipun ada embel-embel "NSFW" atau "18+", mengingat aku udah cukup umur sebenernya.

Bingung!

Assalamualaikum, selamat pagi/siang/sore/malam. Untuk postingan hari ini, aku ngetiknya dini hari ya, sekitar pukul 03.50 WIB. Sengaja Aku ketik jam segini biar gak keganggu ama notif". Aku emang belum konsisten nulis di blog ini, berhubung gak bisa tidur lagi setelah kebangun, ya udah akhirnya diputuskan untuk mengisi blog ini setelah satu minggu kosong dari postingan Baru.

Bingung sich mau nulis apa untuk hari ini. Tapi daripada gak tau harus ngapain dan takut blog ini kembali "berdebu" karena lama ditinggalkan, akhirnya Aku mampir lagi di sini. Udah hampir satu jam aku nulis di sini (04.46 WIB), masih aja belum ada topik yang mau dibahas. 

Tentang Davina Fenton, Frank Wynn, dan kawan"? Belum ada yang pengen dibahas dari mereka. Tentang Heinz Doofenshmirtz? Lagi bosan, ah! Tentang Kuliah? Baru aja mulai masuk semester Baru, jadi belum banyak yang bisa diceritakan. Tentang buku favorit? Hmm, bisa juga.

Berhubung nantinya aku mau nulis skripsi dan bikin tugas akhir tentang Komik, buku favoritku ya seputar pembuatan Komik juga! Jadi, sekarang bukan lagi memfavoritkan Buku Komik, sebagai gantinya Aku sukanya Buku untuk bikin Komik! Komik apa sich yang bakal dibuat? Bukan judul yang Baru memang.

Kayaknya di blog ini (atau mungkin udah?) pernah cerita tentang novelku "Skullcapocalypse" yang sedang dalam proses penulisan. Ini cerita tentang wabah kiamat zombie! Taun 2020 lalu, saat Revina tetangga Aku denger aku punya konsep cerita tentang wabah aneh itu, dia bilang mirip pandemi COVID-19. Setelah dipikir-pikir, iya juga ya, kiamat zombie kan mudah sekali menular kayak virus corona. 

Akhirnya kuputuskan, cerita Skullcapocalypse yang sudah kugarap sampai setengah jadi di Wattpad itu akan kubawa untuk jadi tugas akhir. Menurut berita sekitar tanggal 25 Januari tahun 2021 ini, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung tempatku tinggal adalah kecamatan yang tertinggi kedua di Kota Bandung untuk penularan virus corona setelah Kecamatan Buahbatu. Bagaimana jika cerita kiamat zombie ini dimisalkan sebagai virus tersebut yang harus dicegah penularannya. Padahal Kota Bandung sudah dinobatkan sebagai kota paling taat protokol di Jawa Barat menurut Kang Emil.

Tokoh-tokohnya juga bukan yang asing bagi sebagian besar orang di sekitarku (tentu saat ini masih terasa asing bagi umum). Novel yang akan kuubah menjadi komik ini masih melibatkan petualangan Davina Fenton dan rekan-rekan sejawatnya. Ide ceritanya berasal dari satu episode Phineas and Ferb tentang banyak sekali zombie yang menyerupai penampilannya Dr. Heinz Doofenshmirtz! Akhirnya empat topik tadi jadi terbahas semuanya.

Sebelum komiknya dibuat, aku ingin membuat dulu ilustrasinya yang terdiri dari 3 sampai 5 gambar berupa cuplikan" adegan dari Skullcapocalypse tadi. Setelah jadi ilustrasi, lalu dikembangkan menjadi artbook yang terdiri dari antara 10 sampai 15 gambar. Dalam artbook ini, adegannya lebih rinci dan tentu saja, lebih banyak daripada ilustrasinya. Barulah dilanjut jadi Komik yang siap terjun ke tangan para pembaca!

Terima kasih buat yang sudah membaca! Doakan agar komik Skullcapocalypse bukan hanya sebatas tugas supaya aku mendapatkan gelar S1, tapi juga hiburan yang akan terus menemani orang" terutama masyarakat Kota Bandung. 




Sunday, March 7, 2021

Kau Akan Abadi dalam Tugas Akhirku

Assalamualaikum, selamat pagi/siang/sore/malam, aku kembali!

Tulisan ini emang ditulisnya malem, tapi orang kan bisa bacanya kapan saja. Jadi, mulai dari tulisan ini sampai postingan-postingan mendatang aku bakalan pake salam tadi.

Udah setahun lebih nih aku gak ngisi ini blog karena aku udah mulai persiapan nulis skripsi. Ngomong-ngomong skripsi, rasanya asik banget begitu tau isi skripsinya boleh tentang karakter-karakter novel Aku! Berhubung jurusan aku itu DKV, jadinya novel aku itu wajib dijadikan Komik. Mana pas sidang karya nanti itu harus membahas referensi seluruh isi karyaku itu, termasuk inspirasi para karakternya, kan hasek! 

Ngomong-ngomong skripsi dan tugas akhir, bukan rahasia lagi tentang wajibnya menulis "Ucapan Terima Kasih" untuk semua yang telah terlibat dalam penulisan skripsi dan perancangan tugas akhir! Hehehe, dilihat dari judulnya jangan dulu berpikir aku akan menuliskan nama orang terkasih, ya! Karena memang belum punya saja, walaupun begitu tetap saja ada nama yang terus melekat dalam memoriku. Nama orang ini sama sekali bukan orang yang menorehkan kenangan yang patut disimpan, tetapi perbuatannya itu layak menjadi referensi untuk karyaku nanti.

Karakter yang kubuat untuk cerita Komikku nanti banyak mengakar dari kisahku bersama orang-orang di sekitarku, tapi fiksi. Jadi para karakter itu tidak akan plek ketiplek sama dengan orang-orang itu tadi. Di sini aku akan bocorkan satu nama teman (atau justru malah musuh?) jaman SD dulu yang menjadi referensi untuk satu karakter di dalam karya tugas akhirku nanti. Bahkan sahabatku sejak kelas V SD, Diva, sudah menuliskan nama sang musuh itu dalam blognya, karena temanku itu juga korban dia!

Drung ... Drung ... Drung .... (SFX drum dipukul)

Nama musuh kami berdua itu adalah ... Regian Rinaldhi Muttaqien! Saking nyebelinnya itu orang, Diva gak ragu lagi nulisin nama dia di blog tentang pengalamannya di-bully olehnya! Regian itu sekelas sama Aku pas kelas IV dan V. Waktu kelas IV, kelakuannya masih mending belum parah-parah amir, begitu kami termasuk Diva sekelas lagi pas kelas V, itu benar-benar ujian bagi aku dan Diva.

Regian itu sering banget ngejek Aku "Gila" hanya karena Aku suka banget menggambar Danny Phantom. Bukan hanya ngejek, dia malah sampai bikin aku gak dapet nilai ketika kerja kelompok kelas V (kisah ini nanti aku ceritain di postingan selanjutnya, ya). Saking nyebelinnya, pas Aku dan Diva udah beda sekolah waktu SMP masih aja aku sebel sama Regian itu. Waktu aku kelas VII (tujuh) aja, aku sampai bertanya ke Irsyad adikku yang besar, "Boleh gak Regian dibilang Dr. Doofenshmirtz?" 

"Gak boleh!" seru Irsyad tegas.

"Kenapa? Kan Doofenshmirtz jelek, jahat lagi!" protesku.

"Tapi kan pinter!" seru Irsyad lagi.

Adikku itu sering mendengar kisah "kejahatannya" Regian, makanya dia tahu teman cowokku jaman SD itu tidak layak disamakan dengan profesor jahat dari Phineas and Ferb itu.

OK, balik lagi ke soal skripsi dan tugas akhir, nantinya aku akan membuat tokoh cowok yang sukanya nge-bully Davina Fenton, cewek yang jadi tokoh utama. Namanya Devon Matsumoto, dia ini blasteran Amerika-Jepang. Nah, si Devon ini adalah versi karakter komikku dari Regian tadi. Wajah Regian itu mirip-mirip orang Jepang, makanya Devon jadi keturunan campuran Jepang! 

Buat yang namanya Regian Rinaldhi Muttaqien, siap-siap ya nama kamu abadi di dalam tugas akhirku! Xixixi ....

Berhubung tangan udah pegel ngetik, sekian sampai di sini dulu yak. Terima kasih buat yang sudah baca. 

Thank you.
Syukron.
Arigatou.
Hatur nuhun.




Wednesday, September 30, 2020

Spelvin, Game dengan Rank yang Bikin Penasaran!

Pasti orang sudah tidak asing lagi dengan kumpulan game untuk Personal Computer atau disingkat PC yang disebut dengan Game House. Dari sekitar 100 lebih game di dalamnya, aku paling demen sama Spelvin. Cara bermainnya padahal biasa saja, yaitu memasukkan kata apa saja (dalam Bahasa Inggris tapi, ya) dari tujuh huruf yang disediakan. Banyak game yang cara bermainnya sebelas duabelas, bahkan dalam daftar game yang ada di Game House saja ada lebih dari satu game kata. Lantas, apa yang membuat Spelvin ini terasa ciamik bagi aku?

Tiap kelar main satu level, bakal ada rank buat skor tertentu. Konsep rank ini buat para gamer pastinya udah biasa, dong. Tapi bukan sekadar rank untuk leaderboard seperti game biasanya. Oh, ya, aku belum bilang kalo untuk game ini punya maskot sendiri yang namanya sama dengan game ini, yaitu Spelvin!

Jadi, setiap akhir level, si maskot ini bakalan punya outfit yang unik-unik buat setiap rank. Jika biasanya Spelvin pake kacamata kuning, buat dia tampil di rank biasanya dilepas. Spelvin ini walaupun dia "manusia" tanpa tangan dan kaki, tapi dia punya bejibun variasi baju, lho! Bahkan waktu aku kelas IX aku pernah bikin kompilasi banyak outfit dari semua rank yang udah aku dapat.

Banyak kan OOTD-nya Spelvin? Ini baru tip of the iceberg (artinya secara harfiah, "ujung gunung es") saja, artinya baru sebagian kecil dari seluruh penampilan dia! Supaya tahu lebih banyak pakaian dia, berarti harus mencapai skor yang lebih tinggi lagi. Artinya harus main lebih banyak lagi. Semakin bikin penasaran, semakin seru game-nya! 

Sunday, August 9, 2020

Dulu Dia Adalah Musuhku

Buat guys yang baca blog ini (kayak ada yang baca aja), pernah gak sih ngalamin awalnya benci sama satu tokoh kartun tapi sekarang-sekarang ini malah jadi suka bahkan nge-fan? Ya, aku juga ngalamin itu dan di sini aku bakal menceritakan pengalaman absurdku ini. Eh, tepatnya menceritakan salah satu pengalaman absurd aku. Dulu aku rasanya sebeeel kalo liat satu tokoh di serial kartun favoritku, sekarang malah...jadi nge-fan! Bahkan sekarang pas udah nge-fan pun masih terus ngejekin bahwa dia berwajah jelek!

Aku coba bongkar-bongkar buku pelajaran jaman SMP dan SMA. Tada! Ditemukan banyak tulisan aku yang mengatakan bahwa Heinz Doofenshmirtz itu jelek! Siapakah dia? Dia adalah seorang profesor jahat dari serial kartun Phineas and Ferb, menurut aku wajahnya sangat jelek! Untuk yang kepo siapa dia, bisa dilihat profilnya di:











































Buat dua gambar pertama, itu isi buku catatan aku pas kelas 8, sedangkan dua gambar terakhir itu buku catatan aku pas kelas 10. Ini baru sebagian kecil dari buku tulis lama aku yang menjadi korban "kebencian" aku sama si profesor jelek dan jahat!

Sunday, February 16, 2020

Cara Berpikirku yang Berbeda dari Orang Lain

Sudah lama juga nih aku tidak menulis di blog ini!

Almarhum Papa pernah bilang bahwa aku ini punya cara berpikir yang berbeda dengan orang lain. Hal ini berlaku juga ketika aku sedang menonton kartun, salah satu hobiku. Karena cara berpikirku itu, aku sering salah fokus terhadap adegan di kartun. Salah fokus ini paling sering terjadi ketika aku menonton kartun berjudul "Phineas and Ferb", tokoh dari kartun itu yang sering membuatku seperti itu adalah Profesor Heinz Doofenshmirtz.
Seperti yang sudah aku ceritakan di catatan aku sebelumnya, waktu SMP kelas 7 aku pernah hilang mood setelah melihat Profesor Doofenshmirtz hanya memakai celana kolor saja. Jika orang lain menganggap adegan tersebut adalah untuk mengundang gelak tawa, aku malah tidak mengerti mengapa mereka menganggap demikian. Orang lain fokus ke corak wajah Perry The Platypus di celananya, aku malah fokus ke rasa geuleuh (Bahasa Sunda: jijik atau sebal) melihatnya telanjang dada. Rasa kagum melihat pemandangan selama perjalanan pulang sekolah sebelum menonton kartun itu jadi hilang!

Mengapa aku menulis tentang ini? Karena aku sekarang menyadari hal ini adalah anomali yang terjadi di dalam diriku sendiri. Mamaku bilang, keanehan itu aman jika menjadi karya. Setiap orang pasti memiliki keunikan, jadi pasti memiliki cerita yang menarik tentang diri mereka masing-masing.

Waktu aku baru masuk kuliah, aku masih sering salfok dan galfok dengan tokoh tersebut, tetapi perasaan yang menyertainya berbeda dengan yang tadi. Salah satu episode bertema psikologi, karena menceritakan tentang id, hawa nafsu manusia, yang diibaratkan sebagai monster. Bukannya fokus ke ceritanya, aku lagi-lagi malah ter-distract oleh profesor itu. Di saat episode ini membahas hawa nafsu, anehnya profesor itu membangkitkan hawa nafsuku dengan pakaian seperti ini! 😋😋😋


Anehnya lagi, aku malah merasa "tidak tahan" 🤤 terutama saat melihat ekspresinya begini:

Dalam episode yang sama, pakaiannya malah jadi lebih terbuka lagi dan itu malah membuat nafsu aku jadi gas pol! 😈🔱🔥

Mamaku bilang, adegan-adegan tadi itu boro-boro membuat perempuan nafsu, justru malah geuleuh! Biasanya perempuan itu hanya sebatas kagum saja melihat laki-laki sixpack di majalah, tidak sampai nafsu! Papa pernah curiga, jangan-jangan secara psikologis aku ini laki-laki? Ini malah membuatku semakin terasa aneh karena aku adalah perempuan yang hawa nafsunya seperti laki-laki!

Ubahlah Persepsi Atas Diri Sendiri!

Catatan 12 Januari 2024 Setelah aku konsultasi dengan psikiater pada akhir Desember tahun kemarin, hari ini aku akan lanjut ke sesi ketiga t...